Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Pengaruh Metode Penanaman Hidroponik Dan Konvensional Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam Merah Nurul Amalia Silviyanti; Sasmita Sari
AGRIBIOS Vol 16 No 2 (2018): NOPEMBER
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bayam merah merupakan salah satu tanaman budidaya yang banyak mengandung antosianin. Budidaya bayam merah selama ini mayoritas dilakukan di tanah, sedangkan dengan kemajuan teknologi saat ini ada berbagai macam budidaya tanaman yang dapat dilakukan walaupun tidak memiliki lahan tanah yang luas. Salah satu teknologi pertanian yang mulai ramai dilakukan adalah teknik tanam hidroponik. Teknik tanam ini memungkinkan petani untuk melakukan budidaya tanaman walaupun memiliki lahan sempit. Pada penelitian “ Pengaruh Metode Penanaman Hidroponik dan Konvensional terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam Merah” terlihat bahwa pertumbuhan bayam merah dengan metode hidroponik lebih baik dibandingkan pertumbuhan bayam merah menggunakan metode konvensional.
ANALISIS PENGGUNAAN CAMPURAN 3 DYE ALAM SEBAGAI PENANGKAP FOTON PADA DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) Nurul Amalia Silviyanti; Nurrisma Puspitasari; Endarko Endarko
AGRIBIOS Vol 14 No 1 (2016): JUNI
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah berhasil dibuat Dye Senstized Solar Cell (DSSC) menggunakan bahan semikonduktor TiO2, serta campuran 3 dye alam yang berupa klorofil, curcumin dan antosianin. Selain itu, digunakan karbon sebagai katalis, sedangkan untuk meningkatkan lifetime digunakan elektrolit gel. Fabrikasi DSSC dilakukan dengan menggunakan photoelektroda yang direndam pada campura 3 dye dan ditetesi elektrolit gel kemudian ditutup menggunakan elektroda karbon. Setelah sel selesai difabrikasi, maka sel siap diuji arus dan tegangan untuk melihat efisiensi yang dihasilkan. Dari fabrikasi menghasilkan efisiensi 0.25%. Sel menggunakan semikonduktor TiO2 menghasilkan arus short circuit (Isc) yakni 35 µA, sedangkan tegangan open circuit (Voc) yang dihasilkan 601 mV.
PENGARUH PENAMBAHAN SERABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN PLASBUT(PLASTIK SERABUT) PAVING BLOCK Ani Listriyana; Nurul Amalia Silviyanti
JURNAL SIPIL SAINS Vol 13, No 2 (2023)
Publisher : Program Stud Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/sipilsains.v13i1.6493

