Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

PREVALENSI DAN JENIS PENYAKIT YANG MENGINFEKSI KARANG DI PERAIRAN PULAU ENGGANO BENGKULU Person Pesona Renta; Dewi Purnama; Bertoka Fajar Surya Prawira Negara; Dwi Ari Yasinto Rahmantyo; Nico Deodatus Adhi; Raja Aditya Sahala Siagian; Aradea Bujana Kusuma
JURNAL ENGGANO Vol 5, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.768 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.5.1.101-112

Abstract

Penyakit karang merupakan salah satu permasalahan ekosistem terumbu karang yang diakibatkan oleh manusia. Penyakit karang dapat menyebabkan penurunan kualitas dan daya imun karang yang ditandai dengan terhambatnya laju pertumbuhan pada karang dan berdampak pada matinya karang di suatu perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis penyakit dan bentuk pertumbuhan karang yang sering terinfeksi penyakit serta menganalisis prevalensi penyakit karang di Perairan Pulau Enggano, Bengkulu. Penelitian ini menggunakan metode survei. Pengambilan data penyakit karang dengan metode transek sabuk (Belt Transect). Hasil penelitian didapatkn 9 jenis penyakit yang ditemukan di Pulau Enggano, yaitu Yellow Band Desease, Black Band Desease, White Band Desease, Red Band Desease, Dark Plague,  White Plague, Pink Plotch, dan Ulcerative White Spots,  serta White Spot. Sedangkan bentuk pertumbuhan (lifeform) karang yang terinfeksi adalah Coral Massive dan Acropora Branching. Tingkat prevelensi karang tertinggi terdapat pada lokasi Kahabi, sedangkan terendah pada Pulau Dua di bagian windward. Tingginya tingkat prevalensi di Kahabi dimungkinkan karena tingginya kedalaman di lokasi tersebut. Rendahnya tingkat prevalensi karang pada Pulau Dua di sisi windward dimungkinkan karena pada sisi ini merupakan daerah yang terkena arus tiap saat, sehingga membantu karang dalam membersihkan sedimen yang menempel pada permukaan yang dimungkinkan membawa bakteri penyebab penyakit karang.CORAL DISEASE PREVALENCE IN ENGGANO ISLAND, BENGKULU. Coral disease is one of the coral reef ecosystem problems caused by humans. Coral disease causes a decrease in the quality and immunity of corals characterized by stunted growth rates on corals and impacts on the death of corals in waters. This study aims to identify the types of coral disease and coral lifeform that are often infected and analyze the prevalence of coral disease in Enggano Island Waters, Bengkulu. This research used survey method. Coral disease data were obtained using the belt transect method. The results obtained 9 types of coral diseases found on Enggano Island, namely Yellow Band Desease, Black Band Desease, White Band Desease, Red Band Desease, Dark Plague, White Plague, Pink Plotch, and Ulcerative White Spots, and White Spot. While infected lifeforms were Coral Massive and Acropora Branching. The highest level of coral prevalence was at the Kahabi site, while the lowest was on Pulau Dua in the windward area. The high prevalence rate in Kahabi might be due to the high depth at the location. The low level of coral prevalence on Pulau Dua on the windward side might be caused by being exposed to the current at any time, thus helping the coral in cleaning sediments attached to the surface which could carry the bacteria that cause coral disease.
PEMETAAN KERAPATAN VEGETASI MANGROVE DI SISI TENGGARA PULAU ENGGANO MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT Okawati Silitonga; Dewi Purnama; Eko Nofriadiansyah
JURNAL ENGGANO Vol 3, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.753 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.3.1.98-111

Abstract

Pulau Enggano memiliki banyak potensi sumberdaya alam yang dapat dikelola, khususnya dalam bidang ekosistem mangrove, salah satu keberadaan vegetasi mangrove  di Sisi Tenggara Pulau Enggano. Keberadaan hutan mangrove sangatlah penting, sebagai habitat dari berbagai macam biota, sebagai pelindung dan penahan dari intrusi air laut, sebagai perangkap sedimen, melindungi pantai dari abrasi dan merupakan salah satu penyuplai nutrisi berupa serasah pada ekosistem laut. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung, menganalisis dan memetakan kerapatan vegetasi mangrove dan di Sisi Tenggara Pulau Enggano dari tahun 2009 dan 2016. . Kerapatan vegetasi mangrove di Sisi Tenggara Pulau Enggano dari tahun 2009 ke 2016 mengalami perubahan kerapatan. Kelas kerapatan jarang berkurang sebesar 445,34 Ha, kerapatan sedang berkurang sebesar 88, 883 Ha dan kerapatan lebat mengalami pertambahan luas sebesar sebesar 556,769 Ha.
JENIS DAN BOBOT SAMPAH LAUT (MARINE DEBRIS) PANTAI PANJANG KOTA BENGKULU Yar Johan; Person Pesona Renta; Dewi Purnama; Ali Muqsit; Pinsi Hariman
JURNAL ENGGANO Vol 4, No 2
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.74 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.4.2.243-256

