Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

BELA PASIR (Belajar Mengenal Laut, Pantai, dan Pesisir): Edukasi Bagi Generasi Muda Pesisir Landangan Anita Diah Pahlewi; Creani Handayani
PaKMas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Yayasan Pendidikan Penelitian Pengabdian Algero

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54259/pakmas.v2i1.831

Abstract

As a coastal village, Landangan has fishery resource management activities. Due to pandemic Covid-19 situation, children who go to school must be able to access the internet to participate in learning activities. Children are increasingly attached to their gadgets. This causes the child to be indifferent to the surrounding environment. They become less interested in learning about fisheries, marine and coastal areas because of the lack information about maritime and maritime-based approaches. The purpose of this community service is to introduce and transfer the knowledge about the coast and the sea. The method used in this community service is consists of several stages, namely the initial survey, socialization, action, monitoring and evaluation. The presenters explained topics related to the potential and opportunities of marine resources, especially in Situbondo Regency. The participants were also go to the beach for beach cleaning-up activities. Participants gain a lot of insight and knowledge from the presentation of the material. Besides, they also learn to have more intention about their marine environment through beach clean-up activities, because their coastal village is a valuable asset. As suggestions, the other training activities need to be held to continue this community service for improving the knowledge and capabilities of human resources in Landangan Village.
KESESUAIAN LOKASI KERAMBA JARING APUNG DILIHAT DARI KONDISI HIDROGRAFI DI DESA GELUNG KECAMATAN PANARUKAN KABUPATEN SITUBONDO Creani Handayani; Aditya Kusuma Wardhana
AGRIBIOS Vol 20 No 2 (2022): NOVEMBER
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/agribios.v20i2.2375

Abstract

Dari sekian komoditas perikanan yang bernilai tinggi dan selalu diminati pasar perikanan seluruh duina yaitu Lobster Pasir (Panulirus homarus). Setiap tahun permintaan akan lobster di dunia meningkat. Keramba jaring apung di laut merupakan wadah yang tepat dalam budidaya Lobster Pasir. Faktor yang harus diperhatikan pada budidaya Keramba Jaring Apung (KJA) yaitu kualitas perairan serta lokasi yang cocok untuk pertumbuhan lobster. Budidaya di keramba jaring apung harus memenuhi persyaratan tertentu yaitu harus memiliki kondisi hidrografi yang sesuai. Tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat kondisi hidrografi keramba jaring apung sebagai tempat budidaya Lobster Pasir di Desa Gelung Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo. Adapun metode yang dipakai di dalam penelitian ini adalah analisis kesesuaian berdasarkan nilai pembobotan scoring. Didapatkan bahwa berdasarkan hasil dari tabel kesesuaian scoring, kondisi hidrografi keramba jaring apung sebagai tempat budidaya Lobster Pasir di perairan Gelung dengan nilai keseluruhan 67,18% termasuk dalam kategori layak bersyarat.
SOSIALISASI PENGENALAN WILAYAH PESISIR KEPADA MAHASISWA STKIP PGRI SITUBONDO Anita Diah Pahlewi; Ani Listriyana; Creani Handayani
MIMBAR INTEGRITAS : Jurnal Pengabdian Vol 1 No 2 (2022): AGUSTUS 2022
Publisher : MIMBAR INTEGRITAS : Jurnal Pengabdian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.852 KB) | DOI: 10.36841/mimbarintegritas.v1i2.2082

