Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Jurnal Kepelatihan Olahraga

MENINGKATKAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL OTOT/ LATIHAN OTOT Giriwijoyo, Santosa; Mulyana, Boyke
Jurnal Kepelatihan Olahraga Vol 1, No 2 (2009)
Publisher : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jko-upi.v1i2.16225

Abstract

Kemampuan fungsional otot mempunyai 2 (dua) kutub yaitu kemampuan anaerobik dan kemampuan aerobik. Oleh karena itu latihan otot juga mempunyai 2 (dua) kutub, yaitu kutub latihan anaerobik dan kutub latihan aerobik. Kutub anaerobik diwujudkan oleh kekuatan dan daya tahan statis, sedangkan kutub aerobik diwujudkan oleh daya tahan dinamis otot.Pelatihan untuk meningkatkan kemampuan fungsional otot harus sesuai dengan mekanisme fisiologi pengembangan kemampuan fungsionalnya. Oleh karena itu harus memahami apa yang menjadi rangsangnya dan bagaimana mekanisme terjadinya perangsangan. Rangsang untuk meningkatkan kemampuan anaerobik ialah kondisi anaerobik yang terjadi oleh karena adanya ischaemia (kekurangan darah) di dalam otot. Ischaemia terjadi oleh karena pembuluh-pembuluh darah di dalam otot terjepit ketika terjadi kontraksi isometrik.  Sedangkan rangsang untuk meningkatkan kemampuan aerobik adalah kondisi aerobik di dalam otot.  Kondisi aerobik terjadi oleh karena menjadi aktifnya sistem pompa otot oleh adanya kontraksi isotonis repetitif dari otot yang bersangkutan.Prinsip pelatihan otot adalah Repetisi Maksimal (RM) dengan konsepnya untuk:Pelatihan anaerobik: beban berat sehingga repetisinya menjadi di arah minimalPelatian aerobik : beban ringan sehingga repetisinya menjadi di arah maximal.Kesan kinestesi dari latihan otot sangat perlu difahami agar kemampuan koordinasi otot bagi pengembangan dan pemeliharaan ketrampilan teknik kecabangan olahraga dapat terpelihara.Latihan otot menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan anatomis, bio-kimis dan fisilogis. Sifat perubahan-perubahan ditentukan oleh cara dan tujuan latihan otot yang dilakukan, perubahan hasil latihan memang untuk mendukung tujuan pelatihan.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL OTOT/ LATIHAN OTOT Giriwijoyo, Santosa; Mulyana, Boyke
Jurnal Kepelatihan Olahraga Vol 3, No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jko-upi.v3i1.16214

Abstract

Kemampuan fungsional otot mempunyai 2 (dua) kutub yaitu kemampuan anaerobik dan kemampuan aerobik. Oleh karena itu latihan otot juga mempunyai 2 (dua) kutub, yaitu kutub latihan anaerobik dan kutub latihan aerobik. Kutub anaerobik diwujudkan oleh kekuatan dan daya tahan statis, sedangkan kutub aerobik diwujudkan oleh daya tahan dinamis otot.Pelatihan untuk meningkatkan kemampuan fungsional otot harus sesuai dengan mekanisme fisiologi pengembangan kemampuan fungsionalnya. Oleh karena itu harus memahami apa yang menjadi rangsangnya dan bagaimana mekanisme terjadinya perangsangan. Rangsang untuk meningkatkan kemampuan anaerobik ialah kondisi anaerobik yang terjadi oleh karena adanya ischaemia (kekurangan darah) di dalam otot. Ischaemia terjadi oleh karena pembuluh-pembuluh darah di dalam otot terjepit ketika terjadi kontraksi isometrik.  Sedangkan rangsang untuk meningkatkan kemampuan aerobik adalah kondisi aerobik di dalam otot.  Kondisi aerobik terjadi oleh karena menjadi aktifnya sistem pompa otot oleh adanya kontraksi isotonis repetitif dari otot yang bersangkutan. Prinsip pelatihan otot adalah Repetisi Maksimal (RM) dengan konsepnya untuk: 1.      Pelatihan anaerobik: beban berat sehingga repetisinya menjadi di arah minimal 2.      Pelatian aerobik : beban ringan sehingga repetisinya menjadi di arah maximal. Kesan kinestesi dari latihan otot sangat perlu difahami agar kemampuan koordinasi otot bagi pengembangan dan pemeliharaan ketrampilan teknik kecabangan olahraga dapat terpelihara.Latihan otot menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan anatomis, bio-kimis dan fisilogis. Sifat perubahan-perubahan ditentukan oleh cara dan tujuan latihan otot yang dilakukan, perubahan hasil latihan memang untuk mendukung tujuan pelatihan.
KETERLAMBATAN MENARCHE DAN GANGGUAN MENSTRUASI AKIBAT DARI LATIHAN OLAHRAGA YANG BERAT PADA ATLET RENANG Mulyana, Boyke
Jurnal Kepelatihan Olahraga Vol 2, No 1 (2010)
Publisher : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jko-upi.v2i1.16226