Abstract

Pantai panjang telah ditetapkan menjadi salah satu destinasi ekowisata yang ada di Kota Bengkulu. Terdapat 2 jenis marine debris (sampah organik dan sampah anorganik) yang meyebabkan permasalahan di Pantai Panjang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 13 macam marine debris yang digolongkan ke dalam sampah organik di Pantai Panjang yaitu kayu, kertas, kelapa, daun, akar, kardus, bambu, kulit durian, pinang, ketapang, serabut, pohon jagung dan mangrove. Sedangkan jenis sampah anorganik ditemukan 21 macam marine debris yaitu plastik, botol kaca, busa, kain, sepatu, pipet, sendal, tutup botol, tali, pecahan kaca, mainan plastik, karpet, pena, boneka, steorofom, karet, gabus, rem dan sikat gigi. Jenis sampah organik yang mendominasi adalah sampah kayu, sedangkan untuk sampah anorganik yang mendominasi adalah sampah plastik. Jumlah potongan sampah laut dan berat sampah laut tertinggi didominasi oleh sampah organik.TYPES AND WEIGHT OF MARINE DEBRIS IN PANJANG BEACH BENGKULU CITY. Panjang beach has been established as one of the ecotourism destinations in Bengkulu city. There were 2 types of marine debris (organic waste and inorganic waste) which cause problems at Pantai Panjang. The results showed that there were 13 types of waste classified as organic waste in Pantai Beach, namely wood, paper, coconut, leaves, roots, cardboard, bamboo, durian, areca nut, ketapang, fibers, corn and mangrove. While inorganic waste types were found 21 kinds of marine debris, namely plastic, glass bottles, foam, cloth, shoes, pipettes, sandals, bottle caps, ropes, broken glass, plastic toys, carpets, pens, dolls, steorofomes, rubber, cork, brakes and tooth brush. The dominant type of organic waste was wood waste, while for inorganic waste that dominates was plastic waste. The highest number of pieces of marine debris and the weight of marine debris was dominated by organic waste.
ANALISIS SAMPAH LAUT (MARINE DEBRIS) DI PANTAI KUALO KOTA BENGKULU Yar Johan; Person Pesona Renta; Ali Muqsit; Dewi Purnama; Leni Maryani; Pinsi Hiriman; Fahri Rizky; Anggini Fuji Astuti; Trisela Yunisti
JURNAL ENGGANO Vol 5, No 2
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jenggano.5.2.273-289

Abstract

Sampah laut (marine debris) adalah bahan sisa-sisa produk yang ditinggalkan atau dibuang ke laut oleh manusia baik dengan sengaja maupun tidak sengaja ditinggalkan di dalam lingkungan laut. Penelitian Sampah laut (marine debris) di Pantai Kualo Kota Bengkulu diharapkan dapat memberikan informasi dan data kepada mahasiswa, peneliti, pemerintah dan masyarakat umum sebagai informasi ilmiah awal tentang jenis dan bobot serta laju pertambahan sampah laut (marine debris) yang tersebar di Pantai Kualo Kota Bengkulu. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik purposive sampling melalui observasi untuk mendapatkan komposisi sampah laut, laju pertambahan sampah laut (marine debris) dengan 3 kriteria yaitu adanya muara sungai, aktifitas masyarakat dan tumpukan sampah. Sampah laut (marine debris) di Pantai Kualo Kota Bengkulu terdapat 2 jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik, sampah organik didominasi oleh kayu, dan sampah anorganik didominasi oleh plastik.ANALYSIS OF MARINE DEBRISH IN KUALO BEACH, BENGKULU CITY. Marine debris is material from the remnants of the product left or thrown into the sea by human either intentionally or unintentionally dumped of in the marine environment. The research of marine debris in Kualo Beach Bengkulu city was expected to provide information and data to the students, researcher, goverment and general public as initial scientific information about types, weight, and the rate of increasing in marine debris that were scattered. The data collection was carried out by using purposive sampling technique through observation to get composition of marine debris, the rate of increasing in marine debris had three criterias namely existence of a river mouth, community activities, and pile of debris. Marine debris in Kualo Beach Bengkulu City had two types namely organic and inorganic debris. Organic debris was dominated by wood while inorganic debris was dominated by plastic.
PEMANFAATAN FITOPLANKTON SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS AIR DI PERAIRAN MUARA SUNGAI HITAM KABUPATEN BENGKULU TENGAH PROVINSI BENGKULU Harun Al Rasyid; Dewi Purnama; Aradea Bujana Kusuma
JURNAL ENGGANO Vol 3, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.432 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.3.1.39-51

