Articles
Pelestarian Nilai Budaya Kaco’i Angi Pada Masyarakat Donggo
Sumitro Sumitro
Equilibrium: Jurnal Pendidikan Vol 8, No 1 (2020): EQUILIBRIUM JURNAL PENDIDIKAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (378.694 KB)
|
DOI: 10.26618/equilibrium.v8i1.3088
Pelestarian nilai budaya kaco’i angi merupakan bentuk lain dari istilah saling menghargai antar sesama atau yang disebut toleransi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripsi kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih komprehensif tentang makna yang terkandung dalam nilai budaya kaco’I angi pada masyarakat Donggo. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa kaco’i angi bukan sekedar slogan menghormati antar sesama, tetapi lebih menekankan pada proses penanaman nilai moralitas pada generasi penerus serta menjadi pegangan hidup bagi generasi Donggo dalam hidup di masyarakat, baik dilingkungan masyarakatnya sendiri maupun di masyarakat yang lebih luas. Sehingga dengan internalisasi nilai kaco’i angi tersebut generasi penerus Donggo dipastikan bisa membaur dengan cepat dengan masyarakat dimanapun mereka berada.
Hegemoni Korporasi di Lumbung Jagung (Studi Kasus Petani Jagung di Kec. Lopok Kab. Sumbawa)
Junaidi Junaidi;
Sumitro Sumitro
Equilibrium: Jurnal Pendidikan Vol 9, No 2 (2021): EQUILIBRIUM JURNAL PENDIDIKAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (767.622 KB)
|
DOI: 10.26618/equilibrium.v9i2.5396
Beberapa tahun terakhir pulau Sumbawa disibukkan dengan isu pembalakan liar, dibeberapa media menjelaskan sekian banyak hektar hutan di pulau Sumbawa rusak akibat pembalakan liar dan beralih fungsi menjadi ladang jagung. Sehingga tak bisa dipungkiri penyebab banjir di pulau Sumbawa akibat hutan yang dirambah untuk menanam jagung. Untuk itu, perluasan areal tanam jagung ke kawasan hutan harus dikendalikan. Perluasan lahan tanaman jagung dengan melakukan perambahan hutan dapat memunculkan berbagai masalah lingkungan. Dari masalah banjir dimusim hujan, hingga masalah kekeringan di musim kemarau. Dalam penelitian ini memotret perubahan perilaku petani akibat hegemoni/penguasaan koorporasi (distributor Jagung) tidak begitu terlihat dominasinya, Petani Jagung di kecamatan lopok adalah salah satu potret yang mewakili hegemoni koorporasi hasil jagung di kabupaten Sumbawa, untuk itu perlu untuk dilakukan penelilitian lebih jauh untuk mendeskripsikan masalah sosial yang ada di daerah ini.Jenis penelitian menggunakan deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan terhadap petani jagung di desa Mamak sebagai bagian dari masyarakat yang profesi sebagai petani. Lokasi penelitian akan berada di desa Mamak kecamatan Lopok Kabupaten Sumbawa Propinsi Nusa Tenggara Barat.. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis data dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.Hasil penelitian ini menunjukkan dampak sosial terhadap petani berupa kesulitan adaptasi petani terhadap komoditi pertanian yang baru dikembangkan. Dampak selanjutnya berupa perubahan perilaku petani yang cenderung melakukan pembalakan terhadap hutan. Adapun bentuk hegemoni koorporasi yang terjadi di Sumbawa antara lain; Pertama hegemoni korporasi terhadap petani sebagai penyedia utama komoditas jagung. Kedua hegemoni korporasi terhadap pemerintah yang tidak mampu mengontrol sepenuhnya mekanisme pasar. Petani di Sumbawa tidak menyadari eksploitasi terhadap lahan dan tenaga yang digunakan pihak korporasi untuk meningkatkan jumlah komoditas Jagung. Petani hanya memahami bahwa upaya peningkatan produksi jagung dimaksudkan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Petani menganggap program penanaman jagung merupakan bagian dari program peningkatan ekonomi dari pemerintah daerah tanpa menyadari kepentingan koorporasi dibalik program ini.
