Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PENGUKURAN EFEK ADOPSI TEKNOLOGI DIGITAL TERHADAP KEPUASAN BELAJAR DARING DAN PARTISIPASI GREEN CAMPUS DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA Kirana Rukmayuninda Ririh; Desinta Rahayu Ningtyas; Mohammad Ilhamsyah Akbar
BAROMETER Vol 7 No 1 (2022): Barometer
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35261/barometer.v7i1.5649

Abstract

Penyebaran virus COVID-19, membuat pekuliahan harus bertransformasi dari luring menjadi daring. Dalam hal ini adopsi teknologi terhadap platform pembelajaran daring menjadi kunci sukses pembelajaran online. Di sisi positifnya, sistem pembelajaran daring mendukung kampus dalam mengimplementasi program ramah lingkungan sebagai bagian dari green campus. Kuliah daring mampu menekan penggunaan energi dikampus seperti listrik, air, dan pendingin ruangan. Seperti yang telah diketahui, green campus menjadi urgensi pendidikan saat ini untuk meminimalisir dampak perubaan iklim dan penggunaan energi yang berlebih. Namun perubahan sistem secara tiba-tiba, membuat pihak pelaku pendidikan terutama mahasiswa tidak siap baik dari sisi psikologis, fisik, maupun fasilitas. Terutama di fakultas teknik yang memiliki kurikulum praktikum di laboratorium. Oleh karena itu, tingkat adopsi teknologi mahasiswa menjadi penentu keberhasilan kuliah daring dan membantu meningkatkan implementasi green campus. Keberhasilan pembelajaran atau perkuliahan juga ditunjukkan oleh tingkat kepuasan mahasiswa dalam belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek adopsi teknologi terhadap tingkat kepuasan-kesuksesan belajar dan seberapa efektif dalam mendukung kegiatan implementasi green campus. Responden berjumlah 254 orang, yang mengisi kuesioner baik online maupun offline. Hasil menunjukkan bahwa platform belajar daring memang membantu, tapi ternyata mahasiswa juga ingin melakukan kuliah luring di masa pandemi ini. Dan kepuasan belajar daring juga meningkatkan partisipasi program green campus di FTUP.
PENGEMBANGAN MODEL PERAN TRIPLE-HELIX TERHADAP PENGEMBANGAN ECOCANVAS CLEANTECH STARTUP BERBASIS GREEN INNOVATION & TECHNOLOGY ADOPTION Kirana Rukmayuninda Ririh; Sambas Sundana; Amalia Kusumawati; Desinta Rahayu Ningtyas
BAROMETER Vol 7 No 2 (2022): Barometer
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35261/barometer.v7i2.6630

Abstract

Startups play an important role in the disruptive transformation of several industrial sectors towards a circular economy of sustainability.  Cleantech Startup (CS) is one of the major business players in green innovation and technology, which is based on generating or utilizing clean energy.  To achieve sustainable green innovation success, collaboration between actors in green innovation systems such as universities, government institutions and industry (including CS) must be optimal.  Coupled with the CS business model, it is necessary to implement a green business model canvas (EcoCanvas).  This literature study will review how the Triple-Helix (TH) collaboration towards innovation and adoption of green technology is carried out by CS. In addition, the EcoCanvas will be formulated from examples of CS cases in Indonesia.  This study uses a desk review of 51 major articles from reputable journals.  It can be seen that the TH collaboration focuses on: government regulations, market focus, supplier participation, coordination between functions, and technology development.  In addition, licensing alliances and technology development will affect the pattern of financial investment and patent activity. The EcoCanvas model on CS also shows that environmental issues such as waste and abundant resources in Indonesia are the main focus in the sustainable business model adopted by CS.  The findings in this study need to be studied more deeply by using empirical evidence from the field and other supporting historical data.
Evaluasi Ergonomi pada Kursi Roda untuk Anak Cerebral Palsy Menggunakan Digital Human Modeling Dwi Rahmalina; Desinta Rahayu Ningtyas; Nur Yulianti Hidayah; Agri Suwandi; Dede Lia Zariatin; I Gede Eka Lesmana Lesmana; Dhidik Mahandika; Susanto Sudiro
Jurnal Asiimetrik: Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Inovasi Volume 5 Nomor 1 Tahun 2023
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/asiimetrik.v5i1.4369

