Harlina Nurtjahjanti
Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro

Published : 70 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN PERILAKU KONSUMTIF MEMODIFIKASI MOBIL PADA REMAJA ANGGOTA KLUB MOBIL DI SEMARANG Dinda Karin Shaina; Harlina Nurtjahjanti
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 (April 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.29 KB) | DOI: 10.14710/empati.2016.15196

Abstract

Memodifikasi mobil merupakan kegiatan yang dilakukan remaja yang mampu berdampak pada perilaku konsumtif. Memodifikasi mobil merupakan kegiatan yang biasa dilakukan oleh para anggota klub mobil dan merupakan kegiatan yang membutuhkan dukungan dari orang terdekatnya seperti orangtua. Peneliti berusaha mengungkapkan hubungan antara perilaku konsumtif memodifikasi mobil dengan dukungan sosial yang bersumber dari orangtua. Subjek penelitian adalah anggota klub mobil Nobility Jong Java Semarang, Ketombe Auto Club Semarang dan Freestyle Exclusive Semarang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif melalui pengumpulan data melalui skala perilaku konsumtif dan skala dukungan sosial orangtua. Hipotesis penelitian ini, ada hubungan antara dukungan sosial orangtua yang ditekankan pada memodifikasi mobil dengan perilaku konsumtif memodifikasi mobil pada anggota klub mobil di Semarang. Sampel pada penelitian ini berjumlah 87 orang dan diambil menggunakan teknik incidental sampling. Metode analisis dengan menggunakan analisis regresi sederhana menunjukkan nilai koefisien relasi rxy = 0,600 dengan p = 0,000 (p<0,001). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima yaitu terdapat hubungan positif antara dukungan sosial orangtua dengan perilaku konsumtif memodifikasi mobil pada anggota klub mobil di Semarang. Hubungan positif menunjukkan bahwa semakin tinggi dukungan sosial orangtua yang ditekankan pada memodifikasi mobil, maka perilaku konsumtif memodifikasi mobil juga semakin tinggi. Hal tersebut berlaku pula sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial orangtua yang ditekankan pada memodifikasi mobil, maka semakin rendah perilaku konsumtif memodifikasi mobil. Sumbangan efektif variabel dukungan sosial pada perilaku konsumtif sebesar 36%, sedangkan 64% dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.
HUBUNGAN ANTARA INTERNAL LOCUS OF CONTROL DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) PADA KARYAWAN Diah Ratna Sari; Harlina Nurtjahjanti
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015 (April 2015)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.378 KB) | DOI: 10.14710/empati.2015.14889

Abstract

Keyakinan positif karyawan mengenai pentingnya pengaruh dirinya sendiri terhadap hasil yang akan diperoleh mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja. Hal tersebut dapat mendorong karyawan agar bekerja dengan optimal, bahkan tidak hanya sesuai deskripsi pekerjaannya melainkan di luar deskripsi pekerjaannya yang disebut dengan organizational citizenship behavior. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara internal locus of control dengan organizational citizenship behavior (OCB) pada karyawan PT. Phapros, Tbk Semarang. Internal locus of control diartikan sebagai keyakinan yang dimiliki individu terhadap peristiwa yang terjadi pada dirinya disebabkan oleh pengaruh dirinya sendiri, sedangkan organizational citizenship behavior diartikan perilaku sukarela karyawan di luar deskripsi formal yang tidak berkaitan langsung dengan sistem reward, yang dapat meningkatkan produktivitas dan efektivitas perusahaan. Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Phapros, Tbk Semarang. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling dengan sampel berjumlah 95 karyawan. Pengumpulan data menggunakan dua buah skala psikologi yaitu skala organizational citizenship behavior (OCB) (40 aitem valid dengan rix = 0,893) dan skala locus of control (25 aitem valid dengan rix = 0,832). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ialah korelasi Pearson atau Product Moment Correlation (rxy). Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,274 dengan p = 0,045 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti diterima, yaitu terdapat hubungan positif dan signifikan internal locus of control dengan OCB pada karyawan PT. Phapros, Tbk Semarang.
KONFORMITAS DAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRSI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Dyra Sri Amini; Harlina Nurtjahjanti
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016 (Januari 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.921 KB) | DOI: 10.14710/empati.2016.15053

