Claim Missing Document
Check
Articles

Analisis Pergeseran Koseismik Gempa Sianok Tahun 2007 Berdasarkan Data Pengamatan GPS Tahun 1993-2007 dan Efek terhadap SRGI 2013 Efendi, Joni; Prijatna, Kosasih; Meilano, Irwan
REKA GEOMATIKA Vol 2018, No 1
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1455.25 KB) | DOI: 10.26760/jrg.v2018i1.2662

Abstract

ABSTRAKTumbukan miring Lempeng Eurasia dengan Lempeng Indo-Australia membentuk zona subduksi di bagian barat Pulau Sumatra dan sejumlah segmen sesar di darat Pulau Sumatra. Zona subduksi dan segmen sesar yang terbentuk aktif bergerak sehingga sering menimbulkan gempa bumi di wilayah tersebut. Semenjak diberlakukannya Sistem Referensi Geospasial Indonesia 2013 (SRGI 2013) sebagai referensi tunggal dalam aktivitas pemetaan di Indonesia, maka perubahan posisi kerangka referensi koordinat sebagai fungsi waktu akibat dinamika bumi perlu diperhitungkan. Dengan terjadinya dua gempabumi yang berurutan pada tanggal 6 Maret 2007 di wilayah Danau Singkarak Sumatra Barat, akan menimbulkan deformasi koseismik yang dapat mempengaruhi SRGI2013. Dalam penelitian ini dilakukan analisis untuk menentukan model koseismik gempabumi Sianok yang paling sesuai dan sejauh mana dampaknya pada SRGI 2013. Berdasarkan hasil analisis terhadap nilai residual hasil validasi dengan koseismik pada 11 titik pengamatan GPS dapat disimpulkan bahwa model koseismik dari gempabumi Sianok adalah model koseismik menggunakan data parameter gempa dari Global CMT dengan residual misfit 47.5 mm. Secara umum, pola kosesimik gempabumi Sianok mendeskripsikan mekanisme gempabumi sesar geser. Nilai kosesimik terbesar terjadi pada titik KACA dan K108, yaitu 135,43 mm dan 84,74 mm. Besarnya koseismik gempabumi Sianok tidak berpengaruh terhadap peta dengan skala 1: 1000, akan tetapi akan mempengaruhi nilai koordinat Jaring Kontrol Geodesi (JKG) yang berada di sekitar daerah gempa, sehingga perlu adanya pemutakhiran koordinat dari JKG.Kata kunci: Gempabumi Sianok, GPS, Deformasi Koseismik, SRGI2013. ABSTRACTThe oblique movement of Eurasian Plate towards Indo-Australian Plate create subduction zone in the western part of Sumatra Island and some faults on the mainland of Sumatra. These subduction zone and faults actively produce some earthquakes. Since we used the Geospatial Reference System of Indonesia 2013 (SRGI 2013) as one reference on mapping activities in Indonesia, coordinate changes as a function of time caused by earthquake cycle need to be calculated. There are two earthquakes that had been occurred on March 6, 2007 in Singkarak Lake area which affected the SRGI 2013. We analyzed the data to estimate the coseismic model of Sianok earthquake and the impact to the SRGI 2013. The residual from the coseismic model by including 11 GPS displacements shows that the coseismic model of Sianok earthquake is a model that used earthquake parameters from Global CMT with the misfit of 47.5 mm. Overall, this coseismic pattern shows the shear mechanism. The largest displacements are on KACA and K108 sites, that are 135.43 mm and 84.74 mm respectively. The coseimic of Sianok earthquake does not affect a map with scale of 1:1000, but affect the Geodetic Control Network in this area. From this analysis, we conclude that we need to update our Geodetic Control Network.Keywords: Sianok Earthquake, GPS, Coseismic Deformation, SRGI2013.
PERENCANAAN LOKASI PENGUNGSIAN UNTUK KORBAN BANJIR DI KABUPATEN BANDUNG Yoga Jayantara, I Gst Ngr; Meilano, Irwan; Gumilar, Irwan
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol 8, No 2 (2020): Mei, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpku.v8i2.26041

