Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PERBANDINGAN KONSENTRASI α-AMILASE SEBAGAI METODE ENZIMATIS TERMODIFIKASI DALAM PRODUKSI GLUKOMANAN DARI UMBI ILES-ILES (Amorphophallus oncophyllus): Comparison of α-amylase concentration as Enzymatic Modified Method in Glucomannan Production from Iles-iles Tubers (Amorphophallus oncophyllus)] Indra Kurniawan Saputra; Edy Mulyono
Pro Food Vol. 7 No. 2 (2021): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/profood.v7i2.189

Abstract

ABSTRACT The glucomannan in iles-iles tubers needs to continuously develop the production procedures to increase the economic value of tubers, which are export commodities with a high level of demand. This study aimed to determine the effectiveness of increasing the α-amylase concentration on glucomannan levels, degree of whiteness (DoW), and their interactions. The method was modified to increase α-amylase concentration (2.5, 4.5, 6.5, and 8.5 % (v/v)) in 3 Litter of Water with a mixture of 100 grams of iles-iles flour. Meanwhile, the determination of DoW analyzed was used chromameter. The results showed that the best treatment was the α-amylase concentration of 2.5% (v/v) in 2 hours resulting in the highest glucomannan content compared to other concentrations. Based on the results of analysis of variance (ANOVA), it showed that the interaction between time and concentration and treatment time (2, 4, and 6 hours) and concentration (2.5, 4.5, 6.5, and 8.5% (v/v)) had a significant effect on glucomannan levels. However, the level of DoW was still experiencing an enlargement result compared with DoW of commercial glucomannan flour.   ABSTRAK             Glukomanan dalam umbi iles-iles perlu terus dilakukan pengembangan prosedur produksi untuk meningkatkan nilai ekonomis umbi yang merupakan komoditas ekspor dengan tingkat permintaan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas peningkatan konsentrasi enzim α-amilase terhadap kadar glukomanan, derajat putih dan interaksinya. Metode yang dilakukan merupakan metode modifikasi peningkatan konsentrasi enzim α-amilase 2.5, 4.5, 6.5 dan 8.5 % (v/v) dalam 3 L air dengan campuran 100 gr tepung iles-iles. Sedangkan penentuan derajat putih dianalisis dengan alat chromameter. Hasil menunjukkan bahwa perlakuan terbaik didapatkan dengan konsentrasi enzim α-amilase 2.5% dengan waktu 2 jam menghasilkan kadar glukomanan tertinggi dibandingkan dengan kadar glukomanan perlakuan lainnya. Berdasarkan hasil analisis variansi (ANOVA) memperlihatkan interaksi antara waktu dan konsentrasi serta perlakuan waktu (2, 4, dan 6 jam) dan konsentrasi (2.5, 4.5, 6.5, dan 8.5 %) berpengaruh nyata terhadap kadar glukomanan. Akan tetapi tingkat keputihan masih mengalami pelebaran hasil dengan derajat keputihan tepung glukomanan komersial.
A Puding Kedelai Porang Instan dengan fortifikasi tepung daun kelor Sebagai Pangan Fungsional Pencegah Stunting: Instant Porang Soy Puding with Fortification of Moringa Leaf Flour as a Functional Food to Prevent Stunting Rini Nofrida; Novia Rahayu; Zainuri Zainuri; Indra Kurniawan Saputra
Pro Food Vol. 9 No. 1 (2023): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan )
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/profood.v9i1.320

