Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

EDUKASI MENCEGAH PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA MASYARAKAT LINGKUNGAN DASAN SARI AMPENAN Cyntiya Rahmawati; Baiq Leny Nopitasari; Alvi Kusuma Wardani; Baiq Nurbaety; Baiq Lenysia Puspita Anjani; Melati Permata Hati; Nur Furqani; Abdul Rahman Wahid; Safwan Safwan; Irmatika Hendriyani; Anna Pradiningsih; Yuli Fitriana; Dzun Haryadi Ittiqo
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 4 (2022): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i4.9688

Abstract

ABSTRAKDemam berdarah dengue (DBD) saat ini masih menjadi masalah kesehatan yang massif di Indonesia, termasuk di Nusa Tenggara Barat (NTB) dimana NTB termasuk dalam 10 provinsi dengan temuan incidence rate DBD tertinggi pada 2022. Kota Mataram menjadi  salah satu kota yang dengan jumlah kasus terbanyak mencapai 536 kasus dengan kasus kematian sebanyak 2 orang setiap tahun. Berdasarkan latar masalah dan tingginya kasus DBD tersebut, kegiatan ini bertujian untuk melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam memberikan edukasi kepada masyarakat di Lingkungan Dasan Sari RT.08 Ampenan untuk pencegahan terjadinya DBD dengan melakukan 3M Plus. Metode edukasi yang dilakukan adalah ceramah dengan presentasi yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, serta pemberian poster edukasi. Sebelum dan sesudah edukasi, peserta diminta untuk mengisi kuesiner pengetahuan dan perilaku terkait DBD. Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat tentang penyakit DBD setelah dilakukan edukasi yaitu dengan nilai rata-rata postest yaitu 99,5% (sebelum edukasi = 96.8 %) yang masuk dalam kategori pengetahuan baik. Kemudian tingkat perilaku masyarakat mengenai pencegahan penyakit DBD memperoleh nilai rata-rata 91,1% yang termasuk dalam kategori perilaku baik. Kata kunci: edukasi; Demam Berdarah Dengue (DBD); Nusa Tenggara Barat (NTB); peningkatan pengetahuan   ABSTRACT Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is still a massive health problem in Indonesia, including in the province of West Nusa Tenggara, which of the top ten highest DHF incidence rates. Based on the DFT problem, this report aims to provide education about the prevention of dengue fever by 3M programs in the Dasan Sari Environment RT.08 Ampenan. The provided education was performed through a presentation and discussion panel followed by distributing educational posters to event participants. The level of knowledge and behavior about DHF was assessed before and after the education activity by giving participants an assessable questionnaire. Based on the questionnaire analysis, the level of knowledge and behavior were reported to be increased after education was carried out, with the level of knowledge post-test average value of 99.5% (base of 96.8 %) and the level of behavior average value of 91.1%. Keywords: education; dengue; Dengue Hemorrhagic Fever (DHF); West Nusa Tenggara; level of knowledge
EDUKASI BIJAK MENGGUNAKAN ANTIBIOTIK PADA MASYARAKAT DI PASAR BAMBU BUNJERUK Cyntiya Rahmawati; Baiq Leny Nopitasari; Baiq Nurbaety; Baiq Lenysia Puspita Anjani; Safwan Safwan; Anna Pradiningsih; Nur Furqani; Iche Rahma Saputri; Ida Ayu Tiara Dita; Indah Rahmawati; Indri Natasari; Intan Sahira; Isti Aulia Febrianti
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 2 (2023): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i2.14588

