Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

karakteristik fisiologi dan produksi tanaman karet klon GT1 dengan perlakuan stimulan gas M Rizki Satria Utomo; Yayuk Purwaningrum; Indra Gunawan
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 8, No 2 (2020): Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v8i2.3087

Abstract

Karakter fisiologi lateks merupakan gambaran dari kemampuan tanaman karet dalam mensintesis asimilat menjadi bahan pembentuk lateks, diantara karaker fisiologi lateks yang penting adalah, sukrosa, fosfat anorganik, dan thiol. Penelitian ini di lakasanakan di Provinsi Sumatera Utara, Kabupaten Langkat, Kecamatan Besitang, Desa Halaban, Dusun sidorejo. Dengan ketinggian tempat 500-700 Mdpl dengan topografi berbukit. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2019. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial dengan 3 ulangan yang terdiri dari 2 taraf, yaitu E1 (ET/15d): stimulan cair (etefon) diberikan 15 hari sekali dan E2 (ETG/27d): stimulan gas diberikan 27 hari sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi lateks yang lebih tinggi di hasilkan oleh perlakuan E2 (ETG/27d): stimulan gas diberikan 27 hari sekali. Begitu pula pada karakter fisiologi lateks, penggunaan perlakuan E2 (ETG/27d): stimulan gas diberikan 27 hari sekali juga lebih baik.
Pengaruh Sistem Eksploitasi Terhadap Produksi Karet Pada Klon PB 260 Adri Airil Nasution; Yayuk Purwaningrum; Yenni Asbur; Murni Sari Rahayu; Nurhayati Nurhayati
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 7, No 1 (2019): Agriland Volume 7 No. 1 Januari-Juni 2019
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v7i1.3473

Abstract

Untuk produksi tanaman karet di Provinsi Sumatera Utara tahun 2012 yaitu 501.484 ton dengan luas lahan 470.202 ha, dan tahun 2013 meningkat menjadi 513.783 ton dengan luas lahan 475.724 ha dari produksi perkebunan rakyat 250.800 ton. dengan luas tanah 300.947 ha, perkebunan negara 102.710 ton, luas lahan 71.945 ha dan hanya terjadi di perkebunan karet rakyat, tetapi juga di perkebunan besar milik swasta dan pemerintah. Pengaplikasian stimulan membutuhkan pengawasan yang lebih intensif, karena risiko pengaplikasian yang tidak tepat adalah mengeringnya jalur sadap. Untuk alasan ini, disarankan untuk selalu mengamati apa yang disebut Brown Bast. Sistem eksploitasi dapat memberikan tekanan fisiologis pada tanaman karet, sehingga perlu dilakukan pengamatan parameter fisiologis melalui diagnosis lateks yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem eksploitasi terhadap kondisi kesehatan tanaman. Hasil pada Tabel 1 menunjukkan bahwa sistem eksploitasi berpengaruh signifikan terhadap produksi (g p-1s-1), produksi tertinggi (g p-1s-1) diperoleh pada perlakuan S / 2 U d3 ETG / 27d dan produksi (g p-1s). -1) terendah pada perlakuan S / 4 d3 ET / 30 hari.
Aplikasi pupuk organik cair kulit pisang dan pupuk kandang ayam pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun (Cucumis Sativus L.) Mahyuddin Mahyuddin; Yayuk Purwaningrum
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 7, No 1 (2019): Agriland Volume 7 No. 1 Januari-Juni 2019
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.057 KB) | DOI: 10.30743/agriland.v7i1.1236

