Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Potensi Pembayaran Jasa Lingkungan Hutan Mangrove di Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat Sukarmin Idrus; Ahyar Ismail; Meti Ekayani
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 21 No. 3 (2016): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (839.457 KB) | DOI: 10.18343/jipi.21.3.195

Abstract

Payment for environmental services (PES) to mangrove forest is judged appropriate for applied in Jailolo Sub-district of West Halmahera District as a protection of mangrove ecosystems. This is due to the high utilization of mangrove environment services. If not managed properly can potentially threaten the preservation of mangrove forests. Benefits that have been perceived by the public such as a water source, pond, travel, as well as the protection of coastal areas. These benefits must be preserved for the future availability of environmental services namely through the payment of the services already provided the commonly named as payment for environmental services (PES). PES is also very supported by West Halmahera District Regulation No. 4 of 2012 year and constitution No. 32 of 2009 year about the protection and environmental management. Basically, PES is a scheme that aims to restore and protect the availability of goods and environmental services sustainable. Therefore, PES initiation for mangrove forest economy preservation in Jailolo Sub-district needs to be studied. This research aims to: 1) Identify environmental services of mangrove forest ecosystems that are potential for PES; 2) Examines the perceptions of the public service providers (providers) towards the implementation of the plan; and 3) How much willingness to accept (WTA) community as a providers of environmental services (providers) if PES is applied. The research results showed that the service potentially initiated PES are sea-water intrusion regulating service and the cultural service of mangrove tourism. For perception and public participation, environmental service providers about the mangrove environment services were judged to be sufficient for determining PES plan assignment, where communities want to participate if the maintenance costs were IDR3.350,00/trees/year
ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN DAN KESESUAIAN EKOWISATA MANGROVE DI PULAU DODOLA KABUPATEN PULAU MOROTAI Sukarmin Idrus
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Vol. 11 No. 1 (2021): Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (JPSL)
Publisher : Graduate School Bogor Agricultural University (SPs IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberadaan mangrove di pulau Dodola saat ini telah dikembangkan untuk wisata, namun belum sepenuhnya dikembangkan dengan konsep ekowisata. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengembangan ekowisata di pulau Dodola melalui analysis kualitas lingkungan, kesesuaian dan daya dukungnya. penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebagian masukan dalam pertimbangan pengembagan kawasan wisata mangrove yang ada di Pulau Dodola. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret s/d September 2020. Lokasi penelitian terletak di pulau Dodola Kecamatan Morotai Selatan. Pengambilan data mengunakan metode deskrptif kuantitatif. Penelitian ini dimulai observasi awal melalui survey jelajah dan menghitung sebaran dan luasan melalui peta citra satelit (google earth), selanjutnya dilakukan pengambilan data lapangan secara langsung untuk menghitung parameter lingkungan, mengidentifikasi ekosistem mangrove, kesesuaian daya dukung, dari ekosistem mangrove yang ada di pulau Dodola. dari hasil penelitian diperoleh kualitas lingkungan di pulau Dodola dinilai masih memenuhi baku mutu baik untuk wisata bahari maupun biota laut baik untuk suhu, salinitas, pH, dan DO, sedangkan untuk analisis kesesuaian wisata, hasil dari ketiga stasiun ini menunjukan bahwa pengembangan ekowisata di pulau Dodola tergolong sesuai hingga sangat sesuai untuk dimanfatkan sebagai kawasan ekowisata. Hasil daya dukung kawasan (DDK) ekowisata mangrove di pulau Dodola adalah 70 orang per hari. dengan hasil ini maka pemanfaatan Pulau Dodola untuk ekowisata layak untuk dikembangkan
EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM BERDASARKAN STANDARISASI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PULAU MOROTAI Aminullah Thaib; Sukarmin Idrus
Journal of Science and Engineering Vol 4, No 2 (2021): Journal Of Science And Engineering (JOSAE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/josae.v4i1.2560

