Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUENGRAYA KECAMATAN MESJID RAYA KABUPATEN ACEH BESAR Meutia Paradhiba; Merlin Maulidiyah
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 5, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v5i2.1377

Abstract

Status gizi yang buruk pada ibu hamil juga memberikan kontribusi pada tiga penyebab kematian ibu yang utama yaitu perdarahan 40-60%, toxemia gravidarum 20-30% dan infeksi 20-30%.Di Indonesia sendiri masih ditemukan ibu hamil yang mengalami kurang gizi kronis diatas 30% atau sekitar 1,5 juta. Provinsi Aceh dari Januari sampai dengan Desember 2010 adalah 113.182 orang dengan prevalensi gizi kurang adalah sebanyak 3.538 orang (3,74%), Sedangkan jumlah ibu hamil di Aceh Besar dari Maret        sampai      dengan     Mei       2019   adalah   8.013   berdasarkan   hasil pemeriksaan dengan 10 orang ibu hamil di wilayah kerja puskesmas krueng raya diantarnya ditemukan 5   orang ibu hamil dengan berat badannya kurang dan   5 orang lain ditemukan ibu hamil dengan ukuran Lila < 23,5 cm. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan desain Crossectional, subjek penelitian ini adalah ibu-ibu hamil yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Krueng Raya Aceh Besar. Dengan besar sampel 60 orang. Pengambilan  sampel  secara  purposive  sampling  dengan  instrument  penelitian terdiri  dari  20  pertanyaan.  Analisa  dengan  uji  statistik  uji  Chi-Square  untuk melihat antar variable. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa adanya pengaruh pengetahuan  ibu  dengan  status  gizi  ibu  hamil  Menunjukkan  bahwa  dari  23 reponden (100%) dengan kategori pengetahuan sedang, mayoritas memiliki status gizi baik yaitu 19 orang (82,6%) dibandingkan yang memiliki status gizi kurang 4 0rang (17,4%) secara uji statistik (uji Chi-Square) dengan nilai P=0,025 (P<0,05), dan ada hubungan pendapatan keluarga dengan status gizi ibu hamil menunjukkan bahwa  dari  33  responden  (100%)  yang  memiliki  pendapatan  sesuai  UMP, mayoritas memiliki status gizi baik yaitu berjumlah 27 orang (81,8%) dan hanya 6 orang  (18,2%)   yang  status   gizi   kurang. Disarankan kepada tempat pelayanan kesehatan untuk lebih meningkatkan program penyuluhan tentang gizi selama hamil.  Kata kunci : Status Gizi, Pengetahuan, Pendapatan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOPELMA DARUSSALAM KOTA BANDA ACEH TAHUN 2020 Meutia Paradhiba; Sahbainur Rezeki
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 6, No 2 (2020): OKTOBER 2020
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v6i2.1859

Abstract

Stunting atau pendek merupakan indikator status gizi kronis yang dapat menggambarkan pertumbuhan yang tidak optimal karena malnutrisi jangka panjang. Dinkes kota Banda Aceh menemukan prevelensi angka stunting pada balita di tahun 2016 menjadi 27,1%. stunting pada balita di Kota banda Aceh masih menjadi masalah masyarakat. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada balita di wilayah kerja puskesmas Kopelma Darussalam Kota Banda Aceh tahun 2020.Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain case control dengan populasi yaitu seleuruh anak balita di wilayah kerja Puskesmas Kopelma, total sampel adalah 53 balita sampel case dan 53 balita sampel control. Tehnik pengambilan sampel adalah teknik matching dan simple random sampling. Penelitian dilakukan pada tanggal 5 april – 9 mei 2020. Cara pengumpulan data dengan metode wawancara. Selanjutnya dilakukan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% dan mencari nilai OR pada tabulasi 2x2. Ha diterima p value <0,05.Hasil Penelitian: Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa balita dengan asupan energi tidak adekuat dan mengalami stunting berjumlah 13 balita (24,5%). Balita dengan asupan protein tidak adekuat dan mengalami stunting berjumlah 38 balita (71,7%). Balita yang terkena penyakit infeksi dan mengalami stunting berjumlah 24 balita (45,3%). Balita yang tidak memiliki riwayat ASI ekslusif berjumlah 35 balita (66%). Balita yang memiliki riwayat BBLR dan mengalami stunting berjumlah 12 balita (22,6%).Kesimpulan dan saran : Faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada balita adalah asupan protein (p value=0,000, OR= 0,103), penyakit infeksi (p value= 0,003, OR= 4,046), riwayat ASI ekslusif (p value=0,011, OR= 2,963),BBLR (p value= 0,026, OR= 4,878). Asupan energi (p value= 0,816, OR= 0,806) bukan merupan faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada balita di wilayah kerja puskesmas kopelma Darussalam. Diharapkan Ibu balita untuk memperhatikan tumbuh kembang balita dengan pemenuhan asupan makanan sesuai kebutuhan, menjaga lingkungan dan membawa balita ke pelayanan kesehatan. Kata Kunci       : stunting, faktor pengaruh, balita
HUBUNGAN FREKUENSI PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK (6-24 BULAN) DI MUKIM ATEUK KECAMATAN KUTA BARO ACEH BESAR Meutia Paradhiba; Yopita Sary
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 7, No 1 (2021): APRIL 2021
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v7i1.1424

