Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ERA INFORMASI SEBAGAI PEMBENTUKAN AKHLAK PESERTA DIDIK Hibrul Umam
Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam Vol 12 No 1 (2018): Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi PAI, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51675/jt.v11i1.15

Abstract

Islamic religious education is an urgent matter to be studied for every human being, especially Muslims, because these subjects are very important for students especially in public schools. If not surprised, many students commit crimes everywhere, such as robbing, doing sex outside of marriage, disobeying both parents, not performing prayer and so on. So do not be surprised if Islamic religious education subjects are expected to be able to provide a thirst for their thirst (students) for the meaning of life and the importance of the future. Because Islamic religious education has a principle as a process of self-development, free education, education that is full of human and divine values, principles of life balance, principles of equality, principles of a lifetime, and self-principles. Islamic religious education subjects at least provide or shape the character of students especially in public schools with various approaches both cognitive, affective, and behavioral.
TRANSFORMASI NILAI PENDIDIKAN KEBERAGAMAAN PADA GENERASI MILENIAL Jamal Ghofir; Hibrul Umam
Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam Vol 14 No 1 (2020): Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi PAI, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51675/jt.v14i1.74

Abstract

Keragaman dalam keberagamaan adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam konteks berbangsa dan bernegara. Keragaman yang hadir di sisi kehidupan sosial penting untuk dijaga. Terutama dalam hal memahami keragaman dalam generasi milenial. Generasi muda ini akan menjadi ujung tombak estafet kepemimpinan dalam mengawal peradaban di Nusantara ini. Oleh karena itu transformasi nilai pendidikan agama pada generasi melenial adalah suatu keharusan. Mahasiswa, Pelajar, Santri merupakan bagian dari komunitas kaum muda tersebut yang merupakan kelompok strategis perubah peradaban serta potensial sebagai pengemban misi profetis di masa yang akan datang, perlu kita perhatikan dengan seksama. Mereka jumlahnya sedikit akan tetapi sejarah telah mencatat bahwa perubahan yang ada di negeri ini dan dunia, berawal dari keberanian diri mereka untuk menghadapi tantangan dan kecerdasan intelektual mereka yang mendorong terwujudnya konsolidasi gerakan di manapun berada. Sebenarnya dalam perspektif dimensi agama, semua ajaran agama mengandung klaim kebenaran yang bersifat universal. Namun pada realitanya hal ini memungkinkan terjadi ambiguitas dalam interpretasi menurut tingkat pemahaman, penghayatan, dan moralitas-spiritualitas penganutnya, sehingga memunculkan potensi konflik antar umat beragama.
FENOMENA MANDI LUMPUR LIVE TIKTOK DALAM PERSPEKTIF ISLAM Muhammad Fauzi; Moh. Samsul Arifin; Hibrul Umam
AL - IBRAH Vol 7 No 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61815/alibrah.v7i2.209

