Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

EFEK PRODUK GALOHGOR TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PENURUNAN STRES OKSIDATIF DIABETES MELITUS TIPE 2 Sulasyi Setyaningsih; Roosita Katrin; Evy Damayanthi
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 13 No. 4: DESEMBER 2017
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.866 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v13i4.1930

Abstract

Hiperglikemi kronis pada penderita diabetes melitus tipe 2 meningkatkan terbentuknya radikal bebas yang disebabkan peningkatan peroksidasi asam lemak, yang akan mengarah pada komplikasi yang bersifat kronis. Peningkatan terbentuknya radikal bebas yang tidak diimbangi dengan peningkatan asupan antioksidan akan menimbulkan stres oksidatif. Penelitian dilakukan untuk menganalisis efek pemberian produk galohgor berupa cookies dan minuman serbuk terhadap status antioksidan dan penurunan penanda stres oksidatif pada penderita DM tipe 2. Sebanyak 18 subjek penderita DM tipe 2 dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok intervensi (n=9) diberikan cookies dan minuman serbuk galohgor dan kelompok kontrol (n=9) diberi cookies dan minuman serbuk yang tidak mengandung galohgor selama 38 hari. Penelitian dilaksanakan di wilayah Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor. Aktivitas antioksidan plasma dianalisis dengan metode 2,2-diphenyl-1-pycrilhydrazyl (DPPH), sedangkan stres oksidatif dinilai dengan mengukur kadar Malondialdehyde (MDA) plasma. Data dianalisis menggunakan independent t test, paired t test dan ANCOVA. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata selisih aktivitas antioksidan setelah dikoreksi pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol masing-masing adalah +4.07% dan +1.78% (p>0,05), sedangkan selisih MDA plasma kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol sebagai berikut -0,56 nmol/ml dan +7,05 nmol/ml (p<0,05). Produk galohgor berupa cookies dan minuman serbuk galohgor signifikan menurunkan stres oksidatif pada penderita DM tipe 2.
PEMBUATAN NUGGET IKAN KUNIRAN (Upeneus Sulphureus) SEBAGAI DIVERSIFIKASI OLAHAN IKAN LOKAL BAGI BALITA GIZI KURANG Sulasyi Setyaningsih; Dian Ratnasari
Media Informasi Vol 17, No 1 (2021): Vol 17 No 1 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37160/bmi.v17i1.600

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis uji organoleptik dan mengetahui kandungan zat gizi lemak, karbohidrat dan protein pada nugget ikan kuniran untuk dikonsumsi oleh balita gizi kurang. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Brebes pada bulan September 2020. Desain penelitian menggunakan desain eksperimental. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1 faktor (konsentrasi tepung tapioka), 3 macam formulasi, 3 kali ulangan. Data hasil uji organoleptik dianalisis secara deskriptif dan dianalisis statistik dengan uji sidik ragam (ANOVA), kemudian dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan. Produk nugget yang terpilih adalah nugget ikan kuniran (F3) yang dibuat dengan kandungan tepung tapioka 60 gram/100 gram ikan kuniran. Karakteristik organoleptik nugget ikan kuniran (F3) agak keras, agak kenyal dengan aroma dan rasa khas ikan yang lemah. Nugget ikan kuniran (F3)  memiliki kadar air sebesar  59.21 %, kadar abu 1.55%, kadar protein 9.65%, dan kadar lemak 1.87 %.
HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI DAN AKTIVITAS FISIK PADA LANSIA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI Jamhuri; Rifatul Masrikhiyah; Sulasyi Setyaningsih
Jurnal Ilmiah Gizi dan Kesehatan (JIGK) Vol 1 No 01 (2019): Agustus
Publisher : Universitas Muhadi Setiabudi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46772/jigk.v1i01.101

Abstract

Hipertensi merupakan satu dari penyakit tidak menular yang mejadi masalah di bidang kesehatan dan sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer yaitu puskesmas. Dikecamatan Bumiayu merupakan wilayah dataran tinggi di jawa tengah, pukesmas Bumiayu termasuk peringkat ke 9 dari puskesmas yang ada di kabupaten brebes. Prevalensi hipertensi pada wilayah kerja puskesmas Bumiayu tahun 2017 yaitu pada kelompok laki-laki sebesar 40,1%, dan pada kelompok permpuan sebesar 91,96%. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan asupan zat gizi dan aktivitas fisik pada lansia dengan kejadian hipertensi di puskesmas Bumiayu Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional. Besar sampel 80 penderita hipertensi. Metode desain penelitian dengan survey dan mengunakan pendekatan cross sectional. Teknik sampling menggunakan random sampling diperoleh sebanyak 80 responden. Hasil dari uji renk sepearman’rho penelitian ini, variabel yang berhubungan dengan tingkat hipertensi adalah energi (p=0,016), natrium (p=0,026), dan lemak (p=0,027), Sedangkan variabel yang tidak berhubungan adalah aktivitas fisik (p=0,760). Faktor yang berhubungan dengan tingkat hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Bumiayu adalah energi, natrium, dan lemak
PERBEDAAN STATUS GIZI DAN KEAKTIFAN KUNJUNGAN POSYANDU PADA BALITA ANGGOTA DAN NON ANGGOTA PKH Siti Khuzaemah; Sulasyi Setyaningsih
Jurnal Ilmiah Gizi dan Kesehatan (JIGK) Vol 1 No 02 (2020): Februari
Publisher : Universitas Muhadi Setiabudi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46772/jigk.v1i02.139