Abstract

Status gizi penting bagi pertumbuhan masa balita. Status gizi dapat dipengaruhi oleh frekuensi pemberian MP-ASI. Kekurangan MP-ASI dapat menimbulkan  gangguan pertumbuhan  seperti  stunting  atau  anak  pendek  serta kekurangan zat besi yaitu anemia. Di Provinsi Aceh pemberian MP-ASI pada anak  di atas 6 bulan  baru  mencapai  68,9%.  Data  dari  Puskesmas Kuta  Baro cakupan pemberian MP-ASI baru mencapai 75% di mana 5,9% dari total balita menunjukkan pola pertumbuhan. Untuk mengetahui Hubungan Frekuensi Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Dengan Status Gizi Anak Usia 6-24 Bulan di Mukim Ateuk Kecamatan Kuta Baro Aceh Besar. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan Cross sectional, dilaksanakan pada tanggal 22  Juli s/d 16 Agustus 2019, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai anak usia 6-24 bulan di Mukim Ateuk Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar yang berjumlah 42 orang. Sampel diambil secara total sampling, data yang digunakan data primer dan sekunder  dengan  menggunakan  kuesioner.  Uji  analisa  menggunakan  uji  chi square. Diperoleh hasil bahwa 42 responden berdasarkan uji stastistik, ada hubungan frekuensi pemberian MP-ASI dengan status gizi anak dengan nilai P=0,021 (P<,0,05) ada hubungan frekuensi pemberian MP-ASI dengan status gizi anak di Mukim Ateuk Kecamatan  Kuta Baro Aceh Besar. Disarankan kepada petugas kesehatan untuk dapat meningkatkan lagi penyuluhan-penyuluhan tentang frekuensi pemberian MP-ASI yang baik pada ibu agar ibu mendapat pengetahuan yang lebih baik lagi tentang pemberian MP-ASI demi demi kelangsungan status gizi anak yang baik pula. Kata Kunci       :  Frekuensi Pemberian MP-ASI, Status Gizi anak 6-24 Bulan
HUBUNGAN PERAN AKTIF IBU DALAM KEGIATAN POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KUTA BARO ACEH BESAR Meutia Paradhiba; Yuswita Yuswita
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 5, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v5i1.1546

Abstract

Posyandu merupakan salah satu pelayanan kesehatan di desa untuk memudahkanmasyarakat mengetahui atau memeriksakan kesehatan terutama ibu hamil dan anakbalita. Peran aktif ibu pada setiap kegiatan posyandu tentu akan berpengaruh padakeadaan status gizi anak balitanya. Tujuan Penelitian : mengetahui Hubungan peran aktif ibu dalam kegiatan posyandu dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Kuta Baro Aceh Besar. Metode Penelitian : Bersifat Analitik dengan pendekatan cross sectional. Tehnik pengambilan sampel menggunakan tehnik proporsional random sampling dengan populasi 167 orang dan didapatkan 93 responden. Penelitian dilakukan tanggal 7 s/d 12-7-2014. Pengumpulan melalui penyebaran kuesioner,selanjutnya dilakukan uji statistik dengan menggunakan Chi-Square test memakai program SPSS versi 13 for windows dengan tingkat kepercayaan 95% dan batas kemaknaan (α=0,05) Ho ditolak jika p value > 0,05 dan Ha diterima jika p value < 0,05. Hasil Penelitian: terdapat pengetahuan yang baik sebanyak 48 responden (72,7%) memiliki status gizi baik dengan p-value = 0,001. Dan informasi baik sebanyak 34 responden (87,2%) memiliki status gizi baik dengan p-value = 0,000. Serta mayoritas ibu berperan aktif dengan status gizi baik sebanyak 41 responden (74,5%) dengan p-value = 0,003. Kesimpulan : Hasil analisa statistik menyatakan bahwa Ada hubungan pengetahuan, informasi dan peran aktif ibu dengan status gizi balita dalam kegiatan posyandu di desa dalam wilayah kerja Puskesmas Kuta Baro Aceh Besar. Diharapkan kepada ibu agar dapat mengetahui dan paham tentang status gizi balita Diharapkan juga kepada tenaga kesehatan agar dapat memberikan konseling dan informasi kepada ibu balita agar memerhatikan status gizi balitanya dengan datang ke posyandu setiap bulannya.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ULEE KARENG BANDA ACEH Meutia Paradhiba; Raodah Raodah
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 6, No 1 (2020): APRIL 2020
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v6i1.1551

