Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan

Perubahan Total Bakteri, pH, dan Melanoidin Susu Selama Pemanasan Suhu 70°C Muhammad As'ad Wibisono; Setya Budi Muhammad Abduh; Yoyok Budi Pramono
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 5, No 1 (2016): Februari 2016
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.757 KB) | DOI: 10.17728/jatp.v5i1.7

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan jumlah bakteri susu terhadap suhu pemanasan 70°C pada lama pemanasan yang berbeda serta mengkaji lebih dalam terhadap kerusakan fisik dan kimiawi susu. Pemanasan  70°C dengan periode 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 menit diterapkan untuk mengkaji kematian bakteri susu dan risiko kerusakan kimiawi yang mengakibatkan perubahan intensitas pencoklatan susu dan perubahan pH. Total bakteri dihitung dengan metode cawan tuang. Intensitas pencoklatan diamati dengan spektrofotometri pada panjang gelombang 420 nm. Nilai pH diamati dengan menggunakan pH meter. Data perubahan total bakteri ditampilkan dalam grafik semi-log untuk menentukan nilai D. Perubahan intensitas pencoklatan, dan perubahan nilai pH dianalisa dengan analisa deskriptif terhadap perubahan grafik. Penelitian menunjukkan, waktu yang dibutuhkan untuk mematikan 90% bakteri (Nilai D) pada suhu 70°C adalah sebesar 7552,49 detik. Pemanasan yang dilakukan tidak  mengubah intensitas pencoklatan susu (0,4 – 0,6 abs) tapi meningkatkan pH meski masih dalam batas normal (6,65 – 6,81). Nilai kemiringan (Slope) pada grafik total bakteri menunjukkan angka -1,32x10-4, pada grafik pH menunjukkan angka 4,24x10-5, pada grafik melanoidin menunjukkan angka 1,19x10-5. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penurunan bakteri susu dipengaruhi oleh pemanasan. Nilai D bakteri sebanyak 1 siklus logaritma membutuhkan waktu  sebesar 5789,26 detik. Perubahan pH susu akibat pemanasan terjadi dalam rentang normal sebesar 6,66 hingga 6,85. Intensitas pencoklatan berbanding lurus  dengan periode pemanasan, dengan konstanta laju perubahan intensitas pencoklatan (k) sebesar 8x10-5/s. Nilai kemiringan (Slope) pada total bakteri, pH, dan melanoidin berturut- turut adalah -1,32x10-4;  4,24x10-5; dan  1,19x10-5. Nilai kemiringan pada total bakteri lebih besar dibandingkan pH dan melanodin menunjukkan bahwa susu tahan terhadap suhu yang dihasilkan dari pemanasan dan terjadi kematian bakteri dalam  jumlah besar sesuai dengan tujuan dari pemanasan susu.
Studi Kerusakan Protein dalam Emulsi Ganda Air-dalam-Minyak-dalam-Air Natrium Klorida Menggunakan Instrumen Fourier Transform Infrared Spectroscopy Yoyok Budi Pramono; Irene Raras Nawangsasi; Antonius Hintono Hintono; Vita Paramita Paramita
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 7, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17728/jatp.2130

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerusakan protein dalam emulsi ganda W/O/W pada suhu penyimpanan (4, 25, 40°C) dan kadar NaCl yang berbeda (0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1%) setelah 3 minggu penyimpanan dan dianalisis menggunakan instrumen FTIR. Protein lazim digunakan sebagai penstabil dan emulsifier alami dalam emulsi pangan, namun memiliki kelemahan dalam stabilitas terhadap suhu tinggi dan nilai pH rendah mendekati titik isolelektriknya. Penelitian ini menggunakan 2 jenis protein yaitu gelatin untuk fase air internal (W1) dan isolat protein kedelai (IPK) untuk fase air eksternal (W2). Emulsi ganda dibuat melalui tahap emulsifikasi ganda yaitu emulsifikasi primer untuk mendapatkan emulsi W/O dan emulsifikasi sekunder untuk mendapatkan emulsi ganda W/O/W. Analisis FTIR menunjukkan bahwa bahan baku yaitu gelatin dan isolat protein yang digunakan