Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

DESIGNING CLEAN PRODUCTION OF TOFU PROCESSING INDUSTRY IN UD. SUMBER URIP PELAIHARI Jaka Darma Jaya; Luthfina Ariyani; Hadijah Hadijah
Jurnal Agroindustri Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : BPFP Faperta UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/j.agroindustri.8.2.105-112

Abstract

Tofu is an Indonesian traditional food which basically made from soybean. Tofu production process yields both solid and liquid wastes. If these are not handled properly, they may cause environmental contamination. Therefore, clean production planning needs to be conducted in order to bringout an environmental friendly industry for increasing productivity, increasing efficiency of raw materials and reducing wastes. This research was conducted at the tofu processing industry UD. Sumber Urip by collecting data through field observation, interview, questionnaire filling and 3 (three) stages of quick scan method which consists of identifing the production process of tofu based on the concept of clean production through the mass balance, analysing the alternative clean production improvements, observating and giving recommendations on waste utilization. The result shows that the tofu production process with clean production through the mass balance produced 210 kg dregs of tofu and 2.115,51 kg total liquid wastes. The research also proposes some alternative improvements of clean production as the implementation of good housekeeping principle, modification of funnel principle grinding, utilization of  personal protective equipment, and implementation of recovery and reduce principle. On the other hand the wastes generated from the tofu production process may be reproduced in to tempe gembus, animal feed, organic fertilizer, and biogas. 
PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT (FIBER) KELAPA SAWIT DALAM PEMBUATAN POT ORGANIK Jaka Darma Jaya; Adzani Ghani Ilmannafian; Maimunah Maimunah
Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan Vol. 11 No. 1 (2019): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jstl.vol11.iss1.art1

Abstract

Plastic pots are widely used in agriculture and forestry nurseries. Its popular use has resulted in the increased pollution to the environment because they can not be decomposed by soil microorganism. It is therefore necessary to find an alternative substitute for pots made from an organic material. This study was aimed to optimize the composition of the addition of natural adhesives in the manufacture of organic pots made from fiber as palm oil waste. Furthermore, this research was conducted to characterize the physical and level of acceptance of organic pots. This study used an experimental method where results are concluded from the water content, water absorption, hedonic test and hedonic quality test. The organic pot moisture content was between 10.11-10.59%, while the absorption of organic pot water was between 129.25-155.48%. Pot with the lowest moisture content and water absorption was obtained from P2 treatment. The result of hedonic test shown that the highest level of pot acceptance in terms of color was the pot of treatment P5 and the texture aspect was the pot of treatment P1.  Keywords: fiber, gambier, organic pots, tapioca
ANALISIS KELAYAKAN USAHA GREEN POLYBAG DARI LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT M. Indra Darmawan; Jaka Darma Jaya; Adzani Ghani Ilmannafian; Rika Safitri
Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 6, No 1 (2020): Januari 2020
Publisher : Universitas Galuh Ciamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.668 KB) | DOI: 10.25157/ma.v6i1.2578

Abstract

Green polybag is one result of the utilization of palm oil waste. Green polybag which is eco-friendly will be needed, so it has opportunity to be marketable comodity. This study aimed to determine the business feasibility of establishing green polybag business. Data were collected by observation, interview and documentation. The method used were analysis of technical aspects, analysis of economic aspects based on the calculation of business feasibility namely Break Event Point (BEP) production, BEP rupiah, Return On Investment (ROI), Payback Period (PBP) and Benefit Cost Ratio (B / C), analysis of market aspects and sensitivity analysis. Analysis of technical aspects show that the availability of raw materials were sufficient, the equipment used was feasible and the processing method was easy. Based on economic aspects the results of BEP production was 4.216.58, BEP rupiah was Rp.5.059.897.66, ROI was 12.17%, PBP was 7.86 months and B / C was 1.13. Analysis of market aspects showed that the prospect of a green polybag business has a great opportunity based on none competitors. Sensitivity analysis based on the assumption of an increase in wages of labor with a percentage of 8.34% per year of business was feasible, assuming an increase in the cost of tapioca flour with a percentage of 3.5%, 3% and 3% were also said feasible based on B / C value ratio> 1.
Perancangan Produksi Bersih dengan Pendekatan 5R di UD. Usaha Berkah Pelaihari Jaka Darma Jaya; Ema Lestari
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 19 No 2 (2019): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v19i2.1139

