Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

PENGEMBANGAN FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN LIPCREAM EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn) SEBAGAI PEWARNA BIBIR Nita Amalia; Meta Safitri; Banu Kuncoro
Jurnal Farmagazine Vol 4, No 1 (2017): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v4i1.70

Abstract

Rambutan (Nephelium lappaceum L.) merupakan buah-buahan tropika yang berasal dari Malaysia dan Indonesia. Namun kulitya berwarna merah masih belum dimanfaatkan secara maksimal, adanya warna merah tua terdapat antosianin yang dapat digunakan sebagai pewarna alami.Pada penelitian ini ekstrak etanol kulit buah rambutan diformulasikan menjadi sediaan lipcream dengan konsentrasi 0%, 2%, 4%, 6, 8%, dan 10%. Pengujian terhadap sediaan yang dibuat meliputi pemeriksaan mutu fisik mencakup pemeriksaan homogenitas, daya sebar, daya lekat, uji oles, pemeriksaan pH, uji iritasi dan uji kesukaan (Hedonic Test). Formulasi lipcream menggunakan ekstrak kulit rambutan menunjukkan sediaan yang dibuat homogen, mudah dioleskan, memilki pH diantara 7-6, tidak menyebabkan iritasi, sediaan yang disukai adalah formula V (8%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit buah rambutan dapat digunakan sebagai pewarna dalam sediaan lipcream, dan tidak menyebabkan iritasi sehingga cukup aman digunakan. Kata kunci : Rambutan (Nephelium lappaceum L.), antosianin, lipcream.
UJI AKTIVITAS ANTIHIPERGLIKEMIA FRAKSI N-HEKSAN DAUN PANDAN WANGI (PANDANUS AMARYLLIFOLIUS ROXB) TERHADAP TIKUS PUTIH SPRAGUE DAWLEY YANG DI INDUKSI GLUKOSA Abdul Aziz Setiawan; Siti Soleha; Meta Safitri
Jurnal Farmagazine Vol 2, No 2 (2015): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v2i2.47

Abstract

Diabetes melitus merupakan penyakit yang ditandai dengan hipergilkemia serta terjadi perubahan progresif terhadap stuktur sel beta pankreas. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji efek fraksi n-heksan daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb). Terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan sprague dawley yang diinduksikan Glukosa. Sebanyak 24 ekor tikus putih jantan sprague dawley dibagi dalam 6 kelompok perlakuan yaitu kelompok normal, kelompok positif, kelompok negatif, kelompok fraksi daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) dosis 100 mg/200gBB, 150 mg/200gBB dan 300 mg/200gBB. Data diperoleh dari pemeriksaan kadar gula darah puasa, 30 menit setelah induksi Glukosa, dan pada menit ke 60, 90, 120, 180 setelah pemberian sediaan pada masing-masing kelompok perlakuan. Data dianalisis secara statistika dengan Oneway ANOVA dan dilanjutkan uji LSD untuk melihat beda nyata antar perlakuan. Pada tes homogenitas di dapat nilai 0,009 < 0,05 ini menandakan bahwa data tidak homogen, maka dilanjutkan dengan uji kruskal wallis dan didapat nilai 0,004 < 0,05 ini menunjukan data terdistribusi homogen. Data Hasil penelitian menunjukan daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) dengan dosis 150 mg/200gBB dan 300 mg/200gBB memiliki efek menurunkan kadar glukosa darah tikus putih jantan sprague dawley terbaik setara dengan kontrol positif yang diberikan Glibenklamid dengan dosis 0,09 mg/200gBB. Kata kunci: Daun pandan wangi, kadar glukosa darah,diabetes melitus Keywords:Pandan wangi leaves, blood glucose levels, Diabetes mellitus
PENGEMBANGAN FORMULASI DAN EVALUASI FISIK SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL 70% DAUN LABU SIAM (Sechium edule (Jacq.)Swatz). Meta Safitri S.Farm, M.Farm Apt; Mohammad Zakky S.Si, M.Farm, Apt; Ery Erawati
Jurnal Farmagazine Vol 3, No 2 (2016): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v3i2.25

