Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

DETERMINANTS OF RICE FARMING EFFICIENCY IN KARANGANYAR CENTRAL JAVA IN THE PERIOD OF ONE DECADE AFTER REFORMATION Barokah, Umi; Rahayu, Wiwit; Agustono, Agustono; Antriyandarti, Ernoiz
Journal of Environmental Science and Sustainable Development Vol. 5, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of the rice producer districts in Central Java is the Karanganyar district. The productivity of rice in Karanganyar district can still be improved because until 2010 the average productivity achieved at the farm level was still below potential or the research results were 8 ton ha-1. The low performance of farming because farmers are faced by the situation of limited production factors used in business to achieve the goal of maximizing income/welfare. The popular approach to measure the level of efficiency at the farm level is to use the frontier production function to determine technical efficiency. This study aims to determine the level of efficiency, in term of technical, allocation, and economy. This study also determines the factors that influence the technical and economic inefficiency of rice farming in Karanganyar district. This study uses Stochastic Production Frontier, by using 159 farmer respondents from 8 villages in 4 selected sub-districts. The result shows that rice farming in Karanganyar district already achieved technical and economic efficiency but has not yet for allocative efficiency. Factors of farmer's age, education, experience in rice farming, type of irrigation, and location (regional elevation) affect the technical inefficiency of rice farming in Karanganyar district significantly. While the factors that influence economic inefficiency are the type of irrigation and location. Farming households need to improve their technical efficiency, allocative efficiency, and economy efficiency.
PENINGKATAN USAHA KERIPIK SINGKONG RASA GADUNG MENUJU UKM YANG BERDAYA SAING rahayu, wiwit; Anam, Choiroel; Riptanti, Erlyna Wida
INOTEKS : Jurnal Inovasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni Vol 22, No 1 (2018)
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3672.785 KB) | DOI: 10.21831/ino.v22i1.18314

Abstract

ABSTRAKKeripik singkong rasa gadung merupakan salah satu hasil olahan dari singkong yang memiliki rasa gadung. Usaha pembuatan kripik ini telah lama dilakukan oleh masyarakat di Desa Pule Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri, diantaranya UKM Jawi rahayu dan UKM Surami. Kegitan pengabdian dilakukan dalam rangka meningkatkan usaha keripik singkong rasa gadung agar memiliki daya saing di tengah persaingan yang ketat dalam usaha pengolahan pangan.  Kegiatan yang dilaksanakan agar kedua UKM mitra menjadi UKM yang berdaya saing meliputi : 1) Pelatihan dan pendampingan manajemen usaha, 2)  Fasilitasi dan pendampingan perijinan usaha, 3) Pelatihan dan fasilitasi kemasan, serta 4) Pendampingan pemasaran.  Hasil yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan adalah  1) perbaikan manajemen usaha khususnya pembukuan keuangan,  2) UKM mitra memiliki sertifikat P-IRT, 3) Kemasan lebih marketable, dan 4) daerah pemasaran semakin luas.  Pada akhirnya kegiatan yang dilakukan dapat meningkatkan jumlah produksi, kualitas produk, dan pendapatan UKM. Kata kunci:  daya saing, keripik singkong rasa gadung,UKM 
STRATEGI PENGEMBANGAN PERTANIAN PERKOTAAN DI KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA Janah, Nurita Miftakhul; Riptanti, Erlyna Wida; Rahayu, Wiwit
Sebatik Vol. 27 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : STMIK Widya Cipta Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46984/sebatik.v27i2.2393

Abstract

Semakin sempitnya lahan pertanian, ketidakmerataan pendapatan, serta stigma pertanian hanya dapat dilakukan di pedesaan akan menimbulkan permasalahan terkait ketahanan pangan. Kecamatan Banjarsari merupakan salah satu kecamatan yang masyarakatnya telah menerapkan pertanian perkotaan dengan membentuk kelompok tani. Terdapat 35 kelompok tani yang tersebar di 11 kelurahan di Kecamatan Banjarsari. Terdapat sembilan kelompok tani yang aktif dan sisanya sebanyak 26 kelompok tani tergolong kurang aktif. Penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal, mengetahui alternatif dan prioritas strategi pengembangan yang dapat diimplementasikan oleh kelompok tani di Kecamatan Banjarsari. Pengambilan data penelitian dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi literatur. Analisis dilakukan dengan matriks IFE, EFE, IE, SWOT, dan QSPM. Hasil identifikasi faktor internal menunjukkan terdapat lima faktor kekuatan dan enam faktor kelemahan. Identifikasi faktor eksternal menunjukkan terdapat enam faktor peluang dan dua faktor ancaman. Kekuatan utama yang dimiliki yaitu terdapat berbagai macam inovasi produk olahan  dan kelemahan utamanya yaitu kurangnya keberanian dalam mengambil resiko.  Peluang utama yang dimiliki yaitu adanya bantuan modal dan berbagai macam program pelatihan dari Dinas Pertanian. Ancaman utama yaitu adanya persaingan dengan produk serupa di Kota Surakarta. Hasil analisis matriks IE menunjukkan posisi pertanian perkotaan di Kecamatan Banjarsari berada pada sel IV yaitu grow and build. Strategi yang tepat untuk diterapkan yaitu intensif atau integratif. Matriks SWOT menghasilkan sembilan alternatif strategi pengembangan yang kemudian dianalisis dengan QSPM. Prioritas strategi pengembangan pertanian perkotaan yang dapat diterapkan yaitu memasarkan produk secara online melalui marketplace dan media sosial dengan perolehan skor TAS sebesar 7,154.
The Development of Waste Bank Management to Improve Household Income in Surakarta City Antriyandarti, Ernoiz; Barokah, Umi; Rahayu, Wiwit; Mandasari , Putriesti
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 25 No. 2 (2024)
Publisher : BRIN Publishing (Penerbit BRIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/jtl.2024.5777

