Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Tari Manyakok, Tari Turun Mandi, dan Tari Podang Perisai sebagai Ekspresi Budaya Masyarakat Melayu Riau Irdawati Irdawati
PANGGUNG Vol 26 No 4 (2016): Orientalisme & Oksidentalisme Sebagai Relasi, Dominasi, dan Batasan dalam Esteti
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v26i4.213

Abstract

ABSTRAKTulisan ini merupakan hasil penelitian tentang nilai-nilai budaya masyarakat Melayu melalui tiga tari tradisional di Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau. Tiga bentuk tari tradisional tersebut adalah  Tari Manyakok, Tari Turun Mandi dan Tari Podang Perisai. Ketiga tari tradisional hidup dan berkembang dilatar belakangi oleh budaya masyarakat setempat. Tari Manyakok merupakan cerminan budaya menangkap ikan yang memiliki simbol-simbol berkaitan dengan budaya masyarakatnya. Tari Turun mandi merupakan tarian ritual yang berhubungan dengan kelahiran seorang anak, dan tari Podang Perisai merupakan simbol kepahlawanan dalam mempertahankan daerah dari serangan musuh. Kata Kunci: Tari Manyakok, Tari Turun Mandi, Tari Podang Parisai, Budaya Melayu, Kuantan Sengingi ABSTRACTThis paper is describing the research about the value of culture of Malayan people through three different dance in Kuantan Singingi Regency of Riau Province. These dance are Manyakok Dance, Turun Mandi Dance, and Podang Perisai Dance. From these results, the conclusion is these form of dance are growing and spread, based on their own culture. Manyakok Dance reflect the tradition of fishing, and have the symbol that related with the culture. Turun Mandi Dance is a ritual dance that related with the birth of a child, and Podang Perisai Dance is a symbol of patriotizm in defending the region from the attack of enemy. Keywords : Dance Mangoyak,Dance Turun Mandi, Dance Podang Parisai, Malay Culture, Kuantan Sengingi
Fungsi dan Makna Simbolis Tari Toga di Kerajaan Siguntur Pulau Punjung Sumatera Barat Irdawati Irdawati
PANGGUNG Vol 30 No 4 (2020): Kearifan Lokal dalam Metode, Model dan Inovasi Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v30i4.1371

Abstract

Tari Toga awalnya hanya berfungsi sebagai pertunjukan estetis oleh dayang-dayang untukraja, kemudian pada periode-periode berikutnya mengalami perubahan. Perubahan fungsitersebut dapat disaksikan pada upacara penobatan raja, penyambutan tamu-tamu kerajaan,pengangkatan penghulu, dan pesta perkawinan. Untuk dapat ditampilkan diwajibkan bagipihak penyelenggara memenuhi persyaratan-persyaratan berupa penyembelihan seekorkerbau dan penataan ruang pertunjukan persis sama seperti pertunjukan di istana KerajaanSiguntur. Secara umum, gerak tari Toga merupakan simbol-simbol yang diangkat dari aktivitasmasyarakat. Pertama, simbol yang berhubungan dengan pertanian terdapat pada gerak timalayo,ngirai, lambai, dan buang. Kedua, simbol yang berhubungan dengan sungai terdapat pada gerakayun duduak, tagak dan tak kutindam. Ketiga, simbol yang berhubungan dengan interaksi sosialterdapat pada gerak sambah pambuka, sambah panutuik, mupakaiak, dan ayun duduak. Tujuanpenulisan ini untuk mengungkap fungsi dan makna simbolis tari Toga. Metode penelitianyang digunakan metode penelitian kualitatif. Selanjutnya, tulisan ini nantinya menghasilkanpengkajian tentang fungsi dan makna simbolis tari Toga.Kata Kunci: Tari Toga, Kerajaan Siguntur, Simbol