Abstract

Sirih merah merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun sirih merah sebagai antiinflamasi. Inflamasi adalah suatu respon protektif tubuh terhadap jejas. Pengobatan inflamasi yang banyak digunakan masyarakat adalah Obat Antiinflamasi Non Steroid (OAINS) sebagai terapi antiinflamasi, namun memiliki efek samping berupa perdarahan pada saluran cerna. Penelitian uji aktivitas antiinflamasi menggunakan metode edema buatan pada telapak kaki tikus dengan menggunakan karagenan 1% sebagai zat pembuat udem. Uji efek antiinflamasi menggunakan tikus putih jantan galur Sprague-dawley sebanyak 24 ekor tikus terbagi dalam 6 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol normal (Na-CMC), kelompok kontrol positif (Na diklofenak), kelompok kontrol negatif dan kelompok perlakuan ekstrak dengan variasi dosis 10mg/200gBB, 20mg/200gBB dan 30mg/200gBB yang diberikan secara per oral. Pengukuran volume udem kaki tikus diukur menggunakan alat pletismometer, dilakukan setiap 1 jam selama 6 jam. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sirih merah memberikan efek antiinflamasi pada tikus putih jantan yang diinjeksi karagenan 1%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna antara setiap kelompok perlakuan dengan kontrol normal. Pada dosis ekstrak 10mg/200gBB, 20mg/200gBB dan 30mg/200gBB menunjukkan tidak ada perbedaan secara bermakna dengan kontrol positif pada taraf uji 0,05. Kata kunci : sirih merah, antiinflamasi, udem
FORMULASI DAN EVALUASI FISIK SEDIAAN PEWARNA PIPI DALAM BENTUK PADAT DARI EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) Meta Safitri; Siti Halimatusa’diah; Mohammad Zaky
Jurnal Farmagazine Vol 5, No 3 (2018): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v5i3.112

Abstract

Bakteri penghasil antibiotik golongan beta laktam telah lama diteliti. Sejalan dengan waktu, resistensi terhadap antibiotik golongan beta laktam saat ini banyak terjadi. Resistensi tersebut dapat diakibatkan karena salah satunya adalah tidak konsisten untuk menghabiskan antibiotik sehingga bakteri mampu menghasilkan enzim β-laktamase. Resistensi ini dapat dikurangi dengan menggunakan inhibitor terhadap aktivitis enzim β-laktamase. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri yang memproduksi inhibitor antibiotik β lactamase dari bahan baku tahu sumedang. Bakteri terpilih dilakukan uji dengan metode “direct antagonism”. Sampel diambil dari pabrik tahu dari daerah Tanjungsari, Sumedang, Jawa Barat. Dari proses isolasi didapat beberapa isolat tunggal yang berpotensi menghasilkan inhibitor beta laktamase. Isolat tersebut di uji daya hambat terhadap bakteri target golongan β-laktamase. Isolat yang menghasilkan zona bening ketika uji merupakan isolat dengan potensi. Didapat 1 bakteri kandidat yang memiliki potensi untuk menghasilkan inhibitor beta laktamase. Identifikasi dilakukan dengan metode API test dan didapat bakteri tersebut adalah Bacillus licheniformis. Kata kunci: bakteri antibiotik, beta laktamase, inhibitor beta laktamase
UJI AKTIVITAS LARVASIDA EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA ANTING-ANTING (Alcalypha indica. L) TERHADAP LARVA NYAMUK Aedes aegypti Dina Pratiwi; Eka Ayu Prastiwi; Meta Safitri
Jurnal Farmagazine Vol 2, No 1 (2015): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v2i1.14

Abstract

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang dapat menimbulkan kematian. Upaya pencegahan terhadap vektor DBD telah banyak dilakukan, salah satunya dengan menggunakan insektisida buatan. Namun insekstida buatan dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan maupun lingkungan. Bahaya penggunaan insektisida buatan tersebut dapat diminimalisir dengan menggunakan insektisida alami, salah satunya adalah ekstrak etil asetat herba Anting-anting (Alcalypha indica. L). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi paling efektif dari ekstrak. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 perlakuan dan 4 kali ulangan. Kelompok perlakuan terdiri dari konsentrasi ekstrak etil asetat herba Anting-anting (Alclypha indica. L) 0,045%, 0,09%, 0,135%, dan 0,18%. Kelompok kontrol negatif yaitu aquades dan kelompok kontrol positif yaitu larutan abate 0,1%. Hasil penelitian menunjukkan adanya senyawa aktif alkaloid, flavonoid, triterpenoid, dan steroid pada ekstrak etil asetat. Hasil penelitian dilakukan analisis data dengan Analysis of Variance (ANOVA) dilanjutkan dengan uji Tukey, Analis Probit dan penentuan nilai LC50. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak herba herba Anting-anting (Alcalypha indica. L) efektif sebagai aktivitas larvasida dengan LC50 sebesar 72,4435 ppm. Kata Kunci : Alcalypha indica. L., Aedes aegypti., larvasida.
PENGEMBANGAN FORMULASI DAN EFEKTIVITAS SABUN CAIR WAJAH EKSTRAK BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill) SEBAGAI ANTIJERAWAT TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus Meta Safitri; Mohammad Zaky; Shinta Chaerani
Jurnal Farmagazine Vol 9, No 1 (2022): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v9i1.597