Efektifitas BLT Covid-19 di Desa Moyo Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa (Studi Konstruksi Sosial Kemiskinan)
Imam Yuliadi;
Sumitro Sumitro
Equilibrium: Jurnal Pendidikan Vol 9, No 3 (2021): EQUILIBRIUM JURNAL PENDIDIKAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (619.731 KB)
|
DOI: 10.26618/equilibrium.v9i3.5980
Kondisi Pandemi yang berkepanjangan tentu menyulitkan masyarakat miskin dalam mencari nafkah, dan BLT Covid 19 merupakan salah satu usaha untuk membantu meringankan beban masyarakat miskin. Kemiskinan yang dimaksud oleh pemerintah adalah kemiskinan secara ekonomi, sedangkan dilapangan seringkali ditemukan kemiskinan secara sosiologis. Untuk itu perlu dilakukan pemilahan untuk memperjelas mana masyarakat miskin yang perlu ditangani secara ekonomi dan mana masyarakat miskin yang perlu ditangani secara sosiologis. Dalam kajian sosiologi dapat dilakukan analisa bagaimana suatu fenomena sosial terkonstruksi, sehingga dapat dijabarkan faktor-faktor apa saja yang membentuk/mempengaruhi sebuah fenomena. Dari faktor-faktor yang dijabarkan bisa diambil tindakan untuk mencegah terbentuknya fenomena-fenomena sosial semacam tindakan-tindakan oportunis yang lahir dari mentalitas miskin. Penelitian ini bertujuan untuk; (1) Menjelaskan bentuk kemiskinan yang ada di Desa Moyo, (2) Menjelaskan dampak program BLT Covid 19 terhadap terkonstruksinya mentalitas miskin.Jenis Penelitian dalam penelitian ini adalah Deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan terhadap masyarakat penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) Covid 19 di Desa Moyo Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa dan pemerintah Desa Moyo dimana Dana BLT ini diambil dari APBDes Desa Moyo. Lokasi penelitian akan berada di Desa Moyo kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa Propinsi Nusa Tenggara Barat. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis data dengan interactive model.Dari penelitian ini bisa didapatkan beberapa hal yaitu; (1) bentuk kemiskinan yang ada di Desa Moyo, (2) dampak program BLT Covid 19 terhadap terkonstruksinya mentalitas miskin. Bentuk kemiskinan yang ada di Desa Moyo adalah kemiskinan struktural dan kemiskinan subjektif. Dimana keduanya merupakan dampak dari Pandemi Covid 19. Dimana kemiskinan struktural merupakan dampak praktis dari kondisi pandemi, sedangkan kemiskinan subjektif merupakan dampak lanjutan dari berlangsung lamanya pandemi selama 2 tahun terakhir. Program BLT Covid 19 juga berkontribusi terhadap terkonstruksinya mentalitas miskin dalam masyarakat. Mentalitas miskin erat kaitannya dengan kemiskinan subjektif dimana mentalitas miskin merupakan kompenen inti dari konstruksi kemiskinan subjektif.