Abstract

Kabupaten Bandung merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia yang rutin mengalami bencana banjir setiap tahunnya, sehingga warga yang terdampak banjir harus mengungsi. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk memperkecil dampak banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum khususnya di Kabupaten Bandung adalah dengan rencana memindahkan penduduk ke tempat lain, namun sebagian masyarakat menolak adanya rencana relokasi sebagai upaya menanggulangi bencana banjir. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh lokasi pengungsian sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dan dibobot menggunakan metode AHP. Metode AHP merupakan suatu metode pendukung dalam pengambilan sebuah keputusan yang dapat mengurangi masalah multi kriteria yang rumit menjadi suatu hirarki. Dalam metode AHP permasalahan yang rumit dapat diuraikan ke dalam beberapa kelompok dan diatur menjadi suatu bentuk hirarki sederhana sehingga permasalahan yang ada menjadi lebih sistematis dan terstruktur. Penelitian ini menggunakan 9 kriteria yang diambil dari beberapa pertimbangan sesuai dengan karakteristik wilayah Kabupaten Bandung yaitu jarak dari sumber air, jarak dari lokasi bencana, jarak dari fasilitas kesehatan, kemiringan lereng, jarak dari ancaman longsor, jenis tutupan lahan, aksesibilitas, luas lokasi, dan hak atas tanah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kriteria jarak dari sumber air memiliki bobot tertinggi yaitu 20% berdasarkan hasil penilaian oleh responden. Lokasi dengan kesesuaian lahan tinggi untuk lokasi pengungsian terletak di Kecamatan Cileunyi, Ibun, Majalaya, Margaasih, Margahayu, Pacet, Rancaekek, Soreang, Kertasari, Pengalengan dan Rancabali.
ANALISA POLA PERGERAKAN SESAR SUMATRA BERDASARKAN PENGAMATAN DATA GPS 2016-2017 GUNA MENGETAHUI AKTIVITAS SEISMIK Arini, Dwi; Meilano, Irwan; Tanuwijaya, Zamzam Akhmad Jamaluddin
Jurnal Spasial Vol 6, No 3 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22202/js.v6i3.3993

Abstract

Sumatran fault is one of active seismogenic zones on the earth that required a seismic activity movement monitoring for Sumatra Fault System (SSS) observation  patterns. GPS observation study was carried out to fit a monitor along the fault that patterns movement can be detected from time series calculation shows by coordinates displacement for outer and volcanic arc ridge areas. Two types of observation stations used, namely Sumatran GPS Array (SuGAr) and  Continuously Operating Reference Station of  Geospatial Information Agency (CGPS BIG). seventeen (17) observation SuGAr data stations produce velocity vectors that vary from 14.5 mm / year to 48.7 mm / year in the east to west direction and -9.2 mm / year to 37.4 mm / year in the North South direction. On BIG CGPS stations using 4 observation stations with the calculation of velocity vector ranging from 25.6 mm / year to 31.7 mm / year in the east to west direction and 5.2 mm / year to 15.4 mm / year in the direction North South. Movement pattern also indicated that the area has a rotation movement and locking.    Sesar Sumatra merupakan zona aktif seismogenik di bumi yang membutuhkan monitoring pergerakan aktivitas seismik untuk pengamatan pola pergerakan Sumatra Fault System (SSS). Studi pengamatan GPS merupakan metode monitoring yang sangat cocok untuk diterapkan di sepanjang sesar tersebut sehingga pola pergerakan dapat dideteksi dari kalkulasi deret waktu yang ditunjukkan oleh pergeseran koordinat dari pola pergerakan daerah sesar seperti daerah outer arc ridge dan volcanic arc ridge. Dua jenis data pengamatan digunakan yaitu data Sumatran GPS Array (SuGAr) dan Continuously Operating Reference Station Badan Informasi Geospasial (CORS BIG). 17 data pengamatan dari stasiun SuGAr menghasilkan vektor kecepatan yang bervariasi antara 14,5 mm/tahun hingga 48,7 mm/tahun pada arah timur ke barat dan -9,2 mm/tahun hingga 37,4 mm/tahun pada arah utara selatan. Stasiun CORS BIG dengan 4 titik pengamatan menghasilkan perhitungan vektor kecepatan antara 25,6 mm/tahun hingga 31,7 mm/tahun pada arah timur ke barat dengan 5,2 mm/tahun hingga 15,4 mm/tahun pada arah utara selatan. Pola pergerakan juga menunjukan adanya pergerakan rotasi dan locking.
ANALISIS DEFORMASI GUNUNG API BATUR BERDASARKAN DATA PENGAMATAN GPS BERKALA TAHUN 2008, 2009, 2013, DAN 2015 DEFORMATION ANALYSIS OF BATUR VOLCANO BASED ON PERIODIC GPS OBSERVATIONS DATA IN 2008, 2009, 2013, AND 2015 Achmad Faris; Estu Kriswati; Irwan Meilano; Dina Anggreni Sarsito
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 9, No 1 (2018)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2132.048 KB) | DOI: 10.34126/jlbg.v9i1.194

