Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

GAMBARAN ADOLESCENT BELIEF MENGENAI KARAKTERISTIK ORANGTUA: Suatu Penelitian Dengan Pendekatan Indigenous Psychology R, Missiliana; Handayani, Vida
Prosiding PESAT Vol 6 (2015)
Publisher : Prosiding PESAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan sejak tahun 2014, yang bertujuan untuk menemukan gambaran tentang belief remaja terhadap orangtuanya (adolescent belief), sehingga dapat diperoleh pemahaman tentang karakteristik orangtua yang diyakini oleh remaja. Melalui pemahaman ini, diharapkan dapat dijadikan informasi tentang styerotipe remaja akan orangtuanya, yang dapat saja mempengaruhi pola komunikasi antara orangtua dan remaja. Penelitian awal dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka, terhadap 1029 remaja. Subjek dapat memberikan jawaban lebih dari tiga respon, sehingga diperoleh respon sebanyak 4262 dari remaja. Melalui pengolahan data secara open koding dan kategorisasi, diperoleh 11 kategori besar, yaitu baik, peduli, disiplin, bertanggung jawab, hangat, bijaksana, religius, jujur, tegar, setia dan cerdas.Berdasarkan kategori tersebut, maka dikonstruksikan alat ukur dan dilakukan pengujian validitas terhadap alat ukur tersebut. Berdasarkan pengujian diperoleh nilai validasi untuk keduapuluhtiga aitem adalah 0.31-0.717, dan dengan nilai reliabilitas sebesar 0.89. Hal ini berarti alat ukur tersebut dapat digunakan untuk mengukur adolescent belief terhadap orangtua. Selanjutnya dilakukan penelitian terhadap 208 remaja, dan diperoleh hasil bahwa seluruh remaja memiliki nilai mean>3.0. Hal ini berarti remaja memiliki keyakinan bahwa orangtua memiliki karakteristik-karakteristik yang positif di dalam dirinya.
Self-Dicslosure dan Parental Monitoring: Model Mediasi dengan Parental Knowledge Sani, Indriawati Ghita Ghai; Riasnugrahani, Missiliana; Prasetya, Paulus H.
‎‎‎TAZKIYA: Journal of Psychology Vol 8, No 1 (2020): TAZKIYA: Journal of Psychology
Publisher : Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.459 KB) | DOI: 10.15408/tazkiya.v8i1.14723

Abstract

Self-disclosure is an individual's actions to share information about himself to others, whether it is private, less intimate or even everyday information. Adolescent with the development of personal space sometimes need distance and keep many secrets from their parents, and tend to be more open to friends. Parents who are worried about the child's social and personal life will do parental monitoring. Parental monitoring efforts are partly influenced by the social signals displayed by children, meaning that the strength of parental monitoring can be influenced by the degree of self-disclosure. On the other hand, children who try to disclose sometimes get different responses such as reacting positively or negatively from parents. Therefore, we assume that the strength of parental monitoring will also be influenced by parental knowledge. Self-disclosure will be a source of parental knowledge, and this knowledge then determines parental monitoring. If parents do not use the child's disclose to increase knowledge about the child, then the child's self-disclosure will not affect parental monitoring. Through a proportional stratified random sampling technique, it was obtained 394 high school students, to see the link between self-disclosure and parental monitoring with the mediation of parental knowledge. Data were taken using parental monitoring scale from Kerr and Stattin (a=0.83), self-disclosure scale from Wheeless and Grotz (a=0.67), and parental knowledge from Kerr and Stattin (a=0.73). Mediation test results with the model 4 Hayes PROCESS obtained that the relationship between self-disclosure and parental monitoring is fully mediated by parental knowledge of 0.10. This means that self-disclosure in high school students will affect parental monitoring, only if parents have adequate knowledge about their children.
Identifikasi Parenting Belief Pada Remaja dan Orangtua di Kota Bandung : Pendekatan Psikologi Psikologi Indigenous Missiliana R Missiliana R; Vida Handayani
JURNAL PSIKOLOGI Vol 10, No 2 (2014): Desember 2014
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v10i2.1185

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014, dengan maksud untuk menemukan kebutuhan remaja terhadap gaya pengasuhan orangtua, melalui pemahaman parenting belief remaja,dan dilakukan pula penelitian terhadap parenting belief orangtua untuk menemukan belief orangtua tentang gaya pengasuhan yang tepat bagi remaja. Dengan mengetahui belief remaja dan orangtua, diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi orangtua dan remaja tentang pengasuhan, sehingga dapat meminimalisir konflik yang sering muncul saat orangtua melakukan pengasuhan terhadap remaja. Penelitian dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka, terhadap 1029 remaja dan 607 orangtua. Subjek dapat memberikan jawaban lebih dari tiga respon, sehingga diperoleh respon sebanyak 3657 dari remaja dan 2285 dari orangtua. Melalui pengolahan data secara open koding dan kategorisasi, diperoleh 5 kategori parenting belief yang dimiliki remaja dan orangtua. Kategori parenting belief remaja dan orangtua adalah directing (mengarahkan), accepting (menerima), nurturing (memelihara), maturing (mendewasakan), modeling (memberi contoh). Kata kunci: parenting belief, open coding, psikologi indigenous
Peran panggilan pada komitmen karier guru Elsha Lonika; Missiliana Riasnugrahani
Jurnal Ecopsy Vol 9, No 1 (2022): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ecopsy.2022.03.008