Abstract

Perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) membawa beberapa perubahan di masyarakat. TikTok, Facebook, dan Instagram, sebagai Media sosial terlaris, memainkan peran sangat penting dalam perubahan-perubahan sosial budaya tersebut, khususnya pemuda yang paling banyak menjadi konsumennya. Khususnya kehadiran TikTok (yang pada tahun 2021 menjadi aplikasi media sosial yang paling banyak diunduh, dikutip melalui laman blog resmiApptopia, Minggu [2/1/2022], TikTok memiliki 656 juta unduhan secara global, mengalahkan Instagram, 545 juta, Facebook 416 juta, WhatsApp 395 juta, dan Telegram 329 juta) memiliki pengaruh yang begitu besar dalam terjadinya fenomena-fenomena baru perubahan sosial dan budaya. Tiktok merebut perhatian netizen, beberapa fitur dan algoritmanya yang ramah bagi pendatang baru, membuat media sosial ini mengalahkan “media sosial senior” seperti facebook dan instagram. Fitur tayangan langsung (live) yang memiliki menu kirim hadiah berupa gift dan bisa ditukar dengan rupiah oleh penerimanya mengundang kreativitas tanpa batas. Banyak pengguna yang mencari sensasi dengan menayangkan aktivitas unik bahkan “nyeleneh” guna merebut viewer dan mendapat gift. Namun sayangnya, istilah kreativitas kreator konten TikTok belakangan dinilai cukup meresahkan, banyak dari mereka yang menayangkan aktivitas mandi lumpur, joget, menampar diri sendiri, tidur di dekat WC dan hal-hal aneh lainnya. Mereka seperti lupa untuk menjaga harga dirinya demi penonton yang banyak dan gift yang tidak pasti. Islam mengajarkan kita untuk menjaga harga diri dan mengindari aktivitas yang tidak bermanfaat. Apalagi aktivitas yang dengan sengaja mempertontonkan “kebodohan” kepada khalayak melalui media sosial. Berangkat dari pandangan terebut, kami mencoba mencari tahu bagaimana fenomena ini bisa berkembang, apa motivasi kreator konten dalam menayangkan fenomena tersebut dan bagaimana islam memandang hal tersebut melalui riset pustaka media. The development of technology, information and communication (ICT) has brought several changes in society. TikTok, Facebook and Instagram, as the best-selling social media, play a very important role in these socio-cultural changes, especially youth who are the most consumers. Especially the presence of TikTok (which in 2021 became the most downloaded social media application, quoted by Apptopia, Sunday [2/1/2022], TikTok has 656 million downloads globally, beating Instagram, 545 million, Facebook 416 million, WhatsApp 395 million, and Telegram 329 million) have such a big influence in the occurrence of new phenomena of social and cultural change. Tiktok grabs the attention of netizens, some of its features and algorithms are friendly for newcomers, making this social media beats senior social media like facebook and instagram. The live broadcast feature, which has a menu to send gifts and can be exchanged for rupiah by recipients, invites unlimited creativity. Many users are looking for sensation by broadcasting unique and even "odd" activities in order to seize viewers and get gifts. But unfortunately, the term creativity of TikTok content creators has recently been considered quite disturbing, many of them broadcast mud baths, dancing, slapping themselves, sleeping near the toilet and other strange things. They seem to have forgotten to keep their pride for the sake of a large audience and an uncertain gift. Islam teaches us to maintain self-respect and avoid useless activities. Moreover, activities that deliberately show "stupidity" to the public through social media. Departing from this view, we are trying to find out how this phenomenon can develop, what is the motivation of content creators and how Islam views it through media literature research.
SIGNIFIKANSI MEDIA AUDIO VISUALTERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH Mufida, Laily; Afandi; Hibrul Umam
GAHWA Vol 1 No 2 (2023): JANUARY-JUNE
Publisher : STIT Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61815/gahwa.v1i2.247

Abstract

Berdasarkan pengamatan, salah satu rendahnya kemampuan siswa disebabkan karena strategi pembelajaran yang digunakan kurang tepat. Selama ini hanya menggunakan metode mengajar konvensional. Salah satu media pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berfikir dan keterampilan serta belajar mandiri yang dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa adalah Audio Visual. Untuk itu, terdapat 2 rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu bagaimana penggunaan media Audio Visual di Madrasah Diniyah Sabielul Faizin Blega Bangkalan? Bagaimana hasil belajar mata pelajaran Fiqih siswa kelas II Madrasah Diniyah Sabielul Faizin Blega Bangkalan? Adakah signifikansi media Audio Visual terhadap peningkatan hasil belajar mata pelajaran Fiqih pada siswa kelas II Madrasah Diniyah Sabielul Faizin Blega Bangkalan? Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi yaitu suatu penelitian yang tujuannya mencari hubungan antara dua hal, dua variabel atau lebih. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh penggunaan media Audio Visual dalam pembelajaran Fiqih terhadap hasil belajar siswa kelas II di Madrasah Diniyah Sabielul Faizin. Hal ini terbukti dengan hasil korelasi antara variabel X dan Y, dimana hasilnya rxy (0,652) lebih besar dari r tabel (rt) pada taraf signifikasi 5% (0,468) dan 10% (0,590). Sedangkan Ukuran pengaruh penggunaan media Audio Visual dalam pembelajaran Fiqih terhadap hasil belajar siswa kelas II di Madrasah Diniyah Sabielul Faizin, maka dengan memperhatikan besarnya rXY yaitu 0,630, yang besarnya berada pada rentangan antara 0,60-0,799, berarti korelasi antara variabel X dan variabel Y merupakan korelasi positif yang kuat
PENDIDIKAN ANAK DALAM ISLAM (STUDI KOMPARASI PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ‘ULWAN DAN MUHAMMAD ABDUL HAFIZH SUWAID) Agus Fathoni Prasetyo; Hibrul Umam; M. Afif Firdaus
Abata : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Vol. 4 No. 1 (2024): Maret
Publisher : Nahdlatul Ulama University Sunan Giri Bojonegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32665/abata.v4i1.2807

