Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Video Conference Pada Openstack Menggunakan Openmeeting Sebagai Infrastructure As A Service (Iaas) Bongga Arifwidodo; Wasis Rezki Baskoro; Jafaruddin Gusti Amri Ginting
Techno (Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto) Vol 21, No 2 (2020): Techno Volume 21 No.2 Oktober 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/techno.v21i2.8451

Abstract

Era Pandemi menyebabkan peningkatan penggunaan aplikasi konferensi video yang tiba-tiba dan siginifikan. Bagi perusahaan harus segera beradaptasi dalam hal aplikasi komunikasi. Salah satu aplikasi yang bisa digunakan yaitu openmeetings. Openmeetings adalah aplikasi yang digunakan sebagai pengatur konferensi yang terinstal pada server. Umumnya server dibangun menggunakan komponen fisik, namun memiliki keterbatasan sehingga seringkali mengalami penurunan performa dalam segi kecepatan server dalam menjalankan layanan. Salah satu upaya meningkatkan performa server harus menambah atau mengganti perangkat keras sehingga kurang menguntungkan pada biaya operasional. Konsep Cloud selain dapat mengefisienkan biaya operasional server juga handal dalam hal ketersedian layanan. Cloud merupakan sebuah model Client-server, dapat diakses oleh pengguna dimana saja dan kapan saja. Membangun Cloud salah satunya dapat menggunakan openstack, merupakan software open source untuk membangun cloud. Penelitian dilakukan perbandingan harga cloud dengan komponen fisik serta pengujian Video Conference yang di jalankan dalam Cloud untuk mengetahui kinerja Cloud dari sisi Quality of Service (QoS) meliputi delay, packetloss, jitter dan throughput. Hasilnya disimpulkan menggunakan cloud lebih efisien dibandingkan dengan menggunakan server fisik. nilai rata-rata terbesar pada sisi upload adakah throughput sebesar 639.85kbps, delay sebesar 30.22ms, jitter sebesar 10.35ms dan packetloss sebesar 0.94%, untuk nilai rata-rata terbesar pada sisi download adalah throughput sebesar 1,856.55kbps, delay sebesar 10.19ms, jitter sebesar 6.18ms dan packetloss sebesar 0.87%.
Klasifikasi Tingkat Kesegaran Ikan Nila Menggunakan K-Nearest Neighbor Berdasarkan Fitur Statistis Piksel Citra Mata Ikan Rahmat Widadi; Bongga Arifwidodo; Kholidiyah Masykuroh; Ariyatno Saputra
JURNAL MEDIA INFORMATIKA BUDIDARMA Vol 7, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Universitas Budi Darma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30865/mib.v7i1.5196

Abstract

Healthy tilapia will experience a decrease in quality when stored out of water even with the refrigerator. The decline in fish quality can be seen from the fish's eye. In this study the aim was to develop a tilapia freshness classification system based on fisheye images utilizing image processing and machine learning. Fisheye images were taken at intervals of 0 to 16 hours after being removed from the water. Ten tilapias were used in this study. The distance between the camera and the fish has also been changed with a variation of 4 distances. The total data obtained is 640 fisheye images. The method used in fisheye image classification consists of two stages, namely feature extraction and classification. The four types of statistical features used from image pixel values are the mean, standard deviation, skewness, and kurtosis. While at the classification stage using K-Nearest Neighbor. The scenario that has been determined is then used at the system implementation stage using the Python Programming Language. Testing and analysis using k-fold cross validation and confusion matrix. In the results of the study, the accuracy rate was obtained with an average of 100% using 2 classes, namely 0-2 hours and 2-4 hours. The accuracy rate using 4 classes was obtained with an average of 75%, namely classes 0-2 hours, 2-4 hours, 10-12 hours, and 14-16 hours, and when using all classes, an average accuracy rate of 45% is obtained.
Analisis Performansi Web Server Saat Menangani Permintaan Client Menggunakan Metode Reserve Proxy Caching dan Varnish Muhammad Naufal Ammar Azi; Bongga Arifwidodo; Eka Wahyudi
Journal of Telecommunication Electronics and Control Engineering (JTECE) Vol 5 No 1 (2023): Journal of Telecommunication, Electronics, and Control Engineering (JTECE)
Publisher : LPPM INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20895/jtece.v5i1.843