Abstract

Kandungan enzim xylase kulit pisang mengandung unsur kimia seperti magnesium, sodium, fosfor, sulfur sehingga kulit pisang memiliki potensi yang baik untuk dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair kulit pisang dan pupuk kandang ayam, serta mengetahui dosis yang paling optimal terahadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)  dengan dua faktor yaitu faktor dosis pupuk organik cair dan pupuk kandang. Dosis pupuk cair organik kulit pisang yang digunakan yaitu P0 (0 mL/tanaman), P1 (20 mLtanaman), P2 (40 mL/tanaman), dan P3 (60 mL/tanaman). Dosis pupuk kandang ayam yang digunakan yaitu A0 (0 kg plot), A1 (2 kg/plot), A2 (4 kg/plot) dan A3 (6 kg/plot). Hasil penelitian menunjukan pupuk organik cair kulit pisang berpengaruh terhadap jumlah cabang produktif, pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh terhadap jumlah cabang produktif tetapi tidak berpengatuh terhadap berat buah per sampel dan berat buah per plot. Dosis yang paling optimal untuk pupuk cair organik kulit pisang yaitu P2 (40 mL/tanaman) dan dosis yang paling optimal untuk pupuk kandang ayam yaitu A3 (6 kg/plot).
KARAKTER FISIOLOGI LATEKS DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRODUKSI LATEKS KLON GT 1 DI KEBUN KARET RAKYAT KABUPATEN LANGKAT Yayuk Purwaningrum; Yenni Asbur
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 37, Nomor 1, Tahun 2019
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v37i1.603

Abstract

Kadar sukrosa, fosfat anorganik dan thiol merupakan karakter fisiologi pada tanaman karet yang erat hubungannya dengan kemampuan tanaman dalam pembentukan lateks. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara karakter  fisiologi dengan produksi lateks pada klon GT 1 dan waktu aplikasi stimulan yang tepat tanpa mengganggu kesehatan tanaman karet. Penelitian ini dilaksanakan di kebun karet rakyat desa Harapan, Kecamatan Sei Lapang, Kabupaten Langkat Sumatera Utara.  dan Laboratorium Fisiologi Balai Penelitian Sungei Putih pada tahun 2018. Klon yang diuji dalam penelitian ini yaitu klon GT 1 pada umur 20 tahun. Penelitian ini menggunakan metode Analisis  Statistik Uji Korelasi dan Regresi. Berdasarkan analisa statistik hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa kadar sukrosa berkorelasi negatif dengan produksi lateks, Bulan Juni produksi lateks tinggi dipengaruhi oleh faktor fisiologi lateks sebesar 57,25%. Kondisi tersebut merupakan waktu yang tepat untuk aplikasi stimulansia pada klon GT 1. 
TANGGAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasilliensis Muell Arg) KLON PB 330 DAN SIFAT KIMIA MEDIA TANAM DENGAN PEMBERIAN PEMBENAH TANAH Ariifin Ashari; Yenni Asbur; Yayuk Purwaningrum
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 37, Nomor 2, Tahun 2019
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v37i2.660

Abstract

Pembibitan karet perlu dikelola dengan baik karena mutu bibit karet yang dihasilkan sangat menentukan performa perkebunan karet. Selain penggunaan klon unggul anjuran, peningkatan produktivitas lahan juga merupakan hal penting dalam meningkatkan produktivitas hasil tanaman karet, diantaranya adalah dengan penggunaan pembenah tanah. penelitian ini bertujuan untuk mempelajari respon pertumbuhan bibit karet klon PB 330 dan sifat kimia media tanam dengan pemberian pembenah tanah. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok non-faktorial enam ulangan dengan pembenah tanah sebagai perlakuan sebanyak tiga perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembenah tanah kompos kandang ayam mampu meningkatkan kandungan  C-organik, N-total, P-tersedia, dan K-tersedia media tanam berturut-turut sebesar 92.06%, 175.00%, 74.14%, dan 82.14%. Pembenah tanah kompos jerami mampu meningkatkan kandungan C-organik, N-total, dan K-tersedia media tanam berturut-turut sebesar 92.06%, 175.00%, dan 3.57%, tetapi belum mampu meningkatkan kandungan P-tersedia media tanam. Pembenah tanah kompos kandang sapi hanya mampu meningkatkan kandungan C-organik dan N-total media tanam, tetapi menurunkan kandungan P-tersedia dan K-tersedia media tanam.             Pembenah tanah kompos kandang ayam mampu meningkatkan pertumbuhan bibit karet asal stump klon PB 330 dibandingkan dengan pembenah tanah kompos jerami, kompos kandang sapi, dan kontrol.
KARAKTERISTIK FISIOLOGIS DAN HASIL LATEKS TANAMAN KARET KLON GT1 DENGAN PERLAKUAN SISTEM SADAP PENDEK PADA PERKEBUNAN KARET RAKYAT Yayuk Purwaningrum; Yenni Asbur; Arif Anwar; Febri Wira Nanta Ginting
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 38, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v38i1.695

