Pendidikan inklusif di Indonesia bertujuan memberikan kesempatan yang setara bagi semua siswa, termasuk anak dengan kebutuhan khusus (ABK), untuk belajar bersama di sekolah umum. Namun, pelaksanaan pendidikan inklusif masih menghadapi berbagai tantangan, seperti kekurangan fasilitas dan tenaga pendidik yang terlatih. Siswa dengan gangguan pendengaran khususnya, menghadapi kesulitan dalam memahami materi pembelajaran yang berbasis verbal. Oleh karena itu, peningkatan infrastruktur pendidikan dan penggunaan teknologi sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan pendidikan inklusif. Meningkatkan kualitas pembelajaran inklusif bagi siswa tuna rungu di SLB Bina Insani Depok melalui IPTEKS dalam proses belajar mengajar. Kegiatan ini melibatkan pengembangan alat peraga fisika dasar, pelatihan penggunaan alat tersebut, serta pemberian pelatihan manajemen perangkat pendidikan melalui Sistem Manajemen Pembelajaran (LMS). Selain itu, guru yang terampil dalam Bahasa Isyarat Indonesia (SIBI) akan mendukung penggunaan perangkat perekam video. Pengembangan alat peraga sistem katrol dengan teknologi force gauge, memungkinkan guru untuk mengajarkan konsep fisika secara lebih praktis dan visual untuk memperkuat pemahaman konsep fisika dasar. Selain itu, pengembangan materi dengan menggunakan video pembelajaran berbahasa isyarat juga berhasil meningkatkan ketertarikan dan pemahaman siswa tunarungu untuk belajar fisika. Penggunaan Learning Management System (LMS) memfasilitasi manajemen materi pembelajaran dan evaluasi yang lebih efektif. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam keterampilan guru dalam menggunakan alat bantu fisika, mengoperasikan LMS, serta merekam video pembelajaran. Secara keseluruhan, program ini memberikan dampak positif pada kualitas pembelajaran dan produktivitas guru.