Abstract

Web Technology Surveys peningkatan pengguna internet yang mengakses website terus meningkat setiap tahunnya terutama web server Apache dan Nginx. Hal ini dapat menyebabkan performa dari sebuah web server menjadi berat dan jika melebihi kapasitas maka bisa terjadi downtime server. Maka dari itu diperlukannya reverse proxy caching. Reverse proxy caching mampu menyeimbangkan beban pada beberapa server back-end dan menyediakan caching untuk server back-end yang lamban terutama pada web server Apache. Penelitian kali ini adalah reverse proxy caching nginx dan varnish. Pengujian performa web server dilakukan dengan mengirim 3 macam uji yaitu dengan mengirimkan beban 200 koneksi, 2.000 koneksi dan 20.000 koneksi dengan 200 Conccurency yang diukur dengan apache benchmark Tools. Berdasarkan hasil pengujian bahwa Apache web server yang telah dikonfigurasikan reverse proxy caching Nginx memberikan hasil kinerja lebih baik dari reverse proxy caching Varnish. Parameter request per second sebesar 1207 req/seconds (39,6% Lebih baik dibandingkan Varnish), Time taken for test sebesar 16,65 seconds (28,3% Lebih baik dibandingkan Varnish), Time per request sebesar 166,4 ms (28,4% Lebih baik dibandingkan Varnish), dan Transfer rate sebesar 13,15 MB/sec (38,4% Lebih baik dibandingkan Varnish)
Analisis Jaringan WLAN Menggunakan Metode IP Cloud Pada Mikrotik (Studi Kasus: SD Negeri 2 Karangreja) Anjas Dwi Saputra; Bongga Arifwidodo; Eka Wahyudi
Dinamika Rekayasa Vol 19, No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Dinamika Rekayasa - Februari 2023
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.dr.2023.19.1.587

Abstract

SD Negeri 2 Karangreja ditemukan beberapa kendala salah satunya pemakaian jaringan WiFi secara bersama-sama yang menyebabkan antar user mendapatkan bandwidth internet tidak merata, akibatnya user tidak dapat menggunakan internet dengan stabil. Metode penelitian yang digunakan pengelolaan bandwidth dengan melakukan konfigurasi pada mikrotik menggunakan Queue Tree tipe PCQ dan HTB. Fleksibilitas jaringan diperlukan suatu metode IP Cloud agar router mikrotik dapat diakases dari internet.  IP Cloud adalah layanan yang ada pada mikrotik, dengan fitur router sebelumnya diakses dengan IP Public, yang diganti dengan DNS. Monitoring selama 6 hari penggunaan bandwidth dengan lama pengamatan 3 jam, dari pukul 08.00 WIB sampai 11.00 WIB, didapatkan hasil pemakaian CPU sebesar 3%, MEMORY 38,4%, DISK 82,1% dan kecepatan pemakaian Bandwidth sebesar 1,28 Mb untuk download dan upload 125,21 Mb. Sedangkan untuk performasi QoS manajemen bandwidth pada jaringan SD Negeri 2 Karangreja lebih baik menggunakan metode Queue Tree tipe PCQ, karena PCQ bekerja dengan sebuah algoritma yang akan membagi bandwidth secara merata kesejumlah client yang aktif dengan hasil throughput 2.614 Kbps, packet loss 0,2%, delay 3,054148 ms, dan jitter3,066065 ms 
Implementasi Intrusion Prevention System (IPS) Pada Software Defined Network (SDN) Menggunakan RYU Controller Bongga Arifwidodo; Bima Setiyadi; Syariful Ikhwan
Jurnal ICT: Information Communication & Technology Vol. 22 No. 1 (2022): JICT-IKMI, Juli 2022
Publisher : LPPM STMIK IKMI Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