Pemanfaatan Kultus Masyarakat Terhadap Sumber Air Panas Maronge (Studi Konstruksi Sosial)
Imam Yuliadi;
Sumitro Sumitro
Equilibrium: Jurnal Pendidikan Vol 9, No 1 (2021): EQUILIBRIUM JURNAL PENDIDIKAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (626.11 KB)
|
DOI: 10.26618/equilibrium.v9i1.4340
Kultus terhadap objek budaya merupakan hasil dari pengamatan masyarakat secara empiris, begitu pula kultus terhadap mata air panas di kecamatan Maronge. Dari pengalaman kolektif masyarakat setempat mandi di mata air panas tersebut dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Khasiat tersebut kemudian terinternalisasi dalam masyarakat setempat, sehingga mengkultuskan objek tersebut. Penelitian ini dilakukan guna melihat konstruksi sosial masyakat, di suatu daerah. Dimana selanjutnya konstruksi sosial tersebut bisa dikonversikan untuk membangun pola pikir (persepsi) baru masyarakat terkait urgensi perlindungan Hutan. Tujuan penelitian ini yaitu; (1) Mendeskripsikan bentuk kultus Budaya di pemandian Air Panas Kecamatan Maronge, (2) Menjelaskan terbentuknya konstruksi sosial masyarakat terhadap khasiat Air Panas di Kecamatan Maronge, (3) Menjelaskan pemanfaatkan kultus budaya pemandian Air Panas di Kecamatan Maronge untuk pelestarian hutan lindung.Jenis penelitian kualitatif dengan desain etnografi. Tempat penelitian di Desa Simu Kecamatan Maronge Kabupaten Sumbawa. Subjek penelitian masyarakat Desa Simu, pengunjung Sumber Air Panas dan tokoh adat di desa Simu. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis data dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.Hasil dari penelitian ini yaitu; 1. Peran sandro (dukun) dalam proses kultus mata air panas di desa Simu sangat besar, dimana sandro berperan sebagai pelembaga dalam masyarakat dalam mengkonstruksikan mitos dan mistis pada sumber mata air tersebut. 2. Lahirnya pengkultusan masyarakat terhadap mata air panas di desa simu dipengaruhi oleh tiga faktor antara lain: kandungan belerang dalam mata air, faktor relaksasi dari air panas, dan faktor sugesti dari testimony masyarakat yang pernah berobat dari sumber air panas. Paling tidak ada dua potensi dalam konstruksi sosial di Maronge yang bisa digunakan untuk pelestarian hutan. Pertama objek sumber air panas sebagai bagian dari adat dan kebudayaan lokal yang berpotensi dilindungi keberadaannya oleh kearifan lokal setempat. Kedua, Sandro sebagai pelembaga dalam konstruksi sosial bisa berperan sebagai agen budaya dalam konservasi lingkungan.
Peran Pendidikan dalam Membangun Kesadaran Sosial Masyarakat Bima
Sumitro Sumitro;
Imam Yuliadi
JURNAL PENDIDIKAN IPS Vol 9 No 2 (2019): JURNAL PENDIDIKAN IPS
Publisher : STKIP Taman Siswa Bima
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37630/jpi.v9i2.230
Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan kesadaran sosial masyarakat Bima selama ini, mendeskripsikan peran pendidikan dalam membangun kesadaran sosial dan mendeskripsikan korelasi pendidikan dengan kesadaran sosial pada masyarakat Bima, Khususnya Masyarakat Donggo. Jenis penelitian kualitatif dengan desain etnografi. Tempat penelitian di Kecamatan Donggo Kabupaten Bima. Waktu penelitian mulai bulan Mei sampai Juni. Subjek penelitian Tokoh adat Bima, Masyarakat Donggo, Guru dan Siswa sebagai element pendidikan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis data dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian ini berupa peluang dalam membangun pendidikan di Bima, pertama adalah potensi independensi lembaga perguruan tinggi, dan yang kedua adalah keunggulan kuantitas kalangan akademisi.
