Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Penampilan Beberapa Genotip Kedelai Hasil Seleksi pada Lingkungan Ternaungi di Bawah Tegakan Karet Yulia Alia; Nerty Soverda; Ardiyaningsih Puji Lestari; Miranti Sari Fitriani
AGROSAINSTEK: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian Vol 2 No 1 (2018): AGROSAINSTEK: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian
Publisher : Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/agrosainstek.v2i1.18

Abstract

Research was aimed to evaluate performance of new genotypes of soybean selected in shaded environment under rubber stands and compare it with superior soybean varieties. Field experiment was arranged in a simple Randomized Block Design. Treatments comprised five levels namely four soybean genotypes selected in artificial shade and one shade tolerant superior soybean variety as a check. Each treatment was replicated 5 times. Experimental unit was a plot with size 3 m x 2 m with 100 plant population. Ten plants were used as samples. Observations were made on growth and yield variables. Such variables were plant height, number of branches, and stem diameter, while the observed yield variables included number of pod per plant, 100 seed weight, and seed weight of 10 plants. Observed data were analyzed by Analysis of Variance and continued by Duncan Multiple Range Test at α 5% level to compare the tested genotypes. Results showed that all the tested soybean genotypes gave the same performance with superior varieties of Anjasmoro in terms of stem diameter, number of branches, number of pods per plant, weight of 100 seeds, and seed weight of 10 stems of the plant. The difference was seen in of plant height where the selection genotypes were significantly shorter than Anjasmoro Variety.
Diversitas Genetik Populasi Padi (Oryza sativa L.) Payo di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi Berdasarkan Marka Morfologi: Diversitas Genetik Populasi Padi (Oryza sativa L.) Payo di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi Berdasarkan Marka Morfologi Sosiawan Nusifera; Yulia Alia; Ardiyaningsih Puji Lestari; Muhammad Maulana
AGROSAINSTEK: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian Vol 4 No 1 (2020): AGROSAINSTEK: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian
Publisher : Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.085 KB) | DOI: 10.33019/agrosainstek.v4i1.130

Abstract

Payo rice is one of the local rice varieties from Kerinci, Jambi Province. It is popular in Jambi due to its texture and good taste qualities. Farmer preferences changing to modern varieties and massive infrastructure development lead to Payo rice extinction. This research was aimed to find out the genetic diversity of Payo rice population-based on morphological markers in Kerinci area. Non-experimental research was conducted to obtain the data by direct survey or in situ characterization. Samples were determined using the proportionate stratified random sampling method. Morphological characters were measured both quantitatively and qualitatively based on IRRI and WARDA guidelines with few modifications. Quantitative data were analyzed using the coefficient of variability, while qualitative data were analyzed using relative diversity index (J). Genetic diversity among individual members of the population was analyzed using cluster analysis and presented in a dendrogram. Results indicated that several morphological characters, which were number of productive tillers, angle of flag leaf, threshability, number of empty grain, color of ligule, color of auricle, leaf surface, and color of grain, showed large variability, while others were narrow. Overall, relatively large genetic diversity was observed in Payo rice population in Kerinci area. At least 21 different genotypes were identified in the existing population.
PPM Kelurahan Teratai Kecamatan Muara Bulian dalam upaya pemanfaatan lahan pekarangan untuk peningkatan produksi dan kualitas tanaman jahe merah Nerty Soverda; Zulkifli Alamsyah; Elly Indraswari; Yulia Alia; Neliyati Neliyati
Riau Journal of Empowerment Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.942 KB) | DOI: 10.31258/raje.1.1.6

Abstract

One of the efforts to make efficient use of yard is by planting with plants that are used to meet the needs of themselves and the needs of others. In addition, to make efficient use of land and yard will be well maintained, beautiful and also increase household income. In Teratai village, Muara Bulian sub-district, there is agroindustry based on farmer group which has the healthy drink with the red ginger raw material. They produce these healthy drinks by using raw materials ordered from other regions. This makes agroindustry highly dependent on the supply of others to meet the needs of these raw materials. In this devotional activity carried out demonstration area on the farmyard yard where the Team Dedication as a companion. Through demonstration the farmers' area gets direct guidance from the Community Services Team, seeing and practicing every material given in accordance with the stages of plant development. In this way, it is expected to transfer knowledge and technology effectively from universities to the community. Thus, it is expected to increase the knowledge and skills of farmers in the cultivation of red ginger plants as yard plants, especially ginger farmers in the village of Teratai and generally red ginger farmers in Muara Jambi Regency.
PENGARUH PUPUK KOMPOS AMPAS TEBU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) Rindy Azhari; Nerty Soverda; Yulia Alia
Jurnal Agroecotania : Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian Vol. 1 No. 2 (2018): Jurnal Agroecotania: Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian
Publisher : Jambi University, Fakultas Pertanian, Program Studi Agroekoteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.727 KB) | DOI: 10.22437/agroecotania.v1i2.6341

