Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Identification of Leading Fishing Commodities in Situbondo Suhesti, Endang
Journal of Aquaculture Science Vol 6, No 1IS (2021): Vol 6 Issue Spesial 2021 Journal of Aquaculture Science
Publisher : Airlangga University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31093/joas.v6i1IS.176

Abstract

The waters in the Province of West Nusa Tenggara (NTB) are a very potential area for the development of the capture fisheries sector because these waters are fish migration areas. The high potential of fish resources in Situbondo Regency must be utilized optimally so as to provide benefits for the fishing community. The strategy to utilize fish resources is to determine the superior commodity. The basic method used is a descriptive method by taking the research area purposively. Through field observations, interviews, and institutional surveys, supporting data were obtained which were analyzed using the LQ (Location Quotient) analysis method. The type of data used is capture fisheries sector production data from 2018 to 2020. The priority agricultural commodities that are prioritized to be developed in each sub-district in Situbondo District are squid in Banyuglugur District, scad fish in Besuki and Suboh Districts, catfish in Mlandingan District and Asembagus, selar fish in Bungatan District, shrimp in Kendit District, stingray in Panarukan District, lemuru in Mangaran District, petek fish in Banyuputih District, crabs in Kapongan and Arjasa Districts. The leading and most produced commodities in Situbondo Regency are grouper, mackerel, and crab.Keywords: fishing; Main commodity of Situbondo Regency
Identification of Leading Fishing Commodities in Situbondo Endang Suhesti
Journal of Aquaculture Science Vol 6 No 1IS (2021): Vol 6 Issue Spesial 2021 Journal of Aquaculture Science
Publisher : Airlangga University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31093/joas.v6i1IS.176

Abstract

The waters in the Province of West Nusa Tenggara (NTB) are a very potential area for the development of the capture fisheries sector because these waters are fish migration areas. The high potential of fish resources in Situbondo Regency must be utilized optimally so as to provide benefits for the fishing community. The strategy to utilize fish resources is to determine the superior commodity. The basic method used is a descriptive method by taking the research area purposively. Through field observations, interviews, and institutional surveys, supporting data were obtained which were analyzed using the LQ (Location Quotient) analysis method. The type of data used is capture fisheries sector production data from 2018 to 2020. The priority agricultural commodities that are prioritized to be developed in each sub-district in Situbondo District are squid in Banyuglugur District, scad fish in Besuki and Suboh Districts, catfish in Mlandingan District and Asembagus, selar fish in Bungatan District, shrimp in Kendit District, stingray in Panarukan District, lemuru in Mangaran District, petek fish in Banyuputih District, crabs in Kapongan and Arjasa Districts. The leading and most produced commodities in Situbondo Regency are grouper, mackerel, and crab.Keywords: fishing; Main commodity of Situbondo Regency
PENGEMBANGAN PENANGKARAN BENIH TEBU (Saccharum officinarum L.) METODE SINGGLE BUD PLANTING UNTUK MENUNJANG SWASEMBADA GULA NASIONAL Endang Suhesti; Puryantoro Puryantoro; Yasmini Suryaningsih
AGRIBIOS Vol 17 No 2 (2019): NOVEMBER
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/agribios.v17i2.621