Eksistensi Nilai Sosial Budaya Ndeu Paki Oi Mbaru Pada Masyarakat Donggo Kabupaten Bima
Sumitro Sumitro;
Shermina Oruh;
Andi Agustang
Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME) Vol 7, No 4 (2021): Jurnal Ilmiah Mandala Education
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan Mandala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.58258/jime.v7i4.2432
This study aims to determine the existence of the social value of the ndeu paki oi mbaru community of donggo, bima regency. this research is a qualitative descriptive research that aims to explain a situation or reality carefully and in accordance with the circumstances in society. the subjects in this research can be selected by purposive sampling, namely by determining the informants who have competence and know a problem to be studied. the number of informants in this study were 20 people. the informants who were targeted in this study were community members who were married, those who were not married, and those who were about to get married. an urgent problem in this research is the fading identity of the paki oi mbaru ceremony, currently in the donggo traditional wedding ceremony, the donggo community has rarely carried out the ceremony before the marriage contract. from this phenomenon, researchers will study the existence of the paki oi mbaru ceremony in the donggo community, bima regency. The results showed that the paki oi mbaru ceremony was rarely practiced by the donggo community, bima regency. the causes of the disappearance of the ndeu paki oi mbaru ceremony in the donggo community are as follows; 1. the internal factor of the community itself because it does not attach importance to tradition and culture from generation to generation and there is an assumption that when carrying out traditions it only costs a lot of money and wastes a lot of time. 2. external factors, namely contact with other cultures, such as cultural acculturation, the influence of mass media and modernization. The conclusion of this study is that the ndeu paki oi mbaru ceremony is no longer carried out by the donggo community in general, except that only certain people still carry it out and even then only a few of the existing donggo community.
Peran Media Massa Dalam Pengembangan Budaya Akademik Mahasiswa Kabupaten Sumbawa
Edy Kurniawansyah;
Sumitro Sumitro
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 4, No 3 (2020): JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan)
Publisher : Mandala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36312/jisip.v4i3.1205
Riset ini mendeskripsikan peran media massa dalam mengembangkan budaya akademik mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk budaya akademik mahasiswa di Kabupaten Sumbawa, dan mendeskripsikan peran media massa dalam pengembangan budaya akademik mahasiswa di Kabupaten Sumbawa tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Tempat penelitian di Kabupaten Sumbawa. Waktu penelitian mulai bulan Januari sampai Mei 2020. Subjek penelitian mahasiswa dari tiga perguruan tinggi di kabupaten Sumbawa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis data dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, selanjutnya dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat beberapa kegiatan mahasiswa yang berpotensi menunjang terbentuknya budaya akademik yaitu; a.) Penggunaan media sosial kegiatan kemahasiswaan, b.) Penggunaan website kajian akademik, c.) Penggunaan media sosial aktifitas perkuliahan, d.) mengakses jurnal-jurnal online referensi akademik. Adapun peran Media Massa dalam pengembangan budaya akademik Mahasiswa di Kabupaten Sumbawa meliputi; Sumber informasi intelektual dan Media publikasi. Optimalisasi peran media di lingkungan berpotensi mengembangkan budaya akademik mahasiswa. Sehingga yang penting untuk dilakukan adalah dengan menumbukkan kesadaran pengguna media digital bukannya membatasi akses. Salah satu usaha untuk menumbuhkan kesadaran tersebut adalah dengan mengembangkan budaya akademik tersebut.
NILAI PRIMORDIAL DALAM SOLIDARITAS KOMUNITAS PETANI PENGGARAP
Sopian Tamrin;
Sumitro Sumitro;
Hamsah Hamsah
Jurnal Neo Societal Vol 6, No 1 (2021): Edisi Januari
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (284.115 KB)
|
DOI: 10.52423/jns.v6i1.16291
Penelitian tentang nilai-nilai primordial yang ada dalam komunitas petani penggarap asal Bima di desa Serading Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa bertujuan untuk menjelaskan proses transformasi nilai-nilai primordial tersebut menjadi solidaritas sosial pada komunitas petani penggarap di Desa Serading. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan desain etnografi. Tempat penelitian di Desa Serading Kecamatan Moyo Hilir Kabupeten Sumbawa. Waktu penelitian mulai bulan januari sampai Mei 2020. Subjek penelitian komunitas petani penggarap asal Bima yang bekerja di lokasi penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis data dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil temuan menunjukkan adanya solidaritas sosial mekanik maupun organik pada komunitas petani penggarap di Desa Serading. solidaritas sosial tersebut berupa 1. nilai nilai budaya masyarakat Bima yang menjadi identitas kelompoknya. 2. Loyalitas komunitas petani penggarap. 3. Konsep kerja gotong royong yang di praktekan oleh komunitas petani penggarap. Solidaritas petani penggarap tersebut ditransformasikan dari nilai-nilai primordial masyarakat Bima. Transformasi nilai primordial tersebut terbentuk dari apa yang disebut Durkheim sebagai collective consciosness/conscience (kesadaran kolektif/ kesadaran bersama) dari para petani penggarap yang sama-sama berasal dari suku yang sama (solidaritas organik) dan profesi yang sama (solidaritas mekanik).
