Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG DIABETES DAN OBAT ANTIDIABETES ORAL Nita, Yunita; Yuda, Ana; Nugraheni, Gesnita
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 6, No 1 (2012)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The objective of this work was to determine patient knowledge regarding diabetes mellitusand oral antidiabetics drugs (OAD). Six pharmacies in Surabaya were chosen purposively inAugust 2009. The sample was DM patients who obtained OAD with prescription. Interviewswere conducted using validated questionnaires. Result showed that 95.8% (69/72) ofpatients knew the aim of DM therapy. More than 90% of patients knew that medicine,exercise and diet are the therapy for DM. The correct time of taking the medication wasknown by 57.9% (22), 43.3% (13) and 0% of patients who received 1, 2 and 3 OADrespectively. A total of 64 patients received insulin secretagogues or sulfonylureas whichhave side effects of hypoglycemia. Only 9.5% (6) of patients knew the definition ofhypoglycemia, and less than 21% of patients knew the signs of hypoglycemia. If forget totake medication, 95.8% (69/72) of patients knew that the OAD should not be taken double.To conclude, patients’ knowledge about diabetes and OAD must be improved. ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan pasien Diabetes Mellitustentang obat antidiabetes oral (OAD). Dilakukan di 7 apotek di Surabaya secara purposivesampling pada bulan Agustus 2009. Sampel adalah pasien DM yang menebus OAD denganresep di apotek terpilih. Data diperoleh dari interview menggunakan daftar pertanyaanterstruktur yang telah divalidasi. Diperoleh 72 pasien sebagai responden dari penelitian ini.Dari hasil penelitian diperoleh 95,8% (69) responden mengetahui tujuan terapi DM. Lebihdari 90% responden mengetahui bahwa OAD, olah raga dan pengaturan diet adalah terapiuntuk DM. Waktu yang benar dalam menggunakan obat diketahui oleh 57.9% (22), 43.3%(13) dan 0% responden yang mendapat 1, 2 dan 3 OAD. Sejumlah 64 respondenmemperoleh golongan insulin secretagogue atau sulfonylurea yang memiliki efek sampinghipoglikemia. Hanya 9.5% (6) responden yang mengetahui definisi hipoglikemia, dan kurangdari 21% mengetahui tanda-tanda hipoglikemia. Sementara 70,8 % (51/72) mengetahuibahwa apabila mereka mengalami lemas, berkeringat dan akan pingsan sebaiknyamengkonsumsi gula. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pasien tentang DM dan OADmasih harus ditingkatkan.
PENGETAHUAN PASIEN TENTANG DIABETES DAN OBAT ANTIDIABETES ORAL Nita, Yunita; Yuda, Ana; Nugraheni, Gesnita
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 6, No 1 (2012)
Publisher : Jurnal Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35617/jfi.v6i1.97