Abstract

Stunting adalah kondisi kronis kekurangan gizi yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu yang lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Tepung daun kelor dapat ditambahkan kedalam makanan selingan seperti puding untuk meningkatkan nilai gizi puding. Puding dibuat dengan penambahan glukomanan porang dan tepung kedelai. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daun kelor pada formulasi pembuatan bubuk puding kedelai porang instan sebagai bahan baku pembuatan puding kedelai porang terhadap tingkat kesukaan (hedonik) dan penilaian secara organoleptic skoring serta kandungan gizi dan % Angka Kecukupan Gizi (AKG) pada formula terbaik berdasarkan uji organoleptik. Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan penambahan tepung daun kelor, yaitu 0%, 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5% dari jumlah tepung kedelai yang digunakan, emua perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Data yang terkumpul dianalisa menggunakan analisa keragaman dengan taraf 5%. Jika terjadi perbedaan nyata antar perlakuan diuji lanjut dengan menggunakan Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Berdasarkan hasil uji organoleptik skoring dan hedonik perlakuan terbaik adalah pada penambahan tepung daun kelor sebanyak 3% dengan kandungan nutrisi pada bubuk puding kedelai porang instan yaitu kadar air 6.7 %, protein 36.5%, dan kalsium 419,1 mg/100 g. Kandungan nutrisi pada puding kedelai porang adalah kadar air 87.4 %, protein 4.12 %, dan kalsium 33,03 mg/100 g, serta memenuhi 7.62 % kebutuhan kalsium dan 30,9 % kebutuhan protein harian anak usia 1-3 tahun dan 4.95% kebutuhan kalsium dan 24,72% kebutuhan protein harian anak usia 4-5 tahun.
Pemanfaatan Limbah Buah Pepaya dan Limbah Rumah Tangga Sebagai Pupuk Organik Ratna Juwita; Dwi Listyorini; Indra Kurniawan Saputra; Intan Chairun Nisa; Norman Yoshi Haryono; Kennis Rozana; Anastacia Verena Salim; Muhibbatul Ma'rifah; Gracela Noveline Christiana Telaumbanua; Lea Assyifa; Rizqullah Janitra Kristian Abadi; Ken Raos Regina
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat (SINAPMAS) Inovasi IPTEKS untuk Meningkatkan Peran Serta Masyarakat Menuju Indonesia Mandiri
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat (SINAPMAS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara guna menambah kesuburan pada tanaman. Pupuk NPK sudah banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia, namun masih jarang digunakan oleh para petani di Indonesia, karena harga pupuk NPK tergolong mahal dari pada pupuk tunggal dan cara pemakaiannya sedikit berbeda dari biasanya. Pupuk NPK memiliki kandungan nutrisi yang sudah pasti atau tetap, sehingga dosis yang digunakan untuk formulasi tanaman berbeda, tergantung dengan jenis tanaman. Pepaya (Carica papaya L.) merupakan salah satu tanaman tropis yang termasuk dalam genus Carica dan keluarga Caricaceae. Pada saat musim panen, buah pepaya akan masak secara serentak dan buruknya tidak bisa disimpan lama setelah dipetik. Ada pula yang busuk akibat hama, hujan, dan jatuh. Pada pengabdian ini kami melakukan pengolahan limbah buah pepaya yang diolah menjadi pupuk organik. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pelatihan pembuatan pupuk organik dari MOL limbah buah pepaya dan limbah rumah tangga dilaksanakan secara tatap muka di balai Desa Ponggok. Berdasarkan dari hasil survei diperoleh informasi bahwa 87% masyarakat belum memanfaatkan limbah buah pepaya sebagai pupu organik.Kata kunci: pupuk, pepaya, MOL, pengabdian
Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Berbantuan Dekomposier Maggot dan Budidayanya untuk Mendukung Program Sekolah Adiwiyata SD Negeri 5 Lawang Fatchur Rachman; Sitoresmi Prabaningtyas; Frida Kunti Setiowati; Indra Kurniawan Saputra; Ahmad Imam Nurdin
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat (SINAPMAS) Inovasi IPTEKS untuk Meningkatkan Peran Serta Masyarakat Menuju Indonesia Mandiri
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat (SINAPMAS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat merupakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yang harus dilaksanakan. Kegiatan PKM ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2022 di SD Negeri 5 Lawang dan bertujuan untuk memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik berbantuan dekomposer Maggot dan budidayanya untuk mendukung program sekolah adiwiyata. Maggot merupakan larva yang dihasilkan dari lalat Black Soldier Fly (BSF) dengan nama ilmiah Hermetia illucens. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan sebanyak 2 kali. Kegiatan pertama seminar untuk memberikan pemahaman mengenai pupuk organik, jenis-jenis sampah dan potensi maggot untuk mengurai sampah. Pelatihan diawali dengan kegiatan pretest dan diakhiri dengan posttest. Soal tes multiple choice tentang materi sampah dan maggot BSF digunakan dalam kegiatan ini. Kegiatan kedua mengembangkan tempat budidaya Maggot serta cara penangkapan induk lalat BSF. Hasil pretest dan postest menunjukkan adanya perbedaan antara nilai pretest dan posttest, artinya terdapat peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta pelatihan. Hasil kegiatan kedua dalah terbentuk instalansi kandang tempat pengembangbiakan lalat BSF serta medium yang siap digunakan untuk menangkap indukan lalat BSF. Pengetahuan dan ketrampilan pembuatan pupuk organik berbantuan decomposer Maggot beserta budidayanya oleh warga SDN 5 Lawang dapat menjadi pendukung program Sekolah Adiwiyata.Kata kunci—pupuk organik, decomposer, maggot, sekolah adiwiyata