Abstract

Cerebral palsy is caused by brain damage that manifests as motor dysfunction. The most prevalent form of cerebral palsy is spastic diplegia, which causes walking difficulties. People with cerebral palsy, particularly children, require mobility aids, such as wheelchairs, to perform daily tasks. When designing wheelchairs for children with cerebral palsy, ergonomic evaluation is required to ensure that the resulting wheelchair is safe and will not pose a risk in the future. This paper investigates the use of digital human modeling to evaluate the ergonomics of wheelchairs for children with cerebral palsy. The method is used to collect samples from 5 to 18-year-old children with cerebral palsy. Digital human modeling is used to simulate and evaluate ergonomics using anthropometric data. The results obtained for the wheelchair dimensions are suitable for the 95th percentile value, while the seat length exceeds the popliteal length for the 50th percentile value. The ergonomic evaluation yielded satisfactory results for the lower back analysis parameter, and the comfort evaluation yielded satisfactory results for the 95th percentile value. In contrast, the 5th percentile value indicates knee discomfort in both the right and left knee.
Pendekatan Ergonomi menggunakan NBM dan REBA untuk Merancang Fasilitas Kerja Pengupasan Kelapa Parut: Studi Kasus di Sebuah Toko Sayuran Sundari, Anggina Sandy; Sari, Annisa Rizkiana; Rimantho, Dino; Ningtyas, Desinta Rahayu
Go-Integratif : Jurnal Teknik Sistem dan Industri Vol. 4 No. 02 (2023): Go-Integratif : Jurnal Teknik Sistem dan Industri
Publisher : Engineering Faculty at Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35261/gijtsi.v4i02.9898

Abstract

Mannisa's Vegetable Store is a business that provides grated coconut. Before being grated, the coconut has to be peeled where the activity is still carried out conventionally. Based on initial observations, the two workers experienced complaints. The purpose of this study is to identify the body parts with the highest complaints and to analyze work postures so that ergonomic work facilities can be designed. The method for identifying complaints is NBM, while the method for analyzing work posture is REBA. The determination of design size uses anthropometric data from Indonesians. Based on NBM, the highest complaint felt has a value of 3 or the equivalent of 75% where this value stated that the complaint felt was in the category pain. Based on REBA, the risk value for stripping activity of coconut shells and husks was 8 to 10 or high risk. The work facility designed as an improvement is a work table with a standing job position.
Perancangan alat bantu untuk uji disolusi di laboratorium: studi kasus di sebuah industri farmasi Maharani, Ega Dwita; Ningtyas, Desinta Rahayu
JENIUS : Jurnal Terapan Teknik Industri Vol 5 No 1 (2024): JENIUS: Jurnal Terapan Teknik Industri
Publisher : LPPMPK - Sekolah Tinggi Teknologi Muhammadiyah Cileungsi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37373/jenius.v5i1.873

