Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Karakteristik Lignin Empat Jenis Bambu (Lignin Characteristic of Four Bamboo Species) Deded S Nawawi; Rita K Sari; Nyoman J Wistara; Adesna Fatrawana; Puji Astuti; Wasrin Syafii
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis Vol 17, No 1 (2019): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis
Publisher : Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.44 KB) | DOI: 10.51850/jitkt.v17i1.456

Abstract

Lignin is one of the major component of bamboo, together with cellulose and hemicellulose, which may differ comparing to wood lignin. Lignin characteristics of four bamboos species, i.e.  betung (Dendrocalamus asper), ampel (Bambusa vulgaris), andong (Gigantochloa nigrociliata), and tali (Gigantochloa apus) were investigated. As lignin characteristics;  lignin content and proportion of lignin monomer were investigated by Klason method, UV spectrophotometry, and Pyrolysis Gas-Chromatography analysis, respectively. Lignin content of bamboos varies depending on species and position of sample. Bamboo lignin was categorized into syringyl-guaiacil-p-hydroxyohenil (S-G-H) lignin. There was high correlation between proportion of syringyl unit with acid-soluble lignin obtained during Klason lignin procedure.
Karakteristik Kimia Biomassa untuk Energi (Chemical Characteristics of Biomass for Energy) Deded S Nawawi; Anne Carolina; Tasya Saskia; Deni Darmawan; Siti L Gusvina
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis Vol 16, No 1 (2018): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis
Publisher : Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (613.597 KB) | DOI: 10.51850/jitkt.v16i1.441

Abstract

The chemical components of biomass were composed mainly by three elements, i.e. carbon, hydrogen, and oxygen. These elements composition may contribute to proximate properties and calorific value of biomass. Characterization of wood, wood bark, and bamboos biomass and its relation to biomass quality for energy were carried out based on their chemical components contents. The analyses of chemical components of biomass were performed according to Technical Association of Pulp and Paper Industry (TAPPI) standard and proximate analysis was carried out according to American Society for Testing and Materials (ASTM) standard. The characteristics of biomass for energy could be evaluated based on its chemical components; especially by cellulose/lignin ratio (C/L) and hemicellulose/lignin ratio (H/L). Generally, appropriate quality of lignocellulose biomass for energy tend to exhibit low C/L and H/L ratios, that is due to obtain low volatile content and high calorific value. Lignin seems to be the most responsible chemical component for high calorific value of biomass. The classification of biomass based on the chemical components ratios would be applicable for biomass with less heterogeneity in ash content and in the quite similar extractives content.
PENGARUH ZAT EKSTRAKTIF KAYU GAMAL (Gliricidia sepium Jacq.) TERHADAP NILAI KALOR Rahmi Mauladdini; Wasrin Syafii; Deded Sarip Nawawi
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 40, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2022.40.2.125–134

Abstract

Pengembangan jenis kayu gamal (Gliricidia sepium Jacq.) bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kayu energi di pedesaan. Penelitian mengenai zat ekstraktif pada tanaman gamal sudah banyak dilakukan, namun informasi mengenai pengaruh zat ekstraktif terhadap nilai kalor masih sangat sedikit. Pengaruh zat ekstraktif terhadap nilai kalor dapat diketahui dengan cara menganalisis senyawa ekstraktif yang terdapat pada kayu tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa ekstraktif yang berpengaruh terhadap perubahan nilai kalor kayu. Serbuk kulit dan kayu gamal diekstraksi dengan cara maserasi bertingkat menggunakan pelarut yang memiliki kepolaran berbeda. Serbuk yang telah bebas ekstraktif kemudian diukur nilai kalornya. Untuk memastikan pengaruh zat ekstraktif terhadap nilai kalor, ekstrak kulit dan kayu gamal tersebut ditambahkan ke serbuk batang sawit, lalu diukur kenaikan nilai kalornya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa zat ekstraktif pada kulit dan kayu gamal berpengaruh terhadap perubahan nilai kalor, dan, penghilangan zat ekstraktif dengan menggunakan pelarut yang berbeda menyebabkan penurunan nilai kalor yang berbeda. Penurunan nilai kalor paling tinggi (4,03%) dihasilkan dari zat ekstraktif kulit gamal yang terlarut pelarut non-polar (n-heksana). Penambahan ekstraktif kayu gamal ke serbuk batang sawit juga menyebabkan peningkatan nilai kalor. Analisis fitokimia dan LC-MS/MS terhadap ekstraktif terlarut n-heksana dari kulit kayu gamal mendeteksi adanya kelompok senyawa terpena, amida, alkaloid, flavonoid, coumarin, dan benzopyrans. Berdasarkan hasil penelitian ini, senyawa terlarut n-heksana diduga paling berpengaruh terhadap nilai kalor.
PENGARUH ZAT EKSTRAKTIF KAYU GAMAL (Gliricidia sepium Jacq.) TERHADAP NILAI KALOR Rahmi Mauladdini; Wasrin Syafii; Deded Sarip Nawawi
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 40, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2022.40.2.125–134