Profil Gaya Hidup Bebas Sampah Masyarakat Pesisir Kabupaten Malang Yunita Rakhmawati; Agus Dharmawan; Indra Kurniawan Saputra; Mardiana Lelitawati; Nur'aini Kartikasari; Nadila Sekar Zahida; Teguh Yuwono; Muhamad Syaikhu Alam
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat (SINAPMAS) Perguruan Tinggi Mengabdi: Berkarya dan Berinovasi Untuk Membangun Masyarakat Semakin Tangguh di Mas
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat (SINAPMAS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis situasi gaya hidup bebas sampah (zero waste) masyarakat pesisir Kabupaten Malang saat dilakukan publikasi hasil penelitian pemanfaatan tulang ikan sebagai bahan tambahan makanan. Fokus utama penelitian ini adalah mengetahui kehidupan dan bagaimana masyarakat menghadapi gaya hidup bebas sampah, serta menemukan solusi dalam mendukung terwujudnya gaya hidup bebas sampah. Pengumpulan data dilaksanakan menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Terdapat 52 orang (28 laki-laki dan 24 perempuan) di atas 18 tahun, yang terpilih secara acak, berpartisipasi dalam survei gaya hidup bebas sampah. Berdasarkan responden survei, semua partisipan (100%) menyatakan pentingnya gaya hidup bebas sampah. Namun, terdapat 10% dari partisipan yang mengaku belum menerapkan gaya hidup bebas atau “minim” sampah. Alasannya tersebar masing-masing 20% menyatakan bahwa mereka tidak menyadari bahwa aksinya dapat mengubah apa pun; gaya hidup bebas sampah merupakan hal yang tidak mungkin dilakukan; kurang fasilitas pendukung; dan menghabiskan lebih banyak waktu dan biaya. Bagi masyarakat yang sudah berpartisipasi, mengungkap tantangan terbesar (28%) yang dihadapi dalam menjalani gaya hidup bebas atau “minim” sampah adalah banyaknya barang-barang yang termasuk kedalam kebutuhan pokok dikemas secara berlebihan (menggunakan banyak plastik), disusul oleh kurangnya motivasi (21%) dan memakan lebih banyak waktu (19%). Dalam menghadapi tantangan tersebut, hampir setengah partisipan menyatakan bahwa dengan adanya panduan rinci untuk gaya hidup bebas sampah serta dibangunnya lebih banyak fasilitas pendukung dapat menjadi solusi.Kata Kunci: limbah tulang ikan, zero waste, masyarakat
Profil Keterbukaan Inovasi Masyarakat Nelayan Kecamatan Gedangan, Malang dalam Mendukung Program Ekonomi Kreatif Indra Kurniawan Saputra; Yunita Rakhmawati; Rifka Fachrunnisa; Mardiana Lelitawati; Nur'aini Kartikasari; Tsania Wardah Maulidiyah; Febriandri Annisa Murti; Arik Anggara; Aisyah Khoirunnisa
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat (SINAPMAS) Perguruan Tinggi Mengabdi: Berkarya dan Berinovasi Untuk Membangun Masyarakat Semakin Tangguh di Mas
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat (SINAPMAS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada akhir dekade ini menuntut semua kalangan masyarakat untuk terbuka terhadap perubahan dan inovasi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran profil keterbukaan inovasi masyarakat nelayan di Kecamatan Gedangan KabupatenMalang sebagai daerah yang secara intens menerima pelatihan dan pembinaan. Sebagai konsekuensinya, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif sebagai pendekatan penelitiannya dengan metode survei. Masyarakat nelayan yang berpartisipasi dalam penelitian ini berjumlah 52 orang dengan 28 laki-laki dan 24 perempuan yang memiliki latar belakang pendidikan yang beragam mulai dari SD hingga Sarjana. Survei dalam studi ini dilakukan bersamaan dengan acara pelatihan pembuatan saus ikan Juni 2021. Angket keterbukaan terhadap inovasi diukur dengan dengan lima indikator utama yaitu keluasan (breadth); kedalaman (depth); keterlibatan (number of actors); ketercapaian (number of phases); dan kebebasan (freedom). Berdasarkan hasil, hampir semua indikator pengukuran keterbukaan inovasi masyarakat nelayan Gedangan menunjukan rerata di atas 75% (masing-masing keluasan 82%; kedalaman 88%; keterlibatan 78%; ketercapaian 75%; dan kebebasan 94%). Hal ini menunjukan bahwa masyarakat Gedangan memiliki keterbukaan inovasi yang tinggi, sehingga masyarakat di daerah lain juga perlu mendapatkan pelatihan dan pembinaan secara intens.Kata kunci: Keterbukaan inovasi, nelayan, ekonomi kreatif
Analysis Study of Soil Phosphorus Availability on the Growth of Oil Palm Seedlings (Elaeis guineensis Jacq.) with the Application of Liquid Fertilizer and Guano Fertilizer (Bat Manure) in Main-Nursary Lubis, Fiqi Alfisar; Kusbiantoro, Dedi; Asbur, Yenni; Purwaningrum, Yayuk; Kurniawan, Indra Saputra
Contributions of Central Research Institute for Agriculture Vol. 18 No. 2 (2024): April: Agriculture
Publisher : Central Research Institute For Agriculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59651/cceria.v18i2.138