Abstract

Pekerjaan di Laboratorium adalah kegiatan yang melibatkan aktivitas mental dan fisik yang dilakukan oleh analis laboratorium. Begitu pula laboratorium yang dimiliki oleh salah satu industri farmasi di Kabupaten Tangerang. Kegiatan laboratorium pada Industri Farmasi salah satunya adalah Uji Disolusi. Kegiatan Uji Disolusi khususnya pada pembuatan medium disolusi melibatkan kegiatan angkat angkut yang dapat memungkinkan terjadinya cedera musculeskeletal, untuk menghindari cedera muculeskeletal perlu dilakukan perbaikan pada stasiun kerja. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah melakukan perancangan alat bantu untuk pembuatan medium disolusi. Penelitian ini menggunakan metode House of Quality khususnya untuk pengembangan produk. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi langsung, wawancara serta penyebaran kuesioner untuk mengetahui keinginan pelanggan kepada analis laboratorium. Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa spesifikasi teknis untuk pembuatan alat bantu pada pembuatan medium disolusi yaitu terbuat dari bahan alumunium, menggunakan roda polyurethane, menggunakan 2 roda hidup dan 2 roda rem, pegangan dapat dilipat, dimensi alas 85 cm x 45 cm x 6,5 cm, dilengkapi dengan sistem hidrolik listrik, tinggi maksimum meja yaitu 90 cm dan terdapat alas dan sekat setinggi 3,5 cm pada setiap sisi. Alat hasil perancangan disimulasikan menggunakan software Catia. Berdasarkan hasil simulasi terdapat penurunan nilai Lifting Index dan nilai Rapid Entire Body Assessment (REBA) pada kegiatan Uji Disolusi. Nilai ini menunjukkan bahwa postur kerja pada pembuatan medium disolusi setelah adanya alat bantu tidak berpotensi menimbulkan cedera musculoskeletal
Hubungan Usia dan Masa Kerja Terhadap Beban Kerja Mental pada Karyawan Bank Mandiri (Studi Kasus Bank Mandiri Cibinong City Center) Jenisa, Tasya Rossie; Ningtyas, Desinta Rahayu
xxxx-xxxx
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bank Mandiri memiliki lebih dari 2.050 cabang di seluruh Indonesia, salah satunya berlokasi di Cibinong City Center. Dalam menjalankan fungsinya, Bank Mandiri membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten dalam bidangnya. Tuntutan pekerjaan yang berat membuat karyawan Bank Mandiri sering merasakan lelah secara mental dan fisik serta hilangnya semangat setelah bekerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat beban kerja mental yang dialami oleh karyawan Bank Mandiri Cibinong City Center dan mengetahui hubungan usia dan masa kerja terhadap beban kerja mental. Penelitian ini menggunakan metode NASA TLX untuk mengukur tingkat beban kerja mental dan dilakukan uji korelasi dengan Uji Rank Spearman. Data diperoleh dari penyebaran kuesioner NASA TLX dengan sampel 25 karyawan. Didapatkan hasil perhitungan beban kerja mental untuk unit kerja branch manager, general banking manager, branch sales manager, general banking attendant, dan financial advisor AXA masuk dalam kategori “Sangat Tinggi”. Sedangkan untuk unit kerja general banking officer, micro banking manager, verifikator, general banking staff (CS), general banking staff (teller), branch admin, mikro admin, sales generalis produktif, dan sales generalis konsumtif masuk dalam kategori “Tinggi”. Berdasarkan uji korelasi rank spearman, usia dan masa kerja secara bersamaan tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan beban kerja mental yang dialami oleh karyawan Bank Mandiri Cibinong City Center.
KESESUAIAN SNI 12-0179-1987 BAGI PENDERITA DISABILITAS DI INDONESIA Febrian Isharyadi; Desinta Rahayu Ningtyas
JURNAL STANDARDISASI Vol 15, No 3 (2013)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v15i3.126