Abstract

Penelitian ini bertujuan sebagai bahan evaluasi penentuan tarif angkutan umum dalam pelaksanaannya tanpa merugikan pengguna angkutan maupun penyedia jasanya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif analitis, yaitu penelitian yang bukan bersifat eksperimen akan tetapi dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan berupa data primer dan data sekunder yang selanjutnya dipakai untuk proses analisis data. dari hasil penelitian ini diperoleh tarif roda tiga (bentor) Rp. 2.484,93/km, dan tarif mini bus Rp. 2.806,47/km. Terjadi perbedaan antara SK Bupati dan analisis hasil perhitungan yaitu untuk tarif roda tiga (bentor) sebesar 19,51%, dan tarif mini bus sebesar 10,92%.
JASA LINGKUNGAN EKOSISTEM HUTAN MANGROVE DI KECAMATAN JAILOLO Sukarmin Idrus
Prosiding Seminar Nasional Kemaritiman dan Sumber Daya Pulau-Pulau Kecil Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Kemaritiman dan Sumber Daya Pulau-Pulau Kecil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.64 KB)

Abstract

Mangrove merupakan sumberdaya yang dapat dipulihkan (renewable resources). Keberadaan mangrove telah memberikan manfaat pada masyarakat yang sebagian hidup di daerah pesisir. Tingkat pemanfaatan mangrove masyarakat Kecamatan Jailolo cukup tinggi hal ini dapat dilihat dari  pemanfaatan mangrove sebagai areal penggunaan lain (APL) seperti kawasan pemukiman dan perluasan pelabuhan sangatlah besar yaitu sebesar 75% (BPDAS 2015). Oleh karena itu diperlukannya sebuah informasi tentang nilai sebenarnya dari jasa ekosistem mangrove tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menghitung nilai jasa lingkungan ekosistem hutan mangrove di Kecamatan Jailolo. Hasil identifikasi dan valuasi ekonomi diperoleh 3 jenis Jasa ekosistem mangrove diantaranya Jasa penyedia (provision), antara lain, pemanfaatan kayu,  ikan, dan  kepiting; Jasa pengatur (regulating) sebagai pemecah gelombang dan pencegah intrusi air laut; dan Jasa budaya (cultural) sebagai ekowisata mangrove. Berdasarkan hasil analisis nilai total ekonomi jasa lingkungan hutan mangrove adalah sebesar Rp.253.064.381/tahun .Kata Kunci: Jailolo, mangrove, jasa lingkungan
PEMANFAATAN LIMBAH BIOMASSA KELAPA DAN TONGKOL JAGUNG UNTUK PEMBUATAN BRIKET Hartati Kapita; Sukarmin Idrus; Fitro Fanumbi
Jurnal Teknik SILITEK Vol. 1 No. 01 (2021)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pasifik Morotai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (811.12 KB) | DOI: 10.51135/jts.v1i01.2

Abstract

Briket merupakan bahan bakar yang mengandung karbon dan memiliki nilai kalor yang tinggi dan dapat menyala dalam waktu lama. Dalam pembuatan briket ini digunakan bahan tambahan yaitu tempung kelapa (batok kelapa) dengan bahan perekat menggunakan tepung kanji atau tepung tapioka. Penambahan bahan perekat tujuan adalah untuk meningkatkan sifat fisik dari batok dan juga untuk meningkatkan nilai kalor. Cara pembuatannya adalah dengan cara pembakaran biomassa tanpa udara (pirolisis). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan limbah biomassa tongkol jagung dan kelapa sebagai briket dan untuk mengetahui berapa lama nyala api yang dapat bertahan selama dalam masa pembakaran. Campuran utama dari bahan bakar briket adalah biomasa. Bahan bakar ini berbentuk padat, mudah dalam pengerjaan dan memelukan peralatan yang sederhana selain itu tidak memelukan biaya mahal dalam pembuatannya serta dapat dikembangkan secara masal. Arang yang dibuat dari limbah tempurung kelapa, tongkol jagung dan perekat dari kanji dapat gunakan untuk pembuatan briket. bahan baku untuk pembuatan briket ini sangat mudah untuk dijumpai dan sangat ramah lingkungan. Dari hasil penggujian didapatkan bahwa komposisi dalam pembuatan briket dapat mempengaruhi lama nyala briket begitupun dengan ukuran berat dan tinggi briket.
Keanekaragaman dan Pola Sebaran Gastropoda di Perairan Juanga Kabupaten Pulau Morotai Sukarmin Idrus; Djainudin Alwi; Nurafni Nurafni; M Kadafi
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 3, No 2 (2021): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlaot.v3i2.3619