Abstract

The objective of this work was to determine patient knowledge regarding diabetes mellitusand oral antidiabetics drugs (OAD). Six pharmacies in Surabaya were chosen purposively inAugust 2009. The sample was DM patients who obtained OAD with prescription. Interviewswere conducted using validated questionnaires. Result showed that 95.8% (69/72) ofpatients knew the aim of DM therapy. More than 90% of patients knew that medicine,exercise and diet are the therapy for DM. The correct time of taking the medication wasknown by 57.9% (22), 43.3% (13) and 0% of patients who received 1, 2 and 3 OADrespectively. A total of 64 patients received insulin secretagogues or sulfonylureas whichhave side effects of hypoglycemia. Only 9.5% (6) of patients knew the definition ofhypoglycemia, and less than 21% of patients knew the signs of hypoglycemia. If forget totake medication, 95.8% (69/72) of patients knew that the OAD should not be taken double.To conclude, patientsâ?? knowledge about diabetes and OAD must be improved. ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan pasien Diabetes Mellitustentang obat antidiabetes oral (OAD). Dilakukan di 7 apotek di Surabaya secara purposivesampling pada bulan Agustus 2009. Sampel adalah pasien DM yang menebus OAD denganresep di apotek terpilih. Data diperoleh dari interview menggunakan daftar pertanyaanterstruktur yang telah divalidasi. Diperoleh 72 pasien sebagai responden dari penelitian ini.Dari hasil penelitian diperoleh 95,8% (69) responden mengetahui tujuan terapi DM. Lebihdari 90% responden mengetahui bahwa OAD, olah raga dan pengaturan diet adalah terapiuntuk DM. Waktu yang benar dalam menggunakan obat diketahui oleh 57.9% (22), 43.3%(13) dan 0% responden yang mendapat 1, 2 dan 3 OAD. Sejumlah 64 respondenmemperoleh golongan insulin secretagogue atau sulfonylurea yang memiliki efek sampinghipoglikemia. Hanya 9.5% (6) responden yang mengetahui definisi hipoglikemia, dan kurangdari 21% mengetahui tanda-tanda hipoglikemia. Sementara 70,8 % (51/72) mengetahuibahwa apabila mereka mengalami lemas, berkeringat dan akan pingsan sebaiknyamengkonsumsi gula. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pasien tentang DM dan OADmasih harus ditingkatkan.
Hubungan Pengetahuan Masyarakat terhadap Penggunaan Multivitamin pada Pandemi COVID-19 di Kecamatan Driyorejo Indah Pratiwi Aryani; Angelica Kresnamurti; Yunita Nita
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 9 No. 1 (2022): JURNAL FARMASI KOMUNITAS
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.343 KB) | DOI: 10.20473/jfk.v9i1.31935

Abstract

Diperlukan pengetahuan yang baik agar penggunaan vitamin dan multivitamin sebagai salah satu upaya untuk mencegah penularan COVID-19 dapat mendapatkan manfaat dan meminimalkan adanya resiko efek samping. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang penggunaan multivitamin pada masa pandemi COVID-19. Penelitian dilakukan secara deskriptif cross-sectional dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling di kecamatan Driyorejo, Gresik. Pada penelitian ini didapatkan sebanyak 74 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi. Penelitian ini didominasi oleh usia 18-24 tahun (85,14%). Vitamin C merupakan vitamin yang paling banyak digunakan oleh responden di masa pandemi COVID-19 (50%). Dari penelitian ini juga diketahui bahwa sebanyak 27,03% responden mendapatkan sumber informasi tentang penggunaan multivitamin/vitamin dengan tepat yaitu pada Apotek/AA/Apoteker. Serta sebanyak (81,08%) responden memperoleh multivitamin/vitamin dengan tepat yaitu di Apotek. Tingkat pengetahuan masyarakat di kecamatan Driyorejo terhadap penggunaan multivitamin pada masa pandemi COVID-19 dikategorikan menjadi tiga yaitu tingkat pengetahuan baik (60,81%), cukup (33,78%), dan kurang (5,41%). Pengujian hubungan antara penggunaan` multivitamin/vitamin dengan tingkat pengetahuan menunjukkan tidak terdapat hubungan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat terhadap penggunaanmultivitamin/vitamin di kecamatan Driyorejo mayoritas termasuk dalam kategori baik.
ANALISIS BIAYA MEDIS LANGSUNG PASIEN BPJS BRONKOPNEUMONIA BALITA DI RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA ACHMAD YANI Wardhani, Dewanti; Nita, Yunita; Rahem, Abdul
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 9 No 1 (2024): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36387/jiis.v9i1.1728