Abstract

Kursi kerja merupakan fasilitas mendasar yang dipergunakan dalam melakukan pekerjaan. Kursi kerja yang baik adalah kursi kerja yang ergonomis dan sesuai dengan antropometri manusia baik itu untuk populasi normal maupun penyandang disabilitas. Di Indonesia telah tersedia Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait kursi kerja yaitu SNI 12-0179-1987 : Kursi Baja Untuk Kantor. Permasalahannya apakah SNI tersebut telah mengakomodasi kebutuhan bagi penderita disabilitas terkait kursi kerja. Penelitian dilakukan dengan membandingkan antara data antropometri penyandang disabilitas dengan spesifikasi dalam SNI 12-0179-1987. Data diperoleh hasil observasi dan kompilasi hasil dari desk study terkait dengan data-data yang diperlukan dalam pembuatan ukuran kursi kerja yang diperuntukkan bagi penyandang disabilitas. Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara data antropometri penyandang disabilitas di Indonesia dengan spesifikasi dalam SNI 12-0179-1987. Perbedaan rata-rata masing-masing bagian kursi dengan spesifikasi dalam SNI 12-0179-1987 adalah 19,7 mm hingga 269 mm untuk pria dan 26,7 mm hingga 206,9 mm untuk wanita. Beberapa data antropometri penyandang disabilitas berbeda cukup jauh dengan spesifikasi ukuran bagian kursi dalam SNI 12-0179-1987 yaitu untuk bagian panjang dudukan perbedaan rata-rata sebesar 145,5 mm untuk pria dan 119,5 mm untuk wanita serta untuk bagian tinggi sandaran kursi perbedaan rata-rata sebesar 269 mm untuk pria dan 206,9 mm dari batas minimum yang dipersyaratkan dalam SNI 12-0179-1987. Adapun ada beberapa spesifikasi dalam SNI 12-0179-1987 yang memiliki nilai spesifikasi minimum di atas dari rata-rata data antropometri penyandang disabilitas di Indonesia yaitu pada pria adalah spesifikasi ukuran lebar dudukan sedangkan pada wanita adalah spesifikasi tinggi dudukan, lebar dudukan dan tinggi lengan. Sedangkan antropometri lebar bahu belum terakomodasi dalam SNI 12-0179-1987. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan SNI 12-0179-1987 dikaji ulang dengan mengakomodasi kebutuhan bagi penyandang disabilitas sehingga kebutuhan penyandang disabilitas dapat terpenuhi
Exploratory Factor Analysis for Developing Wheelchairs for Children with Cerebral Palsy Rahmalina, Dwi; Ningtyas, Desinta Rahayu; Hidayah, Nur Yulianti; Suwandi, Agri; Zariatin, Dede Lia; Lesmana, I Gede Eka; Mahandika, Dhidik; Sudiro, Susanto
Jurnal Asiimetrik: Jurnal Ilmiah Rekayasa & Inovasi Volume 7 Number 1 (2025)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/asiimetrik.v7i1.7769

Abstract

A wheelchair is an essential mobility tool for individuals with limitations, including children with Cerebral Palsy (CP). Cerebral palsy affects children under five and causes stiffness in various body parts. The design of wheelchairs for children with CP differs significantly from standard wheelchairs, prompting this research to identify the key factors that should be considered in designing such wheelchairs. This study used exploratory factor analysis, data was gathered from children with CP and their caregivers in Java. The findings revealed six fundamental factors to consider when designing wheelchairs for children with CP: Main features, Ultimate comfort, standard compliance, robust durability, thoughtful ergonomics, unique special features, user-friendly design, and aesthetic appeal. In summary, while the main features are crucial in the design of wheelchairs for children with CP, it is equally important that these wheelchairs comply with applicable standards and incorporate special features tailored specifically for these young users.
An Analytical Network Process for Selecting Raw Material Suppliers of UNP100: A Case Study Ririh, Kirana Rukmayuninda; Ningtyas, Desinta Rahayu; Taufiq Rahman, Fikri
Jurnal Teknik Industri: Jurnal Keilmuan dan Aplikasi Teknik Industri Vol. 23 No. 2 (2021): Dec 2021
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/jti.23.2.129-138

