Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Budaya Kental Balada Gubalan (Pernikahan Dini) di Kabupaten Mesuji Lampung Lestari, Riska Dwi; Karsiwan, Karsiwan; Lisdiana, Anita
SOCIAL PEDAGOGY: Journal of Social Science Education Vol. 5 No. 1 (2024): Social Pedagogy: Journal of Social Science Education
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Jurai Siwo Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32332/social-pedagogy.v5i1.7970

Abstract

Pernikahan dini sudah menjadi hal lumrah dalam masyarakat khususnya di desa-desa. Begitu pula balada gubalan (pernikahan dini) di Mesuji yang masih bersikukuh dengan adat istiadat dari zaman nenek moyang untuk tetap mempertahankannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kesadaran mengenai dampak negatif pernikahan dini, seperti risiko kesehatan, terbatasnya pendidikan dan kesempatan berkarir, serta kemiskinan tepatnya di Kabupaten Mesuji. Namun terdapat pula sisi positif dari adanya pernikahan dini tersebut seperti misalnya menjaga diri dari kemaksiatan. Artikel ini juga membahas terkait solusi potensial untuk mencegah pernikahan dini, seperti program pendidikan dan perubahan kebijakan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode menghimpun data-data serta informasi baru yang lebih berfokus pada pemeriksaan informasi yang telah dikumpulkan. Penulis juga menggunakan literatur seperti data-data valid di internet, jurnal, buku, serta wawancara terhadap sumber yang terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak menimbulkan pro dan kontra antara pemerintah Mesuji dan juga masyarakat setempat. Dikarenakan dengan melakukan pernikahan dini maka akan berdampak pada kesehatan reproduksi, sosial, ekonomi dan juga akan timbul pada tingkat psikologi yang mana lebih tertuju pada mental mereka. Namun pada sisi positifnya dalam perspektif Islam sendiri justru diperbolehkan karena ditakutkan akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Identifikasi Bangunan Cagar Budaya Sebagai Media Belajar Siswa di Kota Metro Lampung Lestari, Riska Dwi; Karsiwan, Karsiwan
Asatiza: Jurnal Pendidikan Vol. 5 No. 2 (2024): Asatiza: Jurnal Pendidikan
Publisher : STAI Auliaurrasyidin Tembilahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46963/asatiza.v5i2.1752

Abstract

The purpose of this research is to identify historical places in Metro city as learning for students in developing intellectual character, increasing students' awareness of local history, integrating local history in history subjects, and using local resources as learning resources. This research is a type of descriptive qualitative research in which it is a method of collecting new data and information. Data were obtained by collecting various literature sources such as books, journals, interviews, and online research articles that are in accordance with the research problem. The results show that learning facilities are very helpful in teaching and learning activities, such as nature reserve buildings. The nature reserve building is a built structure which is composed of natural and man-made objects. So that later it can meet the needs of both walled and non-walled and roofed rooms. And students will know more about the history of cultural heritage and be able to practice it in everyday life.
Satu Dasawarsa Pendidikan di Desa Wonokarto Sekampung Lampung Timur 1941-1951 Yulfiani, Nadya; Karsiwan, Karsiwan
Mentari : Journal of Islamic Primary School Vol 2 No 2 (2024): June 2024
Publisher : PGMI, STAI Miftahul Ula Nganjuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59689/ment.v2i2.1447