Abstract

Konformitas adalah perilaku individu untuk menyesuaikan diri dengan kelompok sesuai dengan harapan kelompok meskipun ada atau tidak ada permintaan langsung untuk mengikuti agar anggota dapat diterima di sebuah kelompok tersebut. Minat berwirausaha adalah keinginan, serta kesediaan untuk berkemauan keras memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut akan resiko yang akan dihadapi, serta senantiasa mengembangkan usaha yang diciptakannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara konformitas dan minat berwirausaha pada Mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro. Subjek penelitian berjumlah 100 mahasiswa dengan teknik pengambilan sampel convenience sampling. Pengambilan data menggunakan skala Konformitas (25 aitem, α =0,89) dan Skala Minat Berwirausaha (67 aitem, α =0,97). Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana menunjukkan nilai koefisien korelasi antara konformitas dengan minat berwirausaha rxy= -0,27 dengan p = 0,01 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang dipaparkan peneliti ditolak. Pada penelitian ini konformitas memberikan sumbangan efektif sebesar 7,5% pada minat berwirausaha.
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI KERJA DENGAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA PEGAWAI INSTANSI PEMERINTAHAN Fardia Astiarini Ilyas; Harlina Nurtjahjanti
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015 (April 2015)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.632 KB) | DOI: 10.14710/empati.2015.14895

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi kerja dengan employee engagement pada pegawai instansi pemerintahan. Employee engagement adalah kondisi psikologi positif pegawai bahwa dirinya mampu berkontribusi secara fisik, kognitif dan emosional yang ditandai dengan curahan energi dan mental dalam bekerja, perasaan terlibat yang kuat dan tertantang dengan pekerjaannya. Efikasi kerja adalah keyakinan terhadap kemampuan diri dalam mengorganisasikan dan menampilkan tindakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan kemampuan tertentu. Populasi penelitian yaitu seluruh pegawai BAPPEDA DKI Jakarta dengan total 241 pegawai, sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 79 pegawai. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian adalah simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan dua skala psikologi, yaitu skala employee engagement (36 aitem, α = 0,917) dan skala efikasi kerja (41 aitem, α = 0,919). Analisis regresi sederhana menunjukkan koefisien korelasi rxy = 0,826 dengan p = 0,000 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti diterima, yaitu terdapat hubungan positif dan signifikan antara efikasi kerja dengan employee engagement dapat diterima. Efikasi kerja memberikan sumbangan efektif sebesar 68,3% terhadap employee engagement.
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI KERJA DENGAN PERILAKU MENCARI BANTUAN KERJA PADA KARYAWAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO Hilmun Zahrina; Harlina Nurtjahjanti
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016 (Oktober 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.945 KB) | DOI: 10.14710/empati.2016.15430

Abstract

Kesulitan atau hambatan dalam pekerjaan adalah suatu hal yang harus diatasi oleh karyawan, terlebih bagi karyawan bagian administrasi yang memiliki tuntutan untuk selalu dinamis dalam melakukan pelayanan akademik, sehingga membutuhkan dorongan dari dalam diri karyawan dalam mengatasi kesulitan yang dihadapinya agar dapat menunjukkan kinerja yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi kerja dengan perilaku mencari bantuan kerja serta mengetahui besarnya sumbangan efektif yang diberikan oleh efikasi kerja terhadap perilaku mencari bantuan kerja. Efikasi kerja adalah keyakinan individu mengenai kemampuan dan kompetensi dirinya bahwa individu tersebut akan berhasil dalam menjalankan dan menghadapi tugas dalam pekerjaannya. Perilaku mencari bantuan kerja adalah tindakan yang dliakukan oleh karyawan untuk mencari pertolongan atas kesulitan yang dihadapi untuk menyelesaikan masalahnya dengan cara mencari bantuan dari karyawan, atasan, maupun sumber lain. Subjek adalah 76 karyawan bagian administrasi di Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang diperoleh dengan menggunakan teknik cluster sampling. Pengumpulan data menggunakan dua buah skala yaitu Skala Efikasi Kerja (22 aitem; α= 0,866) dan Skala Perilaku Mencari Bantuan Kerja (27 aitem; α=0,881). Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan terdapat hubungan positif dan signifikan antara efikasi kerja dengan perilaku mencari bantuan kerja pada karyawan di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (rxy = 0,241; p=0,018). Semakin tinggi efikasi kerja maka semakin tinggi pula frekuensi perilaku mencari bantuan kerja, dengan demikian hipotesis penelitian ini diterima. Efikasi kerja memberikan sumbangan efektif sebesar 5,8% terhadap variasi kecenderungan perilaku mencari bantuan kerja.
HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA KARYAWAN KONTRAK RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG Nora Rizky Maulidina; Harlina Nurtjahjanti
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 (April 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.438 KB) | DOI: 10.14710/empati.2016.14990