Abstract

Abstrak: Pengolahan sampah plastik menjadi paving block telah banyak dijadikan solusi dalam pengolahan limbah plastik.  begitu pun dengan paving block dengan filler serabut dan matriks semen. Penelitian ini bertujuan mengetahui kuat tekan ketika plastik dan serabut di kombinasikan sebagai matriks dan filler di tambah dengan filler pasir menjadi plasbut paving block. Plastik yang digunakan berjenis polypropilen. Produksi dilakukan dengan mencampurkan pasir dan plastik dalam 1 adonan, kemudian pada proses pencetakan serabut diletakkan di tengah cetakan tidak di campur menjadi satu dengan plastik dan pasir. Hasil uji tekan menunjukkan kuat tekan tertinggi di peroleh plasbut dengan komposisi plastik : Pasir : Serabut sebesar 70%:30%:0.5% dengan kuat tekan rata rata sebesar 12 MPa. diikuti dengan plasbut dengan komposisi plastik : Pasir : Serabut sebesar 70%:30%:0.125% dengan kuat tekan rata rata sebesar 9.1 MPa. Kuat tekan pada rentang ini sesuai untuk taman dengan mutu beton D.  Kata kunci: Plasbut Paving block. Serabut kelapa. Kuat Tekan Abstract: Processing plastic waste into paving blocks has been widely used as a solution for plastic waste. They are likewise paving blocks that use fibre filler and a cement matrix. This study aims to determine the compressive strength when plastic and fibres are combined as a matrix and filler are added with sand filler to become "plans but" paving blocks. The plastic used is polypropylene. Production is done by mixing sand and plastic in one dough, and then in the production process, the fibres are placed in the middle of the mould, not mixed with plastic and sand. The results of the compressive test showed that the highest compressive strength was obtained from "plasbut" with a plastic composition: Sand: Fiber of 70%: 30%: 0.5% with an average compressive strength of 12 MPa. followed by "plasbut" with a plastic composition: Sand: Fiber of 70%:30%:0.125% with an average compressive strength of 9.1 MPa. This compressive strength in this range is suitable for gardens with concrete quality D.Keywords: Plasbut Paving block. Coconut fibre. compressive strength 
Analisis Kinerja Operasional Dermaga Pelabuhan Jangkar Situbondo (Ditinjau berdasarkan nilai Berth Occupancy Ratio selama 6 bulan) Syifa Aulia; Nurul Amalia Silviyanti Siswoyo; Bodi Gunawan
Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut Vol 1 No 02 (2023): Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut
Publisher : Program Studi Teknik Kelautan Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/mapel.v1i02.3831

Abstract

Ports play an important role for a region. As an entry gate that connects regions, ports have a role in revitalizing the economy and regional development. Situbondo Regency has a main port, namely Jangkar Port. Located in Jangkar District, Situbondo Regency, this port connects the island of Java-Madura-Lombok. Having a strategic location and a large number of interested parties makes Jangkar Port worthy of consideration for development. Therefore,it is necessary to carry out an analysis of the dock as consideration for the future development of Jangkar Port. The analysis carried out by calculating the Berth Occupancy Ratio (BOR) value, namely calculating the comparison of the time for using the dock with the time available in the time period expressed as a percentage. Based on research, the results obtained were 15,1 % and showed that the use of docks at Jangkar Port still met standards because it did not exceed the 40% limit in accordance with UNCTAS provisions for dock with one berth.
Perbandingan Desalinasi Air Laut Berbasis Metode Evaporasi Dengan Tenaga Panas Api Dan Matahari Nurul Amalia Silviyanti; Helmilia Putri; Alfarish Ramadhan
Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut Vol 1 No 01 (2023): Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut
Publisher : Program Studi Teknik Kelautan Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/mapel.v1i01.2777

Abstract

Our Earth is a blue planet, two-thirds of which is water. However, 20% of the earth's human population suffers from a lack of clean water. Desalination is the process of converting seawater into fresh water. This research aims to convert seawater into potable fresh water by evaporation using heat energy. The heat energy used is heat from burning fire and heat from sunray. These two energy sources will be compared and analyzed for their efficiency in desalinating seawater into fresh water. Heating using fire is done by burning twigs and dry leaves, and then two glass bottles are connected to the mouth of the bottle so that there is no air in or out. The collected water vapor will flow into the empty bottle. The second method uses sunray for heating. The two clear bottles are connected with a small pipe at the mouths of the bottles. Seawater is collected in the bottle and then dried under direct sunlight. The evaporated water will pass through the connecting pipe and gather in the empty bottle above. Fresh water produced from heating using fire was collected as much as ±7 ml in a span of 20 minutes, while heating using sunray can produce ±2 ml of fresh water in a span of 70 minutes or 1 hour 10 minutes.
Identifikasi Waduk Bajulmati Baluran Banyuputih Kabupaten Situbondo Rinaldy Harjo Purnomo; Roqy Barizy; Nurul Amalia Silviyanti
Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut Vol 2 No 01 (2024): Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut
Publisher : Program Studi Teknik Kelautan Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/mapel.v2i01.4395

