Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tradisi Kayah Baarak sebagai media komunikasi budaya dengan menggunakan teori etnografi komunikasi Dell Hymes melalui model speaking. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik purposive sampling terhadap lima informan, terdiri dari tokoh adat, pelaku tradisi, budayawan lokal, generasi muda, dan masyarakat desa. Data diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Tradisi Kayah Baarak di Desa Tunggang, Mukomuko, Bengkulu merupakan salah satu warisan budaya takbenda yang sarat nilai simbolik, spiritual, dan sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi budaya dalam tradisi Kayah Baarak tercermin melalui simbol adat, bahasa lisan, gerak tubuh, serta urutan prosesi yang dipahami secara kolektif. Tradisi ini berfungsi sebagai media penyampai pesan moral, penghormatan leluhur, dan penguat identitas komunitas. Namun, modernisasi menjadi tantangan dalam pewarisan makna simbolik tradisi kepada generasi muda. Penelitian ini menegaskan perlunya penguatan literasi budaya, dokumentasi sistematis, dan kebijakan pemerintah berbasis partisipasi masyarakat agar tradisi Kayah Baarak tetap relevan dalam dinamika sosial modern.