Abstract

Bronchopneumonia is a type of disease that attacks the lungs, often occurring in the bronchi and alveoli, which is caused by viruses, bacteria or fungi. Bronchopneumonia is the most frequently diagnosed infectious disease at the Surabaya Achmad Yani Islamic Hospital in 2022. The aim of the research is to determine the real direct medical costs of toddler bronchopneumonia and the components that make up real direct medical costs. The research uses an observational research design. Data collection was carried out in October 2023 by reviewing medical record data of patients who met the inclusion criteria during the period January 2023-March 2023. The research subjects consisted of 172 patients. The research results show that the real direct medical costs for toddler bronchopneumonia based on the perspective of the Surabaya Achmad Yani Islamic Hospital during the period January 2023-March 2023 are IDR. 463,267,781 with an average cost per patient of Rp. 2,693,417. The largest component of real direct medical costs is the component of use of hospital facilities at 34.87% and the component of costs for medicines and consumable medical materials at 34.06%. Cost analysis is very important so that patient treatment costs become more effective and efficient.
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS SAINTIFIK BERBANTUAN QR CODE PADA MATERI SIFAT-SIFAT BUNYI KELAS IV SD NEGERI 1 TEGALREJO Nita, Yunita; Mulyono, Dodik; Aswarliansyah
Linggau Journal Science Education Vol. 3 No. 1 (2023): Linggau Journal Science Education
Publisher : LP3MKIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55526/ljse.v3i1.471

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar Modul Berbasis Saintifik Berbantuan QR Code Pada Materi Sifat-Sifat Bunyi Kelas IV SD Negeri 1 Tegalrejo ”yang valid, praktis dan efektifitas. Metode penelitian ini yaitu R&D (penelitian dan pengembangan) dengan model 4D (Define, Design, Development dan Disseminate). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Tegalrejo berjumlah 21 siswa terdiri dari 7 laki-laki dan 14 perempuan dan 1 orang guru kelas IV. Instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan tes tertulis berupa uraian. Berdasarkan hasil validitas modul berbasis saintifik berbantuan QR Code berdasarkan penilaian ahli bahasa, materi dan media menunjukkan bahwa modul berbasis saintifik berbantuan QR Code pada materi sifat-sifat bunyi memenuhi kriteria valid dengan skor rata-rata 0,86%. Sedangkan dari analisis penilaian lembar kepraktisan guru dan siswa diperoleh bahwa modul berbasis saintifik berbantuan QR Code memenuhi kriteria praktis dengan skor rata-rata 96,67%. Pada uji lapangan diperoleh N-gain (g) sebesar 0,77% dengan klasifikasi sedang, yang artinya modul berbasis saintifik berbantuan QR Code memiliki efektifitas sedang. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan Modul Berbasis Saintifik Berbantuan QR Code bahwa terbukti valid, praktis dan memiliki keefektifan pada materi sifat-sifat bunyi kelas IV SD Negeri 1 Tegalrejo.
Pembiayaan Pasien Skizofrenia Paranoid Mahanggi, Oktarina; Rahem, Abdul; Nita, Yunita
Journal of Telenursing (JOTING) Vol 5 No 2 (2023): Journal of Telenursing (JOTING)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/joting.v5i2.7325

Abstract

This study aims to determine the burden of direct medical costs on paranoid patients at Tombulilato Regional Hospital and the factors influencing direct medical costs. The method used in this research was retrospective, using medical record data and details of direct medical costs. The results of this research are that the total direct medical costs of inpatient schizophrenia patients are IDR. 523,028,500, with the most significant accommodation cost being the room cost of Rp. 184,190,000 because the patient's length of stay is very strongly related to direct medical costs. The conclusion is that the total direct medical costs incurred amounted to Rp. 523,028,500 with the relationship between the length of hospital stay and direct medical expenses. Keywords: Direct medical costs, influencing factors, schizophrenia
Pengetahuan dan Sikap Pria di Surabaya terhadap Kontrasepsi Laras, Kirana Sekar; Wijaya, Aurellia Chance; As Sulton, Alfiansyah Maulana; Diamita, Bernardina; Putri, Fida Roesdiana; Tsabita, Irdandia Maitsa; Pratiwi, Kusma Ayu; Zahrani, Nafisah; Putri, Sonia Anggitha; Nita, Yunita
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 11 No. 1 (2024): JURNAL FARMASI KOMUNITAS
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfk.v11i1.42465