Abstract

Tanaman kacang hijau merupakan jenis tanaman yang berasal dari daerah tropis yang termasuk dalam suku polong-polongan (Fabaceae) yang menghasilkan biji. Biji kacang hijau kaya akan karbohidrat dan protein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk kompos ampas tebu terhadap pertumbuhan dan hasil kacang hijau dan mendapatkan dosis terbaik pupuk kompos ampas tebu yang dapat meningkatkan hasil tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.). Penelitian ini dilaksanakan di Teaching and Research Farm Fakultas Pertanian, Universitas Jambi, Mendalo Indah, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi selama 4 bulan mulai 31 Desember 2017 sampai dengan 22 April 2018. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor yaitu dosis pupuk kompos ampas tebu yang terdiri atas 4 taraf perlakuan yaitu tanpa pupuk kompos ampas tebu (p0), 10 ton ha-1 pupuk kompos ampas tebu (p1), 20 ton ha-1 pupuk kompos ampas tebu (p2) dan 30 ton ha-1 pupuk kompos ampas tebu (p3). Setiap perlakuan diulang sebanyak 6 kali dengan demikian terdapat 24 petakan percobaan. Untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap variabel yang diamati lakukan Uji Anova dan Uji Lanjut Duncan. Pupuk kompos ampas tebu berpengaruh terhadap jumlah polong per tanaman dan jumlah polong berisi per tanaman akan tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang primer per tanaman, bobot 100 biji dan hasil kacang hijau. Pupuk kompos ampas tebu 10 ton ha-1 merupakan dosis terbaik yang memberikan tinggi tanaman 46,56 cm, jumlah cabang primer per tanaman 6,95 cabang, jumlah polong 21,63 polong, jumlah polong berisi 21,42 polong, bobot 100 biji 7,58 g dan hasil 2,07 ton ha-1.
Respons Morfologi Beberapa Genotipe Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Hasil Persilangan Varitas Toleran Dan Peka Pada Naungan Nerty Soverda; Yulia Alia
Agrium Vol 15, No 2 (2018)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v15i2.1065

Abstract

Untuk meningkatkan produksi kedelai yang ditanam sebagai tanaman sela, diperlukan perhatian ke arah pengembangan varietas kedelai yang toleran terhadap naungan dan berproduksi tinggi. Untuk pembentukan varietas tersebut diperlukan informasi tentang mekanisme toleransi, karakter-karakter fisiologi dan morfologi sebagai karakter penciri toleransi terhadap naungan. Berdasarkan kenyataan diatas maka perlu dilakukan studi dan perbaikan sumber daya genetik untuk perakitan varietas kedelai toleran terhadap naungan guna mengoptimalkan pemanfaatan lahan tegakan di Indonesia umumnya dan di Provinsi Jambi khususnya. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor yaitu genotype   yang terdiri dari: G0: Varietas Dena-1, G1: MDL-01, G2: MDL-02, G3: MDL-03 dan        G4: MDL-04. Penanaman dilakukan dibawah naungan paranet 50%. Variabel yang diamati adalah pertumbuhan, hasil dan karakter morfologi penciri toleransi terhadap naungan. Dari penelitian ini didapat bahwa Genotipe MDL-02 memiliki karakter jumlah cabang primer, jumlah polong per tanaman, jumlah polong berisi per tanaman, tebal daun lebih tinggi dibandingkan dengan Varietas Dena
Sistem Pertanaman Tumpangsari Antara Beberapa Genotip Kedelai (Glycine max (L) Merill) Dengan Jagung Manis (Zea mays Var.Saccharatasturt) Yang Ditanam Secara Multi Rows Nerty Soverda; Yulia Alia
Agrium Vol 13, No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v13i2.1895