Abstract

Psychological well-being merupakan kemampuan individu mengoptimalkan fungsi psikologisnya yang dicirikan menerima kondisi dirinya, mengembangkan pertumbuhan pribadi, membangun hubungan positif dengan orang lain, memiliki kemandirian, memiliki tujuan hidup dan mengatur lingkungan. Psychological well-being dipengaruhi oleh factor internal, salah satunya adalah ketidakamanan. Individu dengan ketidakamanan kerja menunjukkan kegelisahan dalam bekerja serta kurang bekerja secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ketidakamanan kerja dengan psychological well-being pada karyawan kontrak di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Populasi penelitian adalah 162 karyawan kontrak dengan masa kerja minimal 1 tahun, dan sampel penelitian sejumlah 80 orang dari berbagai bidang yang didapatkan dengan teknik proportional sampling. Alat ukur penelitian yang digunakan adalah Skala Psychological Well-Being (42 aitem, α = .92) dan Skala Ketidakamanan Kerja (33 aitem, α = .90). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan negative antara ketidakmanan kerja dengan psychological well-being pada karyawan kontrak di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Analisis regresi sederhana menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara ketidakamanan kerja dan psychological well-being (r = -.69; p < .001), yang berarti bahwa semakin tinggi ketidakamanan kerja maka semakin rendah psychological well being. Ketidakamanan kerja memberikan sumbangan efektif sebesar 48% terhadap psychological well-being. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketidakamanan kerja yang rendah dan psychological well-being tinggi pada karyawan kontrak di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN KERJA PSIKOLOGIS DENGAN INTENSI MENJADI WORKAHOLIC PADA KARYAWAN BANK X SEMARANG Syarifuddin Syarifuddin; Harlina Nurtjahjanti; Costrie Ganes Widayanti
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013 (Agustus 2013)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.463 KB) | DOI: 10.14710/empati.2013.5247

Abstract

Lingkungan kerja psikologis yang ada dalam organisasi menjadi faktor yang mendorong terbentuknya kecenderungan sumber daya manusia yang ada dalam bertindak. Proses ini membuat adanya intensi karyawan menjadi workaholic. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dan seberapa besar sumbangan efektif persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis terhadap terbentuknya intensi menjadi workaholic pada karyawan Bank X Semarang.Subjek penelitian ini adalah karyawan tetap Bank X Semarang yang berjumlah 149 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling. Pengambilan data menggunakan skala intensi menjadi workaholic (41 aitem valid, α = 0,910) dan skala persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis (34 aitem valid, α = 0,908) yang telah diuji coba pada 31 karyawan Bank X Semarang.Data yang diperoleh berdasarkan hasil analisis analisis regresi sederhana menunjukkan hasil koefisien korelasi sebesar 0,462 dengan p = 0,000 (p,0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti, yaitu terdapat hubungan positif antara persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis dengan intensi menjadi workaholic pada karyawan Bank X Semarang dapat diterima. Nilai koefisien korelasi positif menunjukkan bahwa arah hubungan kedua variabel adalah positif, artinya semakin positif persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis maka semakin tinggi intensi menjadi workaholic, begitu pula sebaliknya. Persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis memberikan sumbangan efektif sebesar 21,3% terhadap terbentuknya intensi menjadi workaholic. 
HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DALAM MEMULIHKAN CITRA KEPOLISIAN PADA ANGGOTA SAT LANTAS POLRESTABES SEMARANG Pratidya Cantika Maharani Negara; Harlina Nurtjahjanti
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015 (Agustus 2015)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/empati.2015.12959