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Locancang, Desa Paowan, kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Tujuannya adalah untuk meningkatkan ketersediaan benih tebu unggul bersertifikat bagi petani melalui perluasan KBD di setiap Wilayah Kerja Pabrik Gula. Bahan tanam diperoleh dari Kebun Percobaan (KP) P3GI Pasuruan. Varietas yang ditanam adalah Varietas tebu unggul (PS 862). Pendekatan taksasi produksi mata tunas per hektar menggunakan persamaan regresi eksponensial sehingga akan diketahui kebutuhan benih berdasarkan luasan areal tanam dan dapat dibuat rekomendasi jumlah dan sebaran penangkar benih di wilayah Pabrik Gula di Kabupaten Situbondo. Taksasi produksi jumlah mata per hektar dapat dilakukan sebelum panen (umur tanaman 5 BST) dengan menggunakan regresi eksponensial. Metode ini diterapkan untuk system tanam bagal. Hasil penelitian menghasilkan jumlah batang rata-rata per hektar adalah 8.49 batang/m sehingga produksi mata tunas per hektar yang ditanam dengan metode bagal adalah 681.888,6 mata per ha. Jumlah ini dapat digunakan untuk benih tanam tebu KTG seluas 7.01 hektar. Untuk luas wilayah tanam PG. Wringin Anom adalah 924,0 ha membutuhkan benih untuk KTG sebanyak 88.704.000 mata tunas. Dengan metode bagal dapat dipenuhi dari luas lahan KBD 130,09 ha. Sementara untuk Wilayah Kerja PG. Pandji dengan luas tanam 124 ha membutuhkan benih sebanyak 11.956.060 mata tunas, dapat dipenuhi dari 17,53 ha lahan KBD, Dengan metode SBP kebutuhan benih dapat dipenuhi dari lahan KBD seluas 39,32 ha dengan dengan jumlah benih 1.108.800 mata. Untuk PG. kebutuhan benih tersebut dapat dipenuhi dari lahan KBD seluas 5.3 ha dengan jumlah benih yang ditanam sebanyak 149.451 mata tunas.
IPTEK BAGI MASYARAKAT UNTUK PERBAIKAN TEKNOLOGI PASCA PANEN PADI DENGAN DESAIN ALAT PENGAYAK BERAS SEDERHANA Endang Suhesti; Ali Uraidy
AGRIBIOS Vol 13 No 2 (2015): NOPEMBER
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rice production needed high cost and difficult process. Harvesting lost was about 20 , 5 %, but the quality of rice production was 15 % with low quality, bad taste and color. There were many machines have been produced for post-harvest handling. It helped the farmer for streamline in rice milling results so the price of rice suited the market needs. The purpose of IbM was increasing the farmers' knowledge on rice post-harvest handling, especially in determining the harvest time. The Agriculture officers have showed the different rice quality from different post- harvest handling. The result of IbM was rice sieving machine which was introduced to the partners so they could use it in rice milling production to increase the quality of rice. It would increase the opportunity in marketing the rice to non - traditional market. The IbM activities for technological improvement of post-harvest rice with design tools sieving machines have been implemented by training and mentoring include: socialization, training, and assistance to the farmers Kapongan and Gebangan village, Kapongan sib District which resulted by rice packaging and branding . The high interest of the community service program partners was a positive impact for the implementation of the program Implementation of the program capable of resulting in outcomes expected by this community service program, in the form of better marketing techniques through efforts to penetrate non-traditional markets.
ANALISA PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR Ratih Putri Sari; Endang Suhesti
AGRIBIOS Vol 11 No 1 (2013): JUNI
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar pendapatan usaha peternakan ayam ras petelur dan untuk mengetahui apakah usaha peternakan ayam petelur efisien. Penelitian ini dilakukan pada Desa Paowan Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, Waktu pengumpulan data dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan November 2012. Peneliti ini menggunakan metode wawancara kepada peternakan ayam ras petelur Desa Paowan Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisa data yang pertama menggunakan Rumus TC = TFC + TVC kemudian dilanjut dengan Rumus ke dua TR = Q . P dan Rumus yang ke tiga I = TR � TC.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil yang diperoleh maka pendapatan rata � rata pada usaha peternakan UD.Bumi Unggas sebesar Rp. 45,616.750, dan pendapatan rata � rata pada usaha peternakan Enjoy Fram sebesar Rp. 17,859.416. selain itu tingkat efisiensi usaha peternakan UD.Bumi Unggas secara R/C ratio sebesar 2.04 %, dan efisiensi usaha peternakan Enjoy Fram secara R/C ratio sebesar 1.33 %.Saran dari penelitian adalah peternakan ayam ras petelur dipedesaan disarankan untuk meningkatkan produksi dengan menambah kapasitas karena perusahaan memiliki lahan kosong dan untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut
ANALISA HARGA POKOK PRODUKSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PEMBIBITAN TANAMAN HORTIKULTURA PADA UD. MURTA JAYA Rika Fitria Wulandari; Endang Suhesti
AGRIBIOS Vol 16 No 01 (2018): JUNI
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam menentukan harga jual produk dan meningkatkan usaha pembibitan tanaman hortikultura di UD. Murta Jaya, maka perlu dilakukan perhitungan harga pokok produksi dan strategi pengembangan agar mampu bertahandalamsuatu persainganbisnis.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penentuan harga pokok produksi sebagai penetapan harga jual per bibit yang dilakukan usaha pembibitan tanaman hortikultura di UD. Murta Jaya dan untuk mengetahui strategi pengembangan yang dilakukan usaha pembibitan tanaman hortikultura di UD. Murta Jaya. Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa full costing, analisa SWOT dan analisadeskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwaharga jual bibit cabai sebesar Rp. 178 per bibit. Dengan demikian, perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan UD. Murta Jaya sesuai dengan perhitungan metode full costing karena harga jual bibit cabai di UD. Murta Jaya sebesar Rp. 200 per bibit.Hasil penelitian menunjukkan bahwa UD. Murta Jaya berada pada posisi white area (kuat berpeluang) yang artinya UD. Murta Jaya memiliki peluang yang prospektif dan memiliki kompetensi untuk melanjutkan usaha pembibitan yang dijalankan.
RESPON PETANI TEBU TERHADAP SISTEM PEMBIBITAN SINGLE BUD PLANTING (Studi Kasus Di Desa Jangkar Kecamatan Jangkar Kabupaten Situbondo) Rully Prasetyo Wibowo; Endang Suhesti
AGRIBIOS Vol 14 No 2 (2016): NOVEMBER
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui respon petani terhadap sistem pembibitan single bud planting di Desa Jangkar dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi respon petani terhadap sistem pembibitan single bud planting di Desa Jangkar. Populasi petani tebu di Desa Jangkar Kecamatan Jangkar di Kabupaten Situbondo adalah sebanyak 30 petani, sehingga semua penduduk sampel dalam penelitian ini karena dilihat jumlah populasi cukup sedikit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon petani terhadap sistem pembibitan single bud planting sedang dengan skor 34 - 67 dengan jumlah orang sebanyak 17 orang berada ditahap minat “Interest stage”, hasil penghitungan Z hitung sebesar – 1,825 < Z Tabel (1,645), sehingga Ha ditolak dan Ho diterima artinya respon yang tinggi terhadap teknologi sistem pembibitan single bud planting pada petani di Kecamatan Jangkar Kabupaten Situbondo kurang dari atau sama dengan 50 persen dari keseluruhan petani tebu yang ada di Kecamatan Jangkar Kabupaten Situbondo., Adjusted R square 0,056 menunjukan bahwa variabel – variabel bebas (umur petani, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, luas tanah garapan, dan pengalaman berusahatani) peranan dalam mempengaruhi respon petani sebesar 56 %. Sebanyak 44 % dipengaruhi oleh faktor faktor lain. Hal tersebut menguatkan bahwa seluruh variabel bebas (umur petani, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, luas tanah garapan, dan pengalaman berusahatani) memiliki pengaruh yang nyata.
TAKSASI PRODUKSI PENANGKARAN BENIH TEBU (Saccharum officinarum L.) METODE SINGGLE BUD PLANTING Endang Suhesti; Puryantoro Puryantoro; Yasmini Suryaningsih
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2020 "Peranan Strategis Teknologi Dalam Kehidupan di Era New Normal"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Upaya  yang dapat  dilakukan untuk memperbaiki kultur teknis budidaya tanaman tebu yang benar adalah menyediakan bibit tebu unggul bersertifikat tepat waktu,  Penyediaan bibit secara single bud (budchips) merupakan salah satu cara yang perlu ditumbuhkembangkan.  Penelitian  bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan benih tebu unggul  bersertifikat bagi petani melalui perluasan KBD di setiap Wilayah Kerja PG. Panji dan Wringin Anom. Bahan tanam berupa Varietas tebu unggul (PS 862) dari P3GI Pasuruan.  Pendekatan taksasi produksi mata tunas per hektar menggunakan persamaan regresi eksponensial,  taksasi produksi  ku per hektar dengan formula, dan multiplikasi hasil benih dengan mengukur jumlah batang dan jumlah mata perrumpun. Penelitian menghasilkan   jumlah batang rata-rata perhektar 8.49 batang/m sehingga produksi  mata tunas metode bagal  681.888,6 mata perhektar (benih tanam tebu  KTG  7.01 hektar).  Untuk wilker PG. WringinAnom (924,0 ha) dibutuhkan benih KTG 88.704.000 mata tunas.  Dengan metode bagal dipenuhi dari  KBD 130,09 ha, dengan metode SBP hanya  39,32 ha.  WilKer PG. Pandji (124 ha) dibutuhkan  benih KTG11.956.060 mata tunas, dengan metode bagal dipenuhi dari 17,53 ha  KBD, dengan metode SBP  hanya  5.3 ha KBD.  Hasil panen bobot benih tebu   dalam kuintal per hektar 925,26 dengan tingkat multiplikasi 10 kali lipat.
ELASTISITAS PRODUKSI DAN EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI BUNGA MELATI DI DESA TALKADANG KECAMATAN SITUBONDO KABUPATEN SITUBONDO puryantoro puryantoro; Endang Suhesti; Anisah Mushawwanah
MAHATANI: Jurnal Agribisnis (Agribusiness and Agricultural Economics Journal) Vol 5, No 1 (2022): Mahatani : Jurnal Agribisnis (Agribusiness and Agricultural Economics Journal)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/mja.v5i1.1765