Abstract

Orang tua atau pendidik harus menjaga dan  menanamkan dasar-dasar islam agar terhindar dari kerusakan akhlak dan kepribadiannya. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui bagaimana pendidikan anak menurut Abdullah Nashih ‘Ulwan dan Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid; 2) Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan pendidikan anak menurut Abdullah Nasih ‘Ulwan dan Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan menggunakan jenis penelitian studi pustaka (library research), serta metode pada penelitian ini menggunakan studi Komparatif untuk mencari kesamaan dan perbedaan. Yang terdapat dalam buku Tarbiyatul Aulad Fil Islam: Pendidikan Anak dalam Islam dan Prophetic Parenting cara Nabi Mendidik Anak. Dari penelitian ini didapatkan hasil yaitu materi iman menurut Abdullah Nashih ‘Ulwan adalah membuka kehidupan anak dengan kalimat Laa ilaahaillallah, mengajarkan halal dan haram, memerintahkan ibadah saat umur tujuh tahun, mendidik untuk mencintai Nabi, keluarga, dan membaca al-quran dan menggunakan metode keteladanan. Sedangkan menurut Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid yaitu menalqin anak mengucap kalimamt tauhid, cinta pada Rasulullah, keluarga dan sahabat beliau, mengajarkan al-quran pada anak, membentuk aktivitas anak dan metose keteladanan. Perbedaan terdapat dalam pemikiran Abdullah Nashih ‘Ulwan yaitu tentang mengajari masalah halal dan haram, namun perbedaan ini saling melengkapi dalam mendidik anak dalam Islam.
Transformasi Pembelajaran PAUD Melalui Seni: Membangun Kreativitas dan Ekspresi Anak dengan Pendekatan Inovatif Ulya Ainur Rofi’ah; Malikatus Sholiha; Ummidlatus Salamah; Hibrul Umam; Emi Fahrudi; Ninik Hidayati; Ahmad Ainun Najib; Moh. Mundzir
Ngabekti: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2025): Ngabekti: Edisi Juni 2025
Publisher : STAI Ma'had Aly Al-Hikam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32478/sb9sre57

Abstract

Abstract This study aims to evaluate the impact of implementing art-based learning at RA Hidayatul Islamiyah Tuban through a community service program. The results show positive changes in teaching methods, children's engagement, teacher readiness, and the support of parents and the community. Initially conventional, the learning approach has become more interactive through the integration of art, such as storytelling with illustrations, collage art, music, and role-playing, which promote children's creative expression and social interaction. Teacher training enhanced their ability to integrate art into the curriculum, while outreach efforts to parents strengthened their participation in supporting children's artistic activities. Theoretically, this approach aligns with the developmental theories of Piaget, Vygotsky, and Erikson, as well as the principles of Montessori and Reggio Emilia, which emphasize independent exploration and the documentation of learning processes. Therefore, this study concludes that art-based learning contributes positively to early childhood development and should be sustainably implemented in the early childhood education curriculum. Keywords: arts-based learning, creativity, developmental theory. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak implementasi pembelajaran berbasis seni di RA Hidayatul Islamiyah Tuban melalui program pengabdian masyarakat, dengan hasil yang menunjukkan perubahan positif dalam metode pembelajaran, keterlibatan anak, kesiapan guru, serta dukungan orang tua dan masyarakat. Pembelajaran yang semula konvensional kini menjadi lebih interaktif melalui penerapan seni, seperti storytelling dengan ilustrasi, seni kolase, musik, dan permainan peran, yang mendorong ekspresi kreatif serta interaksi sosial anak. Pelatihan bagi guru meningkatkan kemampuan mereka dalam mengintegrasikan seni ke dalam kurikulum, sementara sosialisasi kepada orang tua memperkuat partisipasi mereka dalam mendukung aktivitas seni anak. Secara teoritis, pendekatan ini sejalan dengan teori perkembangan Piaget, Vygotsky, dan Erikson, serta prinsip Montessori dan Reggio Emilia, yang menekankan eksplorasi mandiri dan dokumentasi proses belajar. Dengan demikian, penelitian ini menemukan bahwa pembelajaran berbasis seni berkontribusi positif terhadap perkembangan anak usia dini dan perlu diimplementasikan secara berkelanjutan dalam kurikulum PAUD. Kata Kunci: pembelajaran berbasis seni, kreativitas, teori perkembangan.
Inovasi Pembelajaran Al-Qur’an Pada Masa Pandemi Covid-19 diSMP Techno Insan Kamil Tuban Hibrul Umam
Darajat: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 4 No. 2 (2021): Darajat : Jurnal PAI
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dam Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah (IAI TABAH) Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58518/darajat.v4i2.713