Abstract

Pengembangan jenis kayu gamal (Gliricidia sepium Jacq.) bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kayu energi di pedesaan. Penelitian mengenai zat ekstraktif pada tanaman gamal sudah banyak dilakukan, namun informasi mengenai pengaruh zat ekstraktif terhadap nilai kalor masih sangat sedikit. Pengaruh zat ekstraktif terhadap nilai kalor dapat diketahui dengan cara menganalisis senyawa ekstraktif yang terdapat pada kayu tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa ekstraktif yang berpengaruh terhadap perubahan nilai kalor kayu. Serbuk kulit dan kayu gamal diekstraksi dengan cara maserasi bertingkat menggunakan pelarut yang memiliki kepolaran berbeda. Serbuk yang telah bebas ekstraktif kemudian diukur nilai kalornya. Untuk memastikan pengaruh zat ekstraktif terhadap nilai kalor, ekstrak kulit dan kayu gamal tersebut ditambahkan ke serbuk batang sawit, lalu diukur kenaikan nilai kalornya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa zat ekstraktif pada kulit dan kayu gamal berpengaruh terhadap perubahan nilai kalor, dan, penghilangan zat ekstraktif dengan menggunakan pelarut yang berbeda menyebabkan penurunan nilai kalor yang berbeda. Penurunan nilai kalor paling tinggi (4,03%) dihasilkan dari zat ekstraktif kulit gamal yang terlarut pelarut non-polar (n-heksana). Penambahan ekstraktif kayu gamal ke serbuk batang sawit juga menyebabkan peningkatan nilai kalor. Analisis fitokimia dan LC-MS/MS terhadap ekstraktif terlarut n-heksana dari kulit kayu gamal mendeteksi adanya kelompok senyawa terpena, amida, alkaloid, flavonoid, coumarin, dan benzopyrans. Berdasarkan hasil penelitian ini, senyawa terlarut n-heksana diduga paling berpengaruh terhadap nilai kalor.
BIOMASSA SEBAGAI MATERIAL ELEKTRODA SUPERKAPASITOR Nur Adi Saputra; Deded Sarip Nawawi; Akhiruddin Maddu; Gustan Pari; Wasrin Syafii
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 40, No 3 (2022): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2022.40.3.189-202

Abstract

Piranti penyimpanan dan distribusi listrik akan menjadi sangat penting di masa depan untuk mengintegrasikan energi terbarukan ke dalam jaringan listrik. Teknologi superkapasitor dianggap sebagai alternatif yang paling menjanjikan untuk baterai Li-ion, yang memiliki bahan Lithium terbatas.. Namun, sifat kerapatan energi yang masih rendah menjadi kelemahan superkapasitor, walaupun memiliki kepadatan daya yang tinggi. Elektroda superkapasitor berbasis karbon aktif memiliki potensi ideal untuk dikembangkan. Atribut inheren karbon aktif, sifat pori dan gugus fungsi, bertanggung jawab dalam peningkatan kinerja superkapasitor. Tantangan utama para peneliti adalah distribusi ukuran pori, mikro (<2nm), meso (2 – 50 nm) dan makro (>50 nm), yang beragam pada karbon aktif. Pori mikro berdampak terhadap peningkatan nilai  kapasitansi spesifik yang akan mendorong peningkatan kepadatan energi. Pori meso berdampak terhadap aksesbilitas permukaan elektroda secara keseluruhan oleh ion elektrolit. Penelitian-penelitian ke depan akan lebih memperhatikan teknik karbonisasi dan aktivasi karbon aktif untuk meningkatkan kualitas permukaan karbon aktif.
BIOMASSA SEBAGAI MATERIAL ELEKTRODA SUPERKAPASITOR Nur Adi Saputra; Deded Sarip Nawawi; Akhiruddin Maddu; Gustan Pari; Wasrin Syafii
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 40, No 3 (2022): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2022.40.3.189-202