Abstract

Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu upaya mengatasi masalah jumlah penduduk. Program ini mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia dengan cara mengatur usia kehamilan, jumlah anak, dan jarak kelahiran anak. Salah satu problematika saat ini adalah rendahnya pengetahuan dan sikap mengenai program KB di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap pria di Surabaya terhadap kontrasepsi. Penelitian ini melibatkan subjek laki-laki yang berusia 17-45 tahun. Variabel dalam penelitian ini berupa pengetahuan dan sikap pria terhadap kontrasepsi dilakukan metode survey secara cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara non-probability sampling dengan sampling kuota berdasarkan kategori usia pada 100 responden. Penelitian ini mengidentifikasi 55% responden masuk dalam tingkat pengetahuan kurang, 73% responden tidak mengetahui efek samping dari kontrasepsi, dan 86% responden mengetahui tujuan penggunaan kontrasepsi. Selain itu, 58% responden masih memiliki sikap positif terhadap penggunaan kontrasepsi, 25% responden berpendapat penggunaan kontrasepsi mengurangi kepuasan seksual, dan 84% responden pria berpendapat bahwa suami dan istri bersama-sama bertanggung jawab dalam penggunaan kontrasepsi. Berdasarkan penelitian ini, walaupun mayoritas responden bersikap terhadap penggunaan kontrasepsi, tetapi tingkat pengetahuan mereka masih kurang sehingga pengetahuan pria terhadap penggunaan kontrasepsi perlu ditingkatkan.
Pemahaman Masyarakat tentang Desain dan Isi Informasi pada Etiket Obat serta Praktik Penggunaan Antibiotika Sirup Kering Ananda, Yussi; Noorrizka, Gusti; Nita, Yunita; Andarsari, Mareta Rindang; Yuda, Ana
MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana) Vol. 6 No. 2 (2024): DECEMBER
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/mpi.v6i2.7009

Abstract

Menyajikan informasi obat dan konsisten pada etiket obat memiliki potensi untuk meningkatkan kepatuhan dan hasil terapi. Etiket obat harus memuat informasi penting yang dibutuhkan pasien untuk menjamin obat yang aman dan efektif. Diperlukan panduan pelabelan obat untuk mengurangi potensi kesalahan pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan sikap, pemahaman, dan praktik penggunaan obat oleh pasien yang mendapat sediaan sirup kering dengan 2 macam desain etiket, yaitu etiket yang umum digunakan di Indonesia dan etiket yang dikembangkan berdasarkan panduan dari beberapa negara, yaitu FIP, USP, dan ACSQHC. Dalam penelitian ini, diperoleh total 80 responden. Hasil yang diperoleh adalah tidak ada perbe- daaan sikap dari kedua kelompok responden mengenai desain etiket kecuali dalam hal kelengkapan isi informasi (P = 0,044). Pada variabel pengetahuan juga tidak terdapat perbedaan bermakna pada kedua kelompok responden, namun pada variabel praktik penggunaan terdapat perbedaan bermakna (P = 0,020) dimana kelompok responden satu mempunyai skor yang lebih tinggi dari kelompok dua yaitu masing-massing 2,68 ± 0,474 dan 2,28 ± 0,784. Kebenaran dalam mengukur dosis dapat dipengaruhi oleh keterampilan motorik seseorang, namun tetap dibutuhkan kelengkapan informasi yang dapat mengurangi potensi medication error, sehingga diperlukan panduan yang mengatur informasi minimal yang harus ada dalam etiket obat pada pelayanan resep di Indonesia. Presenting drug information and consistency on drug labels has the potential to improve compliance and therapeutic outcomes. Drug labels must contain important information needed by patients to ensure safe and effective drugs. Drug labeling guidelines are needed to reduce the potential for medication errors. This study aims to see the differences in attitudes, understanding, and practices of drug use by patients who receive dry syrup preparations with 2 types of label designs, namely labels commonly used in Indonesia and labels developed based on guidelines from several countries, namely FIP, USP, and ACSQHC. In this study, a total of 80 respondents were obtained. The results obtained that there was no difference in attitudes from the two groups of respondents regarding label design except in terms of the completeness of the information content (P = 0.044). In the understanding variable, there was also no significant difference in the two groups of respondents, but in the practice variable there was a significant difference (P = 0.020), where respondent group one had a higher score than group two, namely 2.68 ± 0.474 and 2.28 ± 0.784 respectively. The accuracy in measuring the dose can be influenced by a person's motor skills, but complete information is still needed to reduce the potential for medication errors, so a guideline is needed that regulates the minimum information that must be included in drug labels in prescription services in Indonesia. Submitted: 07-11-2024, Revised: 13-12-2024, Accepted: 17-12-2024, Published regularly: December 2024
Hubungan Tingkat Pengetahuan Orang Tua terhadap Kepatuhan Pemberian Obat Cacing pada Anak di Surabaya Maldini, Cindy Andrifo; Elian Haris Darmawan; Dinara Fathya Rahma P; Ike Septi Marinda; Nafisah Putri Syaharani; Devita Ivana Putri; Za'im Hanif Al Fathoni; M Aqbil Izzul Haq; Aprilia Purwita; Talitha Danendra Putri; Ditha Carolina Emanuella; Ayu Dewi Sartika; Yunita Nita
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 11 No. 2 (2024): JURNAL FARMASI KOMUNITAS
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfk.v11i2.52622