Abstract

ABSTRAKSwamedikasi oleh masyarakat seringkali pada obat keras, termasuk antibiotik yang seharusnya didapatkan dengan resep dokter. Berdasarkan hasil riset di Indonesia menyatakan bahwa proporsi masyarakat yang menyimpan obat keras tanpa resep cukup tinggi, di antaranya termasuk antibiotik. Penggunaan antibiotik tanpa resep dokter dapat menyebabkan masalah kesehatan, yaitu tujuan pengobatan tidak tercapai bahkan terjadi resistensi bakteri. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada masyarakat di Pasar Bambu Bunjeruk menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat masih kurang tentang penggunaan antibiotik. Sehingga perlu dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk edukasi Bijak menggunakan antibiotik pada masyarakat di Pasar Bambu Bunjeruk dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap penggunaan antibiotik yang benar. Metode yang digunakan adalah metode interaktif melalui CBIA (Cara Belajar Insan Aktif), yang dilakukan dengan ceramah dan memberikan brosur BIJAK menggunakan antibiotik. Sebelum dan sesudah edukasi, peserta diminta untuk mengisi kuesioner pengetahuan dan sikap terkait penggunaan antibiotik. Didapatkan hasil bahwa terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat tentang Bijak menggunakan antibiotik dari pengetahuan kurang menjadi pengetahuan baik. Selain itu, terjadi peningkatan sikap masyarakat tentang Bijak menggunakan antibiotik dari sikap cukup menjadi sikap baik. Kata kunci: edukasi; antibiotik; bijak; peningkatan pengetahuan; pasar bambu bunjeruk ABSTRACTSelf-medication by the community is often on strong drugs, including antibiotics that should be obtained with a doctor's prescription. Based on the results of research in Indonesia, it is stated that the proportion of people who store strong drugs without a prescription is quite high, including antibiotics. The use of antibiotics without a doctor's prescription can cause health problems, namely, the goal of treatment is not achieved and even bacterial resistance occurs. Based on the results of observations made on the community at the Bunjeruk Bamboo Market, shows that the level of public knowledge is still lacking about the use of antibiotics. So it is necessary to carry out community service activities in the form of education on the wise use of antibiotics in the community at the Bunjeruk Bamboo Market to increase people's knowledge and attitudes toward the correct use of drugs. The method used is an interactive method through CBIA (Active Human Learning Method), which is carried out with lectures and giving BIJAK brochures using antibiotics. Before and after education, participants were asked to fill out a knowledge and attitude questionnaire regarding the use of antibiotics. The results showed that there was an increase in public knowledge about the wise use of antibiotics from less knowledge to good knowledge. In addition, there has been an increase in people's attitudes about the wise use of antibiotics from a moderate attitude to a good attitude. Keywords: education; antibiotics; wisdom; increase in knowledge; bunjeruk bamboo market
EDUKASI INTERAKSI OBAT PADA WALI MURID TK CAHAYA KARTINI, LOMBOK TENGAH Baiq Lenysia Puspita Anjani; Cyntiya Rahmawati; Wirawan Adikusuma; Safwan Safwan; Nurul Hidayatullah; Putu Gede Suriya Gunawan; Baiq Leny Nopitasari; Anna Pradiningsih
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 2 (2023): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i2.14582