dalam pembuatan emulsi masih dalam kondisi baik. Interpretasi spektra protein yang digunakan dalam emulsi menunjukkan adanya penambahan dan hilangnya gugus Amida utama yang terkandung dalam gelatin dan isolat protein kedelai, yaitu Amida I, II, IV, V dan VI. Kesimpulannya, proses pemanasan emulsi pada suhu 4, 25, dan 40°C dan penyimpanan emulsi selama 3 minggu menyebabkan kerusakan struktur protein pada gelatin dan isolat protein kedelai yang tercermin melalui spektra protein melalui FTIR.This experiment aims to observe protein deterioration in food double emulsion W/O/W in various NaCl concentrations i.e. 0; 0.2; 0.4; 0.6; 0.8; 1% and storage temperatures, i.e. 4, 25, 40°C after 3 weeks storage by FTIR analysis. Protein is commonly used in food emulsion as stabilizer and natural emulsifier. However, protein has bad performance in high temperature and low pH value near to its isoelectric point. This experiment used 2 types of protein: gelatin as a protein that was added in internal water phase (W1) and soy protein isolate as a protein that was added in external water phase (W2). Double emulsions were produced by 2 phase emulsification, which were primary emulsification (to generate primary W/O emulsion) and secondary emulsification (to produce double emulsion W/O/W). FTIR analysis showed that gelatin and soy protein isolate as main ingredients for W/O/W double emulsion were in a good condition. Protein spectra interpretation showed that emersion and loss of main Amide group of gelatin and soy protein isolate in double emulsion, which were Amide I, II, IV, V and VI. It was concluded that heating and storing process caused protein structure damage to gelatin and soy protein isolate that was able to be visualized by FTIR analysis.
ANALISIS KEASAMAN, pH DAN MUTU ORGANOLEPTIK PADA PEMBUATAN YOGHURT DRINK DENGAN PENAMBAHAN LARUTAN PERISA BUAH NANGKA SELAMA INKUBASI 5 JAM Novia Tri Damayanti; Ahmad Ni'matullah Al-Baarri; Yoyok Budi Pramono; Sri Mulyani
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 3, No 2 (2014): Mei 2014
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Larutan perisa buah nangka diduga mengandung karbohidrat yang cukup tinggi berupa gula yang dapat menunjang pertumbuhan BAL selama proses fermentasi dalam pembuatan yoghurt drink. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan larutan perisa buah nangka terhadap keasaman, pH dan sifat organoleptik (citarasa asam, tekstur dan kesukaan) yoghurt drink. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan, dengan menggunakan metode uji organoleptik dengan 25 panelis agak terlatih. Perlakuan yang diterapkan adalah pengaruh penambahan larutan perisa buah nangka sebanyak 0% (T0), 1% (T1), 3% (T2) dan 5% (T3). Hasil penelitian menunjukan perlakuan penambahan larutan perisa buah nangka berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap keasaman dan pH, akan tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap citarasa asam, tekstur dan kesukaan yoghurt drink. Keasaman diperoleh hasil antara 1,19-1,49; pH antara 3,86-3,95; citarasa asam sebesar 6,20-6,76 (agak asam-asam); tekstur 4,12-6,84 (sedikit kental-kental) dan kesukaan 4,52-5,80 (tidak suka-agak suka).Kata kunci :  yoghurt drink, larutan perisa buah nangka, organoleptik
SIFAT FISIK, ORGANOLEPTIK, DAN KESUKAAN YOGURT DRINK DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH NANGKA Nur Azizah; Yoyok Budi Pramono; Setya Budi Muhammad Abduh