Abstract

Kabupaten Situbondo merupakan wilayah pesisir karena memiliki pantai, hutan mangrove, terumbu karang, dan lamun. Wilayah pesisir Situbondo yang potensial sektor kelautan dan perikanannya dapat menjadi modal untuk mewujudkan Misi 3 RPJMD 2021-2026 dan mencapai sasaran RPJPD Kabupaten Situbondo 2005-2025. Jika pengetahuan tentang ciri khas wilayah Situbondo yang merupakan wilayah pesisir tidak diperkenalkan kepada masyarakat, terutama generasi muda penerus pembangunan di Kabupaten Situbondo, maka dapat mengakibatkan rendahnya perhatian terhadap potensi pesisir di Situbondo. pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mensosialisasikan kesamaan persepsi mengenai wilayah pesisir di Situbondo agar pengetahuan masyarakat, dalam hal ini mahasiswa STKIP PGRI Situbondo, mengenai pesisir semakin terbuka luas sehingga menggugah minat mereka untuk berkontribusi terhadap wilayah pesisir khususnya di Situbondo. Tahap pelaksanaan kegiatan pengabdian ini yaitu: pendahuluan, pelaksanaan, dan pelaporan. Pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat “Sosialisasi Pengenalan Wilayah Pesisir kepada Mahasiswa STKIP PGRI Situbondo” berjalan dengan lancar dan sukses. Pengabdian kepada masyarakat “Sosialisasi Pengenalan Wilayah Pesisir kepada Mahasiswa STKIP PGRI Situbondo”, memberikan suasana baru bagi para peserta, yaitu mahasiswa STKIP PGRI Situbondo karena pada topik di perkuliahan mereka belum dikenalkan pengetahuan mengenai wilayah pesisir, khususnya pesisir Situbondo. Mereka tertarik dengan potensi pariwisata dan budidaya perikanan yang ada di wilayah pesisir Situbondo.
Analisis Kualitas Air Alkalinitas pada Perairan Tambak Intensif Situbondo Ani Listriyana; Creani Handayani; Anita Diah Pahlewi
Zona Laut : Jurnal Inovasi Sains Dan Teknologi Kelautan Volume 4, Number 2, July 2023 Edition
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62012/zl.v4i2.27456

Abstract

Situbondo regency is one of the regencies located on the north coast of east java province which has potential in the fisheries and marine sectors. The sea area in Situbondo Regency is 1,142.4 km2. Geographically, these potential areas are concentrated in coastal areas with fishing, pond aquaculture, freswater aquaculture, seawater aquaculture, hatcheries and fishery prosessing businesses. Aquaculture businesses growing rapidly in Situbondo Regency, namely vaname shrimp aquaculture. The survival of vaname shrimp is influenced by the quality of water used. Alkalinity is one of the water quality parameters that impartant in the growth of vaname shrimp. Alaklinity that is to low will cause the shrimp can change their shells or molt frequently. Shrimp tat molt too often will be susceptible to disease and the threat of cannibalism due to the weak condition of the shrimp. In addition , too low alkalinity can also cause the shrimp fail to molt so that the shrimp can die. Besides that, if the alkalinity is too high, it will be difficult for the shrimp to molt so that their growth is not optimal. Water quality testing with alakalinity parameter was caried out at several pond location as samples, namely location 1 in Demung village, besuki district, location 2 in Kilensari village, Panarukan district, location 3 in Sletreng village , Kapongan district dan location 4 in Agel Village, Jangkar district. The research was conducted for 1 year with testing every 2 weeks. The result of measurements of alkalinity in Situbondo waters from november until November 2022 were ini the range of 90- 145 ppm. Thies value is still classified as appropriate to support pond-based shrimp farming based on water quality standart by PERMENT KP No.75 of 2016 concerning general duidelines for shrimp aquaculture stating that the level of alkalinity in water should be range of 80- 150 ppm. Meanwhile, number of Ca2+ level that support hardness are also in safe range for the survival of vaname shrimp, which below 500 ppm. Keyword : Alkalinity, Water Quality, Pond
Analisis Hubungan Populasi Vibrio Dengan Faktor Lingkungan Pada Inlet Tambak Udang Vannamei Di Situbondo Creani Handayani; Anita Diah Pahlewi; Ani Listriyana
Zona Laut : Jurnal Inovasi Sains Dan Teknologi Kelautan Volume 4, Number 2, July 2023 Edition
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62012/zl.v4i2.27459

Abstract

Vibrio sp. can also be used as an effort to monitor pond water quality. So cultivators must understand the dynamics of pond water quality fluctuations, by periodically controlling pond water quality parameter conditions. The purpose of this study was to determine the relationship between Vibrio populations and environmental factors in Vannamei shrimp ponds. Sampling was carried out for one year in Vannamei shrimp ponds with 4 different locations namely Demung, Panarukan, Jangkar, and Sletreng. Water samples were taken from the inlet (intake channel) in each pond. The data obtained was then analyzed using statistical methods, namely multiple regression analysis. The results of the correlation analysis showed that the relationship between total vibrio and alkalinity and organic matter during the study was shown by a correlation value of R = 0.226, which means the correlation between alkalinity and organic matter to total vibrio was 0.226. The R² value indicates a coefficient of determination of 0.51, which means that the effect of alkalinity and organic matter on total vibrio is very weak, namely 5.10%.
MONITORING KUALITAS AIR TAMBAK DENGAN WQ (WATER QUALITY) INTERPRETER Anita Diah Pahlewi; Damayanti; Creani Handayani; Dian Widiarti
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 7 No. 3 (2023): Jurnal Panrita Abdi - Juli 2023
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/pa.v7i3.22298