Abstract

Tahu adalah makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari kedelai. Proses pembuatan tahu menghasilkan limbah padat dan cair yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Perancangan produksi bersih pada industri tahu perlu dilakukan dalam mendorong industri yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang alternatif penerapan produksi bersih dengan menggunakan pendekatan 5R (Re-think, Reduce, Reuse, Recycle, Recovery) melalui pengumpulan data, identifikasi masalah menggunakan mass balance, fishbone dan desain produksi bersih menggunakan 5R. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan tahu berdasarkan data neraca massa menghasilkan limbah padat 18 Kg dan limbah cair 158 kg. Identifikasi masalah menggunakan tulang ikan menunjukkan faktor penyebab adalah manusia (penggunaan air yang tidak efisien, penambahan bahan yang kurang tepat), mesin (batu giling tumpul, mesin tua), bahan (kedelai kualitas rendah, whey tidak diregenerasi) dan metode (waktu pencucian yang tidak tepat) . Alternatif produksi bersih yang dapat diterapkan di UD. Usaha Berkah meliputi Re-think (pemeliharaan dan perbaikan mesin secara rutin, kerjasama dengan pemasok bahan baku), Reduce (pemilahan bahan baku, efisiensi penggunaan air), Reuse and Recycle (pemanfaatan limbah sebagai bahan baku pembuatan biogas dan tempe gembus) dan Recovery (pemanfaatan ampas kedelai sebagai pakan ternak, pemanfaatan kembali whey dalam produksi).
OPTIMASI PRODUKSI BIOBRIKET DARI KULIT BUAH KARET Rachmat Ramadhani; Dwi Sandri; Jaka Darma Jaya
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 2 No 2 (2015)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.093 KB) | DOI: 10.34128/jtai.v2i2.15

Abstract

Biobriket merupakan energi alternatif pengganti bahan bakar yang dihasilkan dari bahan-bahan organik atau biomasa yang kurang termanfaatkan. Beberapa jenis limbah biomasa memiliki potensi yang cukup besar seperti limbah kayu, sekam padi, jerami, ampas tebu, cangkang sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi produksi biobriket dari kulit buah karet dengan parameter pengujian meliputi analisis kadar air, nilai kalor, lama bakar dan laju bakar. Pembuatan biobriket ini berbahan baku dari kulit buah karet yang dimulai dari proses pengarangan kemudian digiling dan dicampur dengan perekat dan cetak lalu dijemur. Adapun perekat yang digunakan adalah tepung tapioka dengan konsentrasi perekat 3%, 4%, 5%, dan 6% pada pembuatan biobriket dan air yang digunakan sebanyak 250 ml dan 375 ml terhadap masing-masing konsentrasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa briket dengan perlakuan menggunakan perekat 4% yang dilarutkan dengan 250 ml air mendekati SNI briket arang. Hasil tersebut menunjukan kadar air 6,12%, nilai kalor 6351,58 kal/gr, lama bakar 43 menit dan laju bakarnya 0,28 gr/menit. Melihat dari hasil penelitian ini bahwa kulit buah karet dapat dijadikan salah satu bahan baku alternatif dalam pembuatan biobriket.
OPTIMASI MANISAN BUAH PEPAYA KERING Herlina Wati; Jaka Darma Jaya; Ema Lestari
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 3 No 1 (2016)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.755 KB) | DOI: 10.34128/jtai.v3i1.6

