Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PERANCANGAN DESAIN PUBLIC SPACE DESA PERENG KABUPATEN KARANGANYAR Kukuh Kurniawan Dwi Sungkono; Prabowo, Wahyu; Handoyo, Suryo; Mulyandari, Erni; Wijayanti, Paska; Sumina, Sumina; Gien Fridel C P, Dendi; Oktava, Rendi Ari; Hamdany, Syarif; Ervan , Wibowo Rachmad P; Widyanto, Muh Aqill Fadia; Pratama, Chandra; Daffa , Zaidan Alam I
GANESHA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 2 (2025): Juli 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tunas Pembangunan Surakarta (UTP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/ganesha.v5i2.5167

Abstract

Perancangan desain ruang publik di Desa Pereng, Kabupaten Karanganyar, dilakukan sebagai respons terhadap kebutuhan masyarakat akan ruang terbuka yang multifungsi, nyaman, dan aman. Pemilihan topik ini penting mengingat minimnya fasilitas publik yang mampu mendukung interaksi sosial, rekreasi, serta pengembangan ekonomi lokal. Metode pengabdian masyarakat yang digunakan adalah perancangan arsitektural yang melibatkan survei kebutuhan masyarakat, analisis lokasi, dan penyusunan konsep desain yang inklusif serta berkelanjutan. Hasil pengabdian menunjukkan terciptanya ruang publik yang mengintegrasikan fasilitas olahraga, taman bermain anak, serta kios UMKM yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan daya tarik ekonomi desa. Ruang publik ini diharapkan menjadi pusat aktivitas sosial dan ekonomi yang berkontribusi pada pemberdayaan masyarakat. Kesimpulannya, perancangan ini memberikan solusi konkret dalam pemanfaatan ruang terbuka yang adaptif terhadap kebutuhan masyarakat Desa Pereng, sekaligus menjadi model pengembangan public space yang dapat direplikasi pada wilayah lain.
ECO RESORT DENGAN KONSEP WELLNESS LIVING DI KABUPATEN KARANGANYAR Wijaya, Narendra; Prabowo, Wahyu
Journal of Architecture Cultural and Tourism Studies Vol 3 No 2 (2025): OKTOBER 2025
Publisher : Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/jacts.v3i2.5491

Abstract

Kesehatan mental merupakan isu global yang semakin mendapat perhatian, termasuk di Indonesia, yang mencatat salah satu angka penderita gangguan mental tertinggi di dunia. Rendahnya tingkat penanganan dan minimnya investasi di sektor ini menjadi tantangan utama. Seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat, pendekatan non-medis seperti pariwisata berbasis kesehatan menjadi solusi alternatif yang menjanjikan. Studi menunjukkan bahwa pengalaman wisata yang melibatkan interaksi sosial, paparan alam, dan aktivitas fisik memiliki efek terapeutik yang signifikan terhadap kesehatan mental. Konsep wellness living hadir sebagai respons terhadap kebutuhan akan keseimbangan fisik, mental, dan spiritual, dengan menekankan gaya hidup sehat dalam lingkungan yang mendukung. Eco resort menjadi salah satu bentuk arsitektur yang ideal dalam mewujudkan konsep ini, karena mampu mengintegrasikan akomodasi yang ramah lingkungan dengan fasilitas relaksasi dan pemulihan mental. Kabupaten Karanganyar dipilih sebagai lokasi pengembangan karena potensi alamnya yang kuat serta pertumbuhan sektor pariwisata yang positif. Karya tulis ini bertujuan untuk merancang dan mengeksplorasi potensi eco resort berbasis wellness living sebagai upaya preventif dan rehabilitatif bagi kesehatan mental, sekaligus sebagai kontribusi terhadap pengembangan ekonomi dan pariwisata berkelanjutan di wilayah tersebut.
PENGEMBANGAN FASILITAS DESA WISATA KEPUHSARI DI WONOGIRI BERPENDEKATAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR Pamungkas, Dwi Yoga Awang; Prabowo, Wahyu
Journal of Architecture Cultural and Tourism Studies Vol 2 No 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/jacts.v2i2.4059