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.834 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan utuk mengetahui adanya pengaruh dari penambahan ekstrak buah nangka terhadap sifat fisik, organoleptik, dan kesukaan yogurt drink. Yogurt dibuat dengan memfermentasi susu skim (4 ulangan) dengan starter (Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermophillus, Lactobacillus acidophilus, Bifidobacterium longum ATCC 15707) dan ditambahi ekstrak nangka (0, 1, 3 dan 5 %) pada jam ke-3 berupa supernatan yang dibuat dari daging buah yang dibuburkan, lalu disaring dengan kain ukuran 45 mesh dan disentrifugasi pada 6000 rpm selama 20 menit. Fermentasi dihentikan ketika keasaman mencapai 0,8 %. Uji sifat fisik yang meliputi pH dan kekentalan menghasilkan nilai masing-masing sebesar 4,34 - 4,45 dan 7,17 - 18,04 cP sedangkan uji organoleptik dengan 25 orang panelis menghasilkan rentang citarasa yogurt berkisar antara asam hingga tidak asam sedangkan kesukaan panelis terhadapnya berada dalam rentang agak suka hingga sangat suka. Analisis sidik ragam mengindikasikan level ekstrak nangka tidak berkontribusi terhadap nilai pH namun secara nyata menurunkan kekentalan. Berdasar Uji Wilayah Ganda Duncan, penurunan ini seiring dengan semakin banyak ekstrak buah nangka yang ditambahkan. Analisis Kruskal-Wallis terhadap data dari 25 panelis mengindikasikan ekstrak nangka mengurangi rasa asam pada uji organoleptik, meningkatkan kesukaan panelis namun tidak berpengaruh terhadap tekstur.
Pengkayaan Serat pada Pembuatan Biskuit dengan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning (Ipomea batatas L.) Ayu Ning Jagat; Yoyok Budi Pramono; Nurwantoro Nurwantoro
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 6, No 2 (2017): Mei 2017
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.961 KB) | DOI: 10.17728/jatp.190

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk pengkayaan serat yang ada pada biskuit dengan substitusi tepung ubi jalar kuning dan mengamati pengaruh substitusi terhadap kadar air serta organoleptik. Perlakuan dalam penelitian ini yaitu substitusi tepung ubi jalar kuning 0%, 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yang pertama penelitian pendahuluan untuk menentukan komposisi yang baik dan penelitian utama menguji semua parameter. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan melakukan 3 kali ulangan. Kadar air biskuit mengalami peningkatan dengan semakin banyaknya tepung ubi jalar, kadar air yang tertinggi dimiliki oleh subtitusi 40% dengan nilai 4,23. Kandungan serat kasar (fiber) tertinggi pada biskuit sekitar 9,04% dengan subtitusi tepung ubi jalar 50%. Pengujian organoleptik biskuit pada atribut warna memberikan warna coklat pada biskuit dan kerenyahan menurun semakin tingginya kadar serat. Pembuatan biskuit ubi jalar dengan mensubstitusi tepung memberikan pengaruh terhadap kandungan yang dimiliki.The purpose of this research was to understand the effect of yellowish sweet potato flour substitution to the water content and organoleptic using treatment of 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, and 50% flour substitution. This research was done by two steps. The first one was preliminary research which was to determine the good composition of the biscuit and the main research was done by testing all of parameter. After that, the research method was done by using completely randomized design and was repeated three times. The substitution gave the effect to all of the test objects. The water content of biscuit had increased as much as yellowish sweet potato flour was added. Therefore, the 40% substitution with 4.23% score was the highest water content. The highest fiber content was 9.04% with 50% sweet potato substitution approximately. Organoleptical attributes test showed increasing brown color on flour substituted biscuit and decreased the biscuits crispness with increasing level of fiber. Yellowish sweet potato substitution in the biscuit making influenced the resulted biscuit properties.