Abstract

Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi dikalangan usia lanjut. Orang yang berusia lanjut akan mengalami penurunan beberapa fungsi organ tubuh yang dapat menyebabkan penyerapan zat gizi menurun. Beberapa faktor penyebab hipertensi pada usia lanjut antara lain adalah genetik (riwayat keluarga), aktifitas fisik yang rendah dan konsumsi natrium berlebih. untuk mengetahui hubungan riwayat keluarga, aktivitas fisik, obesitas dan konsumsi natrium dengan hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ulee Kareng Banda Aceh. penelitian bersifat analitik dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan tehnik simple random sampling dengan jumlah 72 responden. Penelitian dilakukan pada tanggal 02 Februari- 20 Maret 2016 pada lansia penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ulee Kareng Banda Aceh. Cara pengumpulan data dengan membagikan kuesioner, selanjutnya dilakukan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95 % dan batas kemaknaan (α=0,05) Ha diterima p value <0,05. sebagian besar lansia yang memiliki riwayat keluarga hipertensi mengalami hipertensi grade II sebanyak 66%, lansia dengan aktivitas fisik ringan menderita hipertensi grade II sebanyak 68,3%, lansia yang mengalami obesitas mengidap hipertensi grade II sebanyak 67,5% dan lansia yang mengkonsumsi natrium tinggi mengidap hipertensi grade II sebanyak 63,3%. ada hubungan riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi (p=0,005), ada hubungan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi (p=0,017), ada hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi (p=0,0021) dan ada hubungan konsumsi natrium dengan kejadian hipertensi (p=0,002) pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ulee Kareng Banda Aceh Tahun 2020. Diharapkan bagi lansia untuk mampu mengontrol konsumsi makanan yang dibatasi bagi penderita hipertensi misalnya makanan yang mengandung natrium, melakukan aktivitas fisik (olahraga ringan seperti jalan santai setiap hari dan bersepeda) dan rutin mengontrol tekanan darah.                                                                                                                                                                            Kata kunci : riwayat keluarga, aktivitas fisik, obesitas, konsumsi natrium, hipertensi 
Evaluasi Sistem Surveilans HIV di Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun 2018 Febriyanti Febriyanti; Eva Flourentina Kusumawardani; Meutia Paradhiba; Mardi Fadillah; Onetusfifsi Putra; Firman Firdauz Saputra; Perry Boy Chandra Siahaan; Rubi Rimonda; Nasrianti Syam
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i2.2563