Abstract

Fitoplankton merupakan salah satu bioindikator untuk memantau tingkat pencemaran suatu perairan. Tingkat pencemaran ditentukan berdasarkan indeks saprobitas melalui analisis komposisi dan kelimpahan fitoplankton. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2017 di Perairan Muara Sungai Hitam, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu dengan menggunakan metode survei. Jenis fitoplankton yang diperoleh dari hasil penelitian terdiri dari 4 kelas dan 22 spesies dengan komposisi spesies terbanyak terjadi pada kelas Bacillariophyceae dan yang terendah terjadi pada kelompok fitoplankton kelas Dinophyceae. Rata-rata kelimpahan fitoplankton pada muara Sungai Hitam sebanyak 322 ind/L tergolong dalam kelimpahan rendah, yang mecerminkan kesuburan perairan yang rendah. Berdasarkan nilai indeks saprobitas yang didapati perairan muara Sungai Hitam tergolong dalam tingkat saprobitas perairan ?-Meso/Oligo saprobik, yang diindikasikan telah terjadi pencemaran bahan organik ringan.
LAJU INFEKSI PENYAKIT WHITE PLAGUE DAN WHITE BAND DISEASE DI PERAIRAN PULAU TIKUS, KOTA BENGKULU Dewi Purnama; Aradea Bujana Kusuma; Bertoka F. S. P Negara; Person Pesona Renta; Mulstory Wander Simarmata; Alvianto Simanjorang
JURNAL ENGGANO Vol 5, No 2
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jenggano.5.2.219-232

Abstract

Penyakit karang adalah gangguan terhadap kesehatan karang yang menyebabkan gangguan secara fisiologis bagi biota karang. Penyakit karang dapat memberikan dampak buruk terhadap proses pertumbuhan karang hingga dapat menyebabkan kematian karang disuatu perairan. Dampak dari penyakit karang terhadap ekosistem terumbu karang sangat besar, selain mengakibatkan kematian karang dalam skala yang luas, penyakit karang juga berdampak pada berkurangnya tingkat keanekaragaman sumberdaya alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis laju infeksi penyakit White Plague dan White Band Disease di perairan Pulau Tikus, Kota Bengkulu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2019 di Perairan Pulau Tikus, Kota Bengkulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, pengamatan dan pengukuran langsung di Lapangan. Hasil Penelitian ini didapatkan bentuk pertumbuhan yang terinfeksi penyakit White Plague di Perairan Pulau Tikus Kota Bengkulu adalah bentuk pertumbuhan karang Massive dan penyakit White Band Disease pada karang Acropora. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan.Laju infeksi penyakit White Plague di perairan Pulau Tikus Kota Bengkulu adalah 0,009 - 0,023 cm/hari. Laju infeksi penyakit White Plague mengalami kenaikan setiap minggu dengan rata rata laju infeksi 0,015 cm/hari dan nilai laju infeksi penyakit White Band Disease yang terdapat pada karang Acropora di Perairan Pulau Tikus, Bengkulu yaitu 0,013 cm/hari – 0,030 cm/hari. Rata – rata yang diperoleh yaitu 0,024 cm/hari. Nilai laju infeksi karang menandakan bahwa sebagian besar kerusakan terumbu karang diakibatkan oleh penyakit karang.THE RATE OF WHITE PLAGUE AND WHITE BAND DISEASE IN TIKUS ISLAND, BENGKULU CITY. Coral disease is a disorder of coral health that causes physiological disruption to coral biota. The coral disease can adversely affect the coral growth process until it can lead to coral death in a waterway. The impact of coral disease on coral ecosystems is very large. In addition to resulting in coral death on a wide scale, a coral disease also affects natural resources' reduced diversity. This research aimed to determine and analyze the White Plague and White Band Disease's infection rate in Tikus Island, Bengkulu City. The research was conducted in September-October 2019, located in Tikus Island Water, Bengkulu City. The methods used in this study are direct survey, observation, and measurement methods in the Field. This study obtained a form of growth infected with White Plague disease in the Waters of Tikus Island Bengkulu City. The infection rate of White Plague Disease in Tikus Island was 0.009-0.023 cm/day. The quality of the condition of White Plague disease increased every week with an average infection rate of 0.015 cm/day, and the rate of infection rate of White Band Disease found in Acropora coral in the Waters of Tikus Island, Bengkulu which was 0.013 cm/day – 0.030 cm/day. The average obtained 0.024 cm/day. The coral infection rate indicates that most of the damage to coral reefs was caused by coral disease.
KEANEKARAGAMAN JENIS KARANG PADA KEDALAMAN 1-5 METER DIPERAIRAN PULAU TIKUS, KOTA BENGKULU Dewi Purnama; Aradea Bujana Kusuma; Bertoka FSP Negara; Person Pesona Renta; Bona Loberto Pakpahan
JURNAL ENGGANO Special Issue SEMINAR NASIONAL VIRTUAL
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jenggano.5.3.529-547