Abstract

Citra polisi di mata masyarakat pada saat ini perlu adanya suatu perbaikan karena kurangnya kepercayaan masyarakat pada pihak polisi. Komitmen organisasi dalam memulihkan citra kepolisian merupakan suatu upaya untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat pada korps kepolisian. Adversity intelligence merupakan kemampuan anggota kepolisian untuk mengubah hambatan menjadi suatu peluang keberhasilan mencapai tujuan yang pada saat ini untuk mengambil kembali kepercayaan masyarakat kepada korps kepolisian.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara adversity intelligence dengan komitmen organisasi dalam memulihkan citra kepolisian. Subjek penelitian adalah anggota polisi di Sat Lantas POLRESTABES Semarang. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling dengan sampel berjumlah 100 anggota polisi. Pengambilan data penelitian menggunakan 2 skala psikologi, yaitu skala komitmen organisasi dalam memulihkan citra kepolisian (31 aitem dengan rix = 0,902) dan skala adversity intelligence (33 aitem dengan rix = 0,860). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi adversity intelligence terhadap komitmen organisasi dalam memulihkan citra kepolisian sebesar 0,725 dengan p = 0,000 (p<0,05). Nilai korelasi tersebut menunjukkan arah hubungan yang positif dan signifikan antara variabel adversity intelligence dengan komitmen organisasi dalam memulihkan citra kepolisian, sehinga hipotesis penelitian ini dapat diterima. Koefisien determinasi sebesar 0,525 memberi pengertian bahwa adversity intelligence memberikan sumbangan efektif sebesar 52% terhadap komitmen organisasi dalam memulihkan citra kepolisian dan 48% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkapkan dalam penelitian ini.
HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN SELF-EFFICACY PADA KARYAWAN TETAP NON-EXEMPT PT. BINA GUNA KIMIA UNGARAN Annisa Irti; Harlina Nurtjahjanti; Nofiar Aldriandy Putra
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013 (Agustus 2013)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.542 KB) | DOI: 10.14710/empati.2013.5307

Abstract

Era globalisasi, organisasi harus semakin fleksibel untuk menyesuaikan diri dalam lingkungan persaingan yang semakin kompetitif. Perubahan lingkungan yang cepat, menuntut organisasi untuk merespon perubahan yang terjadi agar tetap eksis dalam persaingan global. Perubahan tersebut akan membawa dampak terhadap setiap individu yang berada dalam organisasi. Oleh karena itu karyawan perlu memiliki self-efficacy yang tinggi untuk menghadapi lingkungan kerja yang semakin kompetitif.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara iklim organisasi dengan self-efficacy pada karyawan tetap non-exempt di PT. Bina Guna Kimia Ungaran. Populasi penelitian ini berjumlah 100 karyawan non-exempt dengan sampel penelitian sebanyak 78 karyawan non exempt. Penentuan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan skala self-efficacy yang terdiri dari 27 aitem (α=0,932) dan skala iklim organisasi terdiri dari 34 aitem (α=0,910).Analisis regresi sederhana menunjukkan rxy= 0,621 dengan p= <0,000 (p<0,05), artinya ada hubungan positif yang signifikan antara iklim organisasi dengan self-efficacy pada karyawan tetap non-exempt di PT. Bina Guna Kimia Ungaran. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin positif iklim organisasi maka semakin tinggi self-efficacy dan sebaliknya. Iklim organisasi memberikan sumbangan efektif terhadap variabel self-efficacy sebesar 38,6% sedangkan 61,4% berasal dari faktor-faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini
HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN DOKTER PRAKTIK DENGAN KEPUASAN KONSUMEN PASIEN RAWAT JALAN PENGGUNA KARTU BPJS KESEHATAN DI RSUP DR KARIADI SEMARANG Putri Zahrah Adelia; Harlina Nurtjahjanti
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 (April 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.464 KB) | DOI: 10.14710/empati.2016.15244

