Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Pemanfaatan Mikroba Jamur untuk Mengatasi Pencemaran Logam Berat Berbahaya pada Limbah Cair Industri Pelapisan Logam Nony Puspawati; Mardiyono Mardiyono; Argoto Mahayana
Biomedika Vol 7 No 2 (2014): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.979 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v7i2.181

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menurunkan kadar logam berat dalam limbah cair industri pelapisan logam menggunakan berbagai macam mikroba seperti jamur dan bakteri. Hasil penelitian tahun pertama menunjukkan bahwa Saccharomyces cerevisiae, Rhizopus oryzae, Aspergillus niger, dan Monilia sitophila dapat menurunkan kadar logam berat, termasuk logam berat nikel dan krom di dalam limbah cair industri pelapisan logam. Rhizopus oryzae dapat menurunkan kadar Nikel hingga 29,664%, sementara Monilia sitophila dapat menurunkan kadar Nikel hingga 24,167%. Sedangkan Saccharomyces cerevisiae dapat menurunkan kadar Krom sebesar 50,270% dan Aspergillus niger dapat menurunkan sebesar 48,039%. Pada penelitian tahun kedua, peneliti merancang sebuah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk mengolah limbah cair industri tekstil tersebut. Pengolahan limbah cair di dalam IPAL tersebut merupakan hasil dari penelitian tahun pertama dengan menggunakan jamur Rhizopus oryzae dan Monilia sitophila untuk menurunkan logam berat Nikel, sedangkan Saccharomyces cerevisiae dan Aspergillus niger digunakan untuk mereduksi logam berat Krom dalam limbah cair industri pelapisan logam. Hasil penelitian tahun kedua menunjukkan bahwa pengolahan limbah cair menggunakan IPAL dan mikroba jamur dapat mengurangi kadar logam berat Nikel dan Krom. Penurunan kadar logam berat Nikel paling banyak adalah sebesar 25,81% dengan penambahan 150 mL dan 25,67% dengan penambahan 200 mL jamur Rhizopus oryzae, diikuti dengan Monilia sitophila dimana kadar penurunannya sebesar 19,28% pada penambahan 200 mL. Sedangkan penurunan kadar logam berat Krom paling banyak sebesar 43,66% dengan penambahan 200 mL Saccharomyces cerevisiae, diikuti dengan Aspergillus niger dengan kadar penurunan sebesar 43,29% pada penambahan 200 mL.
Identifikasi Staphylococcus aureus dan Uji Sensitivitas terhadap Antibiotik dari Sampel Darah Pasien Sepsis di RSUD Dr. Moewardi Elvira Elvira; Nony Puspawati; Dionysius Andang Arif Wibawa
Biomedika Vol 10 No 1 (2017): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.502 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v10i1.221

Abstract

Sepsis adalah sindroma klinis yang disebabkan oleh infeksi dan ditandai dengan beberapa gejala klinis meliputi hipotermia, leukositosis atau lekopenia, takikardi dan takipnea. Sepsis dapat disebabkan oleh bakteri Gram negatif, bakteri Gram positif, jamur, virus dan parasit. Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri penyebab sepsis. Terapi utama penderita sepsis yaitu dengan antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya Staphylococcus aureus pada sampel darah pasien sepsis di RSUD Dr. Moewardi dan uji sensitivitas terhadap antibiotik. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan Cross-Sectional yaitu pengujian sensitivitas bakteri terhadap antibiotik dengan metode difusi. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengisolasi bakteri Staphylococcus aureus dalam sampel darah pasien sepsis di RSUD Dr. Moewardi yang kemudian diuji sensitivitasnya terhadap antibiotik. Hasil penelitian menunjukkan dari 30 sampel darah pasien sepsis di RSUD Dr. Moewardi didapatkan 16 sampel teridentifikasi positif Staphylococcus aureus (53%). Hasil uji sensitivitas menunjukkan bahwa Staphylococcus aureus 100% sensitif terhadap antibiotik vankomisin dan kloramfenikol; 50% sensitif, 31% intermediate dan 19% resisten terhadap antibiotik tetrasiklin; 6% sensitif, 44% intermediate dan 50% resisten terhadap antibiotik eritromisin; 100% resisten terhadap antibiotik amoksisilin dan linezolid.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L) TERHADAP Staphylococcus aureus Dyan Putri Raharjati; Nony Puspawati
Biomedika Vol 6 No 1 (2013): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (842.33 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v6i1.243