Abstract

Indonesia memiliki areal perkebunan karet terluas di dunia, yaitu sekitar 3,67 juta Ha pada tahun 2017, namun dari sisi produksi hanya berada pada posisi kedua setelah Thailand. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisiologis dan hasil lateks tanaman karet klon GT 1 dengan perlakuan sistem sadap pendek di perkebunan karet rakyat. Penelitian dilaksanakan di Desa Halaban Dusun Sidorejo Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara dengan ketinggian tempat 500-700 m dpl dan jenis tanah ultisol. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Non-faktorial dengan lima ulangan dan tiga perlakuan sistem sadap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode Januari-Juni, kadar fosfat anorganik (FA) lebih tinggi pada perlakuan panjang alur sadap S/4 d3 ET 2,5% dibandingkan dengan panjang alur sadap S/2 d3 ET 2,5%, dan S/8 d3 ET 2,5%. Hasil lateks dengan panjang alur sadap S/2 d3 ET 2,5% lebih tinggi pada saat daun tanaman karet optimal (Januari), dan awal gugur daun (Februari), sedangkan hasil lateks pada fase awal daun baru (Maret-April), dan daun flush (Mei-Juni), lebih tinggi pada panjang alur sadap lebih pendek (S/8 d3 ET 2,5%).
POTENSI BEBERAPA GULMA SEBAGAI TANAMAN PENUTUP TANAH DI AREA TANAMAN KELAPA SAWIT MENGHASILKAN Yenni Asbur; Rahmi Dwi Handayani Rambe; Yayuk Purwaningrum; Dedi Kusbiantoro
Jurnal Penelitian Kelapa Sawit Vol 26 No 3 (2018): Jurnal Penelitian Kelapa Sawit
Publisher : Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2421.387 KB) | DOI: 10.22302/iopri.jur.jpks.v26i3.69

Abstract

Pengelolaan tanaman penutup tanah merupakan salah satu merupakan salah satu teknik konservasi tanah dan air di perkebunan kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari potensi beberapa gulma sebagai tanaman penutup tanah di perkebunan kelapa sawit menghasilkan. Penelitian dilaksanakan di perkebunan kelapa sawit rakyat umur 20 tahun di Desa Namorambe Kecamatan Namorambe, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara dari Maret sampai Juni 2017. Penelitian disusun menggunakan rancangan acak kelompok satu faktor. Empat spesies gulma (N. biserrata, A. gangetica, P. conjugatum, dan A. conyzoides) dijadikan sebagai perlakuan, setiap perlakuan diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa N. biserrata, A. gangetica, P. conjugatum, dan A. conyzoides berpotensi digunakan sebagai tanaman penutup tanah di area kelapa sawit menghasilkan. Keempat spesies tersebut mudah diperbanyak, cepat menutup lahan (8-12 minggu setelah tanam), memproduksi daun dan cabang cukup banyak, dan cukup mengandung unsur hara di dalam jaringan tanamannya. Kandungan N, P, K, dan C organik tertinggi berturut-turut terdapat pada N. biserrata (4,02% N), P. conjugatum (0,31% P), A. gangetica (2,41% K), dan A. conyzoides (37,23% C-organik).
Evaluasi Pertumbuhan Asystasia gangetica (L.) T. Anderson Sebagai Tanaman Penutup Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit Menghasilkan pada Jarak Tanam dan Jenis Setek Batang Berbeda Yenni Asbur; Yayuk Purwaningrum; Murni Sari Rahayu; Dedi Kusbiantoro; Khairunnisyah Khairunnisyah
Jurnal Penelitian Kelapa Sawit Vol 30 No 2 (2022): Jurnal Penelitian Kelapa Sawit
Publisher : Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/iopri.jur.jpks.v30i2.184

