Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PKW Desa Melaya dan Desa Candikusuma Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana Propinsi Bali Legawa, I Made; Anggraini, Ni Putu Nita; Adnyana, Yudistira
Prosiding Seminar Nasional Darmajaya Vol 1 (2017): SEMNAS IIB DARMAJAYA
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Darmajaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program Kemitraan Wilayah (PKW) dilaksanakan di Desa Melaya dan Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes), Ruang lingkup kegiatan PKW di Desa Melaya dan Desa Candikusuma meliputi: peningkatan sumber daya manusia (SDM) bernilai ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Di bidang ekonomi, pendampingan terhadap kelompok usaha Sumber Sri Rejeki di Desa Melaya untuk memproduksi gula semut cukup berhasil. Sebagian besar anggota sudah mampu memproduksi gula semut. Walaupun jumlah produksi masih terbatas dan kemasan masih sederhana. Demikian pula pendampingan teknik pengemasan gula semut kepada kelompok usaha Amerta Bhuana di Desa Candikusuma cukup berhasil. Sebagian besar anggota kelompok sudah mampu mengemas dan memberi label pada kemasan gula semut. Pendampingan teknologi pengolahan dan pengemasan pupuk organik kepada kelompok ternak Sari Buana cukup berhasil. Sebagian besar anggota sudah mampu mengolah dari kotoran sapi menjadi pupuk organik dalam kemasan. Di bidang kesehatan, dengan penyediaan 4 unit bak cuci tangan mampu meningkatkan kebiasaan mencuci tangan dengan bersih dan benar untuk meningkatkan perilaku hidup sehat di kalangan siswa-siswi TK Pertiwi 2 dan SDN 6 Melaya. Demikian pula kegiatan penyuluhan, pemeriksaan dan pengobatan gigi dan mulut cukup berhasil meningkatkan kesadaran menjaga kesehatan gigi dan mulut. Di bidang pendidikan, pendampingan penataan buku-buku dan pengadaan mobiler ruang baca meningkatkan minat baca di kalangan siswa-siswi SDN 1 Melaya. Sementara pendampingan pengadaan alat permainan edukatif (APE) dan praktek aplikasinya cukup efektif meningkatkan antusiasme belajar melalui permainan bagi siswa-siswi di PAUD Tetelan dan Alkoderi di Desa Candikusuma. Demikian pendampingan pembelajaran dan pengadaan modul Bahasa Inggris meningkatkan minat dan kemampuan siswa-siswi kelas 4,5 dan 6 SDN 1-3 di Desa Candikusuma.Kata kunci : gula semut, pupuk organik, perpustakaan, bak cuci tangan
Bali, Benteng Terbuka Yudistira Adnyana
Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies) Vol 1 No 2 (2011): BALI DALAM GLOBALISASI DAN GLOKALISASI
Publisher : Pusat Kajian Bali Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.783 KB)

Abstract

-
Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi Ni Wayan Rustiarini; I Made Legawa; Yudistira Adnyana; Tri Djoko Setyono
JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 2 No 2 (2021)
Publisher : Politeknik Dharma Patria

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37339/jurpikat.v2i2.502

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengolah sampah plastik menjadi kerajinan tangan bernilai ekonomi. Peserta kegiatan ini adalah ibu-ibu PKK di dua desa, yaitu Desa Melaya dan Desa Candikusuma. Kegiatan ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dan workshop pengolahan sampah plastik. Berdasarkan hasil evaluasi, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini telah terlaksana dengan baik. Para peserta juga antusias dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Hal ini ditunjukkan dari hasil evaluasi yang menunjukkan peningkatan pengetahuan masyarakat. Hasil evaluasi juga mengungkapkan beberapa tantangan dalam melakukan pengolahan sampah plastik, seperti keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan, keterbatasan waktu, tidak berminat melakukan hal tersebut, sulit dalam melawan rasa malas. Pelaksanaan kegiatan in, diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah plastik serta menciptakan usaha kreatif berupa kerajinan tangan yang bernilai ekonomi.
PENGELOLAAN SAMPAH DI BANJAR TEGEH SARI KELURAHAN TONJA DENPASAR UTARA Yudistira Adnyana; Bagus Arya Wijaya; Made Mariada Rijasa
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 9: Februari 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v1i9.1289