Abstract

Manggis (Garcinia mangostana L) merupakan salah satu buah yang sangat bermanfaat yang mengandung senyawa Xanthone yang terdiri dari molekul kecil seperti mangostin, mangostenol, mangostinon A, mangostinon B, trapezifolixanthone, tovophyllin B, alfa mangostin, beta mangostin, garcinon B, mangostanol, flavonoid epicatechin, dan gartanin sehingga dapat digunakan sebagai antibakteri. Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri yang menyebabkan kelainan piogenik yang akut dan infeksi kulit pada manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri ekstrak kulit manggis terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Ekstrak kulit manggis diperoleh melalui metode maserasi menggunakan pelarut alkohol 70%. Metode pengujian aktivitas antibakteri dengan metode difusi dan dilusi. Pengenceran ekstrak kulit manggis dibuat dalam berbagai konsentrasi dengan menggunakan aquadest steril. Hasil dari penelitian ini menunjukkan ekstrak kulit manggis mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Konsentrasi ekstrak kulit manggis metode dilusi menunjukan KBM pada konsentrasi 3,125%, sedangkan diameter zona hambatan metode dilusi ekstrak kulit manggis terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 25% adalah 18,0mm, pada konsentrasi 50% adalah 19,3mm, dan pada konsentrasi 75% adalah 21,7mm, dan berdasarkan analisis statistik konsentrasi yang paling baik adalah konsentrasi 75%.
PEMANFAATAN MIKROBA JAMUR UNTUK MENGATASI PENCEMARAN LOGAM BERAT NIKEL PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI PELAPISAN LOGAM Nony Puspawati; Mardiyono Mardiyono; Argoto Mahayana
Biomedika Vol 6 No 2 (2013): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.041 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v6i2.250

Abstract

Penelitian ini bertujuan menurunkan kadar logam berat berbahaya yang dihasilkan oleh outlet limbah cair industri pelapisan logam yang volume limbahnya relatif sedikit tetapi sangat beracun, menggunakan mikroba jamur sebelum dibuang keperairan bebas. Penelitian ini mengolah outlet limbah cair industri pelapisan logam dengan memanfaatkan variasi mikroba jamur dan variasi volume sediaan mikroba jamur. Mikroba jamur yang digunakan pada penelitian ini adalah Saccharomyces cereviceae, Rhizopus oryzae, Aspergillus niger dan Monilia sitophila. Uji laboratorium yang dilakukan adalah uji kualitatif dan kuantitatifdengan metode spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan mikroba jamur dapat digunakan untuk menurunkan kadar logam berat berbahaya Ni. Prosentase penurunan kadar logam berat Ni oleh mikroba jamur berturut-turut dari penurunan tertinggi sampai terendah adalah pada penambahan mikroba Rhizopus oryzae volume (konsentrasi) 15 mL dengan penurunan sebesar 29,664 %; seterusnya pada jamur Monilia sitophila dengan volume 20 ml menurunkan sebesar 24,167 %; Aspergillus niger dengan volume 20 ml yaitu sebesar 24,050 % serta Saccharomyces cereviceae menurunkan kadar Ni sebesar 22,857 % pada volume 20 ml. Analisis statistik Anova dua jalan menggambarkan ada perbedaan yang signifikan jika dilihat dari jenis mikroba dan volume (konsentrasi) terhadap penurunan kadar Ni.
Identifikasi Pseudomonas aeruginosa dan Uji Sensitivitas terhadap Antibiotik dari Sampel Pus Infeksi Luka Operasi di RSUD Dr. Moewardi Aulia Wahyu Sulviana; Nony Puspawati; Rizal Maarif Rukmana
Biomedika Vol 10 No 2 (2017): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (857.231 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v10i2.271