Abstract

Salah satu penyebab terjadinya peningkatan infeksi cacing adalah rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang personal hygiene. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan ibu terhadap cacingan, kepatuhan anak minum obat cacing di Kota Surabaya, dan mengetahui hubungan kedua variabel tersebut. Responden penelitian adalah ibu yang mempunyai anak usia prasekolah (5-6 tahun). Metode penelitian yang digunakan adalah survei cross sectional menggunakan kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Untuk menilai pengetahuan jawaban benar=1 dan salah=0, kepatuhan menggunakan skala likert 1-3 yaitu sering, kadang-kadang, tidak pernah. Digunakan metode sampling dengan purposive sampling pada 130 responden. Uji statistik menggunakan uji korelasi Spearman’s rho. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan responden 90,7% (n=118) baik, 8,5% (n=11) cukup, 0,8% (n=1) kurang. Selain itu, 80,8% (n=105) patuh, 19,2% (n=25) tidak patuh terhadap pemberian obat cacing pada anak. Terdapat hubungan yang bermakna (p=0,001) antara tingkat pengetahuan ibu dengan kepaatuhan memberikan obat cacing pada anak dengan hasil korelasi positif sebesar 0,300, hubungan antara kedua variabel tersebut tergolong lemah atau rendah. Berdasarkan hasil penelitian, peningkatan pengetahuan diharapkan dapat menjadi upaya untuk menurunkan angka cacingan.
Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar Anak Noor Baihaqi, Reihan Ananta; Sari, Febrina Kurnia; Byandra, Naila; Hasna, Safina Hanifa; Wahyuningtyas, Afifah Rahma; Zakiyya, Reyhana Rona; Gamar, Fahmi Haitsami Ibnu; Kristiani, Ananda Dwi; Amanda, Natasya Noor; Setyawan, Rr. Elmira; Sidiq, Kadavi Arafat; Hamidah, Nabilah Nur; Nita, Yunita
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 11 No. 2 (2024): JURNAL FARMASI KOMUNITAS
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfk.v11i2.52741