Abstract

Kepuasan konsumen pasien rawat jalan pengguna kartu BPJS Kesehatan adalah adalah pasien rawat jalan pengguna kartu BPJS Kesehatan memperoleh fasilitas berobat, pengobatan, dan kinerja dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan. Kualitas pelayanan dokter praktik adalah penilaian yang diberikan oleh pasien rawat jalan terhadap pelayanan dokter praktik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kualitas pelayanan dokter praktik dengan kepuasan konsumen pasien rawat jalan pengguna kartu BPJS Kesehatan di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Populasi penelitian adalah seluruh pasien rawat jalan pengguna kartu BPJS Kesehatan di RSUP Dr. Kariadi dan sampel penelitian berjumlah 150 pasien rawat jalan pengguna kartu BPJS Kesehatan. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling insidental. Pengumpulan data menggunakan Skala Kualitas Pelayanan Dokter Praktik (29 aitem, α= 0,926) dan Skala Kepuasan Konsumen Pasien Rawat Jalan Pengguna kartu BPJS Kesehatan (32 aitem, α= 0,917). Analisis regresi sederhana menunjukkan adanya hubungan positif signifikan antara kualitas pelayanan dokter praktik dengan kepuasan konsumen pasien rawat jalan pengguna kartu BPJS Kesehatan (rxy = 0,643 dengan p = 0,000) yang berarti bahwa semakin tinggi kualitas pelayanan dokter praktik maka semakin tinggi kepuasan konsumen pasien rawat jalan pengguna kartu BPJS Kesehatan. Kualitas pelayanan dokter praktik memberikan sumbangan efektif sebesar 41,4% terhadap kepuasan konsumen pasien rawat jalan pengguna kartu BPJS Kesehatan.
Co-Authors Amanda Intan Puspitasari Anggun Resdasari Prasetyo Anindya Dewi Hapsari Anjasmara Adiel Saputra Annisa Aulia Rahmah Annisa Irti Annisaa Tiara Dewi Arini Izzati Fatimah Arviana Fitri Kusumastuti Athiyyah Nanda Gumai Atina Kamila Pratiwi Avy Tiasa Febrina Azkia Fadhilah Bagas Ramadhiansyah Briananta Winda Kurniawan Candra Rakhma Alima Catur Wahyu Wijayanti Chanya Paripurastu Sasongko, Chanya Paripurastu Costrie Ganes Widayanti Danastri Cintantya Diah Ratna Sari Diana Rusmawati Dinda Karin Shaina Dwi Cheppy Dharmawan, Dwi Cheppy Dyra Sri Amini Egy Yolanda Putra EKI DWI PUTRA Erin Ratna Kustanti Erna Dyah Krisnaningrum Fardia Astiarini Ilyas Febrie Sani Ferina Nissa Fauzia Francisca Aully Adestyani Gadhia Aufari Hafidz Ibnu Ramadhan, Hafidz Ibnu Hasna Pratiwi Kuswardani Hilmun Zahrina I Gusti Ayu Agung Yesika Yuniar Ika Zenita Ratnaningsih Indri Murti Astuti Inggan Dwi Putri Desyani Intan Nurliawati Irfan Abdurrahman Jati Ariati Kafhaya Maryama Suraya Lusi Nur Ardhiani Mia Novitaloka Mohamad Rizal Rifai Mollinda Aginza Hawa Mukhammad Rangga Perdana Nailul Fauziah Nofiar Aldriandy Putra Nora Rizky Maulidina Pratidya Cantika Maharani Negara Putri Zahrah Adelia Rahadyan Sekar Gupita Negara Ratna Intifada Richa Bonita Rini Sulistyawati Rizka Augusta Rizky Meutia Ramadita Satri Purwito SEPTIANI, NURALINA Setianingrum, Anindhita Setyowati Wulandari Siti Maesaroh Suci Permatasari Syahrina Nurul Hidayah SYAIFULLAH, AKRAM SHIDDIQ Syarifuddin Syarifuddin Unika Prihatsanti Valentina Karina Dwiayuningtyas Pratiwi Yuli Agustiani Yusi Fitri Novianti