Abstract

Piranti penyimpanan dan distribusi listrik akan menjadi sangat penting di masa depan untuk mengintegrasikan energi terbarukan ke dalam jaringan listrik. Teknologi superkapasitor dianggap sebagai alternatif yang paling menjanjikan untuk baterai Li-ion, yang memiliki bahan Lithium terbatas.. Namun, sifat kerapatan energi yang masih rendah menjadi kelemahan superkapasitor, walaupun memiliki kepadatan daya yang tinggi. Elektroda superkapasitor berbasis karbon aktif memiliki potensi ideal untuk dikembangkan. Atribut inheren karbon aktif, sifat pori dan gugus fungsi, bertanggung jawab dalam peningkatan kinerja superkapasitor. Tantangan utama para peneliti adalah distribusi ukuran pori, mikro (<2nm), meso (2 – 50 nm) dan makro (>50 nm), yang beragam pada karbon aktif. Pori mikro berdampak terhadap peningkatan nilai  kapasitansi spesifik yang akan mendorong peningkatan kepadatan energi. Pori meso berdampak terhadap aksesbilitas permukaan elektroda secara keseluruhan oleh ion elektrolit. Penelitian-penelitian ke depan akan lebih memperhatikan teknik karbonisasi dan aktivasi karbon aktif untuk meningkatkan kualitas permukaan karbon aktif.
Pengaruh Zat Ekstraktif Kayu terhadap Nilai Kalor Rahmi Mauladdini; Deded Sarip Nawawi; Wasrin Syafii
Jurnal Ilmu Kehutanan Vol 16 No 1 (2022): Maret
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (805.269 KB) | DOI: 10.22146/jik.v16i1.2720

Abstract

The calorific value is a parameter of palm biomass to determine its energy value. Extractives of wood is one of the factors that affect the calorific value. This study aimed to prove the positive effect of extractives on increasing calorific value by identifying the effect of adding extractives on low calorific value biomass. The study used three species wood energy, i.e., Calliandra calothyrsus, Gliricidia sepium, and Leucaena leucocephala. The soxhlet extraction was carried out to isolate extractives from sample. The calorific value sample and residue after extraction were analyzed to evaluate the changes of calorific value due to loss of extractives. The effect of extractives on the calorific value was confirmed by adding wood extractives to the palm biomass. The results showed that the extraction process reduced calorific value of residue ranging from 2.63 to 5.88%, and the bark it ranged from 5.52 to 6.70%. The addition of wood extractives to palm biomass increased the calorific value about 5.86-10.33%, while the addition of extractives from bark increase the calorific value by 6.45-9.05%. Based on the results of these studies prove that extractives have a positive effect on increasing the calorific value and can be used as an additive to increase...
Sifat Kimia dan Proksimat Kayu Tekan Pinus merkusii Adesna Fatrawana; Deni Setiawan; Erika Novriyanti; Deded Sarip Nawawi; Laswi Irmayanti; Nurhikmah Nurhikmah
Journal of Science and Applicative Technology Vol 5 No 1 (2021): Journal of Science and Applicative Technology June Chapter
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Lampung, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/jsat.v5i1.414