Abstract

Guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar dalam pendidikan, namun hal ini tidak diikuti dengan penghasilan dan jenjang karier yang baik. Meskipun demikian masih ada guru di Indonesia menghabiskan waktu berkariernya sampai masa pensiun. Panggilan pada pekerjaan yang dirasakan guru diduga memiliki hubungan dengan komitmen karier guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan dimensi panggilan yaitu dimensi search for calling (mencari panggilan) dan presence of calling (menemukan panggilan) terhadap komitmen karier. Alat ukur yang digunakan adalah Calling and Vocation Questionnaire (CVQ) dan The Career Commitment Scale yang memiliki nilai validitas dan reliabilitas yang tinggi. Melalui teknik purposive sampling, diperoleh 82 guru dengan minimal masa kerja satu tahun, yang bersedia menjadi partisipan. Hasil analisis data dengan teknik regresi berganda ditemukan bahwa dimensi menemukan panggilan (presence of calling) berpengaruh signifikan terhadap komitmen karier. Hal ini berarti hanya guru yang telah memaknai pekerjaannya sebagai panggilan yang akan memiliki komitmen karier yang tinggi.
How does proactive personality promote calling at work? A dual-path mediation model Naila Azharia Hanan; Missiliana Riasnugrahani; Corina D. Riantoputra
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 24 No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24914/jeb.v24i2.4864

Abstract

Pada studi sebelumnya mekanisme calling sebagai adaptation result mampu dijelaskan menggunakan career construction theory (CCT) melalui adaptive readiness dan adapting response yang dimiliki dan dilakukan karyawan, namun perspektif tersebut diketahui belum memperhitungkan faktor eksternal yang mungkin dapat mempengaruhi adapting response sehingga dapat berdampak pada pembentukan calling mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi kesenjangan tersebut dengan menggunakan tidak hanya perspektif CCT, melainkan perspektif social exchange theory (SET) untuk melihat hubungan proactive personality dengan calling individu melalui peranan dua mediator yaitu job crafting dan LMX. Data penelitian dikumpulkan menggunakan survei daring dengan melibatkan karyawan aktif (N=222) yang telah bekerja minimal satu tahun di berbagai industri perbankan. Data kemudian dianalisis menggunakan analisis model mediasi paralel dari Hayes (2017) dengan SPSS for Windows. Hasil menunjukkan bahwa proactive personality secara positif berkontribusi pada calling baik secara langsung maupun tidak langsung melalui kedua mediator (i.e job crafting dan LMX). Model mediasi jalur ganda ini memberikan perspektif baru dalam memahami bahwa job crafting dan LMX masing-masing memiliki peran tersendiri dalam menjelaskan mekanisme hubungan proactive personality dengan calling karyawan dalam pekerjaannya. Maka dari itu temuan ini dapat melengkapi literatur yang ada tentang implikasi teoritis dan praktis dari calling.
Search for Calling, Presence for Calling dan Makna Kerja Pada Karyawan Kehutanan Ningyu Natasya Oktovani; Missiliana Riasnugrahani
Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal Vol 8, No 2 (2022): May 2022
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/aksara.8.2.1429-1438.2022

Abstract

This study aims to determine the role of the two dimensions of calling, namely search for calling and presence of calling on the work meaning, and the difference in the level of meaningful work in the four categories of calling, namely calling diffusion, calling foreclosure, calling moratorium and calling achievement on Forestry employees. With purposive sampling, we obtained 130 employees who had worked for at least one year. The questionnaires used were the Calling and Vocation Questionnaire and the Comprehensive Meaningful Work Scale that had high-reliability scores. Using stepwise linear regression technique and ANOVA, we found that only the presence of calling has a significant role in the work meaning, and calling diffusion has the lowest level of work meaning compared to other categoriesPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dari kedua dimensi panggilan yaitu search for calling dan presence of calling terhadap makna kerja, sekaligus mengetahui perbedaan level makna kerja pada keempat kategori panggilan yaitu calling diffusion, calling foreclosure, calling moratorium dan calling achievement pada karyawan BUMN Kehutanan. Penarikan sampel penelitian menggunakan purposive sampling dan diperoleh partisipan sebanyak 130 karyawan, yang telah bekerja minimal 1 tahun. Kuesioner yang digunakan adalah Calling and Vocation Questionnaire dan Comprehensive Meaningful Work Scale yang memiliki nilai reliabilitas yang tinggi. Data dianalisis dengan regresi linier teknik stepwise untuk mengetahui peran terbesar dari kedua dimensi panggilan, dan ANOVA untuk mengetahui perbedaan level makna kerja pada keempat kategori panggilan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya presence of calling yang memiliki peran signifikan terhadap makna kerja, dan kategori calling diffusion memiliki level makna kerja yang paling rendah dibandingkan kategori lainnya.
Panggilan Keterikatan Kerja Dan Kepuasan Kerja Pada Guru Thasya Fatharani; Missiliana Riasnugrahani
Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal Vol 8, No 1 (2022): January 2022
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/aksara.8.1.313-324.2022