Abstract

Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendidikan pada masa kolonial Belanda di Desa Wonokarto dan perkembangan pendidikan pada masa kemerdekaan Desa Wonokarto. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sejarah yang berfokus pada penelitian masa lalu dan masa sekarang, termasuk sejarah tokoh biografi dan hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat yang dapat ditelusuri berdasarkan data sejarah masa lalu. Pendekatan historis juga dilakukan dengan konteks sosial dan modern untuk mendapatkan kaitan kronologis dengan tema yang dikaji. Sejarah pada suatu daerah tentu berbeda-beda, seperti didesa Wonokarto. Pada zaman kolonisasi tahun 1941 orang-orang wonogiri dan surakarta melakukan migrasi dari jawa ke sumatra tepatnya di provinsi lampung lalu menetap dan membangun desa Wonokarto pada 31 maret 1941. Pendidikan didesa Wonokarto yaitu pada tahun 1941 kolonial Belanda membangun Sekolah Rakyat. Latar belakang didirikan Sekolah Rakyat tersebut yaitu untuk mencerdaskan anak-anak transkolonial sebagai tindak lanjut dari kebijakan pemerintah kolonial Belanda yang menerapkan potilik etis, yaitu politik balas jasa terhadap pribumi. Politik etis tersebut selain untuk program transmigrasi juga mempunyai tujuan untuk program pendidikan. Mengenai perkembangan selanjutnya berdirinya masjid pertama yaitu masjid Jami Al-Ikhlas dan beberapa taman pendidikan Al-Qur’an.
Ruwat Dandang: Antara Mitos Dan Tradisi di Desa Bumirejo Kabupaten Lampung Tengah anggrani, anggun -; Karsiwan, Karsiwan
Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan Vol 19, No 1: 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sabda.19.1.23-36

Abstract

Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Lampung. Suku yang mendiami daerah Lampung Tengah ini mayoritas adalah suku Jawa. Masyarakat Jawa dikenal dengan kentalnya akan kepercayaan mistis atau juga disebut juga dalam dunia spiritual. Upacara atau ritual yang dilakukan untuk menghindarkan diri dampak yang ditimbulkan akibat kesalahan manusia dalam suku Jawa disebut dengan ruwatan. Salah satu kesalahan manusia yang diharuskan diruwat adalah ngrubuhake dandang (menjatuhkan dandang penanak nasi). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna tradisi ruwatan ngrubuhake dandang dan perlengkapan yang dilakukan untuk proses ruwatan serta kaitannya dengan mitos. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di desa Bumirejo, Kabupaten Lampung Tengah. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan pemanfaatan dokumen. Teknik analisa data dilakukan dengan analisis data kualitatif dengan tahapan reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ruwatan ngrubuhake dandang ini bertujuan untuk membersihkan diri agar orang yang memiliki hajat terhindar dari marabahaya ataupun kesengsaraan. Prosesi dalam melakukan ruwatan menggunakan berbagai perlengkapan yang biasa disebut dengan sesajen. Nilai Budaya dalam Tradisi Ruwatan Dandang antara lain nilai kepercayaan pada Tuhan, nilai keselamatan dan kesejahteraan, nilai kepedulian dan saling membantu, nilai kesucian dan nilai kearifan lokal atau etnopedagogy. Mitos yang terkandung dalam ruwatan ngrubuhake dandang seperti anggapan bahwa apabila tidak dilakukan akan memberikan bala atau musibah pada keluarga yang meremehkan tradisi ruwatan
Identifikasi Peninggalan Bersejarah Minak Braja Selebah Sebagai Sumber Belajar IPS Anisa Mayzar; Karsiwan, Karsiwan
Journal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Vol. 16 No. 2 (2024): Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS) Vol 16 Nomor 2 Desember 2024
Publisher : FKIP, Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/jpips.v16i2.17531