Solidaritas Sosial Komunitas Masyarakat Nelayan Pulau Liukang Loe di Desa Bira
Sumitro Sumitro;
Shermina Oruh;
Syamsu Andi Kamaruddin;
Andi Agustang
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol. 11 No. 3 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.23887/jish.v11i3.46128
Manusia tidak bisa hidup tanpa manusia lainnya dalam memenuhi kebutuhannya, Tentunya dalam memenuhi kebutuhan hidup perlu adanya kesadaran kolektif dalam masyarakat. Kesadaran kolektif dapat terlihat pada nilai solidaritas sosial yang tercermin pada sikap saling percaya, saling menghormati dan perasaan bersatu diantara anggota masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis solidaritas sosial pada komunitas masyarakat nelayan pulau liukang loe desa bira kabupaten Bulukumba. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan maksud untuk memberikan gambaran tentang solidaritas sosial pada komunitas masyarakat nelayan pulau liukang loe desa bira kabupaten Bulukumba. Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data meliputi; observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan Teknik analisis data yang digunakan meliputi; pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk solidaritas sosial meliputi; adanya kerjasama, gotong royong dan kepedulian sosial. Dengan demikian solidaritas yang terjadi pada komunitas masyarakat nelayan pulau liukang loe desa bira merupakan solidaritas mekanik yang ditandai dengan belum ada sistem pembagian kerja yang ketat, memiliki kesadaran kolektif, sikap dan perilaku lebih diutamakan, serta berorientasi pada kepentingan bersama.
POLA INTERAKSI SOSIAL DAN KONFLIK AGRARIA ANTARA MASYARAKAT ADAT CEK BOCEK DENGAN PT. AMNT DI SUMBAWA
Sumitro Sumitro;
Idham Irwansyah;
Syukurman Syukurman
Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi Vol 6 No 1 (2023): Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi
Publisher : Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33627/es.v6i1.1182
Pola interaksi sosial merujuk pada aturan, struktur, atau pola yang mengatur bagaimana individu atau kelompok berinteraksi satu sama lain dalam konteks sosial. Konflik agraria tersebut berdampak negatif pada kehidupan masyarakat adat Cek Bocek, termasuk ancaman terhadap kedaulatan tanah adat dan mata pencaharian tradisional mereka. Masyarakat adat merujuk kepada kelompok-kelompok manusia yang memiliki hubungan erat dengan tanah, wilayah, dan sumber daya alam tertentu. Masyarakat adat umumnya telah menghuni suatu wilayah atau teritorial tertentu selama berabad-abad. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola interaksi sosial antara masyarakat adat Cek Bocek dan PT. AMNT Sumbawa berlangsung secara hegemonik. PT. AMNT memiliki akses dan kontrol yang lebih besar terhadap sumber daya ekonomi, politik, dan sosial yang penting dalam masyarakat adat Cek Bocek. Mereka memanfaatkan keunggulan ini untuk mempertahankan posisi dominan atas masyarakat adat Cek Bocek. PT. AMNT memiliki kontrol atas sumber daya alam yang bernilai ekonomi, seperti emas atau lainnya di lahan yang dikuasai, dan menggunakan kekuatan ekonomi dan politik untuk memaksa norma-norma dan nilai-nilai masyarakat adat Cek Bocek di Sumbawa