Abstract

Kemiskinan merupakan penyebab utama masalah gizi. Bayi dan balita merupakan kelompak yang paling rentan terhadap masalah gizi. Jumlah kasus gizi buruk di Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes tahun 2015 sebanyak 27 kasus. Tujuan PKH sebagai upaya membangun sistem perlindungan sosial kepada Keluarga Miskin untuk meningkatkan kualitas hidup melalui pendidikan dan kesehatan. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan status gizi dan keaktifan kunjungan posyandu pada anak balita anggota dan bukan anggota PKH di Desa Pesantunan, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes. Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional dengan desain cross sectional. Subjek penelitian adalah balita berusia 36-59 bulan yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu anggota PKH dan bukan anggota PKH. Analisis data menggunakan uji mann-whitney. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa 75% anggota PKH dengan status gizi baik dan 77,3% anggota bukan PKH dengan status gizi baik. Seluruh sampel anggota PKH aktif kunjungan posyandu (100%). Sampel bukan anggota PKH aktif kunjungan ke posyandu yaitu 59,1%. Selain itu tidak ada perbedaan yang bermakna pada status gizi antara anak balita anggota dan bukan anggota Program Keluarga Hara pan (PKH) dengan P=0,842. Ada perbedaan yang bermakna pada keaktifan kunjungan posyandu antara anak balita anggota dan bukan anggota Program Keluarga Harapan (PKH) dengan P = 0,000
Nilai Gizi Dan Daya Terima Es Krim Modisco Susu Kedelai Dengan Penambahan Buah Untuk Penanganan Anak Gizi Buruk Findy Dwita Kumala; Sulasyi Setyaningsih; Diah Ratnasari
Jurnal Ilmiah Gizi dan Kesehatan (JIGK) Vol 2 No 01 (2020): Agustus
Publisher : Universitas Muhadi Setiabudi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46772/jigk.v2i01.257

Abstract

Modisco (Modified Diet Skim Milks Sugar Cotton Seed) merupakan minuman tinggi energi 135 kalori untuk penanganan gizi buruk fase rehabilitasi sebagai pengganti formula WHO.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan buah terhadap nilai gizi dan daya terima es krim. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 kali pengulangan. Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu penambahan buah yang berbeda seperti strowberry, pisang dan alpukat. Pengujian yang dilakukan yaitu . energi, protein, lemak, kalium dan magnesium. Data kalium dan magnesium dianalisis menggunakan Anova. Pengujian daya terima dengan metode hedonik dan dianalisis menggunakan Repeated Measure.Hasil penelitian ini adalah Zat gizi per 100 gram es krim energi berkisar antara 135,28 sampai 140,98 kalori, protein 3,53 sampai 3,57 gram, lemak 107 sampai 110,9 gram. Kadar kalium rata-rata antara 1604,06 sampai 1765,3 ppm dan kadar magnesium rata-rata antara 116,1 sampai 253,8 ppm. Penambahan buah meningkatkan kesukaan dari segi warna, aroma, rasa dan tekstur, secara nyata penambahan buah yang paling disukai adalah pisang. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Nilai gizi es krim modisco dengan penambahan buah (pisang, alpukat dan strawberi) memiliki nilai energi, protein, lemak yang melebihi standar modisco. Penambahan buah pisang dipilih karena memiliki nilai gizi yang tinggi dan daya terima paling disukai.
Hubungan Tingkat Pengetahuan, Persepsi dan Kepatuhan Membaca Label Pangan Makanan Kemasan Terhadap Status Gizi Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan nafisah nafisah; Rifatul Masrikhiyah; Sulasyi Setyaningsih
Jurnal Ilmiah Gizi dan Kesehatan (JIGK) Vol 5 No 1 (2023): Agustus
Publisher : Universitas Muhadi Setiabudi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46772/jigk.v5i1.1261