Abstract

Kasus HIV/AIDS terdapat hampir di semua negara di dunia tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini telah menulari seluruh lapisan masyarakat termasuk bayi dan anak-anak. Perlu adanya kegiatan surveilans rutin untuk melakukan pencatatan dan pelaporan sehingga dapat memonitoring jumlah kasus pada periode waktu tertentu. Kegiatan surveilans  HIV merupakan salah satu cara efektif untuk mengontrol penyebaran kasus HIV/AIDS. Tujuan penelitian: untuk memberikan gambaran evaluasi sistem surveilans HIV berdasarkan komponen sistem dan atribut surveilans di Puskesmas yang berada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar. Metode penelitian: jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan studi evaluasi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara kepada petugas surveilans HIV di Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar dan Puskesmas sejumlah 24 Puskesmas menggunakan kuesioner. Hasil penelitian: berdasarkan komponen sistem surveilans 53,4% petugas surveilans HIV memiliki tingkat Pendidikan D-III Keperawatan dan 6,7% adalah D-I Keperawatan. Pengumpulan, pengisian formulir hingga alur pelaporan dianggap mudah, namun masih terdapat 66,7% terlambat dalam proses input data ke aplikasi SIHA. Proses analisis hanya dilakukan ditingkat Dinas Kesehatan, sedangkan ditingkat Puskesmas tidak. Sistem surveilans HIV di Kabupaten Blitar masih memerlukan perbaikan dalam pengumpulan data, analisis, ketersediaan pedoman surveilans HIV, dan perlunya peningkatan pengetahuan petugas terkait surveilans HIV.Kata Kunci: Surveilans, HIV/AIDS, Komponen, Sistem, PuskesmasCases of HIV/AIDS are found in almost all countries in the world, including Indonesia. This disease has infected all levels of society, including infants and children. There is a need for routine surveillance activities to record and report so that it can monitor the number of cases in a certain period of time. HIV surveillance is an effective way to control the spread of HIV/AIDS cases. The purpose of the study: to provide an overview of the evaluation of the HIV surveillance system based on the components of the surveillance system and attributes at the Puskesmas in the working area of the Blitar District Health Office. Research method: this type of research was a qualitative research with an evaluation study design. Data was collected by interviewing HIV surveillance officers at the Blitar District Health Office and 24 Puskesmas using a questionnaire. The results of the study: based on the components of the surveillance system, 53.4% of HIV surveillance officers had a D-III Nursing education level and 6.7% were D-I Nursing. Collection, filling out forms and reporting flow are considered easy, but there are still 66.7% late in the process of inputting data to the SIHA application. The analysis process is only carried out at the Health Office level, while at the Puskesmas level it is not. The HIV surveillance system in Blitar Regency still needs improvements in data collection, analysis, availability of HIV surveillance guidelines, and the need to increase staff knowledge regarding HIV surveillance.Keywords: Surveillance, HIV/AIDS, Components, Systems, Puskesmas
Evaluasi Program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di Dinas Kesehatan Kota Surabaya Berdasarkan Pendekatan Sistem Eva Flourentina Kusumawardani; Mardi Fadillah; Laila Apriani Hasanah Harahap; Firman Firdauz Saputra; Meutia Paradhiba; Onetusfifsi Putra; Nasrianti Syam; Perry Boy Chandra Siahaan; Rubi Rimonda
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2978

Abstract

Pemerintah menyelenggarakan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dengan tujuan untuk melindungi terhadap penyakit Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) sampai usia anak sekolah. Latar belakangnya adalah ketika anak memasuki usia sekolah dasar terjadi penurunan terhadap tingkat kekebalan yang diperoleh saat imunisasi ketika bayi. Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan BIAS di Sekolah Dasar (SD/MI sederajat) di Kota Surabaya, menunjukkan masih ada sekolah yang belum mengikuti pelaksanaan BIAS. Tujuan penelitian yaitu deskripsi program BIAS di Dinas Kesehatan Kota Surbaya. Rancang bangun penelitian ini adalah penelitian evaluasi berdasarkan pendekatan sistem yang terdiri dari input, proses dan output. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara wawancara kepada responden menggunakan kuisioner dan observasi. Sedangkan pengumpulan data sekunder diperoleh melalui studi dokumen atau arsip data surveilans imunisasi yang ada di Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Laporan kegiatan BIAS dilaporkan secara berjenjang sesuai sumber data (dari Puskesmas) ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan analisis dan interpretasi data untuk kebutuhan program imunisasi. Dinas Kesehatan Kota Surabaya melalui unit Sistem Informasi Kesehatan (SIK) merupakan pintu pertama dalam alur pengolahan dan analisa data. Adapun prioritas masalah yang dianggap harus segera selesaikan adalah ketersediaan Buku Rapor Kesehatan Anak Sekolah, sebagai media pencatatan hasil skrining kesehatan pada anak sekolah yang didalamnya terdapat variabel imunisasi. serta edukasi tentang status kesehatan anak sekolah. Adanya perubahan jadwal serta penambahan jenis imunisasi dalam program BIAS, maka diperlukan pencatatan dan pelaporan status imunisasi anak sekolah yang tertata.  Komitmen kuat lintas program dan lintas sektor dalam semua lini masyarakat agar angka kematian akibat penyakit PD31 menurun.Kata kunci: bulan imunisasi anak sekolah, buku rapor kesehatan anak sekolah, pencatatan, pelaporan, imunisasiThe government organizes School  Immunization Month (BIAS) to protect against immunization-preventable diseases  (PD3I) up to school age. The background is that when children reach primary school age,  the level of immunity acquired in childhood decreases. Based on the results of the evaluation of the implementation of BIAS in primary schools (SD/MI equivalent) in the city of Surabaya, it showed that there are still schools that have not observed the implementation of BIAS. The purpose of the study was to describe the BIAS program in Surabaya City Health Office. The design of this study was an evaluation study based on a systems approach, consisting of input, process and output. Primary data  was collected by interviewing the respondents through questionnaires and observation. At the same time, secondary data collection was obtained from Surabaya City Health Office document surveys or blood surveillance data archive. BIAS activity reports were submitted according to the data source (from  Puskesmas) to the district/municipal health committee, after which the district/municipal health committee analyzes and interprets the data for the needs of the expenditure program. Surabaya City Health Office  Health Information System and#40;SIKand#41; the unit was the first door to the flow of data processing and analysis. The main problem, which was considered  immediately solvable, was the availability of the health report book of schoolchildren as a means of recording the results of the health examinations of schoolchildren, which contained certain variables. and education about the health status of school children. There were changes in the schedule and the addition of sports to the BIAS program,  the status of  caregivers in the school had to be fixed and reflected appropriately. Strong commitment to programs and  sectors in all sectors of society to reduce PD31 mortality.Key Word: school child immunization month, school children health report card book, recording, reporting, immunizations
The relationship between menarche age and height of adolescent girls in Simpang Kanan sub-district, Aceh Singkil District in 2024 Laila Apriani Hasanah Harahap; Wardah Iskandar; Meutia Paradhiba; SitiMaisyaroh Fitri Siregar
International Journal of Health and Social Behavior Vol. 2 No. 1 (2025): February: International Journal of Health and Social Behavior
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Kesehatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62951/ijhsb.v2i1.239