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa elastisitas produksi bunga melati dan tingkat efisiensi alokatif penggunaan faktor - faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi usahatani bunga melati. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive di Desa Talkandang Kecamatan Situbondo Kabupaten Situbondo dengan teknik sampling jenuh sebanyak 20 responden petani melati. Data dianalisis denga menggunakan analis fungsi produksi Cobb Douglas dan pendekatan produk marginal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk, pestisida, dan tenaga kerja tidak berpengaruh nyata secara parsial, hanya luas lahan yang berpengaruh nyata terhadap produksi bunga melati. Elastistas produksi tenaga kerja bernilai negative (Ep<1) dan belum efisien. Sementara elastisitas luas lahan, pupuk, dan pestisida bernilai positif.(0<Ep<1) dan belum efisien.
ANALISIS EFISIENSI DAN KEUNTUNGAN USAHA TANI TEBU METODE KONVENSIONAL DAN SINGLE BUD PLANTING (STUDI KASUS DI KECAMATAN PANJI KABUPATEN SITUBONDO) Endang Suhesti
CERMIN: Jurnal Penelitian Vol 2 No 2 (2018): DESEMBER
Publisher : Relawan Jurnal Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1007.508 KB) | DOI: 10.36841/cermin_unars.v2i2.238

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan struktur biaya, produksi, pendapatan dan keuntungan usahatani tebu metode konvensional dengan metode SBP. Metode yang digunakan adalah metode survei, data-data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder, untuk menganalisa struktur biaya dilakukan dengan membandingkan komposisi komponen-komponen usahatani dengan penyajian data melalui tabel sedangkan untuk membandingkan usahatani dilakukan dengan uji statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan struktur biaya antara usahatani tebu metode konvensional dengan metode SBP Perbedaannya yaitu pada item pengadaan sarana produksi seperti benih dan pupuk yang digunakan petani serta penggunaan tenaga kerja. (2) rata-rata total biaya per hektar usaha tani tebu metode konvensional adalah Rp. 19.696.182,- sedangkan metode SBP adalah Rp. 24.291.007,-.. Rata-rata pendapatan per hektar petani metode konvensional adalah sebesar Rp. 28.746.761,- dan petani metode SBP adalah sebesar Rp. 32.733.016,-. Dari perhitungan B/C ratio, kedua metode dapat memberikan keuntungan yang tinggi. Setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan, akan memberikan keuntungan sebesar 1,35 satuan (untuk metode konvensional) dan 1,46 satuan (untuk metode SBP). Berdasarkan rasio R/C didapat bahwa kedua usahatani ini menguntungkan, tetapi yang paling menguntungkan adalah usahatani metode SBP.