Pengaruh Whey dan Ekstrak Buah terhadap Total Bakteri Asam Laktat, Nilai pH, dan Adhesiveness Yoghurt Wihardi Wihardi; Setya Budi Muhammad Abduh; Ahmad Ni’matullah Al-Baarri; Yoyok Budi Pramono
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 4, No 4 (2015): November 2015
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.756 KB) | DOI: 10.17728/jatp.v4i4.4

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh whey dan ekstrak buah, antara lain alpukat, salak, dan lengkeng dalam yoghurt untuk Bakteri Asam Laktat (BAL), pH, dan adhesiveness yoghurt bahan baku susu peternakan rakyat. Yoghurt dibuat melalui beberapa langkah, yaitu formulasi, inaktivasi bakteri oleh sistem Lactoperoxidase (LPOs) selama 30 menit, BAL inokulasi pada 3% (v/v), dan inkubasi pada 37°C selama 4 jam. Sebagai perlakuan, yoghurt diperkaya dengan whey dan ekstrak buah (3%, v/v) sebelum inaktivasi oleh bakteri. BAL, pH, dan adhesiveness diamati setiap jam. Kualitas yoghurt yang diperkaya dengan whey, alpukat, salak, dan lengkeng diukur pada jam ke-4 inkubasi. BAL untuk whey, alpukat, salak, lengkeng dan yoghurt kontrol masing-masing adalah 7,01; 7,21; 7,19; 7,13; dan 7,17 log CFU/ml. Nilai pH yang diperoleh untuk whey, alpukat, salak, lengkeng dan kontrol yoghurt masing-masing adalah 5,11; 4,61; 4,68; 4,67; dan 4,77, sedangkan adhesiveness masing-masing 2,56; 3,13; 2,70; 3,13; 2,96 gs. Semua hasil antar perlakuan tidak berbeda nyata. Dapat disimpulkan bahwa tambahan whey dan ekstrak buah-buahan di yoghurt memberikan kualitas yang sama (P> 0,05) dan memenuhi SNI. Selain itu, ekstrak alpukat di yoghurt mengakibatkan tingkat pertumbuhan tercepat spesifik inokulum, yaitu sebesar 0,67 CFU/s.
Pengaruh Tingkat Penambahan Ekstrak Buah Kelengkeng terhadap pH, Viskositas, Citarasa, dan Kesukaan Yoghurt Kelengkeng Ita Puspitasari; Ahmad Ni&#039;matullah Al-Baarri; Yoyok Budi Pramono; Masykuri Masykuri
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 3, No 4 (2014): November 2014
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.676 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak buah kelengkeng yoghurt terhadap viskositas, pH, citarasa dan kesukaan. Perlakuan yang diterapkan adalah pengaruh penambahan ekstrak buah kelengkeng sebanyak 0% (T0), 1% (T1), 3% (T2) dan 5% (T3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak buah kelengkeng (0%, 1%, 3%, dan 5%) memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap nilai pH dan viskositas, namun tidak memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap citarasa asam dan kesukaan. Nilai pH berkisar 3,96-4,19; nilai viskositas berkisar 13,83-28,91 cP; nilai citarasa asam berkisar 3,80-4,12; dan nilai kesukaan berkisar 1,44-2,40. Penambahan ekstrak buah kelengkeng dengan konsentrasi 0%, 1%, 3% dan 5% pada yoghurt menunjukkan bahwa penambahan ekstrak buah kelengkeng 3% adalah yang paling baik, karena memiliki nilai viskositas paling rendah dan nilai kesukaan yang paling besar.