SDN is a technology that separates the control plane and the data plane. The control plane is used to configure network devices using the SDN controller, while the data plane is used to forward information packets. The controller is the main control for the network and is centralized, if this part is successfully attacked then the entire network can be taken over. If SDN resources are attacked with Denial of Service, SYN Flooding will consume network resources, causing the SDN controller to be unable to serve SDN network user requests. One of the efforts to overcome this problem is to use an IPS security system because it can prevent DoS attacks by using the snort application to block attacks in real time. The tests carried out tested the performance of QoS parameters with a DoS SYN Flood attack. The results of this study are the implementation of the use of IPS proved to be effective in detecting and blocking Denial of Service attacks so as to improve the quality of the security system on the SDN network. The QoS throughput value before the attack had an average of 22.536 Gb/s, during an attack it was 14,163 Gb/s, while blocking was 14.926 Gb/s, inversely proportional to the very small latency of 0.1ms in each condition. CPU usage performance during SYN Flood attacks and IPS system blocking is almost 100%, in line with high CPU usage conditions of 18% when the IPS system is active to block attacks.
Analisis Unjuk Kerja Load Balancing Web Server Menggunakan Virtualisasi Berbasis Container Docker Swarm Arnanda Satria Wibawa; Bongga Arifwidodo; Eka Wahyudi
Smart Comp :Jurnalnya Orang Pintar Komputer Vol 12, No 3 (2023): Smart Comp: Jurnalnya Orang Pintar Komputer
Publisher : Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/smartcomp.v12i3.4130

Abstract

Meningkatnya jumlah trafik data mempengaruhi kinerja webserver sedangkan penggunaan server tunggal masih banyak digunakan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dibutuhkan teknik loadbalancing. Loadbalancing yang dipakai adalah zevenetce. Load balancing memiliki beberapa algoritma diantaranya adalah roundrobin dan leastconnection. Untuk mengetahui algoritma loadbalancing mana yang lebih baik dalam menangani koneksi dari client maka dibutuhkan pengukuran responsetime, CPU Utilization dan Memory usagewebserver. Web server dibangun menggunakan docker swarm. Pengujian dilakukan sebanyak 20 kali percobaan pada setiap parameter kemudian diambil rata-rata untuk response time dan nilai CPU Utilization dan memory usage tertinggi selama percobaan. Tiap algoritma diberikan beban sebanyak 500 dengan 100 konkurensi, 2000 dengan 400 konkurensi, dan 5000 koneksi dengan 1000 konkurensi menggunakan H2load Benchmark. Hasil penelitian menunjukkan bahwa round robin bekerja lebih optimal dan cepat dibandingkan least connection karena memiliki nilai response time yang lebih kecil, CPU Utilization yang lebih besar dan memory usage yang lebih kecil dengan nilai response time pada 500 koneksi dengan 100 konkurensi sebesar 6,28 second, 19,83 second pada 2000 koneksi dengan 400 konkurensi dan 30,19 second pada 5000 koneksi dengan 1000 konkurensi. Persentase CPU Utilizationweb server pada koneksi 500-5000 node manager sebesar 62,56%-78,55% dan node worker sebesar 61,99%-62,32%. Nilai Memory usageweb server pada koneksi 500-5000 sebesar 344,10MB-602,44MB pada node manager dan 319,72MB-586,70MB pada node worker.
Automate IGP and EGP Routing Protocol Configuration using a Network Automation Library Yuansa Alfaresa; Bongga Arifwidodo; Fauza Khair
JOIN (Jurnal Online Informatika) Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Department of Informatics, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/join.v8i2.1157

Abstract

Data communication is sending data from client to client through a computer network. The increasing use of data communication makes computer networks more complex. Complex computer networks make it difficult for network administrators to configure them, especially routing protocol configuration. Network administrators are in charge of configuring routing protocols and managing networks. In addition, the more devices on the network, the greater the chance of human error from the administrator. Therefore, network automation is one solution that helps network administrators overcome this. This study focuses on analyzing the performance of network automation using the Paramiko and Telnetlib libraries. The routing protocol used by OSPF for IGP and BGP for EGP. The scenario in this study involves configuring IP addresses and configuring OSPF and BGP routing. Based on the test results, the Telnetlib library is better than the Paramiko library in terms of script delivery time, convergence time, and delay by 19.237% when applied to the IGP and EGP routing protocols.
Mekanisme Keamanan Jaringan Menggunakan Protokol Wireguard Pada Jaringan Privat Bongga Arifwidodo
Journal of Informatics and Communication Technology (JICT) Vol. 5 No. 2 (2023)
Publisher : PPM Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52661/j_ict.v5i2.211