Abstract

The Association of Panarukan Situbondo’s Shrimp Farmers at Panarukan Sub-district, Situbondo Regency, raises white vaname shrimp in a polyculture method in their ponds in a simple way, relying on instinct with their limited knowledge about the importance of IPAL and water quality monitoring for shrimp ponds. The problems in this community service activity are: 1) the IPAL technology has not been implemented; 2) it is quite difficult for farmers to monitor water quality due to limited information regarding the interpretation of the numbers/values ​​of the tested water quality parameters. Providing solutions to these problems, a technological innovation is designed in the form of a WQ (Water Quality) Interpreter application. This community service activity aims to assist farmers in monitoring the quality of their pond water by providing information related to interpreting the numbers/values ​​of the tested water quality parameters. Community service activities are carried out through the First Session, namely the socialization of the Implementation of IPAL at the Traditional Vaname Shrimp by using a PowerPoint presentation method. The second session was training and mentoring on using the WQ Interpreter application with a demonstration method by showing the steps of using the WQ Interpreter application. The socialization for implementing IPAL at the Traditional Vaname Shrimp Shrimp and using the WQ Interpreter application was attended by about ten traditional Vaname shrimp farmers. With this socialization, knowledge about the importance of implementing IPAL for the sustainability of their shrimp farming business will increase. The WQ Interpreter application design has been completed so that the farmers can apply and use it. ---  Himpunan Petambak Panarukan Situbondo (HPPS) di Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo membesarkan udang vaname metode polikultur di tambak mereka secara sederhana, mengandalkan insting dengan keterbatasan pengetahuan mereka mengenai pentingnya IPAL dan monitoring kualitas air untuk tambak udang. Permasalahan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah: 1) belum diterapkannya teknologi IPAL; 2) petambak cukup kesulitan memonitoring kualitas perairan karena keterbatasan informasi mengenai interpretasi angka/nilai parameter kualitas air yang diuji. Memberikan solusi atas permasalahan tersebut, maka dirancang inovasi teknologi berupa aplikasi WQ (Water Quality) Interpreter. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah membantu petambak dalam memonitoring kualitas air tambaknya dengan menyediakan informasi terkait interpretasi angka/nilai parameter kualitas air yang diuji. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan melalui Sesi Pertama yaitu kegiatan sosialisasi Penerapan IPAL Tambak Udang Vaname Tradisional dilakukan dengan metode presentasi menggunakan power point presentation; Sesi kedua yaitu pelatihan dan pendampingan penggunaan aplikasi WQ Interpreter dengan metode demonstrasi dengan menampilkan langkah-langkah dalam penggunaan aplikasi WQ Interpreter. Kegiatan sosialisasi Penerapan IPAL Tambak Udang Vaname Tradisional dan Penggunaan aplikasi WQ Interpreter diikuti oleh sekitar 10 orang petambak udang vaname tradisional. Dengan adanya sosialisasi ini, pengetahuan mengenai pentingnya penerapan IPAL untuk keberlanjutan usaha tambak udang mereka menjadi bertambah. Perancangan aplikasi WQ Interpreter selesai dibuat hingga bisa diaplikasikan dan digunakan oleh para petambak.
Analisa Keberlanjutan Budidaya Tambak Berdasarkan Parameter Kualitas Air di Kabupaten Situbondo Anita Diah Pahlewi; Creani Handayani; Ani Listriyana; Arifah Arifah; Vina Dzurrotoon Nafisah
Juvenil Vol 4, No 3: Agustus (2023)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v4i3.21195