Abstract

Status gizi merupakan kondisi kesehatan yang dipengaruhi oleh asupan makanan dan penggunaan zat gizi. Ketika asupan gizi memenuhi kebutuhan, maka akan mempunyai status gizi yang baik . Penelitian ini menggunakan jenis desain cross sectional , Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan recall 24 jam. Hasil analisis data menggunakan uji Mann-Whitney dan uji Chi-Square diketahui bahwa tingkat pengetahuan dan status gizi (p=0,114), persepsi dengan status gizi (p=0,028). Kepatuhan membaca label pangan dengan gizi (p=0,599) sedangkan asupan makan dengan status gizi (p=0,721). dapat diambil kelsimpullan bahwa tidak telrdapat hulbulngan antara tingkat pelngeltahulan, dan kepatuhan membaca label gizi delngan statuls gizi. Namun, terdapat hubungan antara persepsi dengan status gizi
Pembuatan Abon Ikan Kuniran (Upeneus Sulphureus) sebagai Makanan Tambahan Balita Gizi Kurang Berbasis Pangan Lokal Setyaningsih, Sulasyi; Ratnasari, Diah
Jurnal Ilmiah Gizi dan Kesehatan (JIGK) Vol 6 No 01 (2024): Agustus
Publisher : Universitas Muhadi Setiabudi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46772/jigk.v6i01.1589

Abstract

The purpose of this research is to analyze the organoleptic test and determine the nutritional content of fat, carbohydrates, and protein in kuniran fish shreddeds for consumption by malnourished toddlers. This study was conducted in Brebes Regency in September 2020. The research design used was an experimental design. This study used a Completely Randomized Design (CRD) with 1 factor (spice concentration), 3 types of formulations, and 3 repetitions. The organoleptic test data were analyzed descriptively and statistically using variance analysis (ANOVA), followed by Duncan's multiple range test. The results showed that all hedonic test variables did not indicate differences in the preference levels of color, aroma, taste, and texture of kuniran fish floss for each formula (P < 0.05). Based on the hedonic test results, the most preferred kuniran fish floss by the panelists was the F1 formula with the highest spice concentration. The hedonic quality test results for the F1 kuniran fish floss were slightly brown (3.44), slightly coarse (3.16), slightly strong fish aroma (3.32), and slightly strong fish taste (3.16).
DEVELOPMENT OF ANALOG RICE FROM PURPLE CORN AND SEAWEED Gracillaria sp POTENTIAL AS HIGH-FIBER FUNCTIONAL FOOD Nurwati; Sulasyi Setyaningsih; Diah Eka Maulina
Agrisaintifika: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol. 8 No. 2 (2024): Agrisaintifika
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ags.v8i2.5840

Abstract

Analog rice (imitation rice) is made from ingredients such as cereals and tubers whose shape and nutritional composition are similar to rice. The main ingredients that can be used to create analog rice are purple corn and seaweed which have good nutritional value. The purpose of this study was to determine the formulation of analog rice with high fiber. This study has 4 treatments, namely K1 (polished rice), K2 (seaweed 5%), K3 (seaweed 10%), and K4 (seaweed 15%). The highest dietary fiber is 5.77%, low air content is 7.09%, has an ash content ranging from 0.75 - 6.5%, fat content ranges from 1.24 - 5.66%, Carbohydrates range from 71.29 - 77, 48%., protein 7.09 - 8.35%. Color analysis of analog rice parameter L * (brightness) ranges from 38.20 - 40.66. WI value ranges from 59.43 to 60.68, a* (red) value ranges from 5.97 to 5.39, b* (yellow) value ranges from 9.8 to 10.73, and tranparancy value ranges from 59.43 to 60.68. The results of the organoleptic test of all parameters show that the highest organoleptic value is obtained in milled rice and in the analog rice formula which has the highest value, namely K2 (5% seaweed). Keywords:  Analog Rice, Purple Corn, Seaweed, Dietary Fiber
Hubungan Tingkat Kepatuhan Konsumsi PMT Lokal dengan Status Gizi Balita Wasting di Puskesmas Bulakamba Brebes Ida Eliyah; Setyaningsih, Sulasyi; Wahyani, Anggray Duvita
Jurnal Ilmiah Gizi dan Kesehatan (JIGK) Vol 7 No 01 (2025): Agustus
Publisher : Universitas Muhadi Setiabudi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46772/jigk.v7i01.1795

Abstract

Wasting is a form of malnutrition reflected in a child's weight being too low for their height. Wasting is caused by several factors, including direct and indirect causes. First, direct causes are dietary intake or infection, or a combination of both. One effective approach to addressing malnutrition in toddlers is to provide nutrient-rich supplementary foods. Compliance with the consumption of local supplementary foods is considered a determining factor in the success of nutritional interventions. The purpose of this study was to analyze the relationship between compliance with local supplementary foods (PMT) and the nutritional status of wasted toddlers. This study was conducted in the Bulakamba Community Health Center (Puskesmas) area of Brebes Regency. This was a quantitative observational study with a cross-sectional design. Most (63.7%) of wasted toddlers who were given local supplementary foods were compliant with their supplementary foods, while 36.3% were non-compliant. Most (60%) of wasted toddlers experienced an improvement in their nutritional status to normal, while 40% of wasted toddlers did not experience any improvement in their nutritional status. The results of the chi-square test on the variable level of compliance with nutritional status obtained a p value <0.05 (p = 0.037). There is a significant relationship between the level of compliance with local supplementary food consumption and the nutritional status of wasting toddlers.