Abstract

ABSTRAKGunung Batur yang terletak di Kabupaten Bangli, Bali, terakhir meletus pada tahun 2000. Pada 2009 terjadi peningkatan aktivitas vulkanis di Gunug Batur walaupun tidak terjadi letusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola deformasi pada Gunung Batur serta keterkaitannya dengan peningkatan vulkanis pada tahun 2009. Analisis didasarkan pada pola vektor pergeseran dan pola regangan masing-masing titik pengamatan GPS berkala pada area Gunung Batur tahun 2008, 2009, 2013, dan 2015. Berdasarkan pengamatan GPS Oktober 2008-November 2009 pola deformasi menunjukkan adanya inflasi dengan pola vektor pergeseran titik pengamatan GPS dominan ke arah luar dari Gunung Batur, selain itu pola regangan memperlihatkan bahwa pada area bagian utara dan timurlaut Gunung Batur dominan terjadi ekstensi. Pada pengamatan GPS untuk periode November 2009-Februari 2013 pola deformasi menunjukkan adanya deflasi pada Gunung Batur dengan pola vektor pergeseran titik pengamatan GPS berarah menuju Gunung Batur dan pola regangan memperlihatkan bahwa pada area Gunung Batur terjadi kompresi. Kata Kunci: Gunung Batur, deflasi, deformasi, pergeseran, GPS, inflasi, regangan. ABSTRACTBatur volcano located in Bangli, Bali, last erupted in 2000. Increased in the volcanic activity occurred in 2009 but did not followed by eruption. This study aims to determine ground deformation pattern in Batur volcano and its association with the increased in volcanic activity in 2009 based on the pattern of displacement vector and strain using 2008-2015 campaign GPS data. During period of October 2008-November 2009, Batur Volcano experience inflation and strain pattern shows that the area of the north and northeast of Batur Volcano experienced extension. During November 2009-February 2013, Batur Volcano experienced deflation with GPS displacement directed towards Batur Volcano and a strain pattern of compression around Batur Volcano. Keywords: Batur Volcano, deflation, deformation, displacement, GPS, inflation, strain.
Pergeseran koseismik dari Gempa Bumi Jawa Barat 2009 Irwan Meilano; Hasanuddin Z. Abidin; Heri Andreas; Dina Anggraeni; Irwan Gumilar; Teriyuki Kato
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 1, No 1 (2010)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.483 KB) | DOI: 10.34126/jlbg.v1i1.4