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi antara genotip – genotip kedelai dengan pola tumpangsari, mendapatkan genotip-genotip kedelai yang beradaptasi baik pada pola tumpangsari antara kedelai dengan jagung. Penelitian ini dilaksanakan di Teaching and Research farm Fakultas Pertanian Universitas Jambi yang dilaksanakan dari bulan Desember 2015 sampai dengan bulan Maret 2016. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah genotip yang terdiri 4 genotip kedelai (g) yaitu g1 = 5–196–4–3, g2 = 5–196–9–3, g3 = 5–196–9–11 dan g4 = 5–196–9–12, dan faktor kedua adalah pola tanam (p) yang terdiri 3 pola tanam p1  = 1 Tanaman kedelai : 1 Tanaman jagung, p2  = 2 Tanaman kedelai : 1 tanaman jagung dan p3 = 3 Tanaman kedelai : 1 tanaman jagung. Masing-masing kombinasi perlakuan diulang dua kali sehingga terdapat  24 petak percobaan. Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan mengunakan sidik ragam dan kemudian dilanjutkan dengan DMRT ( Duncan Multiple Range Test) pada taraf α = 5%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi antara genotip kedelai dengan pola tanam pada jumlah polong per tanaman dan jumlah polong berisi per tanaman. Perlakuan genotip berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman kedelai, jumlah polong pertanaman, jumlah polong berisi, produksi kedelai (ton/ha), Perlakuan pola tanam berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per tanaman, jumlah polong berisi per tanaman, bobot 100 bji, hasil kedelai (ton/ha). Perlakuan terbaik pada pola tanam 2 kedelai: 1 jagung.Kata kunci : Genotip Kedelai, Pola tanam.
Respons Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Kompos Ampas Tebu Elly Indraswari; Yulia Alia; Nerty Soverda
Agrium Vol 15, No 2 (2018)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v15i2.1074

Abstract

Tanaman kacang hijau merupakan jenis tanaman yang termasuk dalam suku polong-polongan (Fabaceae) yang menghasilkan biji yang mengandung banyak karbohidrat dan protein. Di Provinsi Jambi sebagian besar budidaya tanaman kacang hijau dilakukan pada lahan ultisol. Tanah ultisol merupakan jenis tanah miskin kandungan hara makro terutama P, K, Ca, Mg dengan kandungan bahan organik yang rendah. Alternatif yang dapat dilakukan adalah selain menambahkan pupuk anorganik juga dapat dilakukan penambahan bahan organik seperti pupuk kompos ampas tebu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor yaitu dosis pupuk kompos ampas tebu yang terdiri atas 4 taraf perlakuan yaitu tanpa pupuk kompos ampas tebu (p0), 10 ton ha-1 pupuk kompos ampas tebu (p1), 20 ton ha-1 pupuk kompos ampas tebu (p2) dan 30 ton ha-1 pupuk kompos ampas tebu (p3). Setiap perlakuan diulang sebanyak 6 kali dengan demikian terdapat 24 petakan percobaan. Setiap petakan percobaan terdiri dari 4 tanaman sampel. Untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap variabel yang diamati lakukan Uji Anova dan Uji Lanjut Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos ampas tebu dengan dosis 10 ton ha-1   adalah merupakan dosis terbaik untuk parameter bobot 100, hasil (ton ha-1) dan nilai indeks panen.
PEMANFAATAN TRICHODERMA SP SEBAGAI AGENS HAYATI UNTUK MENDUKUNG PERTANIAN BERKELANJUTAN DI DESA PUDAK KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI Dedy Antony; Lizawati Lizawati; Weni Wilia; Yulia Alia
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 29, No 1 (2023): JANUARI-MARET
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v29i1.42352

