Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI WISATA 5 PANTAI DI KECAMATAN SAPTOSARI KABUPATEN GUNUNG KIDUL Imam Arifa’illah Syaiful Huda; Muhammad Farouq Ghazali Matondang
Tunas Geografi Vol 9, No 1 (2020): JURNAL TUNAS GEOGRAFI
Publisher : Department of Geography Education, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/tgeo.v9i1.17287

Abstract

The tourism sector has a positive influence on the economic growth of surrounding communities because the tourism sector can drive other sectors, such as the economic, social, and cultural sectors. Saptoari Subdistrict Gunung Kidul Regency has a large beach tourism potential for further development. Some beach tourism found in Saptosari Subdistrict are Nguyahan Beach, Ngobaran, Ngrenehan, Ngedan, and Butuh. According to data from the Department of Tourism, the number of tourists visiting Saptosari District has increased significantly. However, the beach tourism still has some problems and potential that have not yet been developed so that it inhibits the growth of tourism in the Saptosari District. This study aims to identify the characteristics of beaches in Saptosari Subdistrict, analyze potential and problems and develop tourism development strategies. This research is in the form of descriptive analytic with survey method and literature study. Data collection techniques through interviews, observation and documentation. While the analysis technique in research uses SWOT analysis. The results showed that the priority strategies that need to be carried out on 5 beaches are 1) developing tourist vehicles of all ages, 2) Organizing interesting events routinely (a calendar of regional/ national/ international events) by establishing cooperation with tourism management groups, 3) building telecommunications network, 4) The opening pringjono tourism area to expand tourist destinations in Nguyahan, 5) increasing product diversification typical for tourist souvenirs, 6) forming cleaning staff to create clean beaches, 7) developing culinary tourism (sea fish) and developing products interesting fish preparations, 8) design Ngeden Beach as a mainstay tour for special interests such as camping and tracking, 9) provide camping rental equipment and form a solid tourism management group to develop tourism, 10) provide special vehicle parking lots to look neatKeywords: SWOT, Development, Beach TourismSektor pariwisata memiliki pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar karena sektor pariwisata mampu menggerakkan sektor-sektor lainnya, seperti sektor ekonomi, sosial, dan budaya. Kecamatan Saptoari Kabupaten Gunung Kidul memiliki potensi wisata pantai yang besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Beberapa wisata pantai yang terdapat di Kecamatan Saptosari yaitu Pantai Nguyahan, Ngobaran, Ngrenehan, Ngedan, dan Butuh. Menurut data Dinas Pariwisata jumlah wisatawan yang datang ke Kecamatan Saptosari mengalami peningkatan secara signifikan. Namun, wisata pantai tersebut masih memiliki beberapa masalah dan potensi yang belum dikembangkan sehingga menghambat pertumbuhan pariwisata di Kecamatan Saptosari. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik pantai di Kecamatan Saptosari, menganalisis potensi dan masalah serta menyusun strategi pengembangan pariwisata. Penelitian ini berupa deskriptif analitik dengan metode survei dan studi literatur. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis dalam penelitian menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi prioritas yang perlu dilakukan pada 5 pantai yaitu 1) mengembangkan wahana wisata dari segala umur, 2) Mengadakan event yang menarik secara rutin (kalender event regional/nasional/international) dengan menjalin kerjasama dengan kelompok pengelola pariwisata, 3) membangun jaringan telekomunikasi, 4) membuka kawasan wisata pringjono untuk memperluas destinasi wisata di Nguyahan, 5) meningkatkan diversifikasi produk yang khas untuk cinderamata wisatawan, 6) membentuk petugas kebersihan agar tercipata pantai yang bersih, 7) mengembangan wisata kuliner (Ikan laut) dan mengembangkan produk olahan ikan yang menarik, 8) mendesain Pantai Ngeden sebagai  wisata andalan untuk minat khusus seperti camping dan tracking, 9) Menyediakan alat penyewaan camping dan membentuk kelompok pengelola pariwisata yang solid untuk mengembangkan pariwisata, 10) menyediakan lahan parkir kendaraan khusus agar terlihat rapiKata Kunci: SWOT, Pengembangan, Wisata Pantai
Mapping of Mangrove Distribution in Percut Sei Tuan Sub-District Deli Serdang Regency Delita, Fitra; Elfayetti, Elfayetti; Rohani, Rohani; Suriani, Meilinda; Ghazali Matondang, Muhammad Farouq; Herdi, Herdi
Sumatra Journal of Disaster, Geography and Geography Education Vol 6 No 1 (2022): Sumatra Journal of Disaster, Geography and Geography Education (June Edition)
Publisher : Sumatra Journal of Disaster, Geography and Geography Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.993 KB) | DOI: 10.24036/sjdgge.v6i1.402