Aktivitas Antioksidan, pH, Viskositas, Viabilitas Bakteri Asam Laktat (bal) pada Yogurt Powder Daun Kopi dengan Jumlah Karagenan yang Berbeda Rahim Fajar Pangestu; Anang Mohamad Legowo; Ahmad Ni&#039;matullah Al-Baarri; Yoyok Budi Pramono
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 6, No 2 (2017): Mei 2017
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.097 KB) | DOI: 10.17728/jatp.185

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh penambahan karagenan pada yogurt powder daun kopi dan yogurt powder tanpa daun kopi. Penelitian dilaksanakan pada bulan September – Desember 2015 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan Laboratorium Terpadu, Universitas Diponegoro, Semarang. Yogurt dibuat dengan menggunakan bakteri asam laktat (BAL) Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus dan setelah yogurt diinkubasi selama 4 jam, dilakukan penambahan 1-3% (v/v) karagenan, serta penambahan ekstrak daun kopi sebanyak 5% (v/v). Kemudian dilakukan pengeringan dengan suhu 50°C selama 20 jam dalam keadaan aseptis, masing-masing perlakuan diulang 4 kali. Parameter yang diamati adalah antioksidan, pH, viskositas, dan viabilitas BAL pada yogurt yang telah mengalami rehidrasi 10% (b/v). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak karagenan yang digunakan, menyebabkan semakin  meningkatnya antioksidan dan viskositas yogurt powder yang telah diseduh. Ekstrak daun kopi juga terbukti dapat menyebabkan meningkatknya antioksidan dan viskositas yogurt powder yang telah diseduh.  Penambahan karagenan dan daun kopi tidak mempengaruhi nilai pH, sedangkan pada viabilitas BAL penambahan karagenan dan daun kopi dapat melindungi BAL sekitar 5,78 – 6,29 log CFU/ml.This research was aimed to analyze the effect of the addition of carrageenan on a yogurt powder coffee leaves and yogurt powder without coffee leaves. The research was conducted in September - December 2015 at the Laboratory of Food Chemistry and Nutrition Faculty of Animal Husbandry and Agriculture and Integrated Laboratory, University of Diponegoro, Semarang. Yogurt was made using lactic acid bacteria (LAB) Lactobacillus bulgaricus and Streptococcus thermophillus with incubation time of 4 hours and the addition of 1-3% (v/v) of carrageenan and 5% (v/v) coffee leaf extract. Yogurt then was dried in 50˚C for 20 h at aseptic condition, each treatment was repeated four times. The parameters observed are antioxidants, pH, viscosity, and the viability of LAB in yogurt that have undergone rehydration 10% (w / v). The results showed that the more carrageenan are used, will cause increasing antioxidants and viscosity yogurt powder that has been brewed. Coffee leaf extract was also shown to cause the rise in antioxidants and viscosity yogurt powder that has been brewed. In addition carrageenan and coffee leaf does not affect the pH value, while the addition of carrageenan viability BAL and BAL coffee leaves can protect about 5.78 - 6.29 log CFU / ml.
Pengaruh Tingkat Penambahan Ekstrak Buah Kelengkeng terhadap pH, Viskositas, Citarasa, dan Kesukaan Yoghurt Kelengkeng Ita Puspitasari; Yoyok Budi Pramono; Masykuri Masykuri; Ahmad Nimatullah Al-Baarri
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 3, No 4 (2014): November 2014
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.676 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak buah kelengkeng yoghurtterhadap viskositas, pH, citarasa dan kesukaan. Perlakuan yang diterapkan adalah pengaruh penambahan ekstrak buah kelengkeng sebanyak 0% (T0), 1% (T1), 3% (T2) dan 5% (T3).Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak buah kelengkeng (0%, 1%, 3%, dan 5%) memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap nilai pH dan viskositas, namun tidak memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap citarasa asam dan kesukaan. Nilai pH berkisar 3,96-4,19; nilai viskositas berkisar 13,83-28,91 cP; nilai citarasa asam berkisar 3,80-4,12; dan nilai kesukaan berkisar 1,44-2,40. Penambahan ekstrak buah kelengkeng dengan konsentrasi 0%, 1%, 3% dan 5% pada yoghurt menunjukkan bahwa penambahan ekstrak buah kelengkeng 3% adalah yang paling baik, karena memiliki nilai viskositas paling rendah dan nilai kesukaan yang paling besar.