Abstract

Infeksi luka operasi merupakan bagian dari infeksi nosokomial. Salah satu bakteri penyebab tertinggi infeksi luka operasi adalah Pseudomonas aeruginosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya Pseudomonas aeruginosa pada sampel pus infeksi luka operasi dari Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi dan untuk mengetahui pola sensitivitasnya terhadap beberapa antibiotik. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Bakteri Pseudomonas aeruginosa yang telah diisolasi dari sampel pada media Pseudomonas Selective Agar lalu dilakukan pengecatan Gram dan uji biokimia, kemudian dilakukan uji sensitivitas terhadap beberapa antibiotik yaitu: siprofloksasin, seftriakson, meropenem, sefotaksim, gentamisin, dan tobramisin dengan metode difusi Kirby Bauer. Hasil diameter zona hambat pada uji sensitivitas dibandingkan dengan standar diameter zona hambat menurut Clinical Laboratory Standard Institute. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 45 sampel pus infeksi luka operasi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi teridentifikasi 11 sampel positif Pseudomonas aeruginosa. Hasil uji sensitivitas menunjukkan bahwa Pseudomonas aeruginosa sensitif 100% terhadap meropenem. Hasil uji sensitivitas menunjukkan sensitif 90,90% terhadap siprofloksasin, tobramisin dan gentamisin. Hasil uji sensitivitas menunjukkan sensitif 63,63% pada seftriakson dan hasil uji sensitivitas menunjukkan sensitif 9,09% pada sefotaksim.
Isolasi dan Identifikasi Jamur Xerofilik pada Jamu Serbuk Pegal Linu di Mojosongo, Surakarta Kartinah Wiryosoendjojo; Nony Puspawati; Dewi Sulistyawati
Biomedika Vol 11 No 1 (2018): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.084 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v11i1.380

Abstract

Jamur xerofilik sering tumbuh pada produk yang kering, seperti jamu serbuk dan rempah-rempah (Askun dkk, 2007). Produk yang terkontaminasi jamur xerofilik berpotensi mengandung mikotoksin yang berbahaya bagi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi keberadaan jamur xerofilik pada jamu serbuk pegal linu di Mojosongo, Surakarta. Penelitian ini termasuk penelitian observasional, pengambilan sampel dilakukan secara random. Sampel jamu serbuk pegal linu diambil di wilayah Mojosongo, Surakarta terdiri dari 2 sampel jamu ber merk (sampel A dan B) dan 2 sampel jamu tidak ber merk (sampel C dan D). Inokulasi dilakukan dengan tehnik taburan pada media DG 18 (Dichloran 18% Gliserol). Dari hasil penelitian ini terbukti bahwa secara mikologis, jamu yang tidak ber merk belum tentu kualitasnya lebih rendah dibandingkan dengan jamu yang ber merk. Jumlah koloni pada jamu tidak ber merk lebih sedikit dibandingkan jumlah koloni pada jamu ber merk. Hasil inkubasi ke empat sampel jamu pegal linu semuanya menunjukkan adanya kontaminasi jamur xerofilik. Pada sampel A (ber merk) ditemukan ada 4 jenis jamur yaitu, E. chevalieri, E. amstlelodami, E. herbariorum dan E. repens. Jamur yang tumbuh pada sampel B (ber merk) ada 7 jenis yaitu, Eurotium repens, Eurotium chevalieri, Eurotium amstelodami, Aspergillus niger, Fusarium solani, Absidia corymbifera, dan Neosatorya fisheri. Jamur yang tumbuh pada sampel C (tidak ber merk) ada 6 jenis yaitu, Eurotium repens, A. candidus, A. niger, A. fumigatus, Moniliella suaveolens dan Epicoccum nigrum. Jamur yang tumbuh pada sampel D (tidak bermerk) ada 2 jenis yaitu, A. ochraceus dan A. terreus. Kata kunci : xerofilik, jamu serbuk, pegal linu
Isolasi dan Identifikasi Jamur Xerofilik pada Kopi Instant Kartinah Wiryosoendjojo; Nony Puspawati; Dewi Sulistyawati
Biomedika Vol 12 No 1 (2019): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.366 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v12i1.411

Abstract

The process of producing instant products (including instant coffee) if not properly maintained, can cause microbial contamination which is harmful to health. Microbial contamination can cause diarrhea, poisoning and even death. Some xerophilic molds can produce mycotoxins which can cause poisoning. In this research, it will be investigated whether instant coffee which is marketed in Sleman, Yogyakarta contains xerophilic molds and what are the types. This research is an observational research. Sampling is done randomly. Instant coffee samples taken in the area of ​​Sleman, Yogyakarta consists of 5 instant coffee of various brands. The inoculation was carried out with a sprinkling technique on DG 18 media (Dichloran 18% Glycerol). The results of this study prove that instant coffee in Sleman, Yogyakarta contains xerophilic mushroom spores. The types of xerophilic molds found in instant coffee in Sleman, Yogyakarta are Fusarium culmorum, Aspergillus niger, Curvularia lunata, Cladosporium macrocarpum, Geotrichum candidum.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanolik Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) terhadap Staphylococcus aureus Diah Mukti Cahyaningtyas; Nony Puspawati; Rinda Binugraheni
Biomedika Vol 12 No 2 (2019): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.559 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v12i2.614