Abstract

SARIUntuk mengetahui besar dan pola pergeseran koseismik Gempa Bumi Jawa Barat 2009, telah dilakukan pengamatan GPS (Global Positioning System) pada 4 – 7 September 2009. Hasil pengolahan data menunjukkan terdapat pergeseran koseismik maksimum sebesar 2,1 cm terdeteksi di sekitar Garut Selatan. Secara umum pola pergeseran tersebut menunjukkan arah baratdaya (SW) untuk stasiun GPS yang terletak di timurlaut (NE) dari sumber gempa bumi. Sedangkan untuk stasiun GPS yang terletak pada arah baratlaut (NW) dari sumber gempa bumi di sekitar Kota Cianjur, tidak menunjukkan pola pergeseran yang signifikan. Data pergeseran di permukaan tersebut digunakan untuk menentukan geometri sumber gempa menggunakan pemodelan dislokasi elastis. Sumber gempa memiliki arah jurus N600E kemiringan 500, dengan mekanisme sesar naik. Arah sudut jurus ini hampir tegak lurus dengan arah kompresif maksimum akibat tunjaman Lempeng Australia sehingga disimpulkan bahwa gempa bumi ini bukan gempa bumi interplate tetapi gempa bumi intraslab.Kata kunci: Pergeseran koseismik, Gempa Bumi Jawa Barat 2009, intraslabABSTRACTOn September 4-7 2009, GPS observation was carried out to determine the amount and pattern of coseismic displacement of the 2009 West Java earthquake. GPS data analysis show that 2.1 cm coseismic displacement was detected around South of Garut. In general, coseismic displacement pattern show South- West direction of displacement for GPS station located at North-East. While no significant coseismic displacement was detected for GPS station located North-West of epicenter. Surface displacement data was used to determine earthquake source’s geometry by using elastic dislocation modeling technique. The strike of the earthquake was 600, dip 500 and the mechanism was reverse fault. The inferred strike was perpendicular to the direction of maximum compression of Australian Plate subduction so it can be concluded that the earthquake did not occur in the interplate but in the intraslab.Keywords: Coseismic displacement, 2009 West-Java earthquake, intraslab
Analisis Potensi Gempa di Selatan Pulau Jawa Berdasarkan Pengamatan GPS Irwan Meilano; Agidia L. Tiaratama; Dudy D. Wijaya; Putra Maulida; S. Susilo; Intan H Fitri
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 11, No 3 (2020)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34126/jlbg.v11i3.352