Abstract

Guano fertilizer is a fertilizer derived from bat dung which is organic fertilizer, and contains a lot of P elements that can increase plant growth both vegetatively and generatively. The purpose of this study was to determine the effect of the application of Banana Stem POC and Guano fertilizer (Bat Manure) on soil P availability and growth of oil palm seedlings in the Main-Nursery. The experimental design used was a factorial Randomized Group Design with three replications. The treatments were arranged in four levels each of Banana Stem POC (C0 = Control, C1 = 1.5 ml/l water/Polybeg, C2 = 3 ml/l water/Polybeg, C3 = 4.5 ml/l water/Polybeg) and Guano Fertilizer (K0 = Control, K1 = 200 g/Polybeg, K2 = 400 g/Polybeg, K3 = 600 g/Polybeg). Banana stem is an agricultural waste that can be used as a useful product because it contains potential compounds, while Bat guano fertilizer has several advantages, namely it can stay longer in soil tissue, increase soil productivity and provide food for plants. These results show that the application of Banana Stem POC and Guano Fertilizer can increase the growth of plant height, stem diameter, leaf area and P available.
REKA BENTUK GENETIC POP UP BOOK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN YANG MENINGKATKAN DAYA INGAT SISWA SMA Saputra, Indra Kurniawan; Kinasih, Sakinah Vinda Putri; Alfi'ah, Nurul; Kusmayadi, Claresia Tsany; Kamaliya, Eliza Fitri; Maryadi, Mohammad Ridho Dwi
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 12, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um052v12i2p114-119

Abstract

Abstrak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas rancangan media Genetic Pop Up Book sebagai media pembelajaran yang meningkatkan daya ingat siswa terhadap materi genetika. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah systematic review kualitatif dengan 6 langkah, yaitu 1) memformulasikan pertanyaan penelitian. 2) melakukan pencarian literatur systematic review. 3) melakukan skrining dan seleksi artikel penelitian yang cocok. 4) melakukan analisis dan sintesis temuan-temuan kualitatif.  5)  memberlakukan kendali mutu. 6) menyusun artikel narrative. Rancangan Genetic Pop Up Book merupakan rancangan media pembelajaran yang menggunakan 3 dimensi dan interaktif dalam setiap halamannya.  Materi genetika yang dimuat yaitu sub bab centraldogma yang terdiri atas pengertian genetika, penemu struktur double helix DNA, sejarah penemuan struktur double helix, DNA, RNA, replikasi, transkripsi, translasi serta latihan soal. Rancangan Genetic Pop Up Book dapat meningkatkan daya ingat siswa terhadap materi genetika melalui pengalaman belajar khusus dengan menggeser, membuka, dan melipat bagian buku pop up.Abstract. This paper sheds a new light on the strategies to foster student’s entrepreneurial skills by administering creative thinking infusion learning as the learning framework in a biology classroom. Creative thinking infusion learning is construed as bringing or showing the stages of creative problem solving’s thinking of student thinking in the classroom. To assist student engaging with the infusion in the classroom, we utilised creative thinking diagram to generate entrepreneurial ideas that apply the concept of Biology in solving a problem. Student’s entrepreneurial skills were gauged by six creative entrepreneurship indicators. To investigate those indicators, this paper administrated one group pre-test post-test design and mixed-method approach by using diagram thinking, questionnaires, reflective essays, and interview. The analysis did not show any significant impact of the creative thinking infusion learning towards entrepreneurial skills. This result was demonstrated by no significance differences were seen in the sixth indicators.
Kombinasi Pektin Kulit Buah Naga dan Enzim PMEs Bacillus subtilis dengan Nutrisi Molase sebagai Bahan Baku Pembuatan Biometanol Abdillah, Himas Willya Putri; Azzahra, Fahda Bilqis; Haliza, Fitri Nur; Nurlaily, Febyka Rahma; Febriani, Dwi; Saputra, Indra Kurniawan
JRST (Jurnal Riset Sains dan Teknologi) Volume 9 No. 1 Maret 2025: JRST
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/jrst.v9i1.21749