Abstract

Mangroves are coastal ecosystems that are rich in diversity of flora and fauna. Mangroves have an important role in coastal areas in terms of ecology, biology, and economy. However, mangrove management has not balanced these three aspects and tends to be exploited for economic purposes. The purpose of this study was to map the distribution of mangroves, identify changes and zoning of mangroves in the Percut Sei Tuan subdistrict. The method used in this research is a survey method. Collecting data from Landsat Multitemporal images in 2017 and 2021 as well as field data through observation. Data analysis was performed using Envi and Arc GIS software. The results showed that the distribution of mangroves was found along the coast of Percut Sei Tuan District. The decline in mangrove ecosystems occurred in the period 2017 and 2021. Mangrove zoning in this area is in accordance with other mangrove zoning in Indonesia, which consists of open mangroves, transitional mangroves, brackish mangroves, and mangroves close to the mainland. The diversity of mangrove species in the form of true mangroves and associated mangroves was also found on the coast of Percut Sei Tuan District.
Identifikasi Jalur Evakuasi Bencana Alam Dan Non Alam Di Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Negeri Medan, Sumatera Utara Muhammad Ridha Syafii Damanik; Muhammad Farouq Ghazali Matondang; Amrita M Situmorang; Anggi Violin Sinabutar; Rayhan Fadilah
Jurnal Teknik Sipil Terapan Vol 5 No 2 (2023): JTST, e-ISSN 2714-7843
Publisher : Politeknik Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47600/jtst.v5i2.655

Abstract

Bencana alam dapat mengancam keselamatan dan kesejahteraan masyarakat di berbagai daerah. Pada khususnya, gedung-gedung perkantoran dan institusi pendidikan perlu memiliki jalur evakuasi yang tepat untuk mengurangi risiko dan memberikan perlindungan bagi penghuninya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jalur evakuasi bencana alam dan non alam di Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Negeri Medan, Sumatera Utara. Metode yang digunakan meliputi pendekatan kualitatif, survei lapangan, analisis perencanaan kebencanaan, dan wawancara dengan pihak terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gedung ini tidak memiliki beberapa jalur evakuasi yang telah ditentukan sesuai dengan peraturan kebencanaan yang berlaku. Jalur-jalur evakuasi ini melibatkan tangga,pintu keluar, dan jalur keluar alternatif yang dapat digunakan dalam berbagai skenario bencana. Selain itu, penelitian ini juga mengidentifikasi beberapa area yang memerlukan perbaikan atau peningkatan dalam hal keamanan dan aksesibilitas evakuasi. Temuan penelitian ini dapat menjadi dasar untuk perbaikan dan peningkatan rencana kebencanaan di Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Negeri Medan. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi panduan bagi pihak terkait dalam mengoptimalkan jalur evakuasi, meningkatkan kesadaran bencana, serta memperkuat kapasitas respon dalam menghadapi bencana alam dan non alam di lingkungan kampus.
The Village Regulation Development to Protect Mangrove Forest in Paluh Kurau Village Harefa, Meilinda Suriani; Nur Rohim; Damanik, Muhammad Ridha; Matondang, Muhammad Farouq Ghazali
AQUACOASTMARINE: Journal of Aquatic and Fisheries Sciences Vol. 2 No. 2 (2023): AQUACOSTMARINE: Journal of Aquatic and Fisheries Sciences
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/jafs.v2i2.11947

Abstract

Paluh Kurau Village is one of the villages in North Sumatra Province which has good mangrove forest potential and needs to be managed in a sustainable manner because it is also potentially threatened by the activities of the surrounding community. This study aims to determine the understanding of Paluh Kurau Community about the conditions and benefits of mangroves in Paluh Kurau and to draft village regulations to protect mangroves. The method in this study is descriptive qualitative and uses two types of data, namely primary data (field observations and interviews) and secondary data (literature review). Based on 30 respondents who were interviewed, 25 people (83%) answered that the condition of the mangrove forest in Paluh Kurau village had decreased due to changes in land use, namely, to become oil palm plantations, rice fields, settlements, and intensive ponds. The benefits of mangroves that are known to the community are as a water filter, oxygen producer, abrasion prevention, barrier to the entry of sea water into the mainland, and fish habitat as a source of livelihood. The development of village regulations includes agreements, policies, rights, obligations, prohibitions, and sanctions for protecting mangroves that refer to the national regulations of the Republic of Indonesia. The results of this study are important as a reference for protecting mangrove forests in Paluh Kurau Village and as a model for village-level mangrove forest protection policies that can be implemented in other areas