Abstract

Bendungan merupakan struktur rekayasa yang dibangun untuk mengendalikan aliran air sungai atau saluran lainnya, memiliki fungsi utama sebagai penahan air dan pembentuk waduk. Fungsi bendungan meliputi penyediaan air irigasi, pembangkit listrik tenaga air, pengendalian banjir, dan penyediaan air minum. Sejak zaman kuno, manusia telah memanfaatkan bendungan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan mendukung pembangunan ekonomi serta sosial suatu wilayah. Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan purposive area dengan observasi langsung di lapangan, mengamati fenomena terkait tujuan penelitian. Waduk Bajulmati, contoh konkret bendungan urugan centre core rock fill dam, terletak di perbatasan Kabupaten Situbondo dan Banyuwangi, Jawa Timur. Dibangun pada tahun 2006 dan selesai pada tahun 2015, waduk ini memiliki fungsi multi, termasuk irigasi, pariwisata, penyediaan air baku, perikanan, dan pembangkit listrik. Material utama dalam tubuh bendungan urugan centre core rock fill dam melibatkan batuan besar sebagai lapisan utama, dengan inti kedap air dari tanah liat, bahan geosintetik, atau kombinasi material lainnya. Pelepasan tekanan, batu, dan tanah pendukung juga berperan penting dalam struktur bendungan.
ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KOMPOR SURYA TYPE BOX DAN TYPE MODIFIKASI Siswoyo, Nurul Amalia Silviyanti
CERMIN: Jurnal Penelitian Vol 6 No 2 (2022): DESEMBER
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat - Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/cermin_unars.v6i2.2287

Abstract

Energi merupakan hal mutlak yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Dilain sisi, penggunaan gas alam sebagai sumber utama energi terbesar di dunia menyebabkan cadangan minyak bumi di alam semakin menipis. Oleh karena itu para ilmuwan di dunia berbondong-bondong mencari energi alternatif terbarukan untuk mencegah habisnya gas alam. Salah satu energi alternatif terbarukan adalah energi matahari. Alat memasak menggunakan energi alternatif terbarukan sinar matahari adalah kompor surya. Kompor surya menggunakan bahan bakar panas matahari yang dikumpulkan dari reflektor dan diarahkan langsung ke panci memasak. Penelitian ini bertujuan membandingkan kedua kompor untuk melihat kinerja kompor surya yang menggunakan desain modifikasi, dengan kompor surya tipe kotak. Alat yang digunakan untuk mengukur kineja kompor surya adalah termometer untuk mengukur suhu air dan kompor, solar meter untuk mengukur daya sinar matahari (W/m2), lux meter untuk mengukur intensitas matahari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja kompor surya dengan tipe box dapat memanaskan air hingga suhu 78,6 ºC sedangkan suhu yang didapat pada kompor surya tipe modifikasi adalah 83,6 °C. Kompor surya modifikasi, selain menghasilkan kinerja yang lebih baik dari kompor surya tipe box juga berhasil melindungi pengguna agar tidak terkena sinar matahari yang terlalu kuat.
Pelatihan pembuatan kompor surya sederhana sebagai alat pengering olahan ikan untuk siswa siswi di SMPN 4 Panarukan Situbondo Nurul Amalia Silviyanti S; Ani Listyana
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sains dan Teknologi Vol. 1 No. 4 (2022): Desember : Jurnal Pengabdian Masyarakat Sains dan Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (839.043 KB) | DOI: 10.58169/jpmsaintek.v1i4.50

