Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Prosiding Seminar Nasional Sains Dan Teknologi Fakultas Teknik

KAJIAN SIMULASI VARIASI DEBIT AIR PENDINGIN TERHADAP SUHU OUTPUT DAN KALOR ALIRAN FLUIDA PADA PIROLISATOR Imam Syafa’at; Tabah Priangkoso; Andy Yusuf Kurniawan; Rita Dwi Ratnani; Hargono Hargono
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2019): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 10 2019
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.561 KB)

Abstract

Pirolisator merupakan alat untuk menghasilkan karbon aktif dan asap cair. Bahan baku yang digunakan dapat berupa tempurung kelapa, limbah kayu, sekam padi, eceng gondok, ataupun limbah plastik. Tempurung kelapa sebagai salah satu bahan pembuatan asap cair memiliki manfaat sebagai bahan pengawet, antirayap, dan anti jamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi debit terhadap suhu output dari asap cair dan besarnya laju perpindahan panas asap cair dan air pendingin dalam kondensor. Penelitian menggunakan perangkat lunak untuk mensimulasikan variasi debit 20 ml/s, 30 ml/s, 40 ml/s, 50 ml/s, 59 ml/s, 60 ml/s, 70 ml/s, 80 ml/s, 90 ml/s, 100 ml/s, 110 ml/s, dan 120 ml/s. Hal ini dilakukan untuk mencari suhu output terkecil dari asap cair dan laju perpindahan panas terbesar yang terjadi pada kondensor pirolisator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju perpindahan panas terkecil pada debit 20 ml/s sebesar 123,422 watt dan laju perpindahan panas terbesar pada debit 120 ml/s sebesar 123,479 watt. Sedangkan pada air pendingin simulasi laju perpindahan panas dengan hasil simulasi terkecil pada debit 20 ml/s sebesar 57,691 watt dan hasil simulasi terbesar pada debit 120 ml/s sebesar 210,697 watt.Kata Kunci: perpindahan panas, pirolisator, asap cair, air pendingin.
PEMANFAATAN LIMBAH PADAT SISA PEMBAKARAN SEBAGAI ADSORPSI LIMBAH CAIR PADA PABRIK TAHU Elok Khofiyanida; Rita Dwi Ratnani; Sufrotun Khasanah; Nanik Andar Miningsih; Ni’matul Fikriyyah
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2015): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 6 2015
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu limbah industri yang berpotensi mencemari lingkungan yaitu limbah cair industri tahu. Limbah cair industri tahu mengandung zat-zat yang menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan makhluk hidup. Limbah cair indutri tahu, biasanya mengandung amonia, nitrit, nitrat yang cukup tinggi. Sehinnga perlu dilakukan upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satunya adalah dilakukan proses adsorbsi limbah cair industri tahu. Adsorben yang digunakan adalah abu sisa pembakaran boiler dari industi tahu.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berkurangnya kadar ammonia, nitrit dan nitrat dalam limbah cair industri tahu. Proses adsorpsi dilakukan dengan mengontakkan 2 gram  adsorben dari abu sisa pembakaran pada boiler dengan 100 ml limbah cair pabrik tahu dengan variasi waktu pengocokan 0; 30; 60; 90; 120 menit. Kondisi terbaik diperoleh pada waktu pengocokan 120 menit untuk ammonia, 90 menit untuk nitrat, 30 menit untuk nitrit dan diperoleh  efisiensi penjerapan sebesar 76% untuk ammonia, 35,16% untuk nitrat dan 74,6% untuk nitrit. Kata kunci: Abu kulit kapuk, Adsorpsi, Amonia
EKSTRAK DAUN API-API (Avecennia Marina) UNTUK PEMBUATAN BIOFORMALIN SEBAGAI ANTIBAKTERI IKAN SEGAR Syafi’ul Rofik; Rita Dwi Ratnani
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2012): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 3 2012
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam lingkungan nelayan biasanya mengawetkan ikandengan cara memberi es, tapi daya tahan es terbatas sehingga nelayan menambahi sesuatu zat campuran yang disebut dengan formalin.Bioformalin adalah zat pengawet pengganti formalin yang berasal dari alam, sehingga aman untuk dipakai dan harganya relative lebih dari formalin. Pembuatan Bioformalin dari Simplisia daun api-api menggunakan metode infundasi dengan variable bertingkat, caranya simplisia daun api-api ditambah pelarut aquades dengan perbandingan 1:5, 1:7,5 dan 1:10.rebus menggunakan panci infusa sampai suhu 90C biarkan selama 15 menit. Saring dengan Corong Butcer dengan bantuan pompa vacum, hasilnya berbentuk cairan. Aplikasikan satu variabel satu ikan dengan cara dicelupkan, masing-masing variable diberi control. Pengamatan dilakukan kontinyu salama 2 jam sekali sampai ikan tersebut membusuk. Hasil pengamatan berupa jumlah secor, secor standarnya adalah 18. Ikan bandeng yang dibuat control dapat bertahan selama 12 jam. Ikan bandeng yang diberi beri larutan Bioformalin dengan perbandingan 1:10, 1:7,5, 1:5 masing-masing dapat bertahan hingga 18 jam,18 jam dan 20 jam. Jadi bandeng yang diberi bioformalin lebih awet dari ikan yang dibuat kontrol. Dari tiga ikan bandeng yang dicelup dengan Bioformalin yang bagus adalah dengan perbandingan 1:5 karena dapat mengawetkan lebih lama yaitu 20 jam, jumlah secor 22 dengan ciri-ciri keadaan kulit putih, mata datar, mulut sedikit terbuka, daging agak kenyal, sisik kuat, aroma amis, sebab dengan pelarut yang sedikit kandungan zat pengawet Api-api (Avecennia Marina) menjadi sangat pekat.Kata Kunci:Pengawet, Daun api-api, Pengeringan, Infundasi
PENGARUH PENAMBAHAN GLISEROL TERHADAP KUALITAS BIOPLASTIK DARI AIR CUCIAN BERAS Siti Iqlima Layudha; Ahadta Anandya Rahma; Achmat Riyanto; Rita Dwi Ratnani
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2015): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 6 2015
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bioplastik atau yang sering disebut plastik biodegradable, merupakan salah satu jenis plastik yang hampir keseluruhannya terbuat dari bahan yang dapat diperbaharui, seperti pati, minyak nabati, dan mikrobiota. Air cucian beras mengandung karbohidrat jenis pati sebanyak 76% pada beras pecah kulit. Kandungan karbohidrat ini memenuhi syarat pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum dalam pembuatan nata, sehingga air cucian beras tersebut berpotensi sebagai bahan baku pembuatan bioplastik dengan penambahan gliserol sebagai plasticizer. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan gliserol terhadap kualitas morfologi bioplastik dari air cucian beras. Pada penelitian ini, pembuatan bioplastik menggunakan metode blending dengan penambahan variasi gliserol (1 ml, 1,5 ml, 2 ml, 2,5 ml dan 3 ml). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan volume gliserol berpengaruh terhadap kualitas morfologi bioplastik. Penambahan volume gliserol yang terlalu banyak akan menurunkan kualitas morfologi bioplastik. Bioplastik terbaik pada penelitian ini adalah bioplastik dengan penambahan variasi gliserol 2 mL dengan massa 15,2 gr dan tebal 0,5 mm. Kata kunci: air cucian beras, bioplastik, gliserol
PENINGKATAN KUALITAS LIMBAH CAIR INDUSTRI SIRUP MENGGUNAKAN SELULOSA ECENG GONDOK (Eichhornia Crassipes) Aditya Alfan Marzuki; Rita Dwi Ratnani; Indah Hartati
Prosiding Sains Nasional dan Teknologi Vol 13, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2023
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/psnst.v13i1.9757