Abstract

Terumbu karang adalah suatu habitat untuk berbagai interaksi antar organisme dalam ekosistem yang ada diperairan. terumbu karang juga  mempunyai berbagai fungsi yang antara lain sebagai gudang keanekaragaman hayati biota-biota laut, tempat tinggal sementara atau tetap, tempat mencari makan , memijah, daerah asuhan dan tempat berlindung bagi hewan laut lainnya.Identifikasi jenis karang di kawasan Perairan Pulau Tikus, Kota Bengkulu belum pernah dilakukan, oleh karena itu penelitian ini penting untuk dilakukan mengingat fungsi dan manfaat terumbu karang yang sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis karang yang ada di perairan pulau Tikus, Kota Bengkulu. Metode penelitian menggunakan metode survey. Metode pengambilan sampel menggunakan metode Purposive sampling. Identifikasi karang menggunakan metode morfometrik. Hasil penelitian ditemukan 8 genus dan 12 spesies yaitu : genus Acropora (Acropora Intermedia, Acropora Pulchra) genus Hydnopora (Hydnopora Pilosa) genus Pocillopora (Pocillopora Damicornis) genus Porites (Porites Cylindrica, Porites Lobata, Porites Synarea rus) genus Pavona (Pavona Clavus) genus Montipora (Montipora Foliosa, Montipora Samarensis) genus Ctenactis (Ctenactis Echinata) genus Palauastrea (PalauastreaRamosa)Coral reef is a habitat for various interactions between organisms in aquatic ecosystems. Coral reefs also have various functions, including as a place  for biodiversity of marine biota, temporary or permanent shelter, foraging, spawning, nursery and shelter for other marine animals. Identification of coral species in Pulau Tikus waters, Kota Bengkulu has never been conducted, therefore research is important to do considering the very important functions and benefits of coral reefs. This study aims to determine the types of corals in the waters of Tikus Island, Bengkulu City. The research method used was the survey method. The sampling method used was purposive sampling method. Coral identification using the morphometric method. The results found 8 genera and 12 species, namely: genus Acropora (Acropora intermedia, Acropora pulchra) genus Hydnopora (Hydnopora pilosa) genus Pocillopora (Pocillopora damicornis) genus Porites (Porites cylindrica, Porites lobata, Porites synarea rus) genus Pavona (Pavona clavus) genus Montipora (Montipora foliosa, Montipora samarensis) genus Ctenactis (Ctenactis echinata) genus Palauastrea (Palauastrea ramosa).
ANALISIS MIKROPLASTIK PADA SALURAN PENCERNAAN IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI PELABUHAN PERIKANAN PULAU BAAI KOTA BENGKULU Dewi Purnama; Yar Johan; Mukti Dono Wilopo; Person Pesona Renta; Jojor Marito Sinaga; Jesica Marta Yosefa; Helen Marlina M; Amelia Suryanita; Hence Mahyarany Pasaribu; Kiki Median
JURNAL ENGGANO Vol. 6 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jenggano.6.1.110-124

Abstract

Mikroplastik merupakan sampah plastik kecil yang berukuran <5 mm, sebagian besar berasal dari penguraian plastik-plastik berukuran besar yang dikelompokkan dalam 2 jenis mikroplastik yaitu sekunder dan primer. Mikroplastik primer merupakan produksi plastik dalam bentuk mikro, seperti manik-manik pada produk perawatan kulit, sedangkan mikroplastik sekunder merupakan bagian, pecahan, dari suatu hasil fragmentasi plastik yang lebih besar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis jenis dan kelimpahan mikroplastik pada saluran pencernaan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) di Pelabuhan Perikanan Pulau Baai Kota Bengkulu. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi jenis dan kelimpahan mikroplastik pada saluran pencernaan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) di Pelabuhan  Perikanan Pulau Baai Kota Bengkulu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus hingga bulan Desember 2020. Pengambilan sampel sebanyak 30 ekor yang berukuran antara 26,4-54,5 cm dilakukan di Pelabuhan Perikanan Pulau Baai Kota Bengkulu. Analisis mikroplastik dilakukan di Laboratorium Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Hasil penelitian ditemukan 4 tipe mikroplastik, yaitu Fragmen, Granual, Film dan Fiber dengan total kelimpahan mikroplastik pada saluran pencernaan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) yaitu sebesar 52,7 partikel/ind, dengan Rata-rata 10,5±7,2 partikel/ind. Persentase kelimpahan mikroplastik tertinggi yaitu tipe fiber/filament dan fragmen masing-masing sebesar 41%.
ANALISIS MIKROPLASTIK PADA IKAN EKONOMIS DI TELUK SEGARA KOTA BENGKULU Yar Johan; Firman Manalu; Ali Muqsit; Person Pesona Renta; Dewi Purnama
JURNAL ENGGANO Vol. 6 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jenggano.6.2.%p

Abstract

Mikroplastik merupakan sampah plastik kecil yang berukuran <5 mm, sebagian besar berasal dari penguraian plastik-plastik berukuran besar yang dikelompokkan dalam 2 jenis mikroplastik yaitu sekunder dan primer. Sampah plastik adalah sampah yang berbahaya baik lingkungan, biota dan maanusia serta salah satu permasalahan belum dapat diselesaikan sampai saat ini. Salah satu bagian dari sampah plastik yaitu mikroplastik. Mikroplastik merupakan pencemaran yang begitu sulit dikendalikan di wilayah pesisir, salah satunya di Teluk Segara Kota Bengkulu. Teluk Segara merupakan Kecamatan yang memiliki luas wilayah terkecil di Kota Bengkulu. Ibukota Kecamatan Teluk Segara terletak di Kelurahan Jitra. Teluk Segara juga memiliki tempat menjual ikan hasil nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mikroplastik pada ikan ekonomis di Teluk Segara Kota Bengkulu. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei  dengan mengambil ikan ekonomis yang ada di Teluk Segara dan analisis kandungan mikroplastik di laboratorium. Mikroplastik yang ditemukan pada saluran pencernaan ikan memiliki tipe dan warna yang bervariasi. Tipe mikroplastik yang ditemukan pada saluran pencernaan yaitu tipe fiber, film, dan fragmen. Warna mikrplastik yang ditemukan adalah warna transparan, hitam, kuning dan merah. Total kandungan mikroplastik adalah yaitu 16 - 41 partikel/ind. 
Struktur Komunitas Fitoplankton Di Perairan Kabupaten Kaur Maestro Munru; Mukti Dono Wilopo; Yar Johan; Dewi Purnama; Person Pesona Renta
Jurnal Kelautan Vol 16, No 2: Agustus (2023)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v16i2.10212

