Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS LITERASI GEOGRAFI PADA KD 3.6 KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA UNTUK KELAS XI SMA ZAHROTUL MAGHFIROH, ALVIE; SRI UTAMI, WIWIK
Swara Bhumi Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud melakukan penelitian mengenai rendahnya faktor yang mempengaruhi literasi salah satunya adalah kekurangan bahan ajar yang beredar di Indonesia. Penelitian ini mengembangkan bahan ajar berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis Literasi Geografi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Kelayakan LKPD 2) Respon peserta didik terhadap LKPD 3) Keefektifan pengembangan LKPD berbasis literasi geografi pada KD 3.6 Keragaman Budaya Indonesia untuk kelas XI SMA ditinjau dari hasil belajar yang didukung menggunakan soal dengan indikator keterampilan berfikir kreatif. Penelitian ini menggunakan model penelitian pengembangan Research and Develompment (R&D) yang mengacu pada model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation). Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPS sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPS 4 sebagai kelas kontrol di SMA Negeri 1 Badegan Kabupaten Ponorogo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) LKPD berbasis Literasi Geografi layak digunakan sebagai bahan ajar pada Kompetensi Dasar Keragaman Budaya Indonesia dengan penilaian dari ahli materi sebesar 79,16% dan penilaian oleh ahli bahan ajar sebesar 82,5%. Penilaian perangkat pembelajaran oleh ahli pembelajaran atau guru geografi sebesar 89,28%. 2) Respon peserta didik di kelas eksperimen yang diberikan perlakuan menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis Literasi Geografi sebagain besar memberikan respon yang baik pada tiap kriteria. Penilaian pada kriteria kebahasaan sebesar 88,50%, kriteria tampilan 79,25%, kriteria isi LKPD 79%, kriteria manfaat LKPD sebesar 78,16% yang seluruh penilaannya termasuk dalam kategori layak. 3) Hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis menggunakan uji independent T test. Probabilitas signifikansi sebesar p = 0.024 < ? = 0.05 yang dapat diartikan ada perbedaan rata ? rata nilai posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu pada kelas eksperimen sebesar 81,56 dan kelas kontrol sebesar77,25. Kata Kunci: ADDIE, Kelayakan, Hasil Belajar, Respon, LKPD Berbasis Literasi Geografi
DAMPAK BEROPERASINYA JEMBATAN SURABAYA TERHADAP KONDISI SOSIAL- EKONOMI DAN KONDISI LINGKUNGAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) PANTAI KENJERAN LAMA AMALIA ROSANTI, DINI; SRI UTAMI, WIWIK
Swara Bhumi Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakJembatan Surabaya merupakan jembatan yang berhadapan langsung dengan objek wisata Pantai KenjeranLama. Pemerintah Kota Surabaya membangun Jembatan Surabaya difungsikan untuk menambah daya tarik masyarakatterhadap wisata pesisir serta mengangkat kesejahteraan warga sekitar yakni Kenjeran. Kebijakan pembangunan yangdiambil pemerintah kota ternyata menimbulkan berbagai dampak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampakberoperasinya Jembatan Surabaya terhadap kondisi sosial, kondisi ekonomi, kondisi lingkungan, dan pola persebaranpedagang kaki lima Pantai Kenjeran Lama Surabaya.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian yaitu Pantai Kenjeran LamaSurabaya. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 116 pedagang kaki lima. Teknik pengumpulan data denganmenggunakan wawancara dan teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan persentase sertauntuk mengetahui pendapatan sebelum dan sesudah pedagang kaki lima digunakan Uji T sampel berpasangan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada dampak sosial terjadi perubahan sesudah beroperasinyaJembatan Surabaya pada kondisi sosial yakni PKL mengurangi waktu operasional setiap harinya dengan mulaiberaktivitas dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Pada kondisi ekonomi yakni pendapatan PKL mengalamipenurunan. Pada kondisi lingkungan terjadi perubahan pada kondisi lingkungan yakni kondisi akses jalan yang semakinlebar dan tidak menyebabkan kemacetan, kios pedagang yang tertata lebih rapi, tempat parkir yang daya tampungnyabertambah. Pola persebaran PKL di Pantai Kenjeran Lama yaitu mengelompok.Kata Kunci : Jembatan Surabaya, PKL, kondisi sosial-ekonomi, kondisi lingkungan