Abstract

an important biological sign of pubertal development in girls. The height of adolescent girls can also be affected by early menarche. Adolescent girls are an important investment in the country, as they are the next generation that will shape the future. The progress of the nation is determined by the role of active young women in the family, community, and country. They will be the key to creating positive changes and achieving development goals. This study aimed to evaluate the relationship between the nutritional status of adolescent girls and age at onset of menarche. This cross-sectional observational study included 70 adolescent girls aged 17-20 years.
The Relationship Between Knowledge and Family Support with Visits by Mothers of Toddlers at Melati Posyandu, Kuta Alam District, Banda Aceh City Meutia Paradhiba; Sahbainur Rezeki; Laila Apriani Hasanah Harahap
International Journal of Health and Medicine Vol. 2 No. 2 (2025): April : International Journal of Health and Medicine
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Kesehatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62951/ijhm.v2i2.385

Abstract

Infant and toddler mortality is a global issue and one of the targets of the Sustainable Development Goals (SDGs). Mothers and children are family members who should be prioritized in healthcare services. The national coverage of healthcare services for infants, toddlers, and preschool children remains low at 69.9%. Posyandu (Integrated Health Post) is a community-based maternal and child healthcare service (UKBM) organized by and for the community to reduce maternal and child mortality rates. The coverage of mothers with toddlers visiting Posyandu Melati in Kuta Alam District, Banda Aceh City, is only 31.38%, far below the national strategic plan target of 70%. Objective: To determine the relationship between knowledge, attitude, and family support with maternal visits to Posyandu Melati in Kuta Alam District, Banda Aceh City. Research Method: This study used an analytical research design with a cross-sectional approach. The sampling technique employed probability sampling using systematic sampling, with a total of 58 mothers with toddlers. The research instruments included a questionnaire and the Maternal and Child Health (KIA) book. The study was conducted from July 11 to July 13, 2023, at Posyandu Melati, Kuta Alam District, Banda Aceh City. Data processing involved editing, coding, data entry, tabulating, and univariate and bivariate analysis. Research Results: Univariate analysis showed that the majority of respondents had good knowledge (23 respondents, 39.7%), received supportive family support (35 respondents, 60.3%), and had irregular Posyandu visits (30 respondents, 51.7%). Bivariate analysis revealed significant relationship between knowledge (p-value = 0.030), attitude (p-value = 0.015), and family support (p-value = 0.013) with maternal visits to Posyandu. Conclusion and Recommendations: There is a significant relationship between knowledge, attitude, and family/husband support with maternal visits to Posyandu Melati in Kuta Alam District, Banda Aceh City. Healthcare workers should continue providing education and counseling on the benefits of Posyandu in maintaining maternal and child health.