Abstract

Ekosistem padang lamun merupakan habitat penting bagi kelangsungan kehidupan biota laut yang berasosiasi, bahkan menjadi penyokong salah satu alternatif  mata pencaharian dan pendapatan masyarakat yang sudah lama tinggal di wilayah pesisir. Gastropoda banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, cangkangnya dapat dijadikan sebagai bahan perhiasan dan dagingnya dapat dijadikan sebagai sumber protein. Gastropoda dan Bivalvia yang dapat dimakan diantaranya Strombus luhuanus, Strombus gibberulus, Nerita maxima dan Gafrarium tumidum. Menelaah pentingnya manfaat gastropoda bagi lingkungan dan sumber daya hayati perairan, maka perlu dilakukan penelitian tentang struktur komunitas dan pola sebaran gastropoda penghuni lamun. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2019. Berlokasi di Perairan Pandanga Kecamatan Morotai Selatan Kabupaten Pulau Morotai. Pengambilan sampel menggunakan metode transek kuadrat. Dimana kuadrat yang digunakan berukuran 1x1 m, jarak penempatan kuadrat 10 meter  di mulai dari meteran 0-50 meter sehingga penempatan kuadrat untuk masing-masing transek sebanyak 6 kali, sehingga secara keselurahan kuadrat sebanyak 54 kali penempatan kuadrat  di semua stasiun penelitian. Analisis data yang digunakan adalah keanekaragaman jenis, kemerataan, indeks dominasi, kepadatan dan pola sebaran. Hasil penelitian keanekaragaman jenis (H’) termasuk kategori “sedang’’, indeks kemerataan (E) tergolong “tinggi’’ dan indeks dominansi (C) kategori “rendah’’. Sedangkan analisis pola sebaran gastropoda stasiun I sampai stasiun III termasuk pola sebaran mengelompok. 
TEKNOLOGI PEMANFAATAN AIR HUJAN DENGAN SISTEM SARINGAN PASIR LAMBAT Hartati Kapita; Irfan Hi. Abd. Rahman; Sukarmin Idrus; Natalianingsi Loby
Jurnal Teknik SILITEK Vol. 1 No. 02 (2022)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pasifik Morotai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51135/jts.v1i02.25

Abstract

Air hujan dianggap sebagai salah satu sumber air yang layak di konsumsi dan aman dari segala macam kontaminasi tetapi apabila salah penanganan maka akan berakibat pada terganggunya kesehatan. Kondisi air tergantung pada kondisi perawatan, dari hasil penelitian sebelumnya menunjukan bahwa kualitas air hujan yang ada di Indonesia cukup baik untuk dijadikan sebagai sumber air yang layak di konsumsi untuk masyarakat. Masyarakat Kabupaten Pulau Morotai merupakan salah satu daerah di Indonesia yang mengunakan air hujan sebagai sumber air minum. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat system saringan air hujan dengan menggunakan system pasir lambat. Metode ini merupakan salah satu metode yang tepat dalam pengelolaan air hujan. Hasil dari penelitian ini adalah kualitas air hujan dengan system saringan pasir lambat dapat dikonsumsi sebagai salah satu sumber air minum.
PELATIHAN WIRAUSAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII DI DESA KOLORAY KECAMATAN MOROTAI SELATAN Sukarmin Idrus; Hartati Kapita; M Reza Kusman; Fitro Darwis; Miswar Papuangan; Titien Sofiati; Maujud Popa
Jurnal Abdi Insani Vol 10 No 1 (2023): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v10i1.706