Abstract

This research aims to investigate the historical heritage of Minak Braja Selebah as a social studies learning resource. By using a qualitative descriptive method the author carried out several techniques to collect data, namely by using interview methods, participant observation and literature study. From the results of research conducted by the author in the villages of Braja Luhur, Braja Mulya and Jepara Village, the results showed that Minak Braja Selebah is the oldest tribe from the formation of Braja Selebah sub-district and Way Jepara sub-district, which was first centered in the Braja Selebah area or more precisely, the government was centered in Braja Village. sublime. During the observations, several historical relics were obtained which local residents believe to be evidence of the reign of Minak Braja Selebah. Evidence of heritage found is; manuscripts, ceramic jars, ceramic plates, and tombs made from a collection of stones. The learning resources used in social studies learning cover various things in social life in society, one of which is ethnopedagogy, which views local knowledge or wisdom as a source of innovation and skills that can be used for the welfare of society. By using ethnopedagogy, social studies learning can better implement social values ​​in society.
HAHIWANG: DINAMIKA DAN PERKEMBANGAN TRADISI LISAN MASYARAKAT PESISIR BARAT LAMPUNG Karsiwan, Karsiwan; Retno Sari, Lisa
POROS ONIM: Jurnal Sosial Keagamaan Vol 5 No 1 (2024): Poros Onim: Jurnal Sosial Keagamaan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Fattahul Muluk Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53491/porosonim.v5i1.978

Abstract

Hahiwang merupakan ungkapan suasana hati maupun jiwa dan perasaan kaum perempuan pada masyarakat Lampung Pesisir terhadap peristiwa yang terjadi, dialami dan memberikan kesan yang amat mendalam sehingga diaktualisasikan dalam bentuk ungkapan syair. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode deskriptif kualitatif dengan proses pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif. Berdasarkan hasil kajian ditemukan beberapa kesimpulan tentang hahiwang sebagai tradisi lisan masyarakat Pesisir Barat, antara lain; 1) tradisi lisan hahiwang merupakan hasil produk budaya lisan masyarakat dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam perkembangan masyarakat Saibatin khususnya yang mendiami wilayah Pesisir Barat Lampung termasuk Krui. Hal ini tentu berdasarkan pengalaman hidup dan perkembangan masyarakatnya dalam mewariskan nilai tradisi dan budaya termasuk nilai ajaran ajaran agama, yang telah lebih dahulu tumbuh dan berkembang dalam masyarakat; 2) hahiwang memiliki beberapa fungsi dalam masyarakat seperti ungkapan ekspresi suasana hati kaum perempuan dalam menyikapi perubahan, hahiwang sebagai penjaga dan pewarisan nilai adat, hahiwang sebagai media syiar agama dan hahiwang sebagai bahasa komunikasi pada kontestasi pemilukada di wilayah Krui, Pesisir Barat Lampung.
Jejak Peninggalan Kolonial Belanda di Bekri Sebagai Sumber Belajar IPS Sabilla, Nabita Deassy; Karsiwan, Karsiwan
Mentari : Journal of Islamic Primary School Vol 2 No 4 (2024): December 2024
Publisher : PGMI, STAI Miftahul Ula Nganjuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59689/ment.v2i4.1623

Abstract

Bekri subdistrict is one of the sub-districts in Central Lampung where the area was operated by a Dutch contoleur during the colonial period and in his duties he was assisted by an indigenous demang. The aim of this research is to describe the remains of the Dutch colonial period in Bekri. And to become an insight into history, science as a source of local history to remind and protect the cultural heritage found in Bekri and must be maintained consciously because it is in the interests of the current generation. Such as buildings, structures, sites and cultural heritage areas within them. Namely PT Perkebunan Nusantara VII palm oil. and train stations. The method used in this research is a qualitative research method with a type of social survey research which is based on human observations, both in research using interview sheets and observation sheets. Data collection techniques in this research used interview, observation and documentation techniques.
Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap Kepekaan Sosial Siswa pada Pembelajaran IPS Kelas VIII MTs Nurul Iman Widiyani, Putri Nur; Karsiwan, Karsiwan
IJTIMAIYA: Journal of Social Science and Teaching Vol 8, No 2 (2024): IJTIMAIYA: Journal of Social Science and Teaching
Publisher : Program Studi Tadris IPS Fakultas tarbiyah IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/ji.v8i2.26766