Abstract

The government of Denpasar City is currently carry out a source-based waste solution program. Banjar Tegeh Sari is one of the banjars in Tonja Village, East Denpasar, that has implemented a waste management program. The problems of partners from Banjar Tegeh Sari and Banjar Tegeh Sari Foundation: 1. The administrators (prajuru) of Banjar Tegeh Sari have yet a customary regulations (perarem) on waste management; 2. Residents haven’t get any information, seeding and maintenance skills as well as business opportunities for maggot cultivation. The implementation method is carried out by: phase of requirement planning, and phase of implementation. The solution to overcome the waste problem is by: making customary regulations (perarem) so that residents will comply and participate in waste management. The solution for maggot cultivation is carried out by providing training on maggot cultivation to a group of residents in Gang Sari Dewi. The implementation of the Perarem-making activities began with literature study, discussion, drafting, discussion and submission of Perarem draft on waste to be discussed and ratified in the Banjar Tegeh Sari forum (parum). The implementation of maggot cultivation activities began with library research, discussions, preparing equipment, socialization and training on maggot cultivation to the community group of Gang Sari Dewi, Banjar Tegeh Sari.
Analisis Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber Yudistira Adnyana; Sri Sulandari; IW. Astawa
Ekuitas: Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol. 11 No. 1 (2023)
Publisher : Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/ekuitas.v11i1.57007

Abstract

The waste problem needs to be overcome because it threatens health , environment and tourism in Bali. The ability to manage waste by the government and the community has not been optimal. The government is trying to overcome the waste problem through policies. The problems are, (1) How is the implementation of source-based waste management policy in Penatih Dangin Puri Village? (2) What are the obstacles in implementing source-based waste management policies in Penatih Dangin Puri Village? The problem is analyzed with the theory of implementation model of Syahrul Mubarok et al (2020) which states that policy implementation is influenced by 3 aspects: policy content, policy context and policy process. Using qualitative research methods. The results showed that the village government had implemented a source-based waste management policy. From the aspect of policy content, Penatih Dangin Puri Village has implemented source-based waste management. Conclusions, 1) Governor’s regulation Number 47 of 2019 has been implemented in Penatih Dangin Puri Village but has not been optimal. 2) Obstacles in implementing Governor’s regulation number 47 of 2019 include: communication, resources and bureaucratic structure.
Digitalisasi Manajemen Bank Sampah Terpadu di Banjar Tegeh Sari, Kelurahan Tonja: Digitalization of Integrated Waste Bank Management in Banjar Tegeh Sari, Tonja Village Bagus Arya Wijaya; Yudistira Adnyana; Putu Doddy Heka Ardana; I Made Sumada; Cokorda Gede Swetasoma
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 4 (2023): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v8i4.5570

Abstract

Banjar Tegeh Sari, Tonja Village, North Denpasar District, is one of the banjars or groups of residents who have sufficient social capital in waste management. Banjar Tegeh Sari has several activity units directly and indirectly related to waste management, such as waste bank groups, empowered gardens (including bio pore and infiltration wells), and cooperatives. The main problem in waste management at Banjar Tegeh Sari is the need for digitalization and integrated management between the five waste bank groups in Banjar Tegeh Sari and the Manik Galih Cooperative. The aim of integrating and digitizing waste banks is to combine the five groups of waste banks so that recording the amount of non-organic waste becomes more valid and practical while recording the nominal amount of waste in cooperatives. The solution provided is a conceptual model for designing and digitizing waste banks in an integrated manner with cooperatives which will later be called the Tegeh Sari Integrated Waste Management System (SiMaSaDu Tegeh Sari). The target is to integrate and digitize the five waste bank groups into the waste bank management cooperative to make it more efficient and effective.
Analisis Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber Yudistira Adnyana; Sri Sulandari; IW. Astawa
Ekuitas: Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol. 11 No. 1 (2023)
Publisher : Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/ekuitas.v11i1.57007