Abstract

Morotai Island is a seaweed cultivation development area. However, currently there are obstacles faced by cultivators, namely ice-ice disease and yield management. Efforts to optimally manage and utilize the potential for seaweed cultivation on small islands can be carried out through fostering small, medium and micro enterprises (MSMEs). The purpose of this service is to provide assistance in the process of cultivating good seaweed, while the benefits derived from this service are expected to produce sustainable seeds and create jobs for coastal communities. The implementation of this service was carried out in Koloray Village, South Morotai District, Morotai Island Regency, North Maluku. The subject of this activity is the Koloray Village Seaweed Farmer Group. The process of implementing this service includes: mapping the potential for cultivation land, mapping aspects of community human resources, program socialization, and institutional strengthening training in implementing seaweed cultivation. The results of this activity were mapping the location of seaweed cultivation so that locations that had previously been planted were obtained, taking into account accessibility, the area of the planting area and protection from waves, in addition to observing the quality of the waters including parameters of temperature, salinity, pH, brightness, depth and bottom of the waters. considered suitable according to good qualifications. For sustainability and success in business, institutional strengthening is also carried out in running a business as well as monitoring and evaluation. With this activity, the community, especially the cultivator group, have been able to determine the location selection, the selection of the cultivation method and the ability to overcome the main problems of seaweed cultivation, in this case the parrotfish, by changing the method from basic stakes to the floating net raft method.
Marine debris in tourism area of Dodola Island Beach, Morotai Island District Sukarmin Idrus; Marwis Aswan; Sudin Sumahi
Depik Vol 12, No 1 (2023): APRIL 2023
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.414 KB) | DOI: 10.13170/depik.12.1.25090

Abstract

Coastal and marine areas are very vulnerable to various pollution threats from human domestic activities (marine debris), industry (fishery management) and other activities. One of the the problems faced in the management of Dodola island tourism was marine debris. This study aims to determine the composition of marine debris generated from tourism activities. Futhermore this study was necessary as basic information to formulate appropriate strategies in managing marine debris. This research was conducted from August to September 2021. Observations were made by visual observation at porposive area. Analysis of the type and weight taken from the observed waste such as the number of pieces, weight, composition and density of solid waste and separated according to the type of organic and inorganic. This result showed inorganic waste such as plastic bottles and cups, plastic packages, Styrofoam, sandals/shoes, glass bottles, diapers, cardboard and aluminum cans with a total of 664 items or 58% pieces, while for organic waste consisting of wood, bamboo, coconut and nipa fruit and banana leaves, with the number of pieces as much as 473 items or 42%. Organic waste has a weight of 203,422 grams or 85% and organic marine waste is 35,915 grams or 15%. The types of organic waste with the highest and heaviest amounts were bamboo 70.51% and 73.77%. Meanwhile, the type of inorganic waste with the highest amount was plastic bottles/cups 79.17% and the heaviest type of waste was glass bottles 55.08%.Keywords:Marine debrisGPSOrganicInorganic
Marine debris in tourism area of Dodola Island Beach, Morotai Island District Sukarmin Idrus; Marwis Aswan; Sudin Sumahi
Depik Vol 12, No 1 (2023): APRIL 2023
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.12.1.25090

Abstract

Coastal and marine areas are very vulnerable to various pollution threats from human domestic activities (marine debris), industry (fishery management) and other activities. One of the the problems faced in the management of Dodola island tourism was marine debris. This study aims to determine the composition of marine debris generated from tourism activities. Futhermore this study was necessary as basic information to formulate appropriate strategies in managing marine debris. This research was conducted from August to September 2021. Observations were made by visual observation at porposive area. Analysis of the type and weight taken from the observed waste such as the number of pieces, weight, composition and density of solid waste and separated according to the type of organic and inorganic. This result showed inorganic waste such as plastic bottles and cups, plastic packages, Styrofoam, sandals/shoes, glass bottles, diapers, cardboard and aluminum cans with a total of 664 items or 58% pieces, while for organic waste consisting of wood, bamboo, coconut and nipa fruit and banana leaves, with the number of pieces as much as 473 items or 42%. Organic waste has a weight of 203,422 grams or 85% and organic marine waste is 35,915 grams or 15%. The types of organic waste with the highest and heaviest amounts were bamboo 70.51% and 73.77%. Meanwhile, the type of inorganic waste with the highest amount was plastic bottles/cups 79.17% and the heaviest type of waste was glass bottles 55.08%.Keywords:Marine debrisGPSOrganicInorganic