Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Differences in triglyceride levels before and after whey protein intervention in field workers exposed and unexposed to arsenic Rahmadhani, Eka Putri; Margawati, Ani; Kartini, Apoina
Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition) Vol 9, No 2 (2021): Juni
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgi.9.2.166-171

Abstract

Background: A work environment that is exposed to heavy metals, such as a coal mining environment, can change fat metabolism in the body. Changes in fat metabolism will lead to cardiovascular disease. Consumption of dairy products, e.g. whey protein, can reduce the risk of metabolic disorders and cardiovascular disease.Objectives: To test and analyze the differences in triglyceride levels before and after whey protein intervention to field workers with different working conditions.Materials and Methods: This experimental research with pretest and posttest was conducted on field workers at PT Bukit Asam Tbk. Tarahan Port Unit, Lampung as an Arsenic exposed group and PTPN VII Way Berulu Business Unit as an Arsenic unexposed group. Both groups received 24 grams of whey protein daily for 28 days. The triglyceride levels before and after the intervention were measured by laboratory analysis using the enzymatic calorimetry method. The data were analyzed using independent t-test, Mann Whitney test, and Wilcoxon test.Results: The average triglyceride levels increased by 50.48 ± 98.09 mg/dL in the exposed group and 16.78 ± 67.67 mg/dL in the unexposed group. There was a significant difference in triglyceride levels before and after the whey protein intervention in the two groups.Conclusions: The whey protein intervention increased the triglyceride level in the exposed group and decreased it in the unexposed group.
Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Angka Kejadian Diare Akut pada Bayi Usia 0-1 Tahun di Puskesmas Kuranji Kota Padang Eka Putri Rahmadhani; Gustina Lubis; Edison Edison
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v2i2.120

Abstract

AbstrakPemberian ASI eksklusif merupakan salah satu upaya untuk mencapai tumbuh kembang optimal dan terlindungi dari penyakit seperti diare. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan angka kejadian diare akut pada bayi usia 0-1 tahun di Puskesmas Kuranji Kota Padang. Penelitian ini dilaksanakan secara observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah bayi usia 0-1 tahun yang berkunjung ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kuranji Kota Padang dengan menggunakan simple random sampling. Jumlah bayi dengan kelompok usia 0-5 bulan 29 hari sebanyak 69 orang (51,1%) dan usia 6-12 bulan sebanyak 66 orang (48,9%). Dari hasil penelitian didapatkan bayi usia 0-5 bulan 29 hari yang masih mendapat ASI saja sebanyak 41 bayi (30,4%) dan yang sudah mendapat campuran lain selain ASI sebanyak 28 bayi (20,7%). Jumlah bayi usia 6-12 bulan dengan ASI eksklusif sebanyak 34 bayi (25,2%) dan 32 bayi lainnya (23,7%) non ASI eksklusif. Sebanyak 57 bayi (42,2%) pernah diare dan 78 bayi lainnya (57,8%) tidak pernah. Analisis chi square mendapatkan p=0,001 dan hasil ini signifikan (p<0,5). Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan harus ditingkatkan karena mempunyai hubungan dengan angka kejadian diare akut.Kata kunci: Bayi, ASI Exclusif, diareAbstractExclusive breastfeeding is an effort to achieve optimal growth and development and can be protected from diarrhea. The purpose of this study was to determine the relationship of exclusive breastfeeding with the incidence of acute diarrhea in infants aged 0-1 years in the Kuranji Public Health Center Padang. This study conducted a cross sectional observational study. The sample was a baby aged 0-1 years who visited posyandu in the Kuranji Public Health Center working area using simple random sampling. The result showed 41 infants (30.4%) aged 0-5 months 29 days which is still breastfed only and other than breast milk were 28 infants (20.7%). Number of 6-12 months infants are exclusively breastfed as many as 34 babies (25.2%) while the other 32 babies (23.7%) were not exclusively breastfed. A total of 57 infants (42.2%) had suffered from diarrhea and the other 78 infants (57.8%) had never. Chi square analysis got p = 0.001 and the results are significant (p <0.5). Exclusive breastfeeding for 6 months should be improved because it has relation with diarrhea.Keywords:Baby, Exclusive breastfeeding, diarrhea
EDUKASI KONSUMSI MAKANAN BERAGAM, BERGIZI SEIMBANG, AMAN, HALAL UNTUK PERBAIKAN GIZI ANAK USIA SEKOLAH Komala, Ramadhana; Febriani, Wiwi; Pramesona, Bayu Anggileo; Ervina, Leni; Angraini, Dian Isti; Rahmadhani, Eka Putri
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 6 (2024): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i6.27395