Abstract

Abstraks : This study aims to describe the implementation of the application of the Qur'anic learning method before and during the Covid-19 pandemic. The use of offline or online learning methods is adjusted to the conditions of the spread of Covid-19. The online methods include video calls, voice calls and voice notes. (3) Supporting factors in learning the Qur'an during the Covid-19 pandemic at SMP Techno Insan Kamil Tuban are qualified educators or clerics, motivation of students to learn the Qur'an, parental support to encourage their children to take part in the study hours and internet data package assistance from the foundation. The obstacle to the implementation of Al-Qur'an learning during the Covid-19 pandemic for class VIII students at SMP Techno Insan Kamil Tuban is when online it is difficult to condition students who are at home to recite the Koran due to lack of parental control in paying attention to children to recite the Koran, lack of discipline. students in taking online Koran lessons, lack of student motivation for Koran lessons because they are more concerned with general subjects so that they recite only modestly, Students do not pay attention to corrections from asatidz. And the obstacle when offline learning is the lack of time in recitation activities because offline the teacher teaches students with different Koran achievements, students sometimes talk alone because they have been at home for long and have never met their friends and the lack of student motivation in the Koran so that they sometimes do not bring students' sense of connection books or students' memorization books. (4) (a) Solutions to overcome obstacles during online learning are: Establishing good communication with all guardians to support learning activities at home by controlling their children to always follow learning regularly offline, always registers students who participate or do not participate in online learning so that teachers can take action for students who have never participated in online learning, provide motivation to parents and guardians about the importance of the Koran so that parents pay special attention to learning the Koran, motivate students to be important The importance of being able to recite the Koran so that students are diligent in participating in Koran learning, always changing the online learning method if there is one method that is not appropriate, the ustadz always records student achievements every day and students are given achievement cards written by students themselves. (b) Solutions to overcome obstacles during offline learning are: Time management in reciting activities by adjusting the number of students and the level of difficulty of students in reading the Koran. provide classroom rules to students so that learning becomes conducive. always remind students not to bring a sense of connection book when reading the Koran.
Implementation of Contextual Learning Model to Improve Cognitive Learning Ability of Grade X Students in Fiqh Subject at MA Hasyimiyah Bancar Hibrul Umam; Misbahul Munir; Iffatul Kamaliyah; Ning Setia
ALFIHRIS : Jurnal Inspirasi Pendidikan Vol. 3 No. 3 (2025): Juli: Jurnal Inspirasi Pendidikan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nurul Qarnain Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59246/alfihris.v3i3.1523

Abstract

The development strategy and method in learning fiqh subjects in Madrasah Aliyah (MA) with a contextual learning model aims to improve students' cognitive learning abilities in order to create an active learning atmosphere and increase students' enthusiasm and interest. The purpose of the study is to analyze the planning, management, and evaluation of fiqh subject learning from PAI teachers at MA Hasyimiyah Sukolilo Bancar. And this study uses a descriptive method and a qualitative approach, which is through observation with fiqh teachers, using a contextual learning model taught in class X. In managing learning, the contextual learning model is applied through the stages of constructivity, findings, questions, learning communities, modeling, reflection, and also authentic assessment. The discussion of this study is the application of contextual learning in fiqh subjects at MA Hasyimiyah Bancar. The method used is qualitative research and a phenomenological approach, which focuses on the implementation to be carried out, the evaluation model used, and the learning outcomes achieved in contextual model learning in fiqh subjects. And the results show that the learning planning has been done well, including the formulation of objectives, materials delivered, strategies used, correct methods, techniques, and tactics, as well as development in the syllabus, and is ready for comprehensive teaching. The learning outcomes show that students are able to understand in detail the Islamic laws related to muamalah which are carried out in a good and correct manner. In addition, they gain meaningful knowledge in fiqh learning, instill Islamic legal values such as spiritual awareness and skills, and are able to distinguish between halal and haram (riba) buying and selling. This learning also contributes to building strong learning motivation, forming students' characters who are responsible, disciplined, tolerant, and growing honest, polite, and confident attitudes.
The Application of Project-Based Learning (PBL) in Enhancing Critical Thinking Skills Among Grade XI-1 Students at MA HASYIMIYAH Bancar Tuban Hibrul Umam; Indah Indah; Edovita Edovita; Firoh, Firoh
ALFIHRIS : Jurnal Inspirasi Pendidikan Vol. 3 No. 3 (2025): Juli: Jurnal Inspirasi Pendidikan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nurul Qarnain Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59246/alfihris.v3i3.1563

Abstract

Project-Based Learning (PjBL) merupakan metode pembelajaran yang berorientasi pada penyelesaian masalah melalui proyek-proyek tertentu. Metode ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan memberikan pengalaman belajar yang lebih mendalam dan kontekstual. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas penerapan metode PjBL dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan tes berpikir kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode PjBL memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan analisis, evaluasi, dan pemecahan masalah siswa. Selain itu, metode ini juga mendorong siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan mandiri dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, PjBL dapat menjadi strategi pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan mempersiapkan mereka menghadapi tantangan di dunia nyata.