Abstract

Keamanan informasi pada komunikasi menjadi kebutuhan utama, sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi. Jaringan privat virtual (VPN) merupakan teknologi yang dianggap mempunyai kemampuan dalam menghubungkan jaringan privat antara perangkat dengan basis keamanan informasi yang baik. Penelitian ini menggunakan salah satu protokol modern VPN yang saat ini masih dikembangkan namun memiliki keamanan dan kinerja yang baik yaitu Wireguard. Topologi uji menggunakan dua jaringan lokal server dan klien terhubung melalui internet. Uji penelitian menunjukkan hasil parameter Qos pada protokol WireGuard masuk dalam kategori baik menurut standar Tiphon dimana nilai delay sebesar 8,18ms, paket loss 0%, throughput sebesar 94,17 Mbit/s dan jitter sebesar 0,29ms pada skenario transfer file. Sehingga keamanan menggunakan protokol WireGuard pada jaringan privat layak dikonfigurasikan.
Pengaruh Client Request Pada Web Server Apache dan Nginx Dengan Ipv6 Menggunakan Apache Benchmark Yulina Nur Khamidah; Bongga Arifwidodo; Muntaqo Alfin Amanaf
Techno (Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto) Vol 25, No 1 (2024): Techno Volume 25 NO.1 April 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/techno.v25i1.14056

Abstract

A number of studies show that Hypertext Transfer Protocol (HTTP) data dominates the data path through the internet network by more than 75%. Based on the results of the netcraft web server survey, which is based on the open source apache and nginx web servers, every year the number of users has increased. With the rapid development of the internet, the availability of IPv4 is increasingly limited, to overcome this problem, IPv6 allocation is used on the web server because it has a larger number of addresses and better security. In this study, the web server performance is tested with the test parameters, namely Time Taken for Tests, Request Per Second, Transfer Rate (Kb/s), Time per Request (ms), and Memory Usage. Testing with Apache Bench is done by providing client requests with varying amounts, with the number of requests from 500 to 500000 requests. The results of this study using Apache Benchmark testing that Nginx is superior to Apache in terms of 4 seconds faster in completing client requests and less memory usage.
PERFORMANSI DESAIN ORKESTRASI KUBERNETES MENGGUNAKAN CONTAINER RUNTIME Arifwidodo, Bongga; Amri Ginting, Jafaruddin Gusti
Jurnal Elektro dan Telekomunikasi Terapan (e-Journal) Vol 10 No 2 (2023): JETT Desember 2023
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/jett.v10i2.6603

Abstract

Container merupakan salah satu evolusi teknologi virtualisasi yang banyak digunakan untuk mengembangkan dan mengirimkan perangkat lunak untuk layanan komputasi awan. Container memungkinkan pembagian sumber daya langsung pada host secara efisien antar platform penyewa cloud, sehingga lebih ringan dan lebih cepat daripada mesin virtual. Container runtime dalam arsitektur container, bertanggung jawab memuat image container dari repositori, memantau sumber daya sistem lokal, mengisolasi sumber daya sistem untuk penggunaan container, dan mengelola siklus hidup container. Host dengan jumlah container yang banyak menyebabkan penurunan performansi yang signifikan, baik container yang dipasangkan pada platform penyewa cloud maupun pada local host. Masalah ini muncul karena container runtime bertanggung jawab menjalankan container pada host sistem operasi. Pemilihan container runtime menjadi sangat krusial untuk mengimbangi pertambahan jumlah container yang digunakan. Pada penelitian ini berfokus menganalisis performansi dari tiga container runtime yaitu Containerd, CRI-O, dan Kata Containers pada orkestrasi Kubernetes. Skenario penelitian ini menggunakan skalabilitas dengan jumlah container yang berbeda yaitu 10, 20, dan 40 container. Parameter yang akan dianalisis yaitu performansi dari CPU, memory, throughput, dan latency. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa container runtime Containerd memiliki kinerja yang unggul dan optimal berdasarkan hasil dari parameter throughput, latency, dan memory dengan hasil masing-masing parameter yaitu 2301,75 MB/s, 0,359 ms, dan 13001,8 MB/s.