Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia

Optimasi formula nori like product dari Ulva spp., Gracilaria sp. dan gliserol menggunakan metode mixture design : Optimization of nori like product formulation from Ulva spp., Gracilaria sp., and glycerol using mixture design method Sihono, Sihono; Sinurat, Ellya; Fateha, Fateha; Supriyanto, Agus; Suryaningrum, Theresia Dwi; Nurhayati, Nurhayati; Fransiska, Dina; Utomo , Bagus Sediadi Bandol; Subaryono, Subaryono; Sedayu, Bakti Berlyanto; Waryanto, Waryanto; Nurjanah, Nurjanah; Ramadhan, Wahyu; Fadillah, Hafidz Maulana; Muzayyanah, Alief Laily
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 26 No. 3 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26 (3)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v26i3.48337

Abstract

Nori merupakan produk olahan rumput laut Phorphyra spp. yang berbentuk lembaran kering dan memiliki cita rasa khas. Nori kaya akan protein dan disukai konsumen. Tingkat konsumsi nori di Indonesia yang tinggi berdampak pada nilai impor nori yang meningkat tiap tahunnya. Rumput laut Phorphyra spp. sebagai bahan baku nori hanya tumbuh di perairan sub tropis. Pengembangan nori dari rumput laut lokal Indonesia perlu dilakukan untuk mengurangi ketergantungan produk impor dan meningkatkan nilai tambah rumput laut local. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan formula terbaik nori like product dari Ulva spp, Gracilaria sp., dan gliserol menggunakan metode mixture design berdasarkan mutu fisik dan sensori. Penelitian dilakukan dalam 4 tahap, yaitu pembuatan rancangan formulasi nori dengan Design Expert 13® dan penentuan respon, pembuatan nori, analisis respon yang ditentukan, dan optimasi formula yang direkomendasikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada respon sifat fisik, komposisi Ulva spp, Gracilaria sp., dan gliserol serta interaksi antar komponen tidak memengaruhi nilai ketebalan nori, namun secara signifikan memengaruhi nilai kuat tarik dan pemanjangan. Hasil respon terhadap nilai sensori, komposisi Ulva spp, Gracilaria sp., dan gliserol serta interaksi antar komponen tidak memengaruhi nilai warna, kenampakan, dan aroma, namun secara signifikan memengaruhi nilai tekstur dan rasa. Komposisi Ulva spp, Gracilaria sp., dan gliserol serta interaksi antar komponen tidak memengaruhi nilai warna kecerahan (L*), namun secara signifikan memengaruhi nilai redness (a*) dan yellowness (b*). Formula nori like product terbaik adalah Ulva spp 26,9%, Gracilaria sp. 4,9%, dan gliserol 2,2%.
Karakterisasi nori-like product berbasis rumput laut lokal Indonesia dengan variasi penyalut: Characterization of nori-like product based on local Indonesian seaweed with variations of coating Anggraeni Saputri, Sindi; Sinurat, Ellya; Prasetiyo, Himawan; Setyo Sasongko, Agung; Fateha, Fateha; Dwi Cahyadi, Ferry; Beni Rouf, Ahmad; Yulda, Yulda; Sihono, Sihono; Choerun Nissa, Rossy; Hidayat, Hidayat
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 27 No. 5 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(5)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v27i5.53534

Abstract

Nori merupakan makanan kering berbahan baku rumput laut Porphyra sp. Ketertarikan masyarakat terhadap nori berdampak pada nilai impor produk nori yang meningkat setiap tahunnya. Ketersediaan rumput laut Porphyra sp. sebagai bahan baku nori terbatas. Oleh karena itu, diperlukan bahan baku alternatif pengganti Porphyra sp. dalam pembuatan nori. Rumput laut yang melimpah di perairan Indonesia dan berpotensi sebagai bahan baku nori, di antaranya Ulva lactuca, Gracilaria sp., dan Euchema spinosum. Pemanfaatan rumput laut lokal menjadi produk nori memerlukan tambahan bahan sebagai penyalut. Tujuan penelitian ini adalah menentukan penyalut terbaik dalam pembuatan nori berdasarkan karakteristik sifat sensori dan nilai proksimat. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan perbedaan variasi penyalut nori-like product. Penelitian dilakukan tiga tahap, yaitu preparasi rumput laut, pembuatan nori, dan proses penyalutan nori. Hasil penelitian menunjukkan nilai organoleptik produk nori dengan penyalut 100% tapioka (F2) lebih disukai panelis dengan nilai rata-rata organoleptik warna 7,89%, tekstur 7,27%, ketampakan 8,42%, aroma 8,02%, rasa 7,84%, dan keseluruhan 7,89%. Variasi penyalut meningkatkan nilai sensori kerenyahan produk nori berbahan rumput laut lokal. Hasil analisis karakteristik kimia menunjukkan bahwa produk nori U. lactuca, Gracilaria sp., dan Eucheuma spinosum dengan variasi penyalut berbeda mempunyai nilai yang berbeda pula. Nori F2 memiliki kandungan protein 8,82%, lemak 20,16%, air 10,31%, abu 12,43%, dan karbohidrat 48,28%. Produk nori rumput laut U. lactuca, Gracilaria sp. dan Eucheuma spinosum dengan variasi penyalut layak untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai produk komersial dari rumput laut lokal.
Karakteristik fisik selulosa dari rumput laut Chaetomorpha crassa yang diekstraksi dengan suhu yang berbeda: Physical characteristics of cellulose from seaweed Chaetomorpha crassa extracted at different temperatures Henggu, Krisman Umbu; Jodi, Jasin Umbu; Ratu, Oksin Hama; Sihono, Sihono; Nurdiansyah, Yopi
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 27 No. 11 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(11)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v27i11.58122

Abstract

Chaetomorpha crassa is a green seaweed that is abundant in Indonesian waters. The utilization of C. crassa is yet to be fully optimized, as seaweed farmers often view it as a nuisance. However, this seaweed contains natural cellulose, which can be used in industrial applications. Consequently, this study aims to determine the optimal temperature for cellulose extraction from C. crassa, focusing on cellulose content, physical characteristics, and diffraction patterns. The cellulose extraction process involves several stages: depigmentation and delignification at extraction temperatures of 60, 70, and 80°C for 12 h, followed by depolymerization using 5% HCl. The biomass was dried at 60°C for 10 h. The parameters analyzed included the degree of crystallinity, density, flowability index, and porosity, as well as the cellulose, lignin, hemicellulose content, and diffraction patterns. The findings indicated that variations in extraction temperatures of 60°C, 70°C, and 80°C significantly affected (p<0.05) the cellulose, lignin, hemicellulose, bulk density, tap density, Carr's index, Hausner ratio, and porosity. The optimal conditions for cellulose extraction were achieved at a temperature of 70°C, resulting in an average cellulose content of 74.17%, a degree of crystallinity of 64.13%, bulk density of 0.21 g/cm³, tap density of 0.29 g/cm³, Carr's index of 35.11%, Hausner ratio of 2.48, and porosity of 1.27. Diffraction analysis revealed that the cellulose obtained in this study was predominantly type II cellulose (72.66%), with type I cellulose comprising 27.34%.