PERSEPSI PENGUNJUNG TENTANG SARANA WISATA DI OBJEK WISATA PANTAI PULAU MERAH KABUPATEN BANYUWANGI ZANELA SAFITRI, AINUN; SRI UTAMI, WIWIK
Swara Bhumi Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakWisata Pantai Pulau Merah dikenal karena adanya bukit hijau kecil bertanah merah yang terletak di dekat bibir pantai. Penurunan jumlah kunjungan yang terjadi dapat disebabkan beberapa faktor seperti fasilitas yang kurang memadai, sistem pengelolaan yang kurang baik, dan kurang gencarnya kegiatan pemasaran dan promosi serta pengemasan paket-paket wisata. Persepsi pengunjung tentang fasilitas yang ada bisa juga menjadi penyebab penurunan jumlah kunjungan, hal tersebut juga menyangkut hal kenyamanan berwisata masing-masing individu. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui persepsi pengunjung dan hubungan antara usia dan jenis kelamin pengunjung tentang sarana wisata di objek wisata pantai Pulau Merah Banyuwangi.Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey yang nantinya akan dianalisis menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian, yaitu 100 wisatawan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, kuisioner/angket, studi dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data skala Likert dan dilanjutkan dengan analisis data Uji Chi Square.Hasil skoring dari persepsi pengunjung terhadap sarana berwisata, yaitu sebesar 2814 yang artinya sarana pada objek wisata Pantai Pulau Merah tergolong baik. Tingkat kenyamanan berwisata juga akan berpengaruh, akan tetapi kamar mandi dan mushola diperlukan adanya tindakan perbaikan guna meningkatkan kenyamanan pengunjung. Hasil penelitian dari uji Chi Square mengenai usia pengunjung, yaitu nilai p value atau signifikansi = 0,683 > 0,05 (?) menunjukkan tidak adanya hubungan mengenai karakteristik usia dengan tingkat persepsi penilaian fasilitas/sarana wisata. Hasil penelitian dari uji Chi Square mengenai jenis kelamin pengunjung, yaitu nilai p value atau signifikansi = 0,249 > 0,05 (?) menunjukkan tidak adanya hubungan mengenai jenis kelamin dengan tingkat penilaian fasilitas wisata.Kata Kunci: Persepsi pengunjung, sarana wisata, wisata Pantai Pulau Merah
EFEKTIVITAS PROGRAM ANGKOT GRATIS UNTUK PELAJAR DI KOTA KEDIRI LISTYO PRAHARI, AULIA; SRI UTAMI, WIWIK
Swara Bhumi Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Transportasi adalah salah satu faktor penunjang perkembangan kota. Perkembangan moda transportasi umum di Kota Kediri khususnya angkot yang semakin lama semakin menurun eksistensinya. Pemerintah Kota Kediri yang bekerja sama dengan pihak DISHUBKOMINFO mengadakan program angkot gratis yang khusus untuk pelajar di Kota Kediri. Program angkot gratis ini belum diadakan evaluasi dari pemerintah karena banyak pelajar yang masih mengeluh tentang adanya beberapa sopir yang masih memungut biaya angkot. Tujuan dari penelitian ini untuk memberikan informasi pelaksanaan program angkot gratis serta keefektifan program angkot gratis bagi pelajar di Kota Kediri.Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey yang nantinya akan dianalisis menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah pelajar yang menggunakan jasa angkot gratis, yang sebanyak 100 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, kuisioner, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik skoring.Hasil wawancara dengan pihak DISHUBKOMINFO Kota Kediri menjelaskan pelaksanaan angkot gratis di Kota Kediri ini di lelang dan dimenangkan oleh PT. TRANS SEMARANG. Kebijakan angkot gratis di Kota Kediri ini menggunakan subsidi BBM 6 liter dan perawatan armada angkot. Sosialisasi dilakukan melalui media cetak dan melalui informasi yang tertera di papan informasi halte, radio lokal seperti Radio Bonanca dan Radio Andika. Sosialisasi juga dilakukan melalui media online, baik itu melalui website resmi Pemkot Kediri maupun media online swasta lainnya Kota Kediri yang dapat dikatakan efektif dapat dilihat dari hasil skoring. Hasil skoring menunjukkan kategori efektif dengan jumlah skor 4652, meliputi jumlah penumpang di layanan pagi dan siang hari, biaya, sosialisasi program, persebaran penempatan halte, efisiensi waktu, keterjangkauan, fasilitas angkot, fasilitas halte, sikap sopir, efisiensi waktu dan biaya, sesuai tujuan, dukungan dari sekolah, dan minat penumpang angkot yang diperoleh dari hasil kuisioer yang diisi oleh pelajar sebagai sasaran utama program angkot gratis.Kata Kunci: Efektivitas, Angkot gratis, Transportasi umum