Abstract

ABSTRAKInteraksi obat merupakan interaksi yang dapat terjadi apabila efek obat diubah oleh obat lain, makanan, atau minuman. Interaksi obat ini dapat menyebabkan beberapa masalah antara lain penurunan efek terapi, peningkatan toksisitas, atau efek farmakologis yang tidak diharapkan. Rendahnya pemahaman dan kesadaran Wali Murid mengenai interaksi obat dengan makanan dan interaksi obat dengan obat lain, ditambah dengan banyaknya informasi kurang tepat yang beredar melalui media sosial merupakan tantangan baru bagi tenaga kefarmasian untuk melakukan edukasi interaksi obat dalam penggunaan obat pada anak-anak yang diberikan pada Wali Murid di Sekolah. Tujuan kegiatan ini untuk memberikan edukasi kepada Wali Murid tentang interaksi obat. Pelaksanaan pra kegiatan meliputi survei lokasi kegiatan di TK Cahaya Kartini, Lombok Tengah, proses pembuatan dan pencetakan leaflet. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari Jumat tanggal 17 Maret 2023 bertempat di TK Cahaya Kartini. Leaflet yang telah disiapkan didistribusikan kepada peserta kegiatan. Pada tahap pasca kegiatan dilakukan evaluasi hasil dengan tanya jawab dan pengisian pertanyaan pre-intervensi dan post-intervensi tentang interaksi obat oleh Wali Murid. Edukasi interaksi obat ini menunjukkan hasil yang baik terlihat dari adanya kenaikan nilai pada post-intervensi dibandingkan dengan pra-intervensi. Edukasi interaksi obat ini membuka wawasan Wali Murid TK Cahaya Kartini untuk lebih berhati-hati terhadap kemungkinan terjadinya interaksi obat dan melaporkan jika terjadi kejadian akibat interaksi obat pada fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk meminimalisir kejadian yang lebih berbahaya. Kata kunci: interaksi obat; edukasi; TK cahaya kartini ABSTRACT Drug interactions are interactions that can occur when the effects of drugs are altered by other drugs, foods, or drinks. These drug interactions can cause several problems including decreased therapeutic effects, increased toxicity, or unexpected pharmacological effects. The low understanding and awareness of parents regarding drug interactions with food and drug interactions with other drugs, coupled with the large amount of incorrect information circulating through social media is a new challenge for pharmaceutical personnel to educate drug interactions in the use of drugs in children given to parents at school. The purpose of this activity is to educate parents about drug interactions. The pre-activity implementation includes a survey of the location of activities at TK Cahaya Kartini, Central Lombok, and the process of making and printing leaflets. The activity will be held on Friday, March 17, 2023, at TK Cahaya Kartini. The prepared leaflets were distributed to the participants of the activity. In the post-activity stage, results were evaluated with questions and answers and filled in pre-intervention and post-intervention questions about drug interactions by parents. This drug interaction education showed good results as seen from the increase in post-intervention scores compared to pre-intervention. This drug interaction education opens the insight of Guardians of Cahaya Kartini Kindergarten Students to be more careful of the possibility of drug interactions and report if there is an incident due to drug interactions at the nearest healthcare facility to minimize more dangerous events. Keywords: drug interactions; education; TK cahaya kartini
EDUKASI EFEK SAMPING OBAT MELALUI KAJIAN FARMAKOVIGILANS PADA MASYARAKAT DI KOTA MATARAM Anna Pradiningsih; Baiq Leny Nopitasari; Nurul Qiyaam; Wirawan Adikusuma; Safwan Safwan; Cyntiya Rahmawati; Baiq Lenysia Puspita Anjani; Rihhadatul Aisy; Risma Widia Ningsih
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i3.14586