Abstract

ABSTRAKFitoplankton merupakan salah satu jenis plankton tumbuhan yang berperan sebagai produsen primer dan menjadi parameter kualitas perairan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur komunitas fitoplankton di perairan Kabupaten Kaur bagian selatan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2019 dan Oktober 2020. Metode penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei dalam pengumpulan data. Lokasi sampling ditentukan secara purposive. Hasil struktur komunitas fitoplankton di perairan Kabupaten Kaur bagian selatan, ditemukan tiga kelas fitoplankton pada tahun 2019, yaitu Bacillariophyceae, Dinophyceae, dan Cyanophyceae. Pada tahun 2020 juga ditemukan tiga kelas fitoplankton yaitu Bacillariophyceae, Chlorophyceae, dan Cyanophyceae. Kelimpahan rata-rata fitoplankton pada tahun 2019 sebesar 1045,41 ind/l, pada tahun 2020 rata-rata kelimpahan sebesar 2560,15 ind/l. Pada tahun 2019, keanekaragaman fitoplankton dikategorikan sedang, keseragaman dikategorikan tinggi, dan dominansi dikategorikan rendah. Pada tahun 2020, keragaman, keseragaman dan dominasi dikategorikan rendah. Fenomena busa tebal yang menutupi lokasi penelitian pada tahun 2019 berasal dari muara sungai yang merupakan lokasi pembuangan limbah dari kegiatan tambak udang di Desa Wayhawang, dan di lokasi penelitian teridentifikasi fitoplankton beracun yaitu Nitzchia sp. dan Pseudo-nitzschia.Kata Kunci : Struktur Komunitas, Fitoplankton, Perairan Kabupaten KaurABSTRACTPhytoplankton is a type of plant plankton that acts as a primary producer and becomes a parameter of water quality. This study aims to analyze the structure of the phytoplankton community in the waters of the southern part of Kaur Regency. This research was conducted in December 2019 and October 2020. This research method was conducted using a survey method in data collection. The sampling location was determined purposively. The results of the phytoplankton community structure in the waters of the southern Kaur Regency, it was found that there were three classes of phytoplankton in 2019, namely Bacillariophyceae, Dinophyceae, and Cyanophyceae. In 2020, three classes of phytoplankton were also found, namely Bacillariophyceae, Chlorophyceae, and Cyanophyceae. The average abundance of phytoplankton in 2019 was 1045.41 ind / l, in 2020 the average abundance was 2560.15 ind / l. In 2019, the diversity of phytoplankton was categorized as moderate, uniformity was categorized as high, and dominance was categorized as low. In 2020, diversity, uniformity and dominance will be categorized as low. The phenomenon of thick foam that covers the research location in 2019 originates from the river estuary, which is the location of disposal waste from shrimp pond activities in Wayhawang Village, and at the research location a toxic phytoplankton was identified, namely Nitzchia sp. and Pseudo-nitzschia.Keywords: Community Structure, Phytoplankton, Kaur Regency Waters.
Co-Authors Afti Ayu Putri Sinurat Alfian, Achmad Alfian, Achmad Ali Muqsit Ali Muqsit Ali Muqsit Alvianto Simanjorang Amelia Suryanita An Nisa Nurul Suci , An Ana Ariasari Apriliansyah Apriliansyah Aradea Bujana Kusuma Aradea Bujana Kusuma Astini, Lita Astuti, Anggini Fuji Bambang Sulistyo Bambang Sulistyo Bendi Extra Bertoka F. S. P Negara Bertoka Fajar SP Negara Bertoka Fajar SP Negara Bertoka Fajar SP Negara, Bertoka Fajar SP Bertoka Fajar Surya Prawira Negara Bertoka FSP Negara Bertoka FSP Negara Bona Loberto Pakpahan Dede Hartono Dede Hartono, Dede Dwi Ari Yasinto Rahmantyo Eko Nofriadiansyah Ervina Herliany, Nurlaila Fahri Rizky Firdha Iresta Wardani Firman Manalu Fitrisyah, Yandi habiburrahman, Lalu Harun Al Rasyid Helen Marlina M Hence Mahyarany Pasaribu Hidayah, Novita Nurul Indah Purnamasari Istikomah Jesica Marta Yosefa Jojor Marito Sinaga Kiki Median Leni Maryani Listyaningrum, Noviyanti M. Taufik Maestro Munru Maya Anggraini Maya Anggraini Maya Anggraini Fajar Utami Maya Angraini Fajar Utami Maya Angraini Fajar Utami, Maya Angraini Fajar Mujab, Muamar Mukti Dono Wilopo Mulstory Wander Simarmata Nella Tri Agustini, Nella Tri Nico Deodatus Adhi Nining Nursalim Noviyanti Listyaningrum Nurlaila Ervina Herliany Nurlaila Ervina Herliany Nurlaila Ervina Herliany Okawati Silitonga Pahabol, Aleks Permatasari, Nurul Person Pesona Renta Person Pesona Renta Person Pesona Renta Pinsi Hariman Pinsi Hiriman Rahmadina, Elsa Raja Aditya Sahala Siagian Rizki Slamet Slamet, Rizki Syarifudin Nur Trisela Yunisti Ully Wulandari, Ully Vania, Fedora Yar Johan Yar Johan Yar Johan Yar Johan Yar Johan Yar Johan Yar Johan, Yar Yusarwan Yamadipo Zamdial Zamdial, Zamdial