Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Agribios

PENGARUH PEMBERIAN ISOLAT BAKTERI BINTIL AKAR DAN PGPR (PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA) PUTRI MALU (Mimosa pudica) DARI LAHAN KERING PRINGGABAYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata) Nufus, Novita Hidayatun; Wangiyana, Wayan; Suliartini, Ni Wayan Sri
AGRIBIOS Vol 22 No 1 (2024): JUNI
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/agribios.v22i1.4522

Abstract

Kacang hijau (Vigna radiate) adalah tanaman legume yang kaya protein dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Untuk mmenuhi kebutuhan kacang hijau dalam negeri di tengah fluktuasi produksi, diperlukan adanya suatu upaya, salah satunya rekayasa budidaya tanaman melalui pemupukan dengan pupuk hayati. Untuk itu dilaksanakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan isolat bakteri bintil akar dan Plant Growth Promoting Rhizobacteri (PGPR) tanaman putri malu yang hidup di lahan kering Kecamatan Pringgabaya terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa varietas tanaman kacang hijau. Penelitian dirancang dengan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAK) dengan rancangan perlakuan Split Plot Design tiga faktor. Faktor pertama adalah isolat bakteri bintil akar (B), dengan 2 aras; B0 (tanpa isolat) dan B1 (pemberian isolat). Faktor kedua adalah aplikasi PGPR rizosfir Putri malu (P), dengan 2 aras; P0= tanpa PGPR, P1= pupuk dengan PGPR. Faktor ketiga adalah varietas kacang hijau yang terdiri atas 2 jenis; V2 (varietas Vima 2) dan V4 (varietas Vima 4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan pemberian PGPR putri malu (P) berpengaruh secara signifikan pada hampir seluruh parameter pengamatan. Interaksi antar ke-3 faktor perlakuan didapatkan pada parameter berat brangkasan basah dan jumlah polong tiap tanaman. Perlakuan B1P1V4 menghasilkan berat brangkasan basah tertinggi yaitu 13.493 gram. Adapun kombinasi perlakuan yang menghasilkan jumlah polong tertinggi tiap tanaman adalah perlakuan dengan kombinasi P1B1V2 dengan rata-rata 24.8 polong tiap tanaman.