Abstract

ABSTRAKKualitas air pada tambak yang buruk sangat berdampak pada produksi sehingga diperlukan kajian mengenai analisis keberlanjutan dari parameter kualitas air untuk menjaga kelangsungan usaha. Penelitian ini bertujuan mengetahui indeks keberlanjutan parameter kualitas perairan yang ada di air pembesaran budidaya tambak udang. Waktu penelitian mulai Desember 2021 hingga November 2022. Sampel penelitian diambil dari 4 lokasi yaitu desa Demung Kecamatan Besuki, Desa Kilensari Kecamatan Panarukan, Desa Sletreng, Kecamatan Kapongan, dan Desa Agel, Kecamatan Jangkar. Ada empat parameter kualitas air yang dianalisis yaitu total bakteri, total vibrio, alkalinitas total, dan bahan organik. Analisa data menggunakan analisa keberlanjutan untuk menggambarkan status keberlanjutan sumberdaya perairan menggunakan perangkat lunak RAPFISH. Berdasarkan nilai indeks keberlanjutan total bakteri tambak Panarukan dan Sletreng termasuk kategori tidak berkelanjutan, tambak Jangkar cukup berkelanjutan, tambak daerah Demung sangat berkelanjutan. Berdasarkan nilai indeks keberlanjutan total vibrio di tambak Panarukan, tambak Sletreng, tambak Jangkar dan tambak Demung termasuk kategori sangat berkelanjutan Tambak Demung, Jangkar dan Sletreng untuk dimensi alkalinitas total termasuk kategori sangat berkelanjutan, sedangkan di tambak Panarukan masuk kategori cukup berkelanjutan. Tambak Demung, nilai indeks keberlanjutan untuk dimensi bahan organik termasuk kategori sangat berkelanjutan. Indeks keberlanjutan tambak Panarukan dan tambak Sletreng termasuk kategori kurang berkelanjutan, sedangkan Tambak Jangkar termasuk kategori cukup berkelanjutan.Kata Kunci: Analisa Keberlanjutan, Kualitas Air, Budidaya Tambak, RAPFISHABSTRACTPoor water quality in ponds greatly impacts production, so a study is needed regarding the sustainability analysis of water quality parameters to maintain business continuity. This study aims to determine the sustainability index of water quality parameters in the enlargement water for shrimp pond cultivation. The time for the research was from December 2021 to November 2022. The research samples were taken from 4 locations, namely Demung Village, Besuki District, Kilensari Village, Panarukan District, Sletreng Village, Kapongan District, and Agel Village, Jangkar District. There were four water quality parameters analyzed, namely total bacteria, total vibrio, total alkalinity, and organic matter. Data analysis uses sustainability analysis to describe the sustainability status of aquatic resources using RAPFISH software. Based on the total sustainability index value of bacteria, the Panarukan and Sletreng ponds are categorized as unsustainable, the Jangkar ponds are quite sustainable, the Demung ponds are highly sustainable. Based on the total sustainability index value of vibrios in Panarukan ponds, Sletreng ponds, Jangkar ponds and Demung ponds are in the very sustainable category. The Demung, Jangkar and Sletreng Ponds for the total alkalinity dimension are in the very sustainable category, while those in Panarukan ponds are in the moderately sustainable category. Tambak Demung, the value of the sustainability index for the dimension of organic material is in the very sustainable category. The sustainability index for Panarukan and Sletreng ponds is in the less sustainable category, while the Jangkar Pond is in the moderately sustainable category.Keyword: sustainability analysis, Water Quality, pond cultivation, RAPFISH
Kajian Komoditas Unggulan Perikanan Tangkap Kabupaten Situbondo Berdasarkan Data Penangkapan Ikan Anita Diah Pahlewi; Creani Handayani
Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut Vol 1 No 01 (2023): Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut
Publisher : Program Studi Teknik Kelautan Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/mapel.v1i01.2753

Abstract

The capture fisheries sector is one of the sectors that play an important role in national economic development, provision of protein food, foreign exchange capture, and employment opportunities. The capture fisheries sector makes a major contribution as a leading commodity in Situbondo Regency with the longest coastline in East Java. Leading commodities are needed as an effort to determine development in the fisheries sector and can improve the regional economy. The purpose of this study is to discuss the calculation of superior fisheries commodities in 4 Districts of Situbondo Regency that have the greatest catch potential using the Location Quotient (LQ) method. LQ measures the specialization of economic activity through a comparative approach to get an overview in determining the leading sector as the leading sector of industrial economic activity. Based on the Location Quotient (LQ) method, the leading capture fisheries commodities in Besuki District are Layang, Teri, and Tongkol; Panarukan District, namely Kakap, Pari, Teri, Rajungan, Crab, shrimp, and other fish; Jangkar District, namely Petek, Beloso, Bambang, Kakap, Kurisi, Cucut, Bawal, Selar, Belanak, Teri, Crab, Layur fish; Banyuputih District, namely Petek, Beloso, Belanak, Teri, and Layur fish.
Pemanfaatan Data Hidro-Oseanografi Untuk Menentukan Tipe Bangunan Pantai Menggunakan Analytical Hierarcy Process (AHP) di Dusun Laok Bindung, Situbondo Arifah - Arifah; Ani Listriyana; Creani Handayani
Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut Vol 1 No 02 (2023): Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut
Publisher : Program Studi Teknik Kelautan Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/mapel.v1i02.3593