Abstract

Ketersediaan bahan bakar fosil yang menipis membutuhkan pengembangan energi baru terbarukan, seperti biometanol. Kulit buah naga dengan kandungan pektin bermetoksil tinggi berpotensi menjadi bahan baku alternatif melalui proses hidrolisis enzimatik. Tujuan dari riset ini yaitu untuk mengetahui kadar metoksil pektin kulit buah naga, mengetahui pengaruh penambahan molase pada media NB terhadap pertumbuhan Bacillus subtilis, mengetahui pengaruh penambahan molase pada media NB terhadap aktivitas ekstrak kasar enzim PMEs Bacillus subtilis, serta mengkaji potensi metoksil pektin yang dapat dihidrolisi menggunakan enzim PMEs dan menghasilkan biometanol. Tahapan riset meliputi preparasi kulit buah naga, ekstraksi kulit buah naga, analisis kadar metoksil pektin, pembuatan media NB nutrisi molase, pembuatan kurva pertumbuhan Bacillus subtilis, produksi ekstrak kasar enzim PMEs Bacillus subtilis dengan nutrisi molase, isolasi ekstrak kasar enzim PMEs, dan uji aktivitas ekstrak kasar enzim PMEs. Berdasarkan hasil titrasi, kulit buah naga mengandung gugus metoksil pektin 30,349% tergolong metoksil tinggi. Penambahan nutrisi molase pada media NB Bacillus subtilis dapat mempercepat pertumbuhan Bacillus subtilis dalam mencapai fase eksponensial. Pertumbuhan Bacillus subtilis pada media NB molasses 2,5% mencapai fase eksponensial lebih cepat yaitu 8 jam pertama dengan absorbansi yang lebih tinggi. Sedangkan pertumbuhan Bacillus subtilis pada media NB 0% mencapai fase eksponensial pada 10 jam pertama. Kultur Bacillus subtilis pada media NB molase 2,5% menghasilkan ekstrak kasar enzim PMEs dengan aktivitas yang lebih baik yaitu 0,668 unit/mL. Enzim PMEs akan meningkatkan sakarifikasi dan meningkatkan hasil pektin yang diekstraksi, sehingga dapat memberikan jalur potensial untuk valorisasi biometanol.
Aplikasi pewarna tekstil alami Morinda citrifolia dengan mordan Averrhoa bilimbi (Molimbi-dye) untuk jenis kain katun, nylon, dan polyester Ghauts Mannah Aji Abdillah; Rizal Muhaimin; Viska Rinata; Devi Mariya Sulfa; Indra Kurniawan Saputra
AGROINTEK Vol 18, No 3 (2024)
Publisher : Agroindustrial Technology, University of Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrointek.v18i3.19972

Abstract

One of the ingredients for making synthetic textile dyes is azo and acrylic which are carcinogenic, causing bladder and kidney cancer. There is a solution to replace synthetic textile dyes of Nusa Tenggara region by using natural dyes from Morinda citrifolia root. This has been done for generations, but it’s only applied to cotton fabric. Basically, natural dyes have low color fastness. Therefore, it’s mixed with Averrhoa bilimbi extract which contains a mordant substance to strengthen the color fabric. The purpose of study are to find out the best composition for making Molimbi-dye, the effectiveness of Molimbi-dye application on the three types of fabrics, and to find out Molimbi-dye as a natural textile dye that can replace synthetic textile dyes. The calculation of the composition of Molimbi-dye are 0.5 g/ml, 1.0 g/ml, and 1.5 g/ml from the ratio of the composition to kitchen ash water in a fixed volume of 500 ml. The effectiveness of the Molimbi-dye application is calculated using the RGB (Red, Green, Blue) decimal code which is calculated using RGB calculator to get the average RGB calculation result. Data are analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) and Duncan Multiple Range Test (DMRT) post hoc, with a significance level of α0.05. The results showed that Molimbi-dye staining of cotton, nylon and polyester, produced the colors hopbush, cotton candy, and mauvelous using the best composition, density 1.5 g/ml. Meanwhile, the result of synthetic textile dyes staining of cotton, nylon and polyester, produced the colors royal health, melanie and pale violet. The results of these two dyes are very similar on cotton and polyester fabrics, but on nylon fabrics, Molimbi-dye is seen to be more easily absorbed by fabrics than synthetic textile dyes. In this way, Molimbi-dye can be said to be superior, so it can replace synthetic textile dyes.