Abstract

ABSTRAKPulau Jawa merupakan salah satu pulau yang memiliki kepadatan penduduk tinggi dengan aktivitas tektonik yang sangat aktif. Hal ini dikarenakan Pulau Jawa terletak di zona konvergensi Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Aktivitas tektonik ini menghasilkan kegempaan di zona subduksi dan sesar di daratan Penelitian ini menganalisis pola vektor kecepatan yang dihasilkan melalui pengolahan data stasiun pengamatan GPS (Global Positioning System) CORS (Continuously Operating Reference Station) BIG (Badan Informasi Geospasial) di wilayah Pulau Jawa bagian selatan. Data koordinat harian dianalisis dengan metode PCA (Principal Component Analysis) untuk memisahkan sinyal tektonik berupa data deret waktu global dan non-tektonik berupa data deret waktu lokal dengan penerapan aturan pemilihan varian dominan nilai eigen dalam pembetukan PC (Principal Component) dan orthogonal vektor eigen sebagai bobot dalam meminimalkan korelasi. Hasil dari data deret waktu global dan lokal digunakan untuk menghitung besar kecepatan pergeseran dari tahun 2011 sampai 2018. Hasil pengolahan menunjukkan besar resultan vektor kecepatan pada data awal berselang 0,06 sampai 10,46 mm/tahun, pada data global antara 0,06 mm/ tahun sampai 10,39 mm/tahun, dan data lokal sebesar 0,0037 sampai 1,99 mm/tahun. Variasi spasial vektor kecepatan pengamatan GPS data domain PCA menunjukkan variasi pergeseran horizontal di wilayah Banten bergerak ke arah timur laut; Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Tengah bergerak ke arah tenggara; dan Jawa Timur bergerak ke arah timur laut. Hasil dari inversi data pergeseran terhadap slip pada zona subduksi, menunjukkan terjadinya kekurangan slip atau terjadi coupling pada zona subduksi Jawa bagian timur dan barat, sementara terjadi kelebihan slip pada bagian tengah yang merupakan efek postseismic dari gempa Pangandaran 2006.Kata kunci: GPS, PCA, potensi gempa, vektor kecepatanABSTRACTJava is one of the island that has a high population density with very active tectonic activity. This is because Java Island is located in the convergence zone of the Indo-Australian Plate and the Eurasian Plate. This tectonic activity produces seismicity in subduction zones and inland faults. This study analyzes the velocity vector patterns generated through data processing of the GPS (Global Positioning System) CORS (Continuously Operating Reference Station) BIG (Geospatial Information Agency) observation station in the southern part of Java. Daily coordinate data were analyzed using PCA (Principal Component Analysis) method to separate time series of tectonic signals as global data and non-tectonic time series data as local data by applying the rules for selecting dominant variants of eigen values for PC formation and orthogonal eigen vectors as weights in minimizing correlations. The results from global and local time series data were used to calculate the magnitude of the displacement velocity from 2011 until 2018. The processing results show the resultant velocity vector in the initial data intermittent 0.06 to 10.46 mm/year, global data from 0.06 to 10.39 mm/year, and local data of 0.0037 to 1.99 mm/year. The spatial variation of the velocity vector in PCA domain data shows the horizontal displacement in the Banten region to the northeast; West Java, Yogyakarta Special Region, Central Java to southeast; and East Java moving to northeast. The results of the inversion of the surface displacement to slip data in the subduction zone show that there is a slip deficiency or coupling occurs in the subduction zones of Eastern and Western Java, while there is excess slip in the Central Java which is a post-seismic effect of the 2006 Pangandaran earthquake.Keywords: earthquake potential, GPS, PCA, velocity vector
Quality control in GNSS reflectometry method for tide observations Agung Syetiawan; Dudy Darmawan Wijaya; Irwan Meilano
TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control) Vol 19, No 6: December 2021
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/telkomnika.v19i6.21670

Abstract

Recently, the reflected signals from global navigation satellite systems (GNSS) have been utilized to observe coastal tides, and it has been found that this method provides promising results. Although this method is promising, there remain problems related to accuracy of the observed tides. The purpose of this study was to improve the accuracy by employing an optimal spectral method in the quality control scheme. The quality control process is carried out by setting parameters to achieve the best possible frequency correlated with sea levels such as estimation of the noise frequency range, frequency amplitude power selection, and selection of peak frequency to noise ratio. The results using the data at Morotai station showed that the amplitude power less than 5 comes from low-frequency signals and hence it is an indicator that the Lomb-Scargle periodogram (LSP) fails to determine the dominant frequency. In addition, the result of the peak frequency to noise ratio shows a value of 2.7, meaning that the peak frequency of the LSP signal is at least 2.7 times greater than the signal noise. Quality control sensitivity settings are very effective in determining the reflectors height coming from the sea level. The periodogram visualization can be used to decide which LSP is significant.
Coseismic and postseismic deformation from the 2007 Bengkulu earthquake based on GPS Data Irwan Meilano; Susilo Susilo; Endra Gunawan; Suchi Rahmadani
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 31, No 2 (2021)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/risetgeotam2021.v31.1182