Abstract

Permasalahan lingkungan pesisir di Indonesia seperti abrasi, erosi dan banjir rob menjadi salah satu tugas besar bagi pemerintah dan masyarakat karena mengancam pemukiman warga. Permasalahan abrasi dan erosi pantai menimbulkan dampak buruk yang memengaruhi berbagai sektor kehidupan. Untuk menanggulangi bencana alam yang akan terus terjadi di wilayah pantai maka dibutuhkan tipe bangunan pelindung pantai yang dapat menghalangi terjangan ombak besar dan mengatasi banjir rob sehingga daerah yang berada didekat pantai lebih aman. Lokasi penelitian dilakukan di Dusun Laok Bindung, Situbondo dan waktu penelitian dimulai pada bulan Februari-April 2023. Tujuan penelitian adalah untuk memberikan pilihan tipe alternatif bangunan pelindung pantai yang cocok dibangun di Dusun Laok Bindung, Situbondo dan untuk menentukan tipe bangunan pelindung pantai dengan metode Analytical Hierarcy Process (AHP) di Dusun Laok Bindung, Situbondo. Analisis yang digunakan adalah Analytical Hierarcy Process (AHP) merupakan suatu metode yang digunakan untuk menyederhanakan permasalahan kompleks yang tidak terstruktur, strategis dan dinamis ke dalam bagian dan mengaturnya dalam hirarki. Kriteria yang digunakan yakni kemampuan bangunan melindungi pantai dari serangan gelombang (K1), kondisi rentang pasang surut (K2), keterpaduan alternatif dengan bangunan eksisting (K3), keterpaduan alternatif dengan aktivitas masyarakat (K4), estetika (K5), kemudahan pelaksanaan (K6), biaya pembangunan (K7), kemudahan pemeliharaan (K8), dampak bangunan terhadap lingkungan sekitar (K9), dan ketersediaan material di lokasi (K10). Hasil analisis penentuan tipe alternatif bangunan pantai dengan program expert choice didapatkan alternatif Seawall berbobot 0,268, Revetment berbobot 0,226, Tanggul laut 0,205, Groin berbobot 0,184 dan Breakwater berbobot 0,116 dengan nilai konsistensi 0,01.
Identifikasi Alat Penangkap Ikan Ramah Lingkungan dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Di Kecamatan Bungatan Kabupaten Situbondo Handayani, Creani; Fanela, Muhammad Askin Putra; Al Furkan
JAGO TOLIS : Jurnal Agrokompleks Tolis Vol 4 No 3 (2024): September
Publisher : Universitas Madako Tolitoli

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56630/jago.v4i3.637

Abstract

Perikanan adalah sektor penting untuk kebutuhan pangan dan ekonomi, namun aktivitas yang meningkat menyebabkan tekanan pada sumberdaya perikanan dan lingkungan laut. Overfishing menjadi masalah serius dengan lebih dari 80% populasi ikan dieksploitasi berlebihan. Di Indonesia, penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan memperburuk situasi tersebut. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi alat penangkap ikan ramah lingkungan untuk meningkatkan pengelolaan sumberdaya perikanan di Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo. Penelitian dilakukan melalui survei lapangan dan wawancara mendalam dengan nelayan lokal untuk mengevaluasi efektivitas alat tangkap. Alat tangkap yang diteliti meliputi jaring udang, pancing ulur dan bubu lipat dengan penilaian berdasarkan sembilan kriteria dari Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF). Secara keseluruhan, alat tangkap pancing ulur, bubu lipat dan jaring udang termasuk dalam kategori sepenuhnya ramah lingkungan. Pancing ulur dan bubu lipat dengan bobot masing-masing 34, sementara jaring udang mendapat bobot 30.