Abstract

This study aims to examine whether work engagement can strengthen the relationship between calling and job satisfaction. Analysis with Hayes mediation model 4 shows that work engagement does not mediate the relationship between calling and job satisfaction. The job satisfaction of teachers is only related to their calling in the workplace. Teachers who see their work as having a positive contribution to the students will feel that their work has a deep meaning, so they are more satisfied. Meanwhile, teachers who are engaged with their careers are not always satisfied with their jobs. In sum, calling is an essential source of teachers feeling engaged and satisfied with their work. Teachers who perceive their job as calling will feel job satisfaction and show dedication and enthusiasm at work.
The Antecedents of Calling: A Career Construction Perspective Ulfa, Bella; Riasnugrahani, Missiliana; Riantoputra, Corina D.
The South East Asian Journal of Management Vol. 15, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Research Aims: This study aims to examine the moderating role of leader autonomy support (LAS) in the indirect relationship between cognitive flexibility and calling through job crafting. Design/methodology/approach: Data were collected through an online survey from employees who have been working at a private company for a minimum of one year. Using a convenience sampling method, data were collected from a total of 140 respondents. Data were analysed in SPSS using a moderated mediation model. Research Findings: The results showed that LAS moderated the indirect effect of cognitive flexibility on calling through job crafting. Theoretical Contribution/Originality: This study illustrates the complex relationship between cognitive flexibility, job crafting, and LAS as the antecedents of calling by drawing on career construction theory (CCT), while simultaneously emphasising the importance of situational factors (i.e., LAS) in finding a calling, especially for employees. Managerial Implication in the South East Asian context: Companies are expected to put more effort into understanding the role of individual and situational factors in their employees' journey toward finding a calling. Specifically, leaders' support for employees' job crafting should be strengthened to facilitate employees in discerning their work as a calling. Research limitations & implications: This study has limitations regarding the data collection, as it only uses a cross-sectional design. Additionally, this study only examines the antecedents of calling through employees' perception.
Peran Career Optimism terhadap Career Adaptability pada Mahasiswa Elma Aurelia Agustine; Missiliana Riasnugrahani
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 5, No 2 (2023): April
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v5i2.3599

Abstract

Semester akhir merupakan fase krusial bagi mahasiswa untuk mulai menentukan dan mempersiapkan tujuan karir mereka dalam waktu yang dekat. Dengan demikian mahasiswa harus menyesuaikan dan mengembangkan kemampuan mereka dalam mencapai tujuan karir tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran career optimism terhadap career adaptability pada mahasiswa tingkat akhir di universitas “X” Bandung.Melalui teknik convenience sampling, diperoleh 344 mahasiswa semester 6-8 dari Fakultas Psikologi, Bisnis, Bahasa dan Budaya, Hukum, Seni Rupa dan Desain, Teknik, dan Teknik Informasi. Penelitian ini menggunakan kuisioner Career Optimism Subscale dan Career Adapt-Abilities Scale Short Form (CAAS-SF), dengan nilai validitas dan reliabilitas yang baik. Dengan teknik analisis regresi linier sederhana, diketahui bahwa career optimism memiliki peran positif dan signifikan terhadap career adaptability. Hal ini berarti bahwa mahasiswa yang memiliki pandangan positif terhadap perjalanan karirnya akan lebih mampu menyesuaikan diri dalam mencapai tujuan karirnya. Hasil penelitian ini dapat diimplikasikan oleh universitas untuk pengembangan program persiapan karir mahasiswa
Job Crafting: Work Engagement and Teacher Happiness Meta Dwijayanthy; Missiliana Riasnugrahani; Cindy Maria
AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Vol 15, No 2 (2023): AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan
Publisher : STAI Hubbulwathan Duri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35445/alishlah.v15i2.3242

Abstract

Happy teachers tend to perform better, be more capable of creating innovations, and produce new ideas in work so they help the organization reach its goals. This study aims to examine the role of job crafting towards happiness, mediated by work engagement in teachers as employees at their respective organizations. Participants of this study are 885 teachers who have worked in “X” Educational Foundation for at least one year. The instruments used are a job crafting scale that consists of 15 items, a calling scale with 12 items, a 9-item work engagement scale, and a happiness scale consisting of 8 items. All items in this instrument have been deemed valid and have reliability values of 0.763, 0.912, 0.934, and 0.758. The data obtained were analyzed using Model 4 of the SPSS Hayes Process. The findings of this study showed that there is a role of job crafting towards teachers’ happiness that is mediated by calling and work engagement. It was also found that job crafting has a significant direct effect on teachers’ happiness.