Abstract

On September 12, 2007, a M8.5 megathrust earthquake occurred along the Sunda trench near Bengkulu, West Sumatra. GPS data in Sumatra have indicated the coseismic and postseismic deformations resulting from this earthquake. Our estimate of coseismic displacements suggests that the earthquake displaced up to ~1.8m at GPS stations located north of the epicenter. Moreover, our principal strain estimation in the region suggests that the maximum coseismic extensional strain is ~40 ppm. Our analysis of GPS data in the region suggests that the postseismic decay of the 2007 Bengkulu earthquake was 46 days, estimated using a logarithmic function.
Analisis Deformasi Gunung Api Papandayan Berdasarkan Data Pengamatan GPS Tahun 2002 – 2011 Ilham Jamel; Irwan Meilano; Irwan Gumilar; Dina Anggraeni Sarsito; Hasanuddin Z. Abidin
Indonesian Journal of Geospatial Vol 2 No 2 (2013)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Gunung api Papandayan adalah gunung api yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Gunung api dengan ketinggian 2665 meter di atas permukaan laut itu terletak sekitar 70 km sebelah tenggara Kota Bandung. Gunung api Papandayan merupakan salah satu gunung api aktif di Indonesia. Salah satu metoda pemantaun aktivitas vulkanik gunung api adalah dengan metoda deformasi. Dalam melakukan penelitian deformasi yang terjadi, digunakan data pengamatan survei GPS (Global Positioning System). Pada dasarnya survei ini dilakukan untuk mengetahui pola dan kecepatan deformasi yang terjadi pada Gunung api Papandayan. Dari analisis unsur deformasi ini, dapat diketahui karakteristik deformasi yang terjadi pada gunung api tersebut. Pada Gunung api Papandayan deformasi yang terjadi dipengaruhi oleh tekanan magma dari dalam gunung. Dari analisis yang dilakukan, sumber magma dalam dan sumber magma dangkal mempengaruhi aktivitas gunung. Pada tahun 2003-2005 terdapat dua sumber magma dimana di sana terjadi proses inflasi. Pada tahun 2005-2008 hanya satu sumber yang mempengaruhi dimana di sana terjadi proses deflasi. Pada tahun 2008-Juli 2011 terdapat dua sumber  magma yang mempengaruhi dimana di sana terjadi proses deflasi dan inflasi. Pada Juli 2011-Agustus 2011 terdapat satu sumber magma dimana di sana terjadi proses inflasi. Pada tahun 2003-Agustus 2011 terdapat dua sumber magma dimana di sana terjadi proses deflasi dan inflasi.Kata Kunci : Survei GPS, deformasi, model Mogi 
Analisis Metode GPS Kinematik Menggunakan Perangkat Lunak RTKLIB Henri Kuncoro; Irwan Meilano; Dina Anggraeni Sarsito
Indonesian Journal of Geospatial Vol 2 No 2 (2013)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract. One of the GPS kinematic processing software that developed in the current is RTKLIB. RTKLIB is the software which people can downloaded free and used free for it. This software can also perform data processing in fast and the data processing can be integrated in post-processing and real-time. In this study, the ability of RTKLIB tested by using GPS observation data with variations of the baseline length when earthquake not occured and earthquake offset detection from the GPS baseline processing results during earthquake. In this testing the stability of the GPS data processing results are ascertainable and it can be seen also the ability and reliability of the software in detecting earthquake offset. For comparison of the data processing results quality with RTKLIB, in this study selected TTC (Trimble Total Control) to process the GPS baseline of the same observasions From the results of GPS baseline processing with RTKLIB and TTC, it seems that RTKLIB results have better stability than TTC. In short baseline category have standard deviation less than 1 cm, in medium baseline category have standard