Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

KONSEP DIRI NARAPIDANA Fina Afriany; Abu Bakar; Nanang Al Hidayat; Syahwami Syahwami; Siti Rahmiati; Deni Handani; Zahlimar Zahlimar
Jurnal Administrasi Sosial dan Humaniora Vol 7, No 1 (2023): Juni
Publisher : Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56957/jsr.v7i1.260

Abstract

Hal yang dapat menjadi masalah bagi narapidana salah satunya adalah masalah konsep diri. Bagaimana narapidana menilai dirinya baik secara fisik, psikis, moral dan sosial memiliki peran penting untuk menjalani kehidupannya. Memiliki konsep diri yang negatif akan menciptakan hubungan interpersonal yang negatif pula. Terbentuknya konsep diri seseorang tergantung pada penilaian orang lain disekitarnya. Konsep diri dapat dikaji dalam konsep the looking-glass self adalah terdapat?????? elemen-elemen pokok yang bersifat fundamental. Bagaimana konsep diri yang dimiliki oleh para narapidana menjadi fenomena yang menarik karena bukan hanya berdampak bagi dirinya sendiri tapi juga orang lain atau masyarakat.Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam menggali data mengenai konsep diri narapidana yang menjadi objek penelitian dengan menggunakan kajian dari konsep diri dari teori Cooley. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis selanjutnya dijadikan sebagai dasar hasil penelitian. Subjek penelitian terdiri dari 5 (Lima) orang narapidana.Berdasarkan hasil penelitian semua narapinda menilai diri mereka secara negatif, mereka merasa memiliki lebih banyak kekurangan dari pada kelebihan. Mereka tidak dapat menggambarkan diri mereka sendiri dengan jelas, adanya perasaan bingung dan lebih banyak mengungkapkan adalah masalah dan kondisi emosi dan karakter mereka yang temperamental. Berdasarkan kajian dari konsep the looking-glass self oleh Cooley menunjukkan sangat besar peran dan pengaruh penilaian diri seseorang dari pemikiran orang lain. Konsep diri yang dimiliki oleh narapidana berperan terhadap tindakan pelanggaran norma dan aturan yang mereka lakukan. Konsep diri pada narapidana memiliki peran penting bagi para narapidana untuk menghadapi kehidupan setelah hukuman pidana selesai dan kembali ke lingkungan masyarakat.
PEMBERDAYAAN EKONOMI MELALUI PENDAMPINGAN PEMBENTUKAN KOPERASI DI DESA BANGUN HARJO KUAMANG KUNING Ira Widyastuti; Syah Amin Albadry; Deni Handani; Sasmita Rusnaini; Panji Ulum; Siti Rahmiati; Ade Sofa; Mardansyah Mardansyah; Haesdhona Haesdhona
BHAKTI NAGORI (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat) Vol. 4 No. 2 (2024): BHAKTI NAGORI (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat) Desember 2024
Publisher : LPPM UNIKS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36378/bhakti_nagori.v4i2.3933

Abstract

Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa bangun harjo. Dengan kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya memahami prosedur pembentukan koperasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan Indonesia. Jumlah masyarakat yang tidak memahami manfaat dan tujuan bergabung dalam koperasi adalah masalah yang sering ditemui. Banyak masyarakat di desa tidak memiliki koperasi unit desa (KUD) ataupun bentuk koperasi lainnya. Meskipun demikian, desa memiliki banyak potensi untuk menghasilkan produk rumah tangga dan produk pertanian dari kelompok usaha kecil yang ada di masyarakat. Sementara itu, materi yang disampaikan memberikan pemaparan teoritis dan praktis, tanya jawab dan diskusi menentukan sejauh mana peserta memahami proses pendampingan pembentukan koperasi. serta masyarakat bisa menyadari betapa pentingnya memahami proses pembentukan koperasi sesuai dengan Undang-Undang perkoperasian No.25/1992. Hasil dari evaluasi kegiatan pengabdian pendampingan pembentukan Koperasi Desa menunjukkan bahwa masyarakat telah memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik tentang manfaat koperasi Desa, lebih banyak pengetahuan dan pemahaman tentang cara membentuk koperasi Desa, dan lebih banyak kesadaran dan keinginan untuk bergabung dengan koperasi
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM PELAPORAN PAJAK Desti Monika Uli. S; Deni Handani
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 7 No. 3 (2024): Vol. 7 No. 3 (2024): Volume 7 No 3 Tahun 2024 (Special Issue)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v7i3.33124

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak badan dalam pelaporan pajak, dengan menggunakan metode studi literatur. Berdasarkan tinjauan terhadap berbagai literatur, ditemukan bahwa kepatuhan wajib pajak badan dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, yaitu kompleksitas peraturan perpajakan, risiko audit dan sanksi, serta etika dan budaya kepatuhan dalam perusahaan. Kompleksitas peraturan perpajakan sering kali menyebabkan kebingungan dan ketidakpastian, terutama bagi perusahaan yang tidak memiliki sumber daya internal yang memadai untuk mengelola kewajiban perpajakan mereka. Risiko audit dan sanksi juga menjadi pendorong penting dalam kepatuhan pajak, di mana perusahaan yang merasa adanya ancaman audit dan sanksi yang berat cenderung lebih patuh. Selain itu, budaya etika dalam perusahaan berperan signifikan dalam mendorong kepatuhan, di mana perusahaan yang memiliki nilai-nilai etika dan tanggung jawab sosial yang kuat lebih cenderung mematuhi kewajiban perpajakan. Faktor eksternal seperti kondisi ekonomi makro dan stabilitas politik juga mempengaruhi kepatuhan wajib pajak badan, dengan situasi ekonomi yang stabil dan kebijakan fiskal yang konsisten mendorong kepatuhan yang lebih tinggi. Kesimpulannya, peningkatan kepatuhan pajak dapat dicapai melalui penyederhanaan peraturan, penegakan hukum yang efektif, dan pengembangan budaya kepatuhan di dalam perusahaan.