Abstract

The waste problem needs to be overcome because it threatens health , environment and tourism in Bali. The ability to manage waste by the government and the community has not been optimal. The government is trying to overcome the waste problem through policies. The problems are, (1) How is the implementation of source-based waste management policy in Penatih Dangin Puri Village? (2) What are the obstacles in implementing source-based waste management policies in Penatih Dangin Puri Village? The problem is analyzed with the theory of implementation model of Syahrul Mubarok et al (2020) which states that policy implementation is influenced by 3 aspects: policy content, policy context and policy process. Using qualitative research methods. The results showed that the village government had implemented a source-based waste management policy. From the aspect of policy content, Penatih Dangin Puri Village has implemented source-based waste management. Conclusions, 1) Governor’s regulation Number 47 of 2019 has been implemented in Penatih Dangin Puri Village but has not been optimal. 2) Obstacles in implementing Governor’s regulation number 47 of 2019 include: communication, resources and bureaucratic structure.
DESA MAWACARA KEBERAGAMAN FUNGSI DESA ADAT DI KABUPATEN BADUNG PROVINSI BALI IM Sumada; Adnyana, Yudistira; NLP Suastini; Suwandana, IM Adi
Kebijakan : Jurnal Ilmu Administrasi Vol. 15 No. 02 (2024): Volume 15 No. 02 Juni 2024
Publisher : Program Magister Ilmu Administrasi dan Kebijakan Publik, Pascasarjana, Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/kebijakan.v15i02.13304

Abstract

Urgensi penelitian menganalisis pelaksanaan ketiga fungsi: parhyangan, pawongan dan palemahan yang merupakan fungsi utama desa adat. Permasalahan penelitian: (1) Apa fungsi utama desa adat? (2) Bagaimana pembagian fungsi parhyangan, pawongan dan palemahan di masing-masing desa adat? (3) Bagaimana pelaksanaan ketiga fungsi: parhyangan, pawongan dan palemahan di masing-masing desa adat? (4) Apa makna fungsi: parhyangan, pawongan dan palemahan? Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpualan data: dokumentasi, observasi dan wawancara. Informan kunci sebanyak tujuh (7) orang. Penelitian berlangsung di enam (6) Desa Adat: Plaga, Blahkiuh, Mengwi, Kerobokan, Kuta dan Bualu. Keenam desa adat tersebut dipilih secara purposive mewakili karekateristik sosial Desa Adat di Kabupaten Badung. Hasil penelitian menunjukan pelaksanaan fungsi: parhyangan, pawongan dan palemahan di keenam Desa Adat terdapat kesamaam dan perbedaan antar desa adat. Fungsi Parhyangan terkait pelaksanaan beberapa ritual di Pura Khayangan Tiga dan pura lain yang lebih besar. Fungsi Pawongan, terkait pelaksanaan aspek adat dalam proses pernikahan, perceraian, adopsi anak dan meninggal (kubur/ngaben) warga. Fungsi Palemahan terkait pengelolaan lingkungan dalam bentuk kegiatan kebersihan lingkungan, pengelolahan sampah. Makna pelaksanan fungsi parhyangan untuk menjaga keharmonisan manusi dengan Tuhan. Makna pawongan untuk menjaga keharmonisan sesama manusia. Makna palemahan untuk menjaga keharmonisan manusia dengan lingkungan.
MENGUKUR DAMPAK IMPLEMENASI PERDA BALI NO. 3 TAHUN 2005 TERHADAP KEBERLANJUTAN PENGEMBANGAN AKOMODASI PARIWISATA DI UBUD Sulandari, Sri; Parthami Lestari, Ayu Putu Utari; Adnyana, Yudistira; Astawa, I Wayan
Kebijakan : Jurnal Ilmu Administrasi Vol. 15 No. 02 (2024): Volume 15 No. 02 Juni 2024
Publisher : Program Magister Ilmu Administrasi dan Kebijakan Publik, Pascasarjana, Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/kebijakan.v15i02.15195