PENGEMBANGAN POTENSI WISATA EDUKASI DI KAWASAN WISATA TRAWAS KABUPATEN MOJOKERTO PUJI RAHAYU, KARINDA; SRI UTAMI, WIWIK
Swara Bhumi Vol 5, No 7 (2018)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Trawas merupakan kawasan wisata yang menyediakan obyek wisata seperti wisata alam Air Terjun Dlundung, wisata sejarah Situs Reco Lanang dan Candi Jolotundo serta wisata Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Seloliman. Objek wisata tersebut merupakan suatu potensi yang dapat dikembangkan sebagai wisata yang mengandung nilai edukasi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui potensi wisata yang dimiliki Kawasan Wisata Trawas yang dapat dikembangkan sebagai daerah wisata edukasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan strategi yang digunakan dalam penelitian yaitu melakukan observasi untuk mendeskripsikan potensi pengembangan wisata edukasi di Kawasan Wisata Trawas. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kawasan Wisata Trawas Kabupaten Mojokerto yaitu Air Terjun Dlundung, Situs Reco Lanang, Candi Jolotundo dan Pusat Pendidikan Latihan Hidup (PPLH). Subyek penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung, pengelola dan masyarakat sekitar Kawasan Wisata Trawas yang diambil secara aksidental. Hasil penelitian diketahui bahwa potensi yang menjadi daya tarik di Kawasan Wisata Trawas meliputi potensi alam di PPLH Seloliman dan Air Terjun Dlundung dan potensi nilai sejarah di situs Arca Reco Lanang dan Candi Jolotundo. Daya tarik wisata alam dan sejarah yang dimiliki Kawasan Wisata Trawas dapat dikembangkan sebagai daerah wisata berbasis pendidikan dengan menyediakan paket wisata edukasi. Aplikasi paket wisata edukasi yang dapat dikembangkan seperti kegiatan berkemah di Air Terjun Dlundung yang identik dengan kegiatan belajar mengenai alam, flora dan fauna, kunjungan ke Situs Reco Lanang dan Candi Jolotundo yang identik dengan pengenalan sejarah serta kunjungan ke PPLH Seloliman untuk mempelajari keanekaragaman hayati, pengelolaan sumber daya alam dan ikut serta dalam kearifan lokal sebagai wujud melestarikan alam. Kata Kunci : Potensi Wisata, Pengembangan Wisata, Wisata Edukasi.
KAJIAN SOSIAL DAN EKONOMI KELUARGA MISKIN DI DESA KARANGPAKIS DAN DESA MANDURO KECAMATAN KABUH KABUPATEN JOMBANG ISMANINGSIH, WINDA; SRI UTAMI, WIWIK
Swara Bhumi Vol 5, No 8 (2018)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakKesejahteraan merupakan tujuan dari pembangunan nasional. Permasalahan peningkatan kesejahteraan masyarakat masih belum dapat diatasi secara tuntas dan merata di Indonesia. Kondisi ini tercermin pula pada tingginya angka keluarga miskin di Kecamatan Kabupaten yang ada tahun 2016 memiliki angka keluarga miskin tertinggi di Kabupaten Jombang yaitu sebesar 47,72% dengan jumlah 6.775 kepala keluarga. dengan jumlah 6.775 kepala keluarga. Kondisi topografi Kecamatan Kabuh memiliki 2 jenis topografi. Topografi datar dan landai di sebelah selatan dan topografi berbukit di sebelah utara akibat terletak di daerah pegunungan kapur (Pegunungan Kendeng). Mewakili topografi datar yaitu Desa Karangpakis dan untuk mewakili topografi berbukit yaitu Desa Manduro. Penelitian ini bertujuan: 1) untuk mengetahui kondisi sosial masyarakat di Desa Karangpakis dan Desa Manduro Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang 2) untuk mengetahui kondisi ekonomi masyarakat di Desa Karangpakis dan Desa Manduro Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang 3) untuk mengetahui faktor yang menyebabkan perbedaan kemiskinan di Desa Karangpakis dan Desa Manduro Kecamatan Kabuh Kabupaten JombangJenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei, sebagai populasi seluruh kepala keluarga miskin di Desa Karangpakis dan Desa Manduro adalah sebanyak 1131 kepala keluarga sampel penelitian ini berjumlah100 kepala keluarga dengan rincian 42 kepala keluarga dari Desa Karangpakis dan 58 kepala keluarga dari Desa Manduro yang ditentukan menggunakan random sampling atau secara acak. Tehnik pengumpulan data yaitu melalui dokumentasi dan wawancara. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan persentase.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) kondisi Desa Karangpakis dan Desa Manduro sebagai berikut: pendidikan mayoritas di kedua Desa tersebut tidak bersekolah, di Desa Manduro masyarakat yang tidak bersekolah lebih tinggi sebanyak 67,24% dibanding Desa Karangpakis sebanyak 23,81% jenis pekerjaan mayoritas di kedua Desa tersebut sebagai buruh tani, di Desa Manduro lebih tinggi sebanyak 72,41% dibanding Desa Karangpakis sebanyak 71,43%, beban tanggungan mayoritas di kedua desa tersebut berjumlah empat orang (tiga anak satu istri), di Desa Manduro lebih tinggi sebanyak 28,58% dibandingkan dengan Desa Karangpakis sebanyak 18, 97%, dan usia kepala keluarga mayoritas di kedua Desa tersebut 65-69 tahun, di Desa Manduro lebih tinggi sebanyak 17,24% dibandingkan dengan Desa Karangpakis sebanyak 16,67%. 2) Kondisi ekonomi Desa Karangpakis dan Desa Manduro sebagai berikut: pendapatan kepala keluarga mayoritas di kedua desa tersebut Rp.500.000-Rp.599.999, di Desa Manduro lebih tinggi sebanyak 62,07% dibandingan dengan Desa Karangpakis sebanyak 42,86%, pengeluaran keluarga mayoritas di kedua desa tersebut Rp.500.000-Rp.599.999, di Desa Manduro lebih tinggi sebanyak 44,82% dibandingkan dengan Desa Karangpakis sebanyak 42,86%. 3) Faktor yang menyebabkan perbedaan kemiskinan di Desa Karangpakis dan Desa Manduro adalah faktor sosial. Mayoritas di kedua desa tersebut tidak bersekolah, jenis pekerjaannya pun sebagai buruh tani, beban tanggungan mayoritas 4 orang.Kata kunci: Keluarga Miskin, Faktor Sosial, Faktor Ekonomi
(DISTRIBUSI KUALITAS AIR TANAH DANGKAL AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DI DUSUN BAPANG DESA SUMBERMULYO KECAMATAN JOGOROTO KABUPATEN JOMBANG) EKA PRASETYO, JOHAN; SRI UTAMI, WIWIK
Swara Bhumi Vol 5, No 9 (2018)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakKebutuhan air saat ini mengalami peningkatan seiring dengan berkembangnya industri dan kebutuhan domestik. Hal ini berdampak pada menurunnya kuantitas dan kualitas air bersih karena semakin meningkatnya kebutuhan akan air oleh industri. Pada umumnya sumber air yang banyak digunakan penduduk untuk kebutuhan adalah air tanah berupa sumur ? sumur gali yang dimanfaatkan untuk mandi, cuci, dan air minum. Dusun Bapang, air sumur yang dikonsumsi oleh penduduk di daerah tersebut khususnya yang berada di sekitar Sungai Bapang adalah air yang berbau dan keruh. Air sumur tersebut diindikasi telah tercemar oleh limbah industri tahu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Distribusi kualitas air tanah dangkal akibat buangan limbah cair industri tahu di Dusun Bapang Desa Sumbermulyo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey. Sedangkan untuk teknik pengambilan sampel air sumur gali menggunakan purposive sampling yaitu sampel yang diambil dengan cermat dan relevan dengan penelitian dan representatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sumur gali yang ada di dusun Bapang yang masih digunakan untuk keperluan mandi, cuci, dan air minum dengan jumlah 30 sumur. Sampel dalam penelitian ini yaitu 4 sampel air sumur gali yang diambil secara representatif. Data diambil melalui teknik dokumentasi, observasi dan teknik pengukuran uji laboratorium. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan antara konsentrasi kandungan Total Dissolved Solid (TDS), Biochemical Oxygen Demand (BOD),Chemical Oxygen Demand (COD), dan pH pada air sumur di daerah penelitian dengan Peraturan pemerintah No 21 Tahun 2001 tentang pengelolaan air.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Air sumur gali yang digunakan oleh sebagian besar penduduk di sekitar bantaran sungai Bapang di Dusun Bapang ditinjau dari kandungan TDS, BOD, COD, dan pH tidak sesuai baku mutu karena konsentrasinya melebihi kadar maksimal yang telah ditetapkan,hal ini ditunjukkan adanya bahan pencemar limbah yang terdapat pada air sumur gali penduduk.Kata kunci: Kualitas air,air tanah dangkal,limbah cair,industri tahu
PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI IPS FITHRIYAH, LAILATUL; SRI UTAMI, WIWIK
Swara Bhumi Vol 5, No 9 (2018)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakSiswa SMA Assaadah belum terbiasa atau masih jarang melakukan untuk berpikir kreatif, hal tersebut dapat ditunjukan pada saat diskusi kelompok, siswa tersebut tidak bisa memberi solusi yang tepat.50 siswa yang berdiskusi adasekitar 5% siswa yang aktif memberi pertanyaan. Penelitian ini memiliki tujuanuntuk mengetahui bagaimana kelayakan LKPD berbasis Problem Based Learning, untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap LKPD berbasis Problem Based Learning, untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa terhadap LKPD berbasis Problem Based Learning.Jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development ) yang mengacu pada model ADDIE Analysis, Design, Development, Implimentation, Evaluation. Subjek dalam penelitian adalah siswa SMA Assa?adah kelas XI IPS 3 sebagai kelas eksperimen dan XI IPS 2 sebagai kelas kontrol.Hasil penelitian menunjukkan LKPD berbasis Problem Based Learning layak digunakan dalam pembelajaran.Penilaian ahli bahan ajar dilihat dari segi kelayakan isi mendapat rata-rata 92,85 %, Kesesuaian LKPD dengan Problem Based Learning mendapat rata-rata penilaian 83,33%, Kebahasaan mendapat rata-rata penilaian 87,5%, Penyajian mendapat rata-rata penilaian 72,22%, Kelayakan fitur tambahan mendapat rata-rata penilaian 85%, Penyajian pembelajaran mendapat rata-rata penilaian 87,5%. LKPD mendapat rata-rata penilaian keseluruhan 84,73%, penilaian ahli materi dari segi kelayakan sebesar 83,71%, dan penilaian ahli pembelajaran dari segi kelayakan sebesar 83,74%.Hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan LKPD Berbasis problem Based Learning mengalami peningkatan dari 45,53% meningkat menjadi 80,17 %, dan LKPD Berbasis Problem based Learning juga mendapat respon dari siswa sebesar 81,15%, termasuk dalam kriteria?Sangat baik?.Kata kunci: LKPD,Problem Based Learning, BerfikirKreatif, Hasilbelajar,ResponSiswa
KAJIAN MATA PELAJARAN GEOGRAFI SEBAGAI BEKAL PESERTA DIDIK UNTUK MENGHADAPI TUNTUTAN PEMBELAJARAN ABAD 21 DI SMA SURABAYA WAHYU HIDAYAT, ESA; SRI UTAMI, WIWIK
Swara Bhumi Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakTuntutan pembelajaran abad 21 mengharuskan peserta didik untuk memiliki keterampilan, pendidikan, dan kemampuan daya saing yang merupakan cara untuk menciptakan sistem pendidikan yang selaras dengan tuntutan global agar dapat memenangkan persaingan. Secara sederhana terdapat empat hal untuk mencapai kompetensi abad 21, yaitu berpikir kritis, komunikatif, kolaboratif, dan kreatif. Kurikulum dikembangkan atas teori ?pendidikan berdasarkan standar? (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Kurikulum 2013 diharapkan dapat mengimplementasikan pembelajaran abad 21. Pembelajaran geografi bertujuan untuk mewujudkan peserta didik memiliki kemampuan dan keterampilan dalam mengembangkan analisis keruangan. Bedasarkan survey, peneliti tertarik untuk melakukan pendalaman terhadap kesesuaian antara mata pelajaran geografi dengan tuntutan pembelajaran abad 21. Pendalaman materi yang didukung kurikulum 2013 mata pelajaran geografi dapat membuat peserta didik berkompetisi, tetapi berbeda dengan pelaksanaan di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran Geografi yang sesuai dengan tuntutan pendidikan abad ke-21.Jenis penelitian ini adalah deskriptif explanatory dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi di lapangan dengan metode wawancara guru mata pelajaran Geografi dan survei kegiatan pembelajaran di kelas menggunakan metode skala Guttman dan skala Likert yang nantinya akan dideskripsikan di dalam tabel countenance. Proses tuntutan pembelajaran abad 21 dianalisis menggunakan tabel countenance dari model countenance stake. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2018 pada dua tempat yaitu SMAN 16 Surabaya dan SMA Terpadu YPP Nurul Huda Surabaya.Hasil observasi menunjukkan bahwa antecedent pembelajaran geografi di SMAN 16 Surabaya dan SMA Terpadu YPP Nurul Huda sudah sesuai dengan standar pemerintah. Guru mata pelajaran geografi belum memiliki ide untuk memasukan tuntutan pembelajaran abad 21