Abstract

Abstrak: Pada tahun 2030, pemerintah Indonesia berkomitmen mencapai target Sustainable Development Goals (SDG’s) khususnya terkait pembangunan anak. Salah satu targetnya adalah tidak ada lagi anak-anak yang kekurangan gizi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan anak sekolah terkait konsumsi makanan beragam, bergizi seimbang, aman, halal (B2-SAH). Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini dilaksanakan pada Bulan Agustus 2024 di Balai Desa Cipadang, Kabupaten Pesawaran dengan jumlah peserta sebanyak 30 anak sekolah dasar (SD) kelas V dan VI. Kegiatan pengabdian berupa kegiatan edukasi mengenai konsumsi makanan B2-SAH. Evaluasi kegiatan diberikan melalui pre-test dan post-test. Metode analisis yang digunakan dalam adalah analisis deskriptif. Hasil pengabdian menunjukkan sebanyak 73,33% anak mengalami peningkatan pengetahuan terkait konsumsi makanan B2-SAH. Nilai rata-rata dan standar deviasi skor pengetahuan anak sebelum edukasi yaitu 36,33 ± 12,45 poin dan sesudah edukasi sebesar 51,67 ± 12,89 poin. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat mengenai edukasi konsumsi makanan beragam, bergizi seimbang, aman, halal (B2-SAH) untuk anak sekolah cukup berhasil.Abstract. In 2030, Indonesia government is committed to achieve the Sustainable Development Goals (SDGs) targets, especially related to child development. One of the targets is to eliminate malnutrition among children. This community service activity aims to increase children's knowledge regarding the consumption of diverse, balanced nutrition, safe, halal (DB-SAH) foods. This community service activity was carried out in August 2024 at the Cipadang Village Hall, Pesawaran Regency with 30 elementary school children in grades V and VI. The community service activity consisted of educational activities regarding on DB-SAH food consumption. Evaluation of the activity was given through pre-test and post-test. The analysis method used was descriptive analysis. The results of the community service showed that 73,33% of children experienced an increase in knowledge related to DB-SAH food consumption. The mean and standard deviation of children’s knowledge scores before the education was 36,33 ± 12,45 points dan after the education was 51,67 ± 12,89 points. This means that community service activities regarding education on the consumption of diverse, balanced, safe, halal (DB-SAH) foods for school children were successful.
Edukasi dan pelatihan pembuatan snack risol lele jantung pisang bergizi pada kader sebagai alternatif menu PMT pangan lokal bagi ibu hamil Febriani, Wiwi; Komala, Ramadhana; Zuraida, Reni; Angraini, Dian Isti; Happy, Terza Aflika; Wijaya, Sofyan Musyabiq; Rahmadhani, Eka Putri; Rahmanisa, Soraya; Yunianto, Andi Eka
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 2 (2025): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i2.29508

Abstract

AbstrakZat gizi memegang peranan penting selama kehamilan, di mana kekurangan energi dan protein kronis dapat menyebabkan dampak buruk pada ibu dan janin. Salah satu strategi untuk mengatasi kebutuhan gizi ibu hamil adalah melalui program pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader kesehatan dalam menciptakan kudapan bergizi bagi ibu hamil dengan memanfaatkan pangan lokal, seperti ikan lele dan jantung pisang. Kegiatan pengabdian ini berupa kegiatan edukasi dan demonstrasi. Kegiatan ini dilaksanakan pada 28 Agustus 2024 pukul 13.00 di Balai Desa Cipadang, Kabupaten Pesawaran, Lampung. Sebanyak 30 kader berpartisipasi dalam sesi edukasi dan pelatihan yang mencakup pembuatan kudapan risol lele jantung pisang (RILPIZ). Hasil kegiatan menunjukkan bahwa nilai pengetahuan kader sebelum dilakukan penyuluhan dan pelatihan sebesar 79.67 ± 9.64 poin. Setelah melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan, nilai post-test meningkat menjadi 88.67 ± 10.08 poin, dengan kenaikan rata-rata pengetahuan sebesar 9.00 ± 10.94 poin. Temuan ini menegaskan bahwa kegiatan penyuluhan yang disertai dengan pelatihan dapat memberdayakan kader untuk menciptakan solusi inovatif berbasis pangan lokal dalam upaya meningkatkan gizi ibu hamil dan berpotensi sebagai pendekatan berkelanjutan untuk mengatasi tantangan gizi pada ibu hamil. Kata kunci: ibu hamil; jantung pisang; kudapan; pangan local; pemberian makanan tambahan AbstractNutrition plays a crucial role during pregnancy, where chronic deficiencies in energy and protein can adversely affect both the mother and fetus. One strategy to address the nutritional needs of pregnant women is through supplementary feeding programs based on local food sources. This community service initiative aimed to enhance the knowledge and skills of health workers in creating nutritious snacks for pregnant women using local food ingredients, such as catfish and banana flower. This community service is in the form of educational and demonstration activities. This activity was carried out on August 28, 2024 at 13.00 at the Cipadang Village Hall, Pesawaran Regency, Lampung. A total of 30 health workers participated in education and training sessions, which included the preparation of the nutritious snack rissole filled with catfish and banana flower. The results of the activity showed that the knowledge value of the cadres before the counseling and training was 79.67 ± 9.64 points. After going through the counseling and training activities, the post-test value increased to 88.67 ± 10.08 points, with an average increase in knowledge of 9.00 ± 10.94 points. These findings confirm that counseling combined with practical training can empower health workers to develop innovative local food-based solutions for improving maternal nutrition, with the potential to serve as a sustainable approach to addressing maternal nutrition challenges. Keywords: pregnant women; banana flower; snacks; local food; supplementary feeding
Penguatan Mental Spiritual Siswa Melalui Sosialisasi Dampak Pergaulan Bebas dan Penyalahgunaan Narkotika bagi Pelajar Sekolah Menengah Atas Rohman, Miftahur; Waskito, Tejo; Kurniawan, Wakib; Hayati, Rina Mida; Fitri, Ayu Tiara; Rahmadhani, Eka Putri; Damayanti, Putri
Al Khidma: Jurnal Pengabdian Masyarakat Al Khidma Vol. 5 No. 1 Januari 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/ak.v5i1.4916