Abstract

Pariwisata di Bali, terutama di Ubud, telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Namun, pertumbuhan ini juga membawa potensi ancaman terhadap keberlanjutan lingkungan, budaya, dan sosial di daerah tersebut. Untuk mengatasi tantangan ini, Pemerintah Bali telah mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) Bali No. 3 Tahun 2005 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali. Perda ini mencakup regulasi terkait dengan pengembangan akomodasi pariwisata, pelestarian budaya, dan perlindungan lingkungan. Penelitian ini memiliki urgensi yang signifikan dalam konteks pembangunan berkelanjutan di Ubud dan destinasi pariwisata Bali pada umumnya. Keberlanjutan pengembangan akomodasi pariwisata adalah isu yang sangat relevan mengingat perlu menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan pelestarian budaya. Penelitian ini juga dapat memberikan panduan bagi pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, pelaku bisnis pariwisata, dan masyarakat lokal, untuk memperbaiki regulasi dan praktik-praktik yang ada, serta mempromosikan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan memahami fenomena terkait implementasi Perda Bali No. 3 Tahun 2005 dan dampaknya pada pengembangan akomodasi pariwisata di Ubud. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, wawancara terstruktur, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Data kualitatif dianalisis dengan langkah-langkah seperti pengolahan data, pembacaan keseluruhan data, pengkodean data, deskripsi tema-tema yang ditemukan, interpretasi data, dan pembuatan laporan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Secara keseluruhan, implementasi Perda Bali No. 3 Tahun 2005 telah memberikan dampak yang positif bagi pengembangan pariwisata dan perekonomian di Ubud, sambil tetap memperhatikan pelestarian lingkungan dan budaya lokal. Hal ini menunjukkan pentingnya kebijakan yang berpihak pada pembangunan berkelanjutan dan memperhatikan kebutuhan lokal dalam pengembangan pariwisata.
Assessing the Performance and Competitive Strategies of Bamboo Weaving MSMEs in Bali Using Quantitative Associative Causal Design Kartika, I Made; Sumada, I Made; Suwandana, I Made Adi; Adnyana, Yudistira; Sedana, I Dewa Gede Putra; Meryawan, I Wayan
Journal of Applied Data Sciences Vol 5, No 3: SEPTEMBER 2024
Publisher : Bright Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47738/jads.v5i3.320

Abstract

This study explores the factors influencing the competitiveness and performance of bamboo weaving Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) in Bali, using a quantitative associative causal design. Bamboo weaving, an integral part of Balinese culture, faces significant challenges post-COVID-19. This research aims to analyze key factors such as business capabilities, product quality, infrastructure, technology, resources, government policies, and external support, and their impact on the competitiveness and performance of these MSMEs. Data were collected from 100 bamboo weaving MSMEs in Buleleng and Bangli using structured surveys. The collected data were analyzed using Partial Least Squares (PLS) structural equation modeling to validate the proposed hypotheses. The study reveals that product quality (path coefficient = 0.275, t-statistic = 3.048, p-value = 0.003), infrastructure (path coefficient = 0.187, t-statistic = 2.176, p-value = 0.032), technology (path coefficient = 0.239, t-statistic = 3.231, p-value = 0.002), resources (path coefficient = 0.179, t-statistic = 2.048, p-value = 0.043), and external support (path coefficient = 0.185, t-statistic = 2.387, p-value = 0.019) significantly influence the competitiveness of bamboo weaving MSMEs. In contrast, business capabilities (path coefficient = 0.169, t-statistic = 1.856, p-value = 0.066) and government policies (path coefficient = - 0.031, t-statistic = 0.283, p-value = 0.778) were found to be insignificant in this context. The findings indicate that improvements in product quality, better infrastructure, adoption of modern technologies, effective resource management, and robust external support systems are critical in enhancing competitiveness. However, the expected positive impact of competitiveness on MSME performance (path coefficient = 0.182, tstatistic = 1.269, p-value = 0.207) was not statistically significant. This suggests that factors beyond competitiveness, such as market conditions and internal business processes, play a more substantial role in determining performance outcomes. This study provides practical recommendations for MSMEs to enhance competitiveness, emphasizing the need for improved product quality, infrastructure, technology adoption, resource management, and leveraging external support. Additionally, the research highlights the necessity for stronger, more effective government policies tailored to the unique challenges of bamboo weaving MSMEs. These insights are valuable for MSME owners, policymakers, and stakeholders aiming to support the bamboo weaving industry in Bali, ensuring its sustainability and growth in the post-pandemic era.