Abstract

Establishing a waste bank in Surakarta City is not only intended to manage household waste The waste bank can also serve to improve the community's economy. Since 2014, the Surakarta City Environmental Services (DLH) has been promoting the formation of waste banks. There were 123 waste banks recorded in Surakarta City until 2020; in 2021, only 70 remained. Furthermore, not all waste banks can run well. Therefore, this study examines how to develop waste bank management to improve household income in Surakarta City. This study used a descriptive method and Miles and Huberman analysis using 120 waste bank customers and 13 managers as respondents. The result showed that the waste bank contribution to the household income was IDR 26,461/month, which means that some aspects need improvements, such as human capacity, infrastructure and facilities, time management, economic incentives, and the program itself. This study provides recommendations on how to maintain and increase waste bank activities to enhance household welfare and environmental quality.
Pemberdayaan Optimalisasi Agribisnis dan Ketahanan Pangan Desa Sapen, Kecamatan Mojolaban Cornelius Adi Nugroho; Adgrista Nabel, Abraham; Maya Roslina, Ade; Faustina Yuniar, Alda; Natsiroh, Alfi; Rahmawati, Andina; Ayu Melany, Annisa; Quratul Aini, Arifah; Iswara Adiwena, Brian; Kusuma Nastiti, Devita; Rahayu, Wiwit
CITAKARYA Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 02 (2025): Mei - Juli
Publisher : CITAKARYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63922/citakarya.v3i02.1851

Abstract

Pemberdayaan masyarakat desa melalui penguatan agribisnis menjadi strategi penting dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di Desa Sapen, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dengan fokus pada penguatan kapasitas KWT Dewi Sri sebagai agen penggerak pertanian rumah tangga. Permasalahan utama yang dihadapi KWT adalah kurangnya pemanfaatan lahan pekarangan, minimnya pengetahuan kelembagaan, serta minimnya penggunaan teknologi dalam pemasaran hasil tani. Pendekatan yang digunakan meliputi penyuluhan, pelatihan, praktik budidaya sayuran organik, pembuatan pupuk organik, pengolahan hasil panen, serta digitalisasi pemasaran. Produk hasil olahan seperti mie bayam, mie pakcoy, dan teh bunga telang dipasarkan dengan merek “MiTeWe” melalui media sosial dan platform e-commerce . Hasil kegiatan menunjukkan bahwa intervensi berbasis praktik mampu meningkatkan kesadaran kelembagaan, keterampilan agribisnis, serta kemandirian ekonomi anggota KWT. Kegiatan ini memberikan gambaran bahwa pemberdayaan berbasis komunitas perempuan, jika didukung dengan pendekatan edukatif dan teknologi yang tepat guna, dapat menjadi solusi dalam mengoptimalkan potensi lokal dan menciptakan sistem agribisnis desa yang produktif, inklusif, dan berdaya saing.
Pengembangan Ekonomi Sirkular untuk Pengelolaan Sampah Organik di Desa Senden, Kabupaten Magelang Antriyandarti, Ernoiz; Barokah, Umi; Rahayu, Wiwit; Wuri Ani, Susi; Marwanti, Sri; Darsono; Ferichani, Minar; Irawan, Suko
Warta LPM WARTA LPM, Vol. 28, No. 1, Maret 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/warta.v27i1.7049

Abstract

Most of the waste produced by rural households is organic waste, which must be disposed of immediately because it rots quickly, emits an unpleasant odor, and can be a source of disease. Implementing a community-based circular economy at the village level can solve the accumulation of organic waste in rural areas. This circular economy model encourages downstream waste processing, thereby generating economic value. A circular economy that delivers significant financial benefits will make waste processing sustainable. Senden Village, located in Mungkid District, Magelang Regency, is one such village that has a local waste collection site (TPS). Its primary issue is the lack of techniques for processing waste, particularly organic waste, into quality products that are useful and have market value. Therefore, this Research Group Service initiative aims to develop the application of a circular economy for managing organic waste by producing organic fertilizers enriched with biological agents. The organic fertilizers produced will be highly quality and competitive in the market, thereby providing an alternative productive economic activity for the people of Senden Village. Organic waste processing into commercial products can be sustainable if it offers financial incentives for the community. This initiative aligns with the Sustainable Development Goals (SDGs), specifically goals 2, 3, and 12.