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tujuan pembelajaran IPS yaitu untuk meningkatkan kepekaan sosial siswa. Meskipun demikian, fenomena menunjukkan bahwa kepekaan sosial siswa masih tergolong rendah yang dibuktikan dengan sikap individualis, kurangnya empati, dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran problem based learning terhadap kepekaan sosial siswa pada pembelajaran IPS kelas VIII MTs Nurul Iman. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian quasi experiment. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data pada penelitian menggunakan uji N-Gain Score. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperoleh nilai rata-rata (mean) N-Gain Score kelas eksperimen sebesar 77,3% dengan kategori efektif dan nilai rata-rata (mean) N-Gain Score kelas kontrol sebesar 68,9% dengan kategori cukup efektif sehingga hipotesis alternatif (Ha) diterima sedangkan hipotesis nol (H0) ditolak yang berarti model pembelajaran problem based learning efektif terhadap peningkatan kepekaan sosial siswa pada pembelajaran IPS. Dengan demikian, model pembelajaran problem based learning mampu membuat siswa memiliki kepekaan sosial yang baik melalui jalinan interaksi yang semakin erat dengan teman-temannya melalui pembelajaran IPS.
Sedekah Laut Sebagai Tradisi dan Nilai Budaya Masyarakat Dente Teladas Di Hulu Way Tulang Bawang Retno Sari, Lisa; Karsiwan, Karsiwan; Septiyana, Septiyana
Jurnal Pendidikan Sosial Indonesia Vol. 2 No. 3 (2025): Jurnal Pendidikan Sosial Indonesia
Publisher : CV. Yazri Aksara Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62238/jupsi.v2i3.127

Abstract

Sedekah Laut merupakan ritual budaya yang masih dilestarikan oleh masyarakat pesisir di Kampung Kuala Teladas, Kecamatan Dente Teladas, Kabupaten Tulang Bawang. Tradisi ini tidak hanya sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil laut, tetapi juga memperkuat nilai sosial dan budaya yang diwariskan lintas generasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji makna dan perubahan dalam pelaksanaan Sedekah Laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun mengalami tantangan akibat modernisasi dan perubahan lingkungan, tradisi ini tetap bertahan dan memiliki peran penting dalam menjaga identitas budaya masyarakat pesisir. Upaya pelestarian Sedekah Laut perlu mengadaptasi strategi yang menekankan pendidikan budaya dan kesadaran lingkungan. Penelitian ini memberikan wawasan mengenai praktik budaya pesisir serta rekomendasi untuk mempertahankan tradisi lokal di tengah perubahan zaman
The uniqueness of the pepaccur tradition in strengthening social ties in Lampung Pratiwi, Nisa; Karsiwan, Karsiwan; Ingle, Poonam
AL MA'ARIEF : Jurnal Pendidikan Sosial dan Budaya Vol 7 No 1 (2025): Al Ma'arief: Jurnal Pendidikan Sosial dan Budaya
Publisher : Program Studi Tadris IPS Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35905/almaarief.v7i1.11741

Abstract

As cultural homogenization grows and local identities begin to fade, preserving oral traditions plays a more vital role in keeping communities connected. This study aims to examine the uniqueness and relevance of the pepaccur tradition in strengthening social ties within the Lampung community. This research employs a qualitative methodology with an ethnographic approach. Data were gathered through participatory observation, in-depth interviews with traditional practitioners, and a review of relevant literature. The analysis was conducted using interactive analysis techniques to explore the symbolic meanings and social functions embedded in the tradition. The findings indicate that pepaccur serves not only as a medium of customary communication but also as a unifying instrument that bridges diverse social groups through shared values, mutual respect, and cooperation. These findings have implications for social science education by highlighting the pedagogical value of integrating local traditions to promote understanding of social cohesion, identity, and cultural sustainability. The novelty of this study lies in its focus on pepaccur as a culturally embedded practice that contributes to the theoretical and practical discourse on local wisdom as a foundation for social harmony in multicultural settings.