Abstract

Pembangunan fasilitas Desa Wisata Kepuhsari adalah upaya Kabupaten Wonogiri untuk memaksimalkan potensi pariwisata desa. Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Wonogiri, Haryanto, menyatakan bahwa pariwisata harus mencakup tidak hanya keindahan alam dan olahraga petualangan, tetapi juga budaya, kuliner, dan ekonomi kreatif. Desa Wisata Paranggupito, misalnya, sukses dengan tawaran wisata seni budaya, pantai, dan edukasi pelestarian alam, meraih penghargaan sebagai Desa Wisata Terbaik Kedua di Jawa Tengah pada 2023. Desa Wisata Sendang dikenal dengan Waduk Gajah Mungkur, paralayang, dan Bukit Gantole, sementara Desa Wisata Conto terkenal dengan perkebunan dan kopi. Pembangunan Desa Wisata Kepuhsari mendukung tujuan Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian RI, yakni meningkatkan ekonomi, kesejahteraan, mengurangi kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan lingkungan, dan memajukan budaya. Penelitian ini menerapkan pendekatan Neo-Vernakular dalam perancangan fasilitas desa wisata, menggunakan metode kualitatif seperti observasi, wawancara dengan pemangku kepentingan lokal, dan analisis dokumen. Hasil penelitian diharapkan dapat membantu merancang fasilitas yang memenuhi kebutuhan wisatawan serta mendukung pelestarian budaya dan lingkungan lokal.
Redesain Gedung Auditorium Sarsito Mangoenkusumo RRI Surakarta dengan Pendekatan Restorasi Cagar Budaya Prabowo, Wahyu; Dewi, Tiara Rukmaya
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol. 6 No. 2 (2023): Vol. 6 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seni pertunjukan tradisional saat ini mulai terdesak oleh seni budaya modern yang lebih disukai oleh berbagai kalangan. Hal ini disebabkan kemasan seni pertunjukan modern lebih menarik jika dibandingkan dengan seni pertunjukan tradisional, sehingga sebagian masyarakat khususnya kaum muda lebih menyukai seni budaya modern. Seni pertunjukan tradisional merupakan peninggalan leluhur nenek moyang yang memiliki nilai-nilai kehidupan manusia. Selain itu, kemasan sebuah pertunjukan tradisional juga menarik untuk dilihat dan dihayati sebagai kesenian tradisional daerah. Gedung auditorium RRI Surakarta didirikan pada tahun 1958 dan merupakan fasilitas yang masih digunakan hingga sekarang. Gedung ini menjadi salah satu tempat pertunjukan kesenian yang ada di Surakarta dan telah mengalami beberapa kali renovasi namun kondisinya saat ini mengalami penurunan kualitas dari segi fungsi. Bangunan RRI Surakarta termasuk gedung cagar budaya sehingga upaya pelestarian aspek fisiknya harus mengacu pada UU RI Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya.  Kelestarian bangunan ini perlu mendapatkan perhatian lebih bagi pemerintah maupun pihak RRI sendiri. Upaya pelestarian ini sebaiknya diwujudkan dalam penyelenggaraan penataan ruang sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang menjelaskan bahwa dalam penyelenggaraan penataan ruang harus memperhatikan berbagai aspek, termasuk nilai budaya yang terkandung dalam kawasan bersejarah. Dalam lingkup yang lebih mikro, upaya pelestarian perlu dilakukan terhadap bangunan gedung dan lingkungan yang ditetapkan sebagai cagar budaya, sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif analitik yang menggunakan gambar lokasi untuk kemudian diketahui tingkat kelayakannya. Sehingga akan dihasilkan hasil desain yang mampu meangakomodasi kebutuhan pada era modern saat ini tanpa mengabaikan statusnya sebagai cagar budaya.   Kata Kunci: cagar budaya, redesain, auditorium, budaya