Abstract

SMPN 4 Panarukan Situbondo adalah salah satu sekolah menengah tingkat pertama yang berada dekat di pesisir Pantai Muara Kasih Desa Gelung. Mayoritas siswa yang bersekolah disini merupakan anak dari nelayan dan pengrajin rengginang kerupuk yang notabene kurang paham dengan perkembangan teknologi. Proses pengeringan dilakukan dengan dijemur langsung di bawah matahari. Tempat penjemuran di lahan tanah lapang atau dipinggir jalan raya, sehingga debu dan kotoran masuk ke makanan yang menyebabkan olahan ikan tersebut menjadi kurang higienis. Untuk mengatasi masalah ini, kami melakukan pelatihan di sekolah bagaimana cara membuat kompor surya sederhana sebagai alat pengeringan olahan ikan. Selain lebih higienis alat ini tidak membutuhkan bahan bakar tambahan dan dapat digunakan saat cuaca hujan. Pengabdian ini menggunakan metode pelatihan langsung dengan target siswa siswi SMPN 4 Panarukan Situbondo. Dengan melatih siswa siswi ini diharapkan dapat melanjutkan pengetahuan yang mereka dapatkan dan mengaplikasikannya di rumah masing-masing yang notabene sebagai industri rumahan pengolahan ikan. Kegiatan pelatihan pembuatan kompor surya berjalan dengan lancar. Para siswa antusias mengikuti pelatihan hingga mampu membuat sendiri kompor surya dan diuji langsung kinerjanya. Harapan kami, para siswa dapat mengaplikasikan penggunaan alat ini hingga dapat meningkatkan kualitas hasil olahan ikan di indutri rumahan sekitar SMPN 4 Panarukan Situbondo.
Influence of adding a convex lens as a solar concentrator on the performance of solar cooker with an octagonal panel Siswoyo, Nurul Amalia silviyanti
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 19, No 3 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j24604682.v19i3.15551

Abstract

Currently, the two most popular renewable energy is solar power and wind power. However, solar power can be harvested almost in every region for a whole year during the day because Indonesia is located at the equator with average daily radiation of 4,8 kWh/m2. One way to use solar power is used in a solar cooker. The octagonal solar cooker is combine of box type solar cooker and panel type solar cooker. The box part is made of a zincalume with a half-cylinder shape as a reflector from the octagonal reflector to the cooking tray. An addition of convex lens put under the cooking tray. In each cooking tray, 500 mL of water was placed, and the sun's radiation heated the water. Performance of solar cooker tested at 09.00 in the morning for two and half hour or 180 minute . The results show that adding four convex lenses improved the solar cooker's performance, allowing the highest temperature to rise to 86 °C and increasing efficiency to 15.9%. In comparison to an addition, only one convex lens raises the temperature to 84,3 °C with a 15.4% efficiency, while the temperature without the lens rises to 70 °C with an 11.4% efficiency.
Pengaruh Ketebalan Lapisan TiO2 terhadap Performasi Dye Sensitized Solar Cells Puspitasari, Nurrisma; Silviyanti, Nurul Amalia; Yudoyono, Gatut; Prajitno, Gontjang; Rubiyanto, Agus; Endarko, E
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 14, No 1 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.391 KB) | DOI: 10.12962/j24604682.v14i1.3553

Abstract

Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) merupakan generasi ketiga dari sel surya. Sel suya jenis ini tersensitisasi zat pewarna. DSSC dibentuk dengan struktur sandwich dimana terdapat lima bagian antara lain : kaca ITO (Indium Tin Oxide) sebagai substrat; TiO2 sebagai bahan semikonduktor; campuran dye (kunyit-manggis-daun alfalfa)  sebagai donor elektron; elektrolit gel sebagai transfer elektron dan active carbon sebagai katalis pada elektroda pembanding. Serbuk TiO2 berukuran nanometer didapatkan melalui sintesis dengan metode kopresipitasi. Dari penelitian yang telahdilakukan, efisiensi DSSC dengan ketebalan lapisan TiO2 berukuran 10 µm lebih besar jika dibandingkan dengan  ketebalan lapisan 20 µm  dan 30 µm. Hasil efisiensi DSSC tersebut yaitu 0.25 % untuk ketebalan lapisan TiO2 berukuran 10 µm , 0.143 % ketebalan lapisan TiO2 berukuran 20 µm, dan 0.195 % untuk ketebalan lapisan TiO2 berukuran 30 µm,