Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

TINDAK TUTUR DALAM HADITS-HADITS ETIKA (Studi Analitik-Pragmatik) - Fathurrosyid
OKARA: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 6 No. 1 (2012): OKARA: Jurnal Bahasa dan Sastra
Publisher : IAIN MADURA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/ojbs.v6i1.418

Abstract

Pemahaman terhadap teks, termasuk hadits Rasulullah selalu bersifat terbuka dan tidak pernah usai. Ini semua disebabkan, selain media yang digunakan Rasulullah ketika hendak menyampaikan pesan-pesannya adalah piranti yang bersifat lokal-kultural yaitu Bahasa Arab, juga eksistensi pesannya tidak disampaikan dalam bentuk yang vacum cultural, sehingga pengetahuan tentang konteks historis munculnya suatu teks menjadi alat yang ampuh untuk melakukan reinterpretasi. Pemahaman yang berorientasi pada konteks historisitas munculnya suatu hadits tersebut dalam ilmu Filsafat Bahasa disebut teori pragmatik; yaitu kajian yang mendasari diri dari hubungan antara bahasa dan konteks yang mendasari penjelasan bahasa tersebut. Salah satu tujuannya yaitu menghindari pemahaman hadits secara rigid dan dogmatis, termasuk dalam konteks penelitian ini adalah penelitian hadits-hadits etika. Sebab hipotesa dan asumsi awal penulis, bahwa Rasulullah adalah sosok humanis sejati yang menghargai dan membela kepentingan semua orang.
UNMISSED FEMALE BABY IN THE QUR’AN: Fathurrosyid Fathurrosyid
Hunafa: Jurnal Studia Islamika Vol 15 No 1 (2018): QURANIC STUDIES
Publisher : State Institute of Islamic Studies (IAIN) Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.668 KB) | DOI: 10.24239/jsi.v15i1.509.69-93

Abstract

This research raises two main issues; First, what is a literary psychology? Second, how is the psychological construction of Maryam in the Qur’an from the perspective of literary psychology? The method used is descriptive-analytical based on the theory of literary psychology. In the context of the story of Maryam, the study of psychology that is intended is the theory of psychoanalysis and complex psychology, especially extrovert and introvert types. This study concludes; First, literary psychology is a form of study and analysis based on the psychological point of view dealing with life events. Second, psychological construction of Maryam in the Qur’an includes; (a) The psychology of convergence between empiricism and nativism. (b) Maryam’s personality structure includes the id, ego and super ego narrated in Maryam [19]: 18, 20 and 22. (c) The personality typology of Maryam is an introvert figure. The indicator is in Maryam [19]: 26 who prefers the “eat and drink” commandment to the “be happy” commandment. The grammatical structure is to consider introvert typology oriented to emotional eating.
MEMAHAMI BAHASA ALQURAN BERBASIS GRAMATIKAL (Kajian tehadap Kontribusi Pragmatik dalam Kajian Tafsir) Fathurrosyid Fathurrosyid
Jurnal At-Tibyan: Jurnal Ilmu Alqur'an dan Tafsir Vol 3 No 1 (2018): Volume 3 No. 1, Juni 2018
Publisher : The Department of the Qur'anic Studies, Faculty of Ushuluddin, Adab, and Da'wah, State Institute of Islamic Studies (IAIN) Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/at-tibyan.v3i1.487