Abstract

Pepaya (Carica papaya L.) adalah salah satu jenis tanaman buah-buahan yang daerah penyebarannya berada di daerah tropis. Manisan buah adalah buah-buahan yang direndam dalam larutan gula selama beberapa waktu. Manisan kering yang setelah air gula pekat yang dikeringkan dibawah sinar matahari atau menggunakan oven pengering. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi terbaik dari pembuatan produk manisan buah papaya. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa manisan buah papaya kering dengan perlakuan terbaik adalah H16 perendaman 30 menit, gula 30% dan perebusan 10 menit. Analisis yang dilakukan pada produk manisan buah pepaya kering yaitu uji organoleptik dan uji umur simpan produk. Hasil uji organoleptik diolah menggunakan uji ANOVA. Produk manisan buah pepaya kering dapat bertahan selama 15 hari di dalam freezer.Kata kunci: buah pepaya, manisan, manisan buah, manisan kering
Peramalan Jumlah Populasi Sapi Potong di Kalimantan Selatan Menggunakan Metode Moving Average, Exponential Smoothing dan Trend Analysis Jaka Darma Jaya
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 6 No 1 (2019): Jurnal Teknologi Agro-Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.856 KB) | DOI: 10.34128/jtai.v6i1.88

Abstract

Perkembangan produksi daging sapi di Indonesia selama 30 tahun terakhir secara umum cenderung meningkat. Kebutuhan daging sapi di Indonesia masih belum bisa dicukupi oleh supply domestik, sehingga diperlukan impor daging sapi dari luar negeri. Diperlukan kajian tentang proyeksi ketersediaan populasi sapi potong di masa mendatang agar diambil kebijakan yang tepat dalam menjaga stabilitas dan keterpenuhan supply daging nasional. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan peramalan jumlah populasi sapi potong menggunakan 3 (tiga) metode peramalan yaitu metode moving average, exponential smoothing dan trend analysis. Hasil peramalan ini selanjutnya diukur akurasinya menggunakan MAD (Mean Absolud Deviation), MSE (Mean Squared Error) dan MAPE (Mean Absolute Percentage Error). Proyeksi populasi sapi potong pada tahun 2019 (periode berikutnya) menggunakan 3 metode peramalan adalah: 195.100 (moving average); 218.225 (exponential smooting) dan 262.899 (trend analysis). Pengukuran akurasi menggunakan MAD, MSE dan MAPE menunjukkan bahwa metode peramalan jumlah populasi sapi potong yang paling akurat adalah peramalan menggunakan metode polynomial trend analysis (MAD 14.716,12; MSE 327.282.084,17; dan MAPE 0,09) karena memiliki tingkat kesalahan yang lebih kecil dibandingkan hasil peramalan menggunakan metode moving average dan exponential smoothing.
PERANCANGAN DAN APLIKASI ALAT PIROLISIS UNTUK PEMBUATAN ASAP CAIR Nuryati Nuryati; Jaka Darma Jaya; Meldayanoor Meldayanoor
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 2 No 1 (2015)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.377 KB) | DOI: 10.34128/jtai.v2i1.20