Abstract

Imunisasi Dasar Lengkap merupakan pemberian vaksin kepada bayi berumur 0-11 bulan agar terhindar dari penyakit menular. Saat ini, target capaian 100% imunisasi dasar pemerintah belum terpenuhi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap status lengkapnya imunisasi dasar anak di Kecamatan Kenjeran Surabaya. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dan teknik pengambilan sample yaitu purposive sampling. Pengetahuan imunisasi dasar diukur menggunakan kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Kriteria inklusi responden antara lain seorang ibu yang memiliki anak berusia ≤ 6 tahun. Pada penelitian ini, didapatkan 145 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Responden dikategorikan berpengetahuan tinggi jika skor pengetahuannya ≥ 8 dan rendah jika skornya < 8. Tingkat pengetahuan ibu terhadap imunisasi dasar yang tinggi sebanyak 75 responden (51,7%). Status lengkapnya imunisasi dasar diperoleh dari Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Dari seluruh responden, terdapat 78 responden (53,8%) yang memiliki Buku KIA. Dari jumlah tersebut, terdapat sebanyak 71 orang responden (91%) yang anaknya telah mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap. Dari hasil analisis tidak ditemukan korelasi signifikan antara pengetahuan ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar (p=0,127). Faktor selain pengetahuan sebaiknya juga perlu diteliti sehingga perilaku orang tua dalam melaksanakan imunisasi anak dapat dijelaskan dengan lebih baik. Edukasi masyarakat mengenai pentingnya imunisasi dasar juga harus dilanjutkan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya ibu dalam hal imunisasi dasar anak.
Co-Authors Abdul Rahem, Abdul Achmad Ridwan, Achmad Adinda Siti Almirah Fatima Alfiana Istighfarin Amanda, Natasya Noor Ana Yuda Ananda Indzar Kholilah Ananda, Yussi Anatasya Andini Setiawan Angelica Kresnamurti Aprilia Purwita As Sulton, Alfiansyah Maulana Aswarliansyah Ayu Dewi Sartika Byandra, Naila Devita Ivana Putri Diamita, Bernardina Dihan Asnafin Fadhila Dina Syauqina Hamid Dinara Fathya Rahma P Ditha Carolina Emanuella Elian Haris Darmawan Elida Zairina Fauziyyah Labibah Firdaus, Favian Rafif Gamar, Fahmi Haitsami Ibnu Gesnita Nugraheni Hamidah, Nabilah Nur Hanifiyah, Izzatu Al Hasna, Safina Hanifa Hermansyah, Andi Ihda Nuril Fitriani Iim Suhaemi, Iim Ike Septi Marinda Indah Pratiwi Aryani Kevin Hermawan Hutahaean Kristiani, Ananda Dwi Laras, Kirana Sekar Libriansyah M Aqbil Izzul Haq Mahanggi, Oktarina Maldini, Cindy Andrifo Marensa Faradilla Mareta Rindang Andarsari Marita Belia Putri Muhammad Rizky Nadilah Sobrina Zakiroh Nafi' Nur Hidayah Nafisah Putri Syaharani Najmi MY. Tunggeng Nasywa Ekgi Cahyani Ningsih, Sulistiya Noor Baihaqi, Reihan Ananta Noorrizka, Gusti Nova, Hikmah Octavia, Devi Ristian Pratiwi, Kusma Ayu Priyandani, Yuni Puspitasari, Hanni Prihhastuti Putri Anggi Aprilia Marcelina Putri, Fida Roesdiana Putri, Sonia Anggitha Rahmawati, Diana Aulia Ridzhan Mawasa Riza Alfian Rokayah Rokayah Rosinta Dewi Anggraeni Sapna Rizka Salsabila Sari, Febrina Kurnia SETIAWAN, Catur Dian Setyawan, Rr. Elmira Sidiq, Kadavi Arafat Silalahi, Zavirah Suhaemi, Iim Talitha Danendra Putri Tsabita, Irdandia Maitsa Tyrzaurra Amalya Maharani Umi Athiyah, Umi Virly Natalia Wahyuningtyas, Afifah Rahma Wardhani, Dewanti Wijaya, Aurellia Chance Za'im Hanif Al Fathoni Zahrani, Nafisah Zakiyya, Reyhana Rona