Abstract

Interacting with the verses of the Qur'an by conducting analytical activities that stop at the linguistic context and its grammatical structure will not be sufficient to pursue the ultimate truth (maqasid asasiyah). Under such conditions, a secondary device is required to open layers of messages that are settled in text that can not be comprehensively understood from the grammatical perspectives of the text. The device in the study of linguistics is called pragmatic. Pragmatic presence in linguistic studies is context-dependent. The context intended in this pragmatic is not only the personalized context of the -particular (asbab al-nuzul khassah), but also the universal self-impersonal context (asbab al-nuzul 'ammah).Based on the above phenomenon, this research is about to reveal three important issues; First, what is the theory of pragmatics and pragmatics of the Qur'an ?.Secondly, how is the basic assumption of the Qur'anic pragmatics and the steps? Third, what are the contributions of pragmatic theory in the study of Qur'anic commentary ?. The goal, in addition to knowing the intent of pragmatic theory and pragmatics of the Qur'an, is also to unravel the basic assumptions of the Qur'anic pragmatics and what are their contributions in the study of tafsir.This research is library research. The primary data source is the Qur'an about the story of Maryam, while the secondary data is in the form of books of tafsir or books relevant to the theme of the story and pragmatic theory. The procedure is linguistic analysis using critical discourse analysis to reveal the ideology tucked behind the language and phenomenological analysis of the discourses that are told to dismantle the contribution of pragmatic theory in the study of the Qur'anic commentary.This study yields the following conclusions: First, the pragmatics of the Qur'an is a discipline that examines the Qur'ân from the standpoint of the relationship between the dyberic linguistic context; and triadic non-linguistic contexts. Secondly, the basic assumption of pragmatics of the Qur'an is because this scripture does not descend in empty space, but has a dialectical connection to Arab socio-cultural reality. In addition, the Qur'an is a holy book that uses the language media that is full of meaning and subjectivity of the mufassir. Thirdly, the contribution of prasetics in the study of Qur'anic interpretation shows that, (a) the presence of the theory of perlokusi as the instrument of determining the meaning of speakers whether in the form of declarative, imperative or other sentences. (b) implicatures as a deadlock solution of textual grammatical understanding and (c) the presence of pragmatics itself as a tool of understanding based on its context oriented to appropriateness in meaning and oriented appropriateness in form.
POTRET EPISTEMOLOGI TAFSIR ERA FORMATIF (Peta Kajian Tafsir Klasik Perspektif Filsafat Ilmu) Fathurrosyid Fathurrosyid
El-Furqania : Jurnal Ushuluddin dan Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 2 No. 01 (2016): Februari 2016
Publisher : STIU Al-Mujtama Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.73 KB) | DOI: 10.54625/elfurqania.v2i01.1419

Abstract

Tulisan ini hendak mengungkap dan meyingkap epistemologi tafsir era formatif dengan mengkonstruksikan pada dua hal; Pertama, bagaimana epistemologi tafsir era klasik. Kedua, bagaimana dialektika tafsir era klasik dengan realitas yang dihadapinya. Kajian ini menghasilkan kesimpulan bahwa tafsir era formatif atau klasik yaitu tafsir yang muncul dan berkembang pada masa Rasulullah hingga munculnya tafsir masa pembukuan (akhir masa Daulah Bani Ummayyah atau awal Daulah Bani Abbasiyyah), yakni abad I H sampai pada abad II H. Adapun salah-satu model berpikir tafsir era formatif yaitu model nalar quasi-kritis yang ditandai dengan; Pertama, penggunaan simbol-simbol tokoh untuk mengatasi persoalan. Kedua, cenderung kurang kritis dalam menerima produk penafsiran; menghindari hal yang konkrit-realistis dan berpegang pada hal-hal yang abstrak-metafisis. Dalam konteks peran dan posisi akal, tafsir era formatif menjadikan peran akal hanya sebagai instrumen yang bersifat partisipatif, sedangkan peran periwayatan diberikan porsi sebagai alat jastifikasi.
Memahami Sûrah Yâsîn (Studi Atas Tafsir Sûrah Yâsîn Karya KH. Abd. Basith AS): (Studi Atas Tafsir Sûrah Yâsîn Karya KH. Abd. Basith AS) Fathurrosyid Fathurrosyid; St. Aziziyah
Tafhim Al-'Ilmi Vol. 9 No. 2 (2017): 18 Oktober 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Aqidah Usymuni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15.856 KB)

Abstract

Sebagai bagian dari petunjuk bagi orang yang bertaqwa, maka memahami sûrah Yâsîn dengan baik adalah kebutuhan mutlak. Sangat disayangkan apabila aktivitas keagamaan yang sudah membumi tidak bisa memberikan manfaat secara utuh bagi pembacanya. Yakni bagaimana mereka dapat memahami kandungan firman Tuhan yang dibaca. Pemahaman ini penting, sebab dengan inilah seorang hamba dapat memahami firman atau pesan dari Penciptanya. Inilah yang mendorong penulis untuk melakukan kajian lebih mendalam terhadap tafsir sûrah Yasin. KH. Abd Basith AS menghadirkan tafsir yasin guna memberikan sumbangan pemikiran sehingga umat Islam Indonesia bisa mencintai firman-Nya tersebut dengan sepenuh hati dan mempermudah masyarakat Nusantara memahaminya. Kata kunci: Surah Yasin, Tafsir, Abd. Basith AS.
Tradisi Hataman Qur’an di Madura: Resiliensi dan Agensi Nalar Moderasi Islam Fathurrosyid Fathurrosyid; Abdul Hakim; Moh. Muhyan Nafis
SUHUF Vol 15 No 1 (2022)
Publisher : Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22548/shf.v15i1.713

Abstract

The new media revolution has knocked down religious institutions. Digitization of manuscripts, apart from the positive effect being interactive, is also in the form of impersonalization of the negative effects, resulting in emergency breaking conditions for children to recite the Qur'an. However, in the midst of the siege of the revolution, four districts in Madura demonstrated the resilience of the Hataman Qur'an tradition and became agents of Islamic moderation reasoning. This research will answer two main issues; First, the argument for the resilience of the Hataman Qur'an tradition in Madura. Second, the model of Islamic moderation reasoning agency in the Hataman Qur'an tradition in Madura. This research is a field research work that focuses on kiai langgar, santri, guardians of santri and the community as the subject. While the object is the Hataman Qur'an tradition in Madura. Using the theory of resilience and moderation reasoning, as well as a critical discourse analysis knife, this paper produces conclusions; First, the resilience of the Hataman Qur'an tradition in Madura is due to three factors (a) social capital, the capability of the Madurese who uphold social values ​​(b) community competencies, the character of the Madurese who like to work together and collaborate with others and (c) social connections, the implementation of Hataman Qur'an using a network with family as social bonding; balater and skipper as social bridging and kiai or politician as social lingking. Second, the reasoning agency of Islamic moderation in the Hataman Qur'an in Madura can be found in the implementation of Aparloh, Entar Nyalase and Jheren Kencak.
Nalar Moderasi Tafsir Pop Gus Baha' Fathurrosyid Fathurrosyid
SUHUF Vol 13 No 1 (2020)
Publisher : Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22548/shf.v13i1.528

Abstract

Abstract The new media revolution has given the freedom to the religious authority (Islam), both the old authority and the new one to contest to win the hearts of the people. The fact is that the public sphere is being controlled by the new religious authority with a radical and intolerant face of Islam. Apart from the government and educational institutions, the effort to dispel extremism through counter narratives are also carried out by civil society by campaigning Islamic moderation. This article discusses the dissemination of the moderation reasoning of the Pop Tafsir of Gus Baha’ on YouTube. The focus of this article is on the aspect of contestation to the new authority as an effort to deradicalize the interpretation. Using virtual ethnographic data, this paper draws conclusions. First, the dissemination of the miracle reconstruction of the Qur’an and argumentative logic in preaching. Second, the dissemination of the urgency of the nasikh-mansukh as a critic of the kaffah Islamic movement and as the priority of moderation reasoning in the loyal attitude to maintain the integrity of the Republic of Indonesia from the threat of separatism. Third, disseminating counter-narratives that use God’s status to dispel extremism and radicalism Keywords: Contestation, Gus Baha’, Moderation Reasoning, Pop Tafsīr.
Literasi Media: Pendampingan Moderasi Agama di Kerta Timur Dasuk Sumenep Fathurrosyid; Moh Fadllurrahman
Jumat Keagamaan: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2023): April
Publisher : LPPM Universitas KH. A. Wahab Hasbullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32764/abdimasagama.v4i1.3016

Abstract

Konflik umat beragama di Indonesia sering terjadi saat ini. Untuk meminimalisir hal tersebut, maka moderasi beragama menjadi salah satu solusi yang terbaik. Di antara tempat yang menjunjung tinggi moderasi beragama adalah Desa Kerta Timur Dasuk Sumenep. Sayangnya, moderasi beragama yang ada di sana terancam hangus oleh pemudanya sendiri. Hal itu dikarenakan kecendrungan pemuda dan masyarakat desa dalam menggunakan android. Dalam konteks ini, kehadiran internet memudahkan masyarakat untuk mendapatkan segala bentuk informasi. Sehingga kecendrungan mereka dalam menggunakan media sosial akan memberikan peluang untuk mereka dalam mengakses pemahaman-pemahaman yang seharusnya tidak mereka pelajari dan dapat merusak kehidupan moderasi beragama yang telah mereka jalani. Oleh karena ini, tim pengabdi berinisiatif untuk memberikan edukasi dan pendampingan litersi media dalam mempertahankan nilai-nilai moderasi beragama di Desa Kerta Timur Dasuk agar mereka dapat mempertahankan kehidupan moderasi beragama yang sudah berjalan atau bahkan mereka dapat menerapkan kehidupan moderasi beragama dengan berbagai kegiatan keagamaan dan yang lainnya. Metode pengumpulan data dan pendampingan yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah PAR (Participatory Action Research). Adapun hasil pengabdian ini adalah pemuda dan masyarakat Desa Kerta Timur Dasuk memperoleh informasi dan pengetahuan tentang bagaimana cara bermedia yang baik di tengah tersebarnya hoaks dan pemahaman-pemahaman yang dapat merusak kehidupan moderasi beragama yang mereka jalani serta mampu mengklasifikasi dan memilah isu-isu terkini tentang keislaman, politik dan sosial ke masyarakatan.
REFORMULASI EPISTEMOLOGI AL-JABIRI: SEBUAH TAWARAN MODEL INTEGRATIF-INTERKONEKTIF Fathurrosyid
Al'Adalah Vol. 14 No. 2 (2011)
Publisher : LP2M IAIN Jember (now UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebidupan keagamaan kontemporer menawarkan dua pilihan kepada kita; islamis dan sekuler. Memilih sebagai islamis membawa kita kepada pada posisi sebagai “makhluk asing” dalam kehidupan saat ini dan (berpeluang) tergerus zaman, sedangkan pilihan satunya, “sekuler” memang memungkinkan membuat kita secara sosial relevan dengan zaman kontemporer, tetapi pada saat yang sama, timbul konflik batin, goncangan iman, dan kian merasa berjarak dari Islam, sebagai jalan dan keyakinan. Kondisi ini menyebabkan beberapa pemikir Muslim kontemporer terus berusahan dan mencoba menawarkan solusi alternatif. Salah satunya, memanfaatkan kerangka teori dan metodologi yang digunakan oleh ilmu-ilmu sosial dan humaniora yang berkembang sekitar abad ke-18 dan 19. Filsafat Ilmu ala Barat (Rasionalisme, Empirisisme, dan Pragmatisme) dianggap kurang relevan untuk dijadikan sebagai kerangka teori dan analisis terhadap pasang-surut dan perkembagan studi Islam, sehingga diperlukan perangkat kerangka analisis epistemologis yang khas untuk pemikiran Islam. Konsep epistemologi filsafat ilmu yang ditawarkan oleh M. Abid al-Jabiri; episteme Bayani, Irfani dan Burhani menjadi sebuah keniscayaan untuk didesakkan, diterjemahkan, dan diaplikasikan dalam dunia nyata.
Menangkal Gerakan Radikalisme Islam Di Sumenep Melalui Pemberdayaan Takmir Masjid NU Dalam Membentengi Infiltrasi Islam Radikal Warits, Abd; Fathurrosyid, Fathurrosyid
ARSY : Jurnal Aplikasi Riset kepada Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2024): ARSY : Jurnal Aplikasi Riset kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Riset dan Inovasi Al-Matani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55583/arsy.v5i2.1121

Abstract

Masjid berperanan penting bagi masyarakat islam. Ia menjadi sentral kegiatan dalam segala bidang: peribadatan, ritual keagamaan, pendidikan, kegiatan sosial dan budaya keislaman lainnya. Masjid menjadi simbol dari identitas keberagamaan masyarakat tertentu. Maka dari itu, masjid menjadi rebutan sebab dengan menguasai masjid, maka secara otomatis bisa mengendalikan masyarakat di sekitar masjid tersebut. Artikel ini menelaah tentang kegiatan pengabdian yang dilakukan dalam memberdayakan kegiatan masjid yang dilakukan oleh Pengurus Ranting NU Gapura Kabupaten Sumenep sebagai upaya membentengi infiltrasi gerakan Islam Radikal yang sempat masif pada awal tahun 2010 – 2020 di beberapa daerah timur daya Kabupaten Sumenep yang mencakup kecamatan Batuputih, Batang – Batang dan Gapura. Kegiatan ini dimaksudkan agar para aktivis “jihadis” yang sering mendatangi beberapa masjid yang tampak sepi kegiatan, tidak memiliki peluang untuk mengambil alih masjid tersebut. Metode pengabdian ini dilakukan dengan Participatory Action Research (PAR) yang menitikberatkan lahirnya local leader. Hasil dari kegiatan ini antara lain: Tumbuhnya kesadaran pada para pengurus masjid tentang fenomena gerakan Islam transnasional dengan ragam variannya; mampu membedakan isu “Islam yang Murni” dengan isu kepentingan politik yang berkedok penegakan syariah Islam; Tertanamnya semangat nasionalisme untuk tetap mempertahankan ideologi Pancasila dalam bingkai keindonesian, Mampu melakukan analisis SWOT untuk mengukur potensi, tantangan, ancaman serta peluang dalam pengelolaan masjid serta Tersusunnya program strategis dalam mengembangkan kegiatan keagamaan masjid; perpustakaan masjid, lembaga pendidikan dan perekonomian, kajian kitab kuning, bimbingan belajar dan karya tulis bagi anak-anak usia sekolah.