Abstract

ABSTRAKKegiatan pengabdian kepada masyarakat ini memiliki judul Edukasi Efek Samping Obat Melalui Kajian Farmakovigilans Pada Masyarakat. Kegiatan ini berlokasi di Taman Sangkareang pada hari Jumat, 30 Maret 2023. Mayarakat yang terdapat pada Taman Sangkareang sejumlah 30 orang. Masyarakat yang menjadi mitra meliputi usia produktif dari rentang 15-65 tahun. Pendidikan terakhir responden memiliki variasi yang beragam. Pendidikan terakhir SMA memiliki jumlah tertinggi yaitu 60%, S1 sebesar 16,67%, dan SMK sebesar 13,33 %. Sedangkan jumlah terendah yaitu D3, SMP dan SD dengan persentase masing-masing 3,33%. Masyarakat yang berkenan menjadi responden diberikan pretest, kemudian responden diberikan leaflet berupa penjelasan mengenai Efek Smaping obat melalui Kajian Farmakovigilans. Setelah itu, responden diberikan posttest. Pemberian pretest dan postetst ini bertujuan agar dapat mengetahui tingkap pemahaman responden terhadap materi yang diberikan. Hasil pretest didapatkan peresentase sebesar 69,67% jawaban yang sesuai. Sedangkan setelah pemberian edukasi, pengetahuan masyarakat dapat meningkat dilihat dari hasil posttest sebesar 83,08%. Hal ini menyatakan bahwa pemberian edukasi memberikan dampak yang baik bagi peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai efek samping obat. Kata kunci: farmakovigilans; obat; edukasi ABSTRACTThis community service activity has the title Education of Drug Side Effects through Pharmacovigilance Studies in the Community. This activity will be located at Taman Sangkareang on Friday, March 30, 2023. The community in Sangkareang Park is 30 people. The communities that become partners include the productive age from the range of 15-65 years. The respondents' recent education has a variety of variations. The last high school education has the highest number of 60%, S1 at 16.67%, and SMK at 13.33%. While the lowest number is D3, junior high school and elementary school with a percentage of 3.33% each. People who wish to be respondents are given a pretest, then respondents are given a leaflet in the form of an explanation of the Smaping Effects of drugs through Pharmacovigilance Studies. After that, respondents were given a posttest. The provision of pretest and postetst aims to be able to find out the window of respondents' understanding of the material provided. The pretest results obtained a percentage of 69.67% of the corresponding answers. Meanwhile, after providing education, public knowledge can increase as seen from the posttest results by 83.08%. This states that providing education has a good impact on increasing public knowledge about drug side effects. Keywords: pharmacovigilance; medicine; education
EDUKASI PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL YANG AMAN PADA MASYARAKAT DI DUSUN GUNUNG KOMAK DESA SETILING, LOMBOK TENGAH Baiq Lenysia Puspita Anjani; Cyntiya Rahmawati; Wirawan Adikusuma; Safwan Safwan; Uswaton Hasanah; Putu Gede Suriya Gunawan; Baiq Nurbaety; Nur Furqani; Baiq Leny Nopitasari; Anna Pradiningsih; Irmatika Hendriyani
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 4 (2023): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i4.17830

Abstract

ABSTRAKObat tradisional yang beredar harus memenuhi persyaratan khasiat, keamanan, dan penandaan. Banyak beredar obat tradisional yang tidak teregistrasi terutama yang dijual secara online. Rendahnya pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai informasi tentang pemilihan dan penggunaan obat tradisional yang aman, ditambah dengan banyaknya informasi kurang tepat yang beredar melalui media sosial merupakan tantangan baru bagi Tenaga Kefarmasian untuk melakukan edukasi tentang pemilihan dan penggunaan obat tradisional yang aman. Adanya kejadian yang tidak diharapkan dari kesalahan pemilihan dan penggunaan obat tradisional juga menjadi faktor penting untuk melakukan edukasi pada masyarakat. Tujuan kegiatan ini untuk memberikan edukasi kepada Masyarakat tentang obat tradisional. Pelaksanaan pra kegiatan meliputi survei lokasi kegiatan di Dusun Gunung Komak, proses pembuatan dan pencetakan leaflet. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari Minggu, 10 September 2023 bertempat di Dusun Gunung Komak. Leaflet yang telah disiapkan didistribusikan kepada peserta kegiatan. Pada tahap pasca kegiatan dilakukan evaluasi hasil dengan tanya jawab dan pengisian pertanyaan pre-intervensi dan post-intervensi tentang obat tradisional oleh Masyarakat. Edukasi Pemilihan dan Penggunaan Obat Tradisional yang Aman ini menunjukkan hasil yang baik terlihat dari adanya kenaikan nilai pada post-intervensi dibandingkan dengan pra-intervensi. Edukasi obat tradisional ini membuka wawasan Masyarakat tentang bagaimana memilih dan menggunakan obat tradisional yang aman. Pengetahuan tentang obat tradisional ini juga akan meminimalisir kejadian penyalahgunaan obat dan perederaan obat ilegal yang belum terdaftar BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Kata kunci: obat tradisional; edukasi; dusun gunung komak desa setiling ABSTRACTCirculating folk remedies must meet the requirements of efficacy, safety and marking. Many traditional medicines are circulating that are not registered, especially those sold online. The low public understanding and awareness of information about the selection and use of safe traditional medicines, coupled with the large amount of inappropriate information circulating through social media is a new challenge for Pharmaceutical Personnel to educate about the selection and use of safe traditional medicines. The unexpected occurrence of errors in the selection and use of traditional medicine is also an important factor for educating the public. The purpose of this activity is to educate the public about traditional medicine. The pre-activity implementation includes a survey of the location of activities in Gunung Komak Hamlet, the process of making and printing leaflets. The activity will be carried out on Sunday, September 10, 2023 at Gunung Komak Hamlet. The prepared leaflets were distributed to the participants of the activity. In the post-activity stage, evaluation of the results was carried out with questions and answers and filling in pre-intervention and post-intervention questions about traditional medicine by the community. This Education on the Selection and Use of Safe Traditional Medicine shows good results as seen from the increase in post-intervention scores compared to pre-intervention. This traditional medicine education opens people's insight on how to choose and use safe traditional medicines. Knowledge of traditional medicine will also minimize the incidence of drug abuse and illegal drug circulation that has not been registered with BPOM (Food and Drug Supervisory Agency). Keywords: traditional medicine; education; gunung komak hamlet setiling village
PENCEGAHAN WITHDRAWAL SYNDROMES DENGAN EDUKASI PENGGUNAAN ANTISPIKOTIK DI RSJ MUTIARA SUKMA Anna Pradiningsih; Baiq Leny Nopitasari; Nurul Qiyaam; Cyntiya Rahmawati; Safwan Safwan; Baiq Nurbaety; Baiq Lenysia Puspita Anjani; Widayatul Khairi; Rihhadatul Aisy; Rendy Alya Praja; Purnama Supyan Assauri; Rozali Bayu Sugarda
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 4 (2023): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i4.20150