Abstract

Pengabdian ini membahas permasalahan pergaulan bebas di kalangan remaja yang menjadi fenomena sosial signifikan di Indonesia, terutama di lingkungan sekolah. Pergaulan bebas, yang sering berkaitan dengan seks bebas dan penyalahgunaan narkotika, dipicu oleh berbagai faktor, baik internal (seperti kurangnya perhatian dari orang tua) maupun eksternal (seperti pengaruh pertemanan yang negatif dan media sosial). Pengabdian bertujuan memberikan edukasi melalui kegiatan sosialisasi dampak pergaulan bebas dan penyalahgunaan narkotika bagi aktifis OSIS dan ROHIS di SMAN 12 Bandar Lampung. Metode yang digunakan meliputi penyuluhan dan pembagian kuisioner untuk mengevaluasi pemahaman siswa sebelum dan setelah kegiatan. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan kesadaran siswa tentang dampak negatif pergaulan bebas serta pentingnya nilai-nilai agama dan moral dalam membentuk perilaku positif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlunya pendekatan komprehensif untuk menangani masalah pergaulan bebas di kalangan remaja, dengan strategi pencegahan yang adaptif terhadap konteks budaya lokal.
Waktu Paparan Layar (Screen Time): Hubungannya dengan Pola Makan dan Status Gizi Balita: Eka Putri Rahmadhani Eka Putri Rahmadhani
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol. 9 No. 1 (2025): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jkunila.v9i1.pp34-37

Abstract

Perkembangan perangkat elektronik, ketersediaan konten digital, dan kemudahan akses internet telah mengubah pola interaksi dan aktivitas harian balita, paparan layar (screen time) baik dari televisi, tablet, maupun smartphone semakin banyak digunakan bahkan sejak usia dini. Berbagai studi menunjukkan bahwa screen time berlebihan, terutama dengan durasi yang melebihi 1 jam per hari, berkorelasi kuat dengan penurunan asupan buah dan sayur serta peningkatan konsumsi makanan ultra proses yang tinggi kalori, camilan manis, dan minuman berpemanis buatan. Paparan layar (screen time) saat waktu makan menimbulkan fenomena distracted eating, yang menyebabkan balita menjadi kurang responsif terhadap sinyal lapar dan kenyang, sehingga balita berpotensi mengonsumsi lebih banyak kalori tanpa disadari. Selain itu, paparan tersebut dikaitkan dengan perilaku picky eating dan kesulitan makan mandiri yang dapat mempengaruhi asupan gizi yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan balita terutama perkembangan kognitif, sosial dan emosional. Peran orang tua terbukti sangat penting dalam mengatur durasi dan kualitas konten yang ditonton oleh anak sehingga orang tua harus menjadi contoh bagi anak dalam menetapkan batasan waktu yang konsisten saat screen time. Intervensi yang melibatkan keluarga, pembuat kebijakan setempat, dan pemerintah menjadi kunci untuk menegakkan batasan optimal terkait screen time bagi balita selama kurang dari 1 jam/hari, serta membatasi screen time saat waktu makan. Upaya ini diharapkan dapat menumbuhkan pola makan seimbang, mendukung terbentuknya status gizi optimal, dan menjamin tumbuh kembang balita yang sehat.