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan rutinitas latihan olahraga yang berat yang dilakukan sejak sebelum pubertas terhadap keterlambatan menarche pada atlet renang jarak pendek wanita, (2) hubungan rutinitas latihan olahraga yang berat yang dilakukan sejak sebelum pubertas terhadap keterlambatan menarche pada atlet renang jarak menengah wanita, (3)hubungan rutinitas latihan olahraga yang berat yang dilakukan sejak sebelum pubertas terhadap keterlambatan menarche pada atlet renang jarak jauh wanita, (4) hubungan rutinitas latihan olahraga yang berat terhadap gangguan menstruasi pada atlet renang jarak pendek wanita eumenorrhoea, (5) hubungan rutinitas latihan olahraga yang berat terhadap gangguan menstruasi pada atlet renang jarak menengah wanita eumenorrhoea, dan (6) hubungan rutinitas latihan olahraga yang berat terhadap gangguan menstruasi pada atlet renang jarak jauh wanita eumenorrhoea. Penelitian dilakukan dengan menggunakan  metode survey. Sampel penelitian adalah atlet renang wanita Jawa Barat berjumlah 30 orang yang diambil secara purposive. Temuan penelitian adalah 1) tidak terdapat hubungan yang positif antara keterlambatan menarche dengan rutinitas latihan olahraga yang berat pada atlet renang jarak pendek  wanita, 2) tidak terdapat hubungan yang positif antara keterlambatan menarche dengan rutinitas latihan olahraga yang berat pada atlet renang jarak menengah wanita,  3) tidak terdapat hubungan yang positif antara keterlambatan menarche dengan rutinitas latihan olahraga yang berat pada atlet renang jarak jauh wanita, 4) tidak terdapat hubungan yang positif antara gangguan menstruasi dengan rutinitas latihan olahraga yang berat pada atlet renang jarak pendek wanita eumenorrhoea, 5) tidak terdapat hubungan yang positif antara gangguan menstruasi dengan rutinitas latihan olahraga yang berat pada atlet renang jarak menengah wanita, 5) tidak terdapat hubungan yang positif antara gangguan menstruasi dengan rutinitas latihan olahraga yang berat pada atlet renang jarak jauh wanita.
Pengaruh Media Papan Luncur dan Pull Buoy Pola Metode Drill terhadap Hasil Belajar Teknik Dasar Renang Gaya Bebas Rizkiyansyah, Agung; Mulyana, Boyke
Jurnal Kepelatihan Olahraga Vol 11, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jko-upi.v11i2.20311

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui pengaruh media papan luncur pada pola metode drill terhadap hasil belajar teknik dasar renang gaya bebas, (2) Untuk mengetahui pengaruh media pull buoy pada pola metode drill terhadap hasil belajar teknik dasar renang gaya bebas, (3) Untuk mengetahui manakah pengaruh yang lebih efektif dari media papan luncur dan pull buoy pola metode drill terhadap hasil belajar teknik dasar renang gaya bebas. Metode penelitian ini menggunakan eksperimen dengan teknik rating scale. Populasi penelitian sebanyak 14 anggota. Sampel penelitian menggunakan Purposive Sampling. Instrumen penelitian menggunakan: lembar tes observasi untuk mahasiswa mengenai format penilaian koordinasi gerak dasar renang gaya bebas dan dokumentasi penelitian. Hasil pengujian hipotesis penelitian ini terbukti bahwa, menggunakan media papan luncur tersebut dapat meningkatkan hasil belajar teknik dasar renang gaya bebas, menggunakan media pull buoy tersebut dapat meningkatkan hasil belajar teknik dasar renang gaya bebas, dan menggunakan kedua media tersebut sama-sama efektif dapat meningkatkan hasil belajar teknik dasar renang gaya bebas. Dalam penggunaanya dapat disesuaikan dengan kebutuhan latihan.
PRESTASI RENANG GAYA KUPU-KUPU DITINJAU DARI FLEKSIBILITAS SENDI BAHU, FREKUENSI KAYUHAN, DAN POWER LENGAN Mulyana, Boyke
Jurnal Kepelatihan Olahraga Vol 1, No 1 (2009)
Publisher : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jko-upi.v1i1.16260