Abstract

Asystasia gangetica (L.) T. Anderson is an invasive weed that must be controlled in oil palm plantations. However, the results showed that previously in Semanjung Malaysia A. gangetica was used as a cover crop in oil palm plantations. The purpose of this study was to determine the best spacing and stem cuttings that produced the best growth of A. gangetica as a cover cover crop in mature oil palm plantations. The study used a factorial randomized block design with six replications at a plot size of 2 m x 2 m with plant spacing (10 cm x 10 cm, 20 cm x 20 cm, and 40 cm x 40 cm) and stem cuttings (top cuttings, middle cuttings, and bottom cuttings) as treatment. The results showed that the plant spacing of 10cm x 10cm is the optimum plant spacing for the growth of A. gangetica as cover crop as indicated by higher survived plant percentage and faster soil coverage than the spacing of 20cm x 20cm and 40cm x 40cm. Top cuttings are the best way to multiply A. gangetica to get optimal growth as cover crop.
HUBUNGAN SUKROSA DENGAN PRODUKSI LATEKS PADA TANAMAN KARET KLON PB 260 UMUR BERBEDA Yayuk Purwaningrum; Yeni Asbur; Murni Sari Rahayu; Rahmi Dwi Handayani Rambe; Dedi Kusbiantoro; Khairunisyah Nasution
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 39, Nomor 2, Tahun 2021
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v39i2.752

Abstract

PB 260 atau dikenal dengan klon quick starter memiliki masa gugur daun lebih cepat dibandingkan dengan jenis klon lainnya. Pada penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara perbedaan umur tanaman karet klon PB 260 dengan kadar kandungan sukrosa lateks yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Afdeling I, Bandar Betsy, Kabupaten Simalungun, pada ketinggian 900 m di atas permukaan laut. Tanaman yang diamati yaitu jenis klon PB 260 dengan waktu tahun tanam 2004, 2005, 2010 dan 2011 yang memiliki lingkar batang 60-75 cm dan dihitung dengan tinggi 130 cm di atas permukaan tanah. Metode penelitian ini ditentukan dari analisis uji korelasi dan regresi. Hasil penelitian diperoleh hubungan antara peran dari kandungan sukrosa terhadap produksi lateks klon PB 260 diperoleh waktu tahun tanam 2004 yang kecil hanya 3%, tahun tanam 2005 sebesar 14%, 2010 dan 2011 sangat kecil hanya 0,3%.
Aplikasi Bokashi Jerami dan Pupuk SP36 Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Hijau (Vigna radiata L) pada Tanah Andisol Mindalisma Mindalisma; Chairani Siregar; Yenni Asbur; Yayuk Purwaningrum
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 10, No 3 (2022): Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v10i3.6327

Abstract

Kacang hijau merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki prospek sangat baik dikembangkan di Indonesia. Namun produktivitas yang masih rendah dan lahan budidaya yang terbatas. menyebabkan perlu dilakukan tekhnik budidaya yang tepat diantaranya dengan pemberian pupuk bokashi dan SP36. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi kacang hijau dengan pemberian bokashi jerami padi dan pupuk SP36 pada tanah Andisol Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UISU, Jl. Karya Wisata, Gedung Johor, Medan, Sumatera Utara dengan ketinggian Tempat ±25 m dpl,  dengan topografi datar dari Desember 2021 sampai Maret 2022. Penelitian menggunakan model Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang diulang sebanyak tiga kali dengan dosis bokashi jerami padi dan pupuk SP36 sebagai faktor perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bokashi dan pupuk SP36 mampu meningkatkan pertumbuhan dan produksi kacang hijau terbaik dibandingkan perlakuan lainnya. Interaksi perlakuan terbaik yang menghasilkan pertumbuhan dan produksi kacang hijau tertinggi adalah Interaksi perlakuan J3P3, yaitu pemberian 75 g bokashi/polybag dan 1.5 g SP36/polybag.