Abstract

Kayu memiliki sifat dasar bervariasi berdasarkan jenis dan dalam satu jenis dipengaruhi oleh faktor genetic dan lingkungan. Pembentukan kayu reaksi selama pertumbuhan pohon diikuti oleh perbedaan sifat dasar kayu. Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan kadar komponen kimia kayu tekan dan oposit Pinus merkusii Jungh et de Vriese dan pengaruhnya terhadap sifat kayu sebagai bahanenergi. Sampel kayu tekan dan oppsit yang diambil dari potongan kayu berbentuk disk dibuat serbuk berukuran 40-60 mesh. Kadar komponen kimia kayu tekan dan oposit diuji denganmerujuk pada standar TAPPI-1990 dan analisis prosimat merujuk pada standar ASTM-1983. Hasil penelitian menunjukan kayu tekan memiliki kadar selulosa dan hemiselulosa lebih rendah dibandingkan dengan kayu oposit, sedangkan kadar lignin kayu tekan lebih tinggi dibandingkan kayu oposit. Kelarutan kayu dalam air dari kayu tekan tekan lebih rendah, sedangkan kelarutan dalam NaOH 1% lebih tinggi dibandingkan kayu oposit. Kayu tekan memiliki kadar zat terbang lebih rendah dan karbon terikat lebih tinggi dibandingkan dengan kayu oposit sehingga nilai kalor kayu tekan lebih tinggi dibandingkan kayu opositnya. Karakteristik kayu tekan tersebut dipengaruhi oleh tingginya kadar lignin dan lebih rendahnya kadar holoselulosa dibandingkan dengan kayu oposit. Kata kunci: kayu tekan, kayu oposit, Pinus merkusii, komponen kimia, analisis proksimat, nilai kalor.
Distribusi Sel Pori pada Kayu Tarik dan Korelasinya dengan Komposisi Lignin Deded Sarip Nawawi; Istie Sekartining Rahayu; Nyoman Jaya Wistara; Rita Kartika Sari; Wasrin Syafii
Jurnal Ilmu Kehutanan Vol 13, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.755 KB) | DOI: 10.22146/jik.46207

Abstract

Sifat anatomi kayu tarik dianalisis untuk parameter jumlah dan diameter pori dan korelasinya dengan komposisi lignin. Sampel kayu reaksi diambil dari batang pohon mindi (Melia azedarach) yang tumbuh miring. Pembentukan kayu tarik menurunkan jumlah dan diameter pori dan sebagai implikasinya meningkatkan proporsi serat. Jumlah dan diameter pori berkorelasi positif dengan kadar lignin. Nisbah siringil/guaiasil dan erythro/threo struktur β-O-4 berkorelasi negatif dengan jumlah dan diameter pori. Hasil penelitian ini mengkonfirmasi bahwa perubahan proporsi sel penyusun kayu akibat tegangan pertumbuhan merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap perubahan karakteristik kimia lignin kayu tarik. Distribution of Vessels in Tension Wood and Its Correlation with Lignin CompositionAbstractThe anatomical properties of tension wood were investigated for number and diameter of vessel and its correlation with lignin composition. Reaction wood sample was taken from the leaning stem of mindi (Melia azedarach). The formation of tension wood reduced the number and size of vessel and, consequently, increased the proportion of fiber. Number and diameter of vessels positively correlated with lignin content. However, syringyl/guaiacyl ratio of lignin and erythro/threo ratio of β-O-4 structures were negatively correlated with number and diameter of vessels. It was confirmed that changes in the proportion of wood cell was an importance factor influencing the changes in chemical characteristic of tension wood lignin.
The Physical and Magnetic Properties of Sengon (Falcataria moluccana Miq.) Impregnated with Synthesized Magnetite Nanoparticles Saviska Luqyana Fadia; Istie Sekartining Rahayu; Deded Sarip Nawawi; Rohmat Ismail; Esti Prihatini
Jurnal Sylva Lestari Vol. 11 No. 3 (2023): September
Publisher : Department of Forestry, Faculty of Agriculture, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jsl.v11i3.761

Abstract

Sengon is one of the fast-growing wood that dominates Indonesian plantation forests and has been used as industrial raw material, fuel, and construction material. To enhance the physical characteristics of sengon wood, it needs technology of wood quality improvement, such as impregnation method by using Fe3O4 nanoparticles. Beside to enhance the quality of sengon wood, this technology can also expand the utilization of fast-growing wood. The presented research aims to examine the effects on physical and magnetic properties of sengon wood after being treated by magnetite nanoparticles impregnation. Magnetite nanoparticles were prepared by coprecipitation method with a precursor solution of iron ions mixture and weak base (NH4OH). The treatments of the magnetic wood consisted of 3 different concentrations that is untreated, 1% and 5% magnetite nanoparticles impregnation solution with demineralized water as a dispersant. Dimensional stability parameters, such as weight percentage growth, bulking impact, and effectiveness against swelling are increasing along the increase of concentration. Characterization tests such as SEM–EDX analysis showed the existence of Fe deposition in the wood cell membranes and pores of the wood. XRD analysis showed the appearance of magnetic peaks in the diffractogram in accordance with the decreased of crystallinity while the concentration increased and FTIR analysis showed Fe-O functional groups. Sengon wood magnetic was identified based on the VSM study, as a superparamagnetic components with mild magnetic characteristics.