Abstract

Petani karet di Kabupaten Tanah Laut pada umumnya untuk proses penggumpalan (koagulasi) lateks masih banyak menggunakan bahan yang tidak dianjurkan seperti tawas, pupuk TSP, dan lain-lain. Mengingat sifatnya yang berbahaya, maka perlu dicari bahan pengganti yang aman bagi lingkungan. Salah satu bahan penggumpal lateks yang aman dan murah salah satunya adalah asap cair. Untuk memproduksi asap cair yang efektif dan efisien diperlukan suatu alat yang disebut reaktor pirolisis. Pirolisis merupakan proses pemanasan suatu zat tanpa adanya oksigen sehingga terjadi penguraian komponen-komponen penyusun kayu keras. Istilah lain dari pirolisis adalah penguraian yang tidak teratur dari bahan-bahan yang disebabkan oleh adanya pemanasan tanpa berhubungan dengan udara luar. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendesain alat pirolisis pembuatan asap cair berbahan baku tempurung kelapa yang akan diaplikasikan sebagai pengental lateks. Alat ini terdiri dari tiga komponen utama yaitu ruang pirolisis, pendingin asap cair, dan ruang control panel. Asap cair dibuat dengan memvariasikan temperatur pirolisis yaitu 150oC, 175oC dan 200oC dengan lama waktu pirolisis 1 jam dan 2 jam, kemudian asap cair yang dihasilkan dianalisis rendemen dan pH. Aplikasi asap cair yang dihasilkan digunakan untuk koagulan lateks. Analisis terhadap karet yang dihasilkan dilakukan dengan menghitung kadar karet kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu beku lateks paling cepat dan rendemen tertinggi ditunjukkan oleh asap cair yang dibuat pada kondisi temperatur 175oC dan waktu pirolisis 2 jam dengan rendemen 27,34%. Kadar karet kering tertinggi juga terjadi pada penggunaan asap cair kondisi temperature 175oC dan waktu pirolisis 2 jam sebagai koagulan dengan KKK sebesar 41,24%.
OPTIMASI PEMBUATAN KURTO (KURMA TOMAT) Muhammad Rustam Effendi; Nuryati Nuryati; Jaka Darma Jaya
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 3 No 1 (2016)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.136 KB) | DOI: 10.34128/jtai.v3i1.7

Abstract

Tomat (Solanum lycopersicum) merupakan salah satu sayuran yang sangat terkenal di Indonesia. Namun pemanfaatannya hanya sebatas sebagai lalapan dan bahan tambahan dalam masakan. Tomat juga bisa untuk diolah berbagai macam produk olahan misalnya, manisan, selai,sirup, saos, dll. Tujuan penelitian ini untuk optimasi pembuatan kurto (kurma tomat) dan untuk mendapatkan kurto terbaik dengan analisis kadar air dan vitamin C. Optimasi pembuatan kurto menggunakan gula pasir dan gula merah. Parameter pengujian kurto meliputi kadar air, vitamin C, dan uji organoleptik. Uji organoleptik meliputi warna, aroma, rasa, dan tekstur. Analisis data yang digunakan uji Anova (uji F) yang dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test). Hasil yang diperoleh menunjukkan perlakuan terbaik adalah optimasi penambahan gula pasir dan gula merah adalah penambahan gula merah 30 g + 5 g gula pasir.Kata Kunci : Tomat, Manisan, Kurto
KUALITAS GREEN POLYBAG DARI LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN FIBER SEBAGAI MEDIA PRE NURSERY KELAPA SAWIT Jaka Darma Jaya; Muhammad Indra Darmawan; Adzani Ghani Ilmannafian; Lukman Sanjaya
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 6 No 2 (2019): Jurnal Teknologi Agro-Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.421 KB) | DOI: 10.34128/jtai.v6i2.102

Abstract

Green Polybag merupakan salah satu produk yang dibuat untuk menangani permasalahan lingkungan yang terjadi, baik itu limbah padat dari produksi kelapa sawit dalam hal ini Tandan Kosong kelapa Sawit (TKKS) dan Fiber, maupun limbah dari polibag plastik. Keunggulan Green Polybag yaitu ramah lingkungan, praktis karena dapat langsung ditanam ke dalam tanah, dapat terdekomposisi secara cepat, serta tidak menyebabkan terjadinya kerusakan perakaran saat bibit dipindahkan ke lapangan. Penelitian ini bertujuan menganalisis kualitas green polybag berdasarkan parameter uji kadar air, uji kerapatan, uji daya serap air, dan uji pH, serta menjelaskan hasil tingkat penerimaan responden pakar. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan 100% TKKS merupakan green polybag terbaik berdasarkan nilai kerapatan 0,3 g/cm3 dan daya serap air 173,98% serta perlakuan 100% Fiber merupakan green polybag terbaik berdasarkan nilai kadar air dengan nilai 2,44% dan nilai pH 6,4. Adapun tingkat penerimaan responden terbaik berdasarkan data yang dianalisis oleh Expert Choice versi 11 adalah 100% TKKS.