Abstract

ABSTRAKBiji alpukat (Persea americana Mill)memiliki kandungan metabolit sekunder berupa alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin yang berkhasiat sebagai antibakteri. Ekstrak biji alpukat (Persea americana Mill) diformulasikan dalam bentuk sabun cair wajah untuk mempermudah pengaplikasian. Sabun cair wajah ekstrak biji alpukat (Persea americana Mill) dapat digunakan untuk mencegah timbulnya jerawat yang disebabkan Bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi fisik sediaan sabun cair wajah dari ekstrak biji alpukat (Persea americana Mill) dan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Metode pembuatan ekstrak biji alpukat (Persea americana Mill) dibuat dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Selanjutnya, diformulasikan menjadi sediaan sabun cair wajah yang terdiri dari 4 formula sabun cair wajah dengan variasi konsentrasi yaitu F1(0%), F2(10%), F3(15%), dan F4(20%) lalu dilakukkan evaluasi fisik sediaan meliputi pemeriksaan organoleptis (warna, bau, bentuk), penentuan nilai pH, tinggi busa, viskositas, pengujian homogenitas dan uji hedonik serta dilanjutkan pengujiaan aktivitas antibakteri sabun cair wajah dengan metode difusi sumuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sabun cair wajah yang dihasilkan berbentuk kental, berwarna coklat kemerahan, berbau khas biji alpukat, menghasilkan pH sebesar 7, 6,9, 6,7 dan sabun cair ekstrak biji alpukat (Persea americana Mill) memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
PENINGKATAN PENETRASI AMINOFILIN DARI SEDIAAN GEL ANTISELULIT DENGAN ENHANCER PROPILEN GLIKOL MELALUI MEMBRAN KULIT TIKUS JANTAN Meta Safitri; Tedjo Yuwono
Jurnal Farmagazine Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v1i1.43

Abstract

Banyak sediaan antiselulit yang beredar di pasaran menggunakan zat aktif aminofilin dalam berbagai bentuk sediaan topikal. Penetrasi aminofilin ke dalam kulit perlu ditingkatkan untuk meningkatkan penetrasi aminofilin dengan penambahan enhancer. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh konsentrasi propilen glikol sebagai enhancer terhadap transpor aminofilin menembus membran kulit tikus. Sediaan dibuat dalam empat formula, yaitu formula gel tanpa propilen glikol (kontrol), formula gel aminofilin dengan propilen glikol; 7%; 10%; 12% b/b. Semua formula dievaluasi sifat fisiknya, meliputi organoleptis, pH, daya sebar, dan daya lekat. Uji transpor dilakukan dengan menggunakan alat uji difusi tegak dengan medium reseptor (larutan Phospat Bufer Salin 0,1 M pH 7,4), medium donor (sediaan gel aminofilin), Suhu 35°C dan kecepatan pengadukan ± 300 rpm. Kadar aminofilin dalam kompartemen donor yang tertranspor ke kompartemen reseptor pada jam ke- 0; 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5; 3; 4; 5; 6; 7; dan 8 jam ditentukan dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Data transpor dianalisis untuk ditentukan fluks dan efisiensinya. Dapat disimpulkan bahwa penambahan propilen glikol dapat mempengaruhi daya sebar dan daya lekat, akan tetapi tidak mempengaruhi pH sediaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan enhancer propilen glikol memberikan pengaruh yang signifikan (p
FORMULASI DAN EVALUASI FISIK SEDIAAN PEWARNA PIPI DALAM BENTUK PADAT DARI EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) Meta Safitri; Siti Halimatusa’diah; Mohammad Zaky
Jurnal Farmagazine Vol 5, No 1 (2018): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v5i1.90

