Klinik merupakan fasilitas penyelenggaraan pelayanan kesehatan medis dan/atau spesialistik perorangan. BPM/Klinik hanya 14,4% melakukan pelayanan komplementer dan 86,2% belum mengikuti seminar/pelatihan. Sedangkan mitra Klinik Ramlah Parjib, hasil FGD menyebutkan hanya ada 20% tenaga bidan terlatih komplementer sehingga kurang optimal dalam pemberian pelayanan. Pemantauan mitra, 4 dari 10 ibu postpartum cenderung mengalami kecemasan berlebih hingga depresi ringan dan membutuhkan penanganan lanjut agar tidak berdampak lebih luas pada mental Kesehatan Ibu dan Anak. Selain itu, Klinik memiliki korelasi kuat terhadap kebutuhan service excellence yang penerapannya menitikberatkan pada keterampilan, tindakan, tanggung jawab, sikap dari tenaga kesehatan. Kemampuan manajemen budaya Patient Safety juga sangat dibutuhkan dalam mengidentifikasi permasalahan klinik. PkM ini menuju Kemandirian Kesehatan dalam meningkatkan keterampilan pelayananan petugas kesehatan, serta meningkatkan manajemen klinik yang optimal, sehingga yang dicapai dalam jangka panjang 1). Meningkatnya kemampuan keterampilan tenaga kesehatan khususnya para bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada ibu postpartum sebagai salah satu indikator dalam mencegah kemungkinan tingkat depresi ibu semakin tinggi/parah pasca persalinan; 2). Meningkatnya pemahaman dan kemampuan manajemen klinik dalam meningkatkan budaya patient safety agar mampu menganalisis masalah menggunakan Root Cause Analysis dengan pendekatan Procalysis Mobile. Hasil luaran Pengabdian pencapaian sementara Rata-rata peningkatan keterampilan mitra setelah dilakukan pelatihan meningkat 91,5% keterampilan pelayanan SMARTER dan 83,3% keterampilan Root Cause Analysis Patient Safety.