Abstract

ABSTRAKAntipsikotik merupakan golongan obat yang digunakan untuk gangguan psikotik. Penarikan obat yang tiba-tiba yang memicu efek samping obat dapat dikatakan dengan gejala putus obat atau Withdrawal Syndromes. Tujuan kegiatan pengabdian untuk memberikan edukasi terkait pengetahuan gejala putus obat antipsikotik. Metode yang digunakan yakni ceramah menggunakan alat peraga leaflet namun sebelumnya terlebih dahulu diberikan 10 pertanyaan mengenai edukasi untuk pre test setelah itu diberikan post test, target kegiatan yakni pasien yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit RSJ Mutiara Sukma. Hasil kegiatan di dapatkan 21 pasien penggunaan antipsikotik yang terdiri dari 17 pasien laki-laki dan 4 pasien perempuan, didapatkan persentase pretest sebesar 62.86% jawaban yang sesuai sedangkan persentase post test sebesar 68.09%, sedangkan selisih persentase yang didapatkan sebesar 5.23%. Kesimpulan didapatkan pemberian edukasi dapat meningkatkan pengetahuan tentang putus obat penggunaan antipsikotika sebesar 5,23%. Kata kunci: putus obat; antipsikotik ABSTRACT Antipsychotics are a class of drugs used for psychotic disorders. Abrupt withdrawal of medication that triggers side effects can be referred to as withdrawal syndromes. The purpose of this community service activity is to provide education related to the knowledge of antipsychotic withdrawal symptoms. The method used is a lecture using visual aids such as leaflets, preceded by a pre-test consisting of 10 questions about education. Afterward, a post-test is administered to patients undergoing inpatient care at Mutiara Sukma Mental Hospital. The results of the activity revealed 21 patients using antipsychotics, comprising 17 male patients and 4 female patients. The pretest percentage was 62.86% correct answers, while the post-test percentage was 68.09%, resulting in a difference of 5.23%. In conclusion, education can improve knowledge about antipsychotic withdrawal by 5.23%. Keywords: withdrawal syndromes; antipsychotics