Nilai pH, Kekentalan, Citarasa, dan Kesukaan pada Susu Fermentasi dengan Perisa Alami Jambu Air (Syzygium Sp) Argandhina Purbasari; yoyok Budi Pramono; Setya Budi M Abduh
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 3, No 4 (2014): November 2014
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.594 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai pH, kekentalan, citarasa, dan kesukaan yoghurt drink yang ditambah dengan perisa buah jambu air (Syzygium sp). Yoghurt drink dibuat dari susu skim melalui tahapan pasteurisasi suhu 80 °C selama 15 menit, inokulasi kombinasi bakteri Lactobacillus bulgaricus; Lactobacillus acidophilus strain FNCC-379 dan Streptococcus thermophillus sebanyak 3% v/v, lalu diinkubasi pada suhu 43°C. Perisa jambu air sebanyak 0%, 1%, 2% dan 3% ditambahkan setelah jam ketiga inkubasi. Inkubasi dihentikan setelah pH turun pada jam ke 5. Hasil analisis ragam yang dilanjutkan dengan analisis DMRT terhadap data pH dan kekentalan menunjukkan bahwa penambahan perisa jambu air berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kedua parameter dengan nilai pH secara berurutan dari keempat perlakuan adalah 3,93; 3,87; 3,88 dan 3,93 sedangkan kekentalannya adalah 5,19 cP; 6,54 cP; 5,97 cP; 6,52 cP. Adapun analisa Kruskal Wallis terhadap data cita rasa dan kesukaan menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05), dalam kisaran citarasa agak asam hingga asam dan kisaran kesukaan panelis adalah suka hingga agak tidak suka.Kata kunci : yoghurt drink, jambu air, pH, kekentalan, kesukaan.
Co-Authors Abduh, Setya Budi M Adinur Chrismanuel Aghnia Ulul Azmi Putri Ahmad Ni’matullah Al–Baarri Al-Baarri, Ahmad Ni'matullah Al-baarri, Ahmad Ni-matullah Albaari, Ahmad N Anang M Legowo Anggun Novita Sari Antonius Hintono Antonius Hintono Argandhina Purbasari Arganis, Lusida Mulia Arini, Annisa Shafa Putri Arissaputra, Hermawan Astuti, Ayu Tri Ayu Anesakirani Ayu Ning Jagat Bambang Dwiloka Bhakti Etza Setiani Bintoro, V Priyo Bintoro, V. Priyo Bistyari, Ayunda Intan Clory Agustin Pienarso Daeli, Yohana Feynendra Dea Erik Bahtiar Dwi Agustina Wijayanti Gilang Ade Perdana Handoko, Nisfa Rama Kamila Hendri Hermawan Adinugraha Heni Rizqiati Hermawan Arissaputra Hermin Werdiningsih Hifni Sofyan Arief Irene Raras Nawangsasi Irene Raras Nawangsasi ITA PUSPITASARI Ita Puspitasari Kamil, Rafli Zulfa Khusania, Mina Lestari, Tiara Yunistha Listya, Angelique Gangsar Maharani, Arnetta D Masykuri Masykuri Melinda Erdya Krismaputri Muhammad Alwan Mahbub Muhammad As&#039;ad Wibisono Muhammad Zulfahmi Nabila, Aulia Zalfa Narastyawan, Anggoro Rizky Nietha Yuliana Novia Tri Damayanti Nur Azizah Nur Hanifah Nurussyifa, Salsabila Yasinta Nurwantoro . Nurwantoro Nurwantoro Perdana, Gilang Ade Puspita Ayu Octaviani Puspita, Diyan Ayu Putri, Deshinta Ramadhani Bastian Putri, Sayyidah Ghaisani Putri, Yuni Maharani Rahim Fajar Pangestu Rakita Dewi Mega Ramadhaningrum, Ilma Muliasari Risa Fazriyati Siregar Robby Rusdiansyah Robby Rusdiansyah Safitri, Zevira Aldilata Selma Noor Permadi Septiawati, Tria Setya Budi M Abduh Setya Budi Muhammad Abduh, Setya Budi Muhammad Sigit Sulistiarto Sjafani, Nur Sri Mulyani Sudjono, Elisabeth Febriane Lovita Sulardjaka Sulardjaka Sulistiarto, Sigit Sulistiono, Fajar Budi Tomya, Stella Putri V Priyo Bintoro Valentinus Priyo Bintoro Vita Paramita Vitus Dwi Yunianto Budi Ismadi Wihardi Wihardi Wijayanti, Ana Rohana Nuranggraeni Yoga Pratama Yos Johan Utama Yulianto, Vitus Dwi Yusri Sapsuha Zanuarizky Oryza Ramadhani