Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan melalui pelatihan berperan penting dalam meningkatkan efektivitas penanganan penyakit di layanan kesehatan. Penelitian ini menganalisis tren pelatihan penyakit tidak menular, khususnya kanker, jantung, stroke, dan uronefrologi (KJSU), di institusi penyelenggara pelatihan terakreditasi selama tahun 2023–2024. Hasil menunjukkan bahwa pelatihan penyakit jantung memiliki jumlah peserta dan frekuensi tertinggi, dengan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) mencatat 17.958 peserta dalam 1.486 sesi. Pelatihan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara juga memiliki jumlah peserta tinggi, mencapai 2.692 peserta dalam 141 sesi. Sementara itu, Pelatihan Code Stroke cukup diminati dengan 419 peserta dalam 16 sesi, namun pelatihan terkait stroke dan uronefrologi secara umum memiliki jumlah peserta yang lebih rendah. Beberapa pelatihan dengan tingkat partisipasi rendah, seperti Pelatihan EEG bagi Tenaga Medis dan Pelatihan Keperawatan Perioperatif Transplantasi Ginjal, menunjukkan perlunya peningkatan sosialisasi dan aksesibilitas. Tren penurunan pelatihan pada paruh kedua tahun 2024 kemungkinan dipengaruhi oleh keterbatasan anggaran dan kebijakan. Oleh karena itu, strategi pelatihan berbasis daring, hybrid, serta kerja sama dengan rumah sakit rujukan diperlukan untuk memastikan kesesuaian materi pelatihan dengan kebutuhan tenaga kesehatan.