Abstract

Piogenic infection is an infection characterized by the occurrence of severe local inflammation with pus formation (pus). Generally caused by piogenic germs, one of the most common is Staphylococcus aureus. One of the plants used as an ingredient in traditional medicine and used as an anti-bacterial is a secang plant. This study aims to determine the anti-bacterial activity of ethanolic extract of secang wood (Caesalpinia sappan L.) on pure cultivation Staphylococcus aureus Laboratory and isolates pus Hospital patients and find out the difference in inhibition between the two bacterias.300 grams of secang wood powder was extracted by maceration method using 70% ethanol (1:10). Maserate was used to test the anti-bacterial activity of Staphylococcus aureus from pure cultivation laboratory and isolates of pus patients in hospital using diffusion and dilution methods. Then, the results of the diffusion test were analyzed using a two-way Anova test.The results of the study showed that ethanolic extracts of wood have anti-bacterial activity. Result of dilution method showed the value of KBM at a concentration of 3% for Staphylococcus aureus cultivation Laboratory and a concentration of 4% for Staphylococcus aureus isolates pus patients of the Hospital. The statistical analysis of diffusion test results showed that the best concentration in inhibiting the growth of these two bacterias were the concentration of 25% and the sensitivity of Staphylococcus aureus from Laboratory pure cultivation and the Pus patients isolate of the Hospital toward extracts were the same.
Detection Detection Of Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) On The Patients Of RSUD Dr. Moewardi surakarta Using Culture Method And Polymerase Chain Reaction (PCR) Siti Nur Arsih; Nony Puspawati; Rizal Maarif Rukmana
Biomedika Vol 12 No 2 (2019): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.549 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v12i2.615

Abstract

ABSTRACT Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) is type of Staphylococcus aureus resistant to beta-lactam antibiotics, such as meticillin, penicillin, amphycillin, and amoxycillin. The percentage of MRSA occurrence in Indonesia is quite high namely 23.5%. MRSA detection can be done using culture method and Polymerase Chain Reaction (PCR). This research aims to find out the comparison of speed and sensitivity between the culture method and Polymerase Chain Reaction (PCR) in detecting Methicillin Resistant Staphylococcus aureus towards the patients of RSUD Dr. Moewardi Surakarta. This research used experimental analytic research design along with comparative research design. This experiment observed 3 samples of bacterial isolates Staphylococcus aureus MRSA suspect patients of RSUD Dr. Moewardi Surakarta. The detection of MRSA was conducted using disk diffusion test of penicillin, amphycillin, amoxycillin and vancomisin as well as using Polymerase Chain Reaction (PCR). The results of the research indicate that Polymerase Chain Reaction (PCR) method was faster and more sensitive to detect Methicillin Resistant Staphylococcus aureus on the patients of RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Etanol Daun dan Daging Buah Berenuk(Crescentia cujete, Linn.) terhadapCandida albicans ATCC 1023 Dewi Sulistyawati; Kartinah Wiryosoendjojo; Nony Puspawati
Biomedika Vol 12 No 2 (2019): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.513 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v12i2.616

Abstract

Candida albicans is the cause of opportunistic candidiasis which is a fungal infection with the highest incidence. Candidiasis is a disease that can attack the oral cavity, mucous membranes, and genital areas. Indonesia is a country that is rich in biodiversity and people have used more than 6,000 species of plants as medicines and protection needs. One of the herbs that can be used as an alternative treatment for candidiasis is Calabash (Crescentia cujete, Linn.) Which has not been much studied. Throwing contains alkaloids, flavonoids, phenols and tannins which can damage the cell wall of Candida albicans. The purpose of this study was to determine the antifungal activity of leaves and fruit of Calabash (Crescentia cujete, Linn) against Candida albicans ATCC 1023 and determine the maximum concentration as an antifungal. This research is an experimental laboratory research. The test method used is the disk diffusion method. The extraction method used is ethanol maceration. The results showed that the leaves and fruit of Calabash had an antifungal activity against Candida albicans ATCC 1023. The maximum concentration of the extracts of the Calabash was 25% with inhibition zone diameters of 15 ± 0.8 mm and 9.33 ± 0, 57 mm.