Abstract

Pudak Village, Kumpeh Ulu District, is one of the rice producers in Muaro Jambi Regency, with a paddy field area of up to 180 ha. Even so, there are obstacles that often-become inhibiting factors for farmers to increase rice production. One of them is the problem of fertilizer which is always difficult for farmers in almost every growing season, besides that the attack of plant-disturbing organisms also becomes a barrier for farmers to get optimal results.Utilization of agricultural wastes such as remaining rice straw, husks, household organic waste can be an alternative that can reduce the use of synthetic fertilizers, because they are easy to obtain, inexpensive, environmentally friendly, and economical in production costs. Making compost and pesticides with active ingredient Trichoderma sp. is one of the decomposers used to utilize organic wastes around homes and agricultural land.Public service activities can increase farmers' knowledge about biological agents or antagonistic microorganisms in the form of the fungus Trichoderma sp. The method used is in the form of counseling on how to get the fungus Trichoderma sp. around farmers' land, the benefits of these antagonistic fungi are both as biological agents and decomposers, propagation techniques for application in the field. and how to apply it to rice plants. This PPM activity was able to increase farmers' knowledge about the benefits of the fungus Trichoderma sp. Apart from being a decomposer, it can also be used as a biological agent to control pests and plant diseases and can support environmentally friendly and sustainable agriculture. Keywords: Antagonistic Fungi; decomposer; Trichoderma sp.; Biological Agents
Adaptasi Empat Genotip Kedelai (Glycine max (L) Merril) pada Pertanaman Tumpangsari dengan Jagung Yulia Alia; Nerty Soverda
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 3 No 2 (2016): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu upaya untuk peningkatan produksi tanaman pangan khususnya kedelai sebagai tanaman sela adalah dengan perakitan kultivar yang toleran terhadap naungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi adaptasi empat genotip kedelai hasil seleksi untuk sifat toleran naungan pada beberapa pola tumpangsari dengan jagung serta untuk mendapatkan genotip-genotip kedelai yang beradaptasi baik pada pola tumpangsari antara kedelai dan jagung. Percobaan lapang dilaksanakan di Teaching and Research Farm Fakultas Pertanian Universitas Jambi dengan jenis tanah ultisol dan ketinggian tempat + 35 meter dpl pada bulan Desember 2015-Maret 2016. Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Pola Faktorial 2 faktor, faktor pertama adalah genotip, yang terdiri dari g1= ptxpdm-5–196–4–3 (MDL-01), g2= ptxpdm-5–196–9–3 (MDL-02), g3= ptxpdm-5–196–9–11 (MDL-03) dan g4= ptxpdm=5–196–9–12 (MDL-04), faktor kedua adalah pola tumpang sari, yang terdiri p1=1:1, p2=2:1, dan p3=3:1 Masing-masing kombinasi perlakuan diulang dua kali sehingga terdapat 24 petak percobaan. Data hasil pengamatan dianalisis dengan Sidik Ragam kemudian dilanjutkan dengan DMRT pada taraf α = 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah polong total per tanaman dan jumlah polong berisi per tanaman genotip-genotip kedelai yang diuji bergantung kepada pola tanam. Genotip-genotip kedelai yang diuji berbeda nyata dalam tinggi tanaman dan hasil. Pola tanam berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji dan hasil kedelai. Genotip ptxpdm-5-196-4-3 (MDL-01) beradaptasi baik pada pola 2:1, sedangkan genotip ptxpdm-5-196-9-3 (MDL-02), ptxpdm-5-196-9-11 (MDL-03), dan genotip ptxpdm-5-196-9-12 (MDL-04) beradaptasi baik pada pola 3:1.
Pendampingan Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi dalam Mengolah Sampah Menggunakan Bioreaktor Pengolah Pupuk Cair (BPPC) Ramah Lingkungan Ardiyaningsih Puji Lestari; Dede Martino; Wilyus Wilyus; Buhaira Buhaira; Yulia Alia; Linda Handayani; Sri Novianti; Siti Hodijah
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v5i3.7988

Abstract

Belakangan ini, persoalan sampah menjadi semakin kompleks. Sejauh ini belum ada gerakan dari mahasiswa dalam pemanfaatan sampah, khususnya sampah organik. Mahasiswa punya potensi dan kreativitas yang mampu mengelola sampah namun keterbatasan pengetahuan dan keterampilan. Selain itu, aktivitas positif pada sampah ini dapat menjadi nilai yang positif saat penerapan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Tim melaksanakan kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk membina mitra dalam pengolahan sampah organik dengan menerapkan teknologi BPPC. Teknologi BPPC ini telah terbukti dapat mengubah sampah organik menjadi pupuk cair ramah lingkungan. Mitra dalam kegiatan ini adalah Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi. Pemilihan mitra didasarkan pada keinginan tim untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa mengolah sampah juga meningkatkan kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan. Kegiatan pengabdian ini berlangsung selama 8 bulan dari bulan April sampai November 2021, dengan jumlah peserta kegiatan 25 orang. Langkah-langkah yang dilakukan yang pertama adalah sosialisasi ke mahasiswa, kemudian membimbing mahasiswa untuk melakukan pengolahan sampah organik dengan baik, dan timpun akan membina mahasiswa dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan. Kegiatan dilakukan secara daring dan luring. Setelah kegiatan pendampingan, mahasiswa telah mampu menghasilkan produk pupuk cair yang siap dipasarkan dan juga telah dimanfaatkan pada usaha hidroponik yang dilakukan oleh mahasiswa.The problem of waste is getting increasingly complex day by day; so far, there has been no movement from students in utilizing waste. Students have the potential and creativity to manage waste but have limited knowledge and skills. In addition, positive activity on this waste can be a positive value when implementing the Merdeka Learning Campus Merdeka (MBKM). The team conducting this service activity aims to foster partners in organic waste processing by applying BPPC technology. This BPPC technology has been proven to convert organic waste into environmentally friendly liquid fertilizer. Partners in this activity are agroecotechnology student associations. The selection of partners was based on the team's desire to improve students' skills in processing waste and increase student awareness of the environment. This service activity lasts eight months, from April to November 2021, with 25 participants. The first steps taken are socialization with students, then guiding students to process organic waste properly, and Timpun will guide students in developing an entrepreneurial spirit. The dedication team has performed organic waste processing activities within the Faculty of Agriculture. Activities are carried out online and offline. So far, liquid fertilizer products have been produced, ready to be marketed, and used for the hydroponic plant.