Abstract

A UNP-100 is a canal iron that connects the storage area (bin) to the frame of a truck. Therefore, the selection of UNP-100 suppliers is an essential process. Suppliers are chosen to provide high-quality materials, in-time deliveries, affordable prices, and excellent services, the applied analytical network process (ANP) in this study. The quantitative method is conducted through questionnaires, and the qualitative method is by interviews. After distributing the questionnaires, calculations are carried out to assess suppliers by constructing an ANP supermatrix. The respondents are the purchasing managers, the quality managers, and the PPIC managers. The criteria to choose suitable suppliers are packaging (0.060), price (0.212), customer care (0.712), delivery (0.103), and quality (0.351). The prioritized UNP-100 suppliers are PT. KPPE (0.346), PT. KPS (0.344), and PT. SME (0.31).
Intervensi Ergonomi pada Pengrajin Tempe dengan Pendekatan REBA dan OWAS (Studi Kasus di PRIMKOPTI Jakarta Selatan) Ningtyas, Desinta Rahayu; Amaliah, Rizka
Jurnal Media Teknik dan Sistem Industri Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/jmtsi.v7i1.2148

Abstract

Tempe is traditional food from Indonesia, most of the Tempe industries in Indonesia are household scale. The characteristic of household industry is using manual tools with human power. Initial observation was made at one of Tempe production units, there were many activities with awkward postures such as manual hand lifting, bending, repetitive movements, and carrying heavy loads. Which their posture has potential for WMSDs (Work Musculoskeletal Disorders). The purposes of the research are to identify the potential of WMSDs in Tempe worker, to evaluate work posture, and to make suggestion for improving work station or posture. The method used is direct observation to one of the PRIMKOPTI Tempe production unit in South Jakarta. The results of this research were identified complaints of pain with extreme degree found in back of the body 82%, waist 45%, pain in the upper right arm 64%, upper left arm, lower right arm, right hand 45%. Work posture with REBA values 3 and OWAS value 3 that were the soybean harvesting process, the epidermis sieving process, the filtering water disposal process, the second soybean washing process, and the soybean water disposal process. From these results, we propose the work station design such as design of working tool like drum which suitable with worker posture, soybean stirrer, and improve the work posture so as not to bent over. The conclusion of this research is that are potential complaints of WMSDs on Tempe worker because the tools are not in accordance with the worker’s body posture, redesign dan improve the worker’s posture.  Tempe adalah makanan tradisional khas Indonesia. Sebagian besar industri tempe di Indonesia berkskala rumah tangga, dimana masih banyak menggunakan peralatan manual dengan tenaga manusia. Pengamatan awal dilakukan pada salah satu unit produksi tempe, dimana banyak kegiatan dengan postur kerja awkward seperti angkat-angkut manual, membungkuk, gerakan berulang, dan membawa beban berat. Dimana postur tersebut berpotensi terjadinya WMSDs (Work Musculoskeletal Disorders). Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi keluhan WMSDs pada pengrajin tempe, mengevaluasi postur kerja pengrajin tempe, dan membuat usulan perbaikan postur atau stasiun kerja. Metode yang digunakan adalah observasi langsung ke salah satu unit produksi tempe. Hasil dari penelitian ini adalah teridentifikasi keluhan sangat sakit terdapat pada bagian tubuh punggung 82%, pinggang 45%. Keluhan sakit terdapat pada bagian tubuh lengan kanan bagian atas 64%, lengan kiri bagian atas, lengan kanan bagian bawah, tangan kanan sebesar 45%. Postur kerja yang perlu tindakan segera dengan nilai REBA 3 dan nilai OWAS 3 yaitu pada kegiatan proses pengambilan kedelai, proses pengayakan kulit ari, proses pembuangan air penyaringan, proses pencucian kedelai kedua, dan proses pembuangan air pencucian kedelai. Dari hasil tersebut lalu dibuat usulan rancangan stasiun kerja berupa alat kerja seperti drum yang sesuai antropometri, pengaduk kedelai, dan perbaikan postur kerja agar tidak membungkuk. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa terdapat potensi keluhan WMSDs pada pengrajin tempe di PRIMKOPTI Jakarta Selatan dikarenakan alat yang belum sesuai dengan postur tubuh pekerja, perancangan ulang dapat memperbaiki postur tubuh pekerja.