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan fleksibilitas sendi bahu dengan prestasi renang 50m gaya kupu-kupu, (2) hubungan frekuensi kayuhan dengan prestasi renang 50m gaya kupu-kupu, (3) hubungan power lengan dengan prestasi renang 50m gaya kupu-kupu, dan (4) hubungan antara fleksibilitas sendi bahu, frekuensi kayuhan, dan power lengan dengan prestasi renang 50m gaya kupu-kupu secara bersama-sama. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode survey dan teknik analisis data.  Sampel penelitian adalah atlet-atlet renang Jawa Barat yang berada di Kota Bandung berjumlah 40 orang dan diambil melalui teknik random. Temuan penelitian adalah sebagai berikut: Pertama, tidak terdapat hubungan yang positif antara fleksibilitas sendi bahu dengan prestasi renang 50 m gaya kupu-kupu.  Hal ini sesuai dengan koefisien korelasi ry.1 sebesar 0,008 dari koefisien determinasi sebesar 0,03, yang menunjukan kontribusi motivasi berprestasi sebesar 3% terhadap prestasi renang 50 m gaya kupu=kupu, dan persamaan regresi adalah Ŷ = 31,39 + 0,008X1.  Kedua, terdapat hubungan yang positif antara frekuensi kayuhan dengan prestasi renang 50 m gaya kupukupu.  Hal ini sesuai dengan koefisien korelasi ry.2 sebesar 0,36 dan koefisien determinasi sebesar 0,13, yang berarti frekuensi kayuhan memberikan kontribusi terhadap prestasi renang 50 m gaya kupu-kupu sebesar 13%, dan persamaan regresi linear adalah Ŷ = 12,34 +  0,84X2 . Ketiga, terdapat hubungan yang positif antara power lengan dengan prestasi renang 50 m gaya kupu-kupu.  Hal ini sesuai dengan koefisien korelasi ry.3 sebesar 0,35 dan koefisien determinasi sebesar 0,12 yang berarti power lengan memberikan kontribusi terhadap prestasi renang 50 m gaya kupu-kupu sebesar 12%, dan persamaan regresi linear adalah Ŷ = 18,76 +  0,59X3 . Keempat, tidak terdapat hubungan yang positif antara fleksibilitas sendi bahu, frekuensi kayuhan, dan power lengan dengan prestasi renang 50 m gaya kupu-kupu secara bersama-sama.  Hal ini sesuai dengan koefisien korelasi ry.123 sebesar 0,39 dan koefisien determinasi sebesar 0,15, yang berarti fleksibilitas sendi bahu, frekuensi kayuhan, dan power lengan memberikan kontribusi sebesar 15% terhadap prestasi renang 50 m gaya kupu-kupu. Dari hasil temuan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa fleksibilitas sendi bahu berkorelasi secara tidak signifikan dengan prestasi renang 50 m gaya kupu-kupu.
Pengaruh Latihan Kekuatan dalam Bentuk Circuit Training Terhadap Frekuensi Kecepatan Tendangan Sabit Pencak Silat Kodir, Abdul; Mulyana, Boyke; Mulyana, Mulyana
Jurnal Kepelatihan Olahraga Vol 15, No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jko-upi.v15i1.55718

Abstract

Circuit training adalah salah satu bentuk latihan yang dilakukan dalam satu putaran dan terdiri dari beberapa pos, pada setiap posnya siswa melakukan berbagai latihan yang bervariasi dan dilakukan secara berulang-ulang. Pada penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan kecepatan tendangan sabit siswa yang mengikuti ekstrakulikuler pencak silat di SMPN 3 Bandung. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Desai pada penelitian ini adalah eksperimen yang digunakan adalah the randomized pretest-posttest control group design. Populasi terdiri dari 16 siswa dengan teknik pengambilan sempel menggunakan teknik total sampling. Setelah semua data dianalisis dengan berbagai tahapan yang dimulai dari uji statistika yaitu uji normalitas, uji Homogenitas, dan Uji Paired Sample T-Test yang dibantu menggunakan software SPSS. Berdasarkan dari uji paired sampel T-test di peroleh hasil tendangan sabit kaki kanan sebesar 0.00 0.05 dan hasil tendangan sabit kaki kiri sebesar 0.020.05 maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh latihan circuit training terhadap kecepatan tendangan sabit pencak silat.