Abstract

Kayu secang (Caesalpinia sappan L.) merupakan tumbuhan yang hidup di daerah pegunungan yang batu tetapi tidak terlalu dingin. Saat ini tumbuhan kayu secang belum dimanfaatkan secara maksimal, adanya warna merah tua pada kayu secang diakibatkan adanya senyawa brazilin yang dapat digunakan sebagai pewarna alami. Penelitian ini dilakukan membuat sediaan pewarna pipi dengan memanfaatkan pewarna alami pada kayu secang. Formula sediaan pewarna pipi terdiri dari talkum, kaolin, zink oksida, paraffin cair dan metil paraben serta ekstrak kering kayu secang konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%, 25%. Pengujian terhadap sediaan meliputi pemeriksaan mutu fisik mencakup pemeriksaan homogenitas, organoleptik, pH, uji oles, uji iritasi, uji kesukaaan (Hedonic Test). Formulasi pewarna pipi menggunakan ekstrak kayu secang menunjukkan sediaan yang dibuat homogen, mudah dioleskan, memiliki pH antara 6-7, sediaan yang disukai dan tidak berubah selama penyimpanan 4 minggu adalah formula III (15%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak kayu secang dapat digunakan sebagai pewarna alami dalam sediaan pewarna pipi dan tidak menyebabkan iritasi sehingga cukup aman digunakan. Kata kunci: kayu secang (Caesalpinia sappan L.), brazilin, pewarna pipi
FORMULASI DAN EVALUASI FISIK SEDIAAN TABLET ALLOPURINOL MENGGUNAKAN PATI SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Nurjunaida Anggraini1*; Mohammad Zaky2,; Meta Safitri3
Jurnal Farmagazine Vol 3, No 1 (2016): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v3i1.8

Abstract

Salah satu sumber pati adalah pati singkong. Dalam kondisi panas, gel masih memiliki kemampuan mengalir yang flexibel dan tidak kaku. Berdasarkan hal tersebut peneliti melakukan penelitian menggunakan pati singkong sebagai pengikat secara granulasi basah dengan menggunakan allopurinol sebagai model obat.Mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi pati singkong terhadap fisik sediaan tablet allopurinol dan mengetahui konsentrasi yang paling baik pada formulasi tablet allopurinol.Pati singkong dibuat menjadi mucillago amily pada suhu 40°C selama ± 5 menit sampai terbentuk cairan berwarna putih bening seperti lem. Variasi konsentrasi pati singkong yang digunakan sebagai pengikat yaitu (F2) 7%, (F3) 9%, (F4) 13%, (F5) 15%, dan (F6) 17%. Uji preformulasi berupa laju alir, sudut diam, indeks kompresibilitas, kadar air dilakukan terhadap massa granul sebelum dicetak menjadi tablet. Setelah dicetak menjadi tablet dilakukan evaluasi tablet yaitu uji kekerasan, waktu hancur, kerenyahan, dan keseragaman bobot.Pati singkong dapat digunakan sebagai bahan pengikat pada formulasi tablet allopurinol. Hasil uji preformulasi granul memenuhi syarat untuk semua formula. Pada evaluasi tablet allopurinol uji kekerasan, kerenyahan, dan waktu hancur memenuhi persyaratan. Semakin ditingkatkan konsentrasi pati singkong maka akan menghasilkan kekerasan dan kerenyahan yang baik, namun waktu hancur tablet semakin lambat.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pati singkong dapat digunakan sebagai bahan pengikat pada formulasi tablet allopurinol secara granulasi basah dengan konsentrasi yang baik 13%.
EFEK LAKSATIF INFUSA DAUN KETEPENG CINA ( Cassia Alata Linn) PADA TIKUS JANTAN (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI GAMBIR Meta Safitri; Febriyani Kholifah; Saru Noliqo Rangkuti
Jurnal Farmagazine Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v8i1.528

Abstract

Konstipasi merupakan ketidakmampuan melakukan evakuasi tinja secara sempurna yaitu berkurangnya frekuensi buang air besar dari biasanya. Salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional dan berefek laksatif adalah Daun ketepeng cina (Cassia Aalata linn). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui khasiat laksatif infusa daun ketepeng cina. Percobaan ini dilakukan terhadap 25 ekor tikus yang dibagi menjadi lima kelompok dan 5 ekor tiap kelompok. Kelompok I sebagai kontrol negatif diberikan Na.CMC 0,5% dan kelompok II sebagai kontrol positif diberikan Dulcolactol 10 gram/15 ml, sedangkan Kelompok III, IV, V diberikan infusa daun ketepeng cina dengan konsentrasi 54,6 mg / 200 gr BB; 109,2 mg / 200 gr BB dan 218,4 mg / gr BB. Pengujian aktivitas laksatif menggunakan metode transit intestinal yaitu mengevaluasi rasio dari panjang usus yang dilalui oleh marker norit terhadap panjang usus keseluruhan. Hasil penelitian menunjukkan infusa daun ketepeng cina mempunyai efek laksatif dan mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, steroid, terpenoid, glikosida, fenolik dan antrakuin. Kemampuan efek laksatif paling terbesar ditunjukkan pada dosis III sebesar 16,08%. Berdasarkan hasil statistik uji post hoc bahwa perlakuan dosis I, II dan III setara dengan kelompok kontrol positif p >0,05 yang artinya semua dosis perlakuan memiliki efek laksatif.