Abstract

Proses koagulasi menjadi tahapan penting dalam pengolahan air limbah industri untuk menurunkan kadar COD dan TSS. Selama ini proses pengolahan air limbah industri menggunakan koagulan anorganik yang memiliki kekurangan dapat mengganggu kesehatan manusia. Penelitian ini menggunakan bahan eceng gondok sebagai koagulan alami untuk mengurangi ketergantungan terhadap koagulan anorganik serta meningkatkan nilai guna gulma eceng gondok. Eceng gondok di ekstraksi menggunakan pelarut NaOH dengan variasi waktu delignifikasi (1 ; 2 ; 3 ; 4 ; 5) jam, konsentrasi pelarut (0 ; 1 ; 2 ; 3 ; 4 ; 5 ; 6)% , massa koagulan (1 ; 1,5 ; 2 ; 2,5 ; 3) gram. Dengan analisa COD metode refluks terbuka, analisa TSS metode gravimetri. Koagulan alami eceng gondok dapat menurunkan kadar COD 28,06% serta kadar TSS sebesar 74,46%. Kemampuan ini didapatkan karena tedapat selulosa yang termasuk dalam polisakarida yang berfungsi mengikat residu dalam air keruh.
Pemanfaatan Limbah Batang Pisang (Musa Paradisiaca L.) sebagai Sumber Karbon Aktif Teraktivasi dengan Penerapan Metode Pirolisis dan Asam Fosfat (H3PO4) Prasetiyo, Andi; Ratnani, Rita Dwi; Riwayati, Indah
Prosiding Sains Nasional dan Teknologi Vol 14, No 1 (2024): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/psnst.v14i1.11979

Abstract

Tanaman pisang (Musa Paradisiaca L.) merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat pada bagian buah dan daunnya namun pemanfaatan untuk batang pisangnya belumlah efisien. Hal ini mengakibatkan batang pisang hanya dianggap sebagai limbah yang tidak bernilai. Oleh karena itu perlu adanya penelitian untuk mengubah limbah batang pisang agar benilai ekonomis yaitu dengan memanfaatkan selulosa yang terkandung dalam limbah batang pisang dengan mengkonversinya menjadi karbon aktif, dilihat dari penelitian sebelumnya bahwa batang pisang sendiri mengandung selulosa 43,46%, hemiselulosa 38,54%,lignin 9% dan sisanya impurities. Tujuan penelitian ini yaitu memanfaatkan limbah batang pisang menjadi karbon aktif dengan menggunakan aktivator asam phospat (H3PO4) dengan variable konsentrasi aktivator dan waktu perendaman karbon aktif dengan aktivator asam phospat (H3PO4) terhadap kualitas karbon aktif limbah batang pisang berdasarkan SNI No.06-3730-1995 maupun SII No. 0258-79. Parameter pengujian meliputi penentuan kadar air, kadar abu, kadar zat mudah menguap, kadar karbon terikat dan daya serap terhadap iod. Metode penelitian ini dilakukan pada reaktor pirolisis pada suhu 400 ℃ selama 1 jam. Karbon aktif yang dihasilkan selanjutnya diaktivasi menggunakan asam phospat (H3PO4) pada variasi konsentrasi 10%; 15%; 20%; 25%; dan 30% dan waktu perendaman 8 jam, 16 jam, 24 jam, 32 jam dan 40 jam. Hasil penelitian menunjukkan kualitas karbon aktif terbaik  pada konsentrasi H3PO4 30% dengan kadar air 3,11%, kadar abu 8,55%, kadar zat menguap 38,79%, kadar karbon terikat 52,66% dan daya serap terhadap iodine 390,66 mg/gr dan waktu perendaman selama 32 jam dengan hasil uji meliputi kadar air sebesar 3,4%; kadar abu 8,15%, kadar zat menguap 37,7%, kadar karbon terikat 54,15% dan daya serap terhadap iodine sebesar 401,82 mg/gr. Variabel konsentrasi dan waktu perendaman pada hasil analisis kadar air telah sesuai dengan syarat SNI dan SII, kadar abu sesuai dengan syarat SNI, kadar zat menguap dan kadar karbon terikat belum sesuai baik SNI maupun SII, dan daya serap iodine telah melampaui standar industri indonesia (SII).
Modifikasi Pirolisis Limbah Sereh Dapur sebagai Material Maju (Karbon Aktif) Bernilai Jual Tinggi Salsabila, Annida Nur; Ratnani, Rita Dwi; Maharani, Farikha
Prosiding Sains Nasional dan Teknologi Vol 14, No 1 (2024): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/psnst.v14i1.12040

Abstract

Sereh dapur (Cymbopogon citratus) tergolong tanaman yang mudah dan melimpah di Indonesia karena mudah tumbuh. Tanaman sereh dapur dimanfaatkan hanya pada bagian bonggolnya. Sedangkan bagian daunnya dibuang sehingga menjadi limbah. Limbah yang dihasilkan juga dari bagian tanaman yang telah kering memiliki umur simpan yang singkat dan tidak bisa dipakai lagi. Keberadaan limbah ini termasuk kedalam limbah organik. Hal inilah yang menjadi ide awal penelitian ini untuk meningkatkan nilai ekonomisnya sekaligus menjaga lingkungan dari keberadaan limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu pirolisis limbah bonggol dan daun sereh terhadap kualitas karbon aktif. Kualitas karbon aktif dianalisis berdasarkan SNI (Standar Nasional Indonesia) 06-3730-1995: kadar menguap, kadar air, kadar abu, dan daya serap terhadap iodiumnya. Penelitian ini dilakukan pada varibel bebas suhu karbonisasi 300, 350, 400, 450°C dan waktu karbonisasi 60, 90, 120, 150, 180 menit. Hasil penelitian menunjukkan kualitas karbon aktif terbaik variasi suhu bagian bonggol sereh dapur dengan uji meliputi kadar menguap 43,23%; kadar air 4,20%; kadar abu 23,94%; daya serap iodine 391,32 mg/gr; pada variasi suhu bagian daun sereh dapur meliputi kadar menguap 46,4%; kadar air 4,69%; kadar abu 24,04%; dan daya serap iodine 306,38 mg/gr. Sementara variasi waktu bagian bonggol sereh dapur dengan uji meliputi kadar menguap 43,23%; kadar air 4,60%; kadar abu 23,27 %; daya serap iodine 391,32 mg/gr; pada bagian daun sereh dapur meliputi kadar menguap 45,86%; kadar air 2,59%; kadar abu 24,04%; daya serap iodine 367,88 mg/gr. Variabel suhu dan waktu data hasil analisis kadar menguap dan kadar abu belum sesuai standar SNI dan SII, sedangkan kadar air sesuai dengan standar SNI maupun SII. Daya serap iodine sesuai dengan standar SII (Standar Industri Indonesia).