deviation between 3-6 cm, whereas in long baseline category have standard deviation 3-8 cm. On the offset detection of earthquake, RTKLIB have ability to detect offset in more of baseline length variations than the TTC. Kata Kunci: GPS Kinematik, Offset Gempa, RTKLIBAbstract. One of the GPS kinematic processing software that developed in the current is RTKLIB. RTKLIB is the software which people can downloaded free and used free for it. This software can also perform data processing in fast and the data processing can be integrated in post-processing and real-time. In this study, the ability of RTKLIB tested by using GPS observation data with variations of the baseline length when earthquake not occured and earthquake offset detection from the GPS baseline processing results during earthquake. In this testing the stability of the GPS data processing results are ascertainable and it can be seen also the ability and reliability of the software in detecting earthquake offset. For comparison of the data processing results quality with RTKLIB, in this study selected TTC (Trimble Total Control) to process the GPS baseline of the same observasions From the results of GPS baseline processing with RTKLIB and TTC, it seems that RTKLIB results have better stability than TTC. In short baseline category have standard deviation less than 1 cm, in medium baseline category have standard deviation between 3-6 cm, whereas in long baseline category have standard deviation 3-8 cm. On the offset detection of earthquake, RTKLIB have ability to detect offset in more of baseline length variations than the TTC. Kata Kunci: GPS Kinematik, Offset Gempa, RTKLIB 
Co-Authors A. D. Wirakusumah A. D. Wirakusumah Achmad Faris Agidia L. Tiaratama Agung Syetiawan, Agung Alfita Puspa Handayani Alfita Puspa Handayani Alifah Hanif Aprizon Putra Ari Setiawan Bagoes Dwi Ramdhani Binta, Izaza Budi Parjanto D. Darmawan D. Darmawan Dahlan, Mohammad Zaini Danny Hilman Natawidjaja Danny Hilman Natawidjaja Dina A. Sarsito Dina A. Sarsito, Dina Dina Anggraeni Dina Anggraeni Sarsito Dina Anggraeni Sarsito Dina Anggraeni Sarsito, Dina Dina Anggreni Sarsito Dina Sarsito Dudy D. Wijaya Dudy Darmawan Wijaya Dudy Darmawan Wijaya, Dudy Dwi Arini Endra Gunawan Estu Kriswati Evita, Maria F. Kimata F. Kimata Faisal, Budi Gina Andriyani Goro , Garup Lambang H. Andreas H. Andreas Hadi Sofyan Hanif, Alifah Hanny Hafiar Hasanuddin Z. Abidin Hasanuddin Z. Abidin Hasanuddin Z. Abidin Hasanuddin Z. Abidin Hasanuddin Z. Abidin, Hasanuddin Hendra Gunawan Henri Kuncoro Heri Andreas Heri Andreas Herlan Darmawan I Gst Ngr Yoga Jayantara Ilham Jamel Ilham Jamel, Ilham Imam Suyanto Intan H Fitri Irwan Gumilar, Irwan Irzaman, Irzaman Jayawarsa, A.A. Ketut Joni Efendi Joni Efendi, Joni Kobayashi, Hirohide Kosasih Prijatna Kosasih Prijatna, Kosasih Kumalasari, Ratih Kuncoro, Henri M. A. Kusuma M. A. Kusuma M. A. Purbawinata M. A. Purbawinata M. Asrurifak, M. M. Gamal M. Gamal M. Hendrasto M. Hendrasto Maria Evita Marta Nugraha Hidayat Masyhur Irsyam Mitra Djamal Moehammad Awaluddin Moh Yasin Mustikawati, Sekar Tanjung Nia Naelul Hasanah Nina Siti Aminah Nita Yuanita Ony K. Sugandar Ony K. Sugandar Pahlevi, Arisauna Maulidyan Pamumpuni, Astyka Prijatna, Kosasih Purwaningsih, Rr Diah Asih Putra Maulida Putra, Heriansyah Rahmy, Widyastri Atsary Ramdhani, Bagoes Dwi Rani, Medria Shekar RATIH KUMALASARI Ratih Kumalasari Retna Apsari Riko Maiyudi Rino Rino Rino Rino Roka Pratama S. Susilo Sarah Leila Hanief Sarah Leila Hanief, Sarah Sarsito, Dina Semeidi Husrin Shibata, Shozo Sofian, Ibnu Sri Widiyantoro Suchi Rahmadani Suryanto, Wiwit Susilo Susilo Susilo Susilo Sutomo Kahar Tanuwijaya, Zamzam Akhmad Jamaluddin Teriyuki Kato Wahyu Srigutomo Wahyudi Wahyudi Widjaja Martokusumo, Widjaja