Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

HASUTAN DAN ANCAMAN DI MEDIA SOSIAL (KAJIAN LINGUISTIK FORENSIK Firnawati Ginoga; Dakia N. Djou; Sitti Rachmi Masie
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 7 No. 4 (2024): Vol. 7 No. 4 Tahun 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v7i4.42340

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) wujud hasutan di media sosial, (2) wujud ancaman di media sosial. (3) makna hasutan dan ancaman di media sosial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Objek dalam penelitian ini adalah tindakan kejahatan berbahasa yakni hasutan dan ancaman di media sosial. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi non-partisipan dan teknik dokumentasi. Setelah data diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan wujud hasutan yang ditemukan di media sosial adalah sebagai berikut: (1) postingan yang bertujuan untuk mengajak untuk melakukan hal-hal yang menimbulkan kerugian bagi orang lain, (2) postingan yang bertujuan untuk menyarankan tindakan yang ekstrem atau yang membahayakan seseorang, (3) komentar dan postingan yang bertujuan untuk mendorong orang lain untuk melakukan hal-hal yang merugikan dan membahayakan orang lain. Wujud ancaman yang ditemukan di media sosial adalah sebagai berikut: (1) komentar yang menunjukkan niat untuk melakukan tindakan pemaksaan, (2) komentar yang menunjukkan niat untuk melakukan tindakan yang membahayakan seperti kekerasan fisik, (3) postingan yang menunjukkan niat untuk mempermalukan orang lain. Simpulan dalam penelitian ini adalah (1) wujud hasutan yang terjadi dalam media sosial sebanyak 12 ujaran dengan berbagai jenis postingan dan kommentar yang mengandung hasutan, (2) wujud ancaman yang terjadi dalam media sosial sebanyak 13 ujaran dengan berbagai jenis postingan dan komentar yang mengandung ancaman
TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DI RUMAH SAKIT TOTO KABILA Gebrila Patricia Rauf; Dakia N. Djou; Asna Ntelu
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 8 No. 1 (2025): Volume 8 No. 1 Tahun 2025
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v8i1.42670

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk, fungsi, dan makna tindak tutur direktif dalam komunikasi terapeutik oleh perawat di Rumah Sakit Toto Kabila. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan sumber data dari perawat di rumah sakit tersebut. Teknik pengumpulan data meliputi observasi,pencatatan, dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis melalui transkripsi, pengkategorian, pengkodean, dan deskripsi untuk memahami bagaimana tindak tutur direktif digunakan dalam komunikasi terapeutik, serta peran dan maknanya dalam meningkatkan kualitas interaksi perawat dan pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat bentuk tindak tutur direktif dalam komunikasi terapeutik, yaitu meminta (10 data), memerintah (8 data), menasihati (10 data), dan merekomendasikan (10 data). Makna tindak tutur direktif dalam komunikasi terapeutik di Rumah Sakit Toto Kabila tidak hanya sebagai instruksi teknis, tetapi juga mencakup aspek empati, motivasi, dan peningkatan hubungan antara perawat dan pasien. Fungsi tindak tutur direktif ini meliputi pemberian instruksi, memastikan kepatuhan, mencegah komplikasi, mendorong komunikasi, mengelola ekspektasi, menenangkan pasien, memberikan edukasi, mendorong pelaporan gejala, memastikan persiapan yang tepat, memberikan jaminan, mendorong perawatan mandiri, memastikan keselamatan pasca prosedur, mengelola kondisi kronis, dan mendorong kepatuhan terhadap rejimen pengobatan.
MEDAN MAKNA KEADAAN JATUH DALAM BAHASA ATINGGOLA Lamadi, Rahmawati; Djou, Dakia N.; Zakaria, Ulfa
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 8 No. 2 (2025): Volume 8 No. 2 Tahun 2025
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v8i2.46203

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan: (1) realisasi kata jatuh dalam bahasa Atinggola dan (2) komponen makna jatuh dalam bahasa Atinggola. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, rekam, cakap semuka, libat cakap, dan catat. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mentranskripsikan data, menerjemahkan data, mengklasifikasikan data, menganalisis data dan menyimpulkan hasil analisis. Berdasarkaan hasil penelitian yang ditemukan terdapat 34 kata bermakna jatuh yang diklasifikasikan menjadi 5 bentuk yaitu, keadaan jatuh yang dialami oleh manusia, manusia dan hewan, tumbuhan, benda cair dan benda padat. Sedangkan komponen makna dibagi menjadi tujuh dimensi yaitu, dimensi subjek yang terdiri dari manusia, manusia dan hewan, tumbuhan, benda cair, benda padat, dimensi cara yaitu sengaja, tiba-tiba, alami, dimensi bentuk satu gerakan, dimensi arah gerak vertikal, horizontal, dimensi sebab halangan dan tidak ada halangan, dimensi jarak tinggi, cukup tinggi, dan sangat tinggi, dan dimensi kurun waktu satu kali dan berkali-kali. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat banyak kata bermakna keadaan jatuh yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk berkomunikasi. Pada kamus Atinggola kata yang bermakna jatuh berjumlah 9 kata, dan 25 kata bermakna jatuh yang diperoleh dari responden.
Pemertahanan Bahasa Bajo di Kabupaten Boalemo Ntelu, Asna; Malabar, Sayama; Djou, Dakia N; Lantowa, Jafar
Salingka Vol 19, No 1 (2022): SALINGKA, Edisi Juli 2022
Publisher : Balai Bahasa Sumatra Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/salingka.v19i1.717

Abstract

Bahasa Bajo adalah satu di antara bahasa daerah yang ada di Provinsi Gorontalo khususnya yang terdapat di Desa Bajo Kec. Tilamuta  Kab. Boalemo. Umum mata pencaharian Suku Bajo adalah nelayan tradisional. Suku  Bajo  pun  mulai  memiliki  mata  pencaharian  bukan  hanya  sebagai  nelayan, banyak  di  antara  mereka  yang  profesi  seperti  guru, pedagang,  petugas  kesehatan,  pegawai pemerintahan,  dan  lain  lain.  Dengan beragam profesi ini, berdampak pada penggunaan beragam bahasa pada masyarakat suku Bajo, namun penutur bahasa Bajo tetap memperlihatkan sikap positif sebagai upaya dalam pemertahanan bahasa Bajo. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian pemertahanan bahasa Bajo di Kabupaten Boalemo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemertahanan bahasa Bajo melalui sikap bahasa penutur bahasa Bajo di Desa Bajo Kec. Tilamuta Kab. Boalemo Provinsi Gorontalo. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah teknik angket dan wawancara. Data hasil penelitian yang diperoleh dari angket dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian terkait penggunaan bahasa oleh masyarakat di desa Bajo, ditemukan bahwa masyarakat setempat lebih dominan menggunakan bahasa Bajo, hal ini karena masyarakat di desa Bajo tersebut mayoritas berlatar belakang suku Bajo, dibandingkan dengan suku Gorontalo atau suku lainya yang sangat minoritas di desa tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa bahasa yang lebih dominan digunakan oleh masyarakat di desa tersebut adalah bahasa Bajo (bahasa mayoritas). Penggunaan bahasa Bajo ditunjukkan melalu sikap masyarakat di Desa Bajo masih memiliki sikap positif. Hal ini ditandai oleh sejumlah ciri-ciri dari sikap bahasa, antara lain pemilihan, penggunaan dan pemertahanan bahasa. Selain itu, bahasa Bajo ini sangat mendominasi sehingga mengakibatkan adanya pergeseran bahasa daerah lainnya. Adanya pergeseran bahasa daerah lainnya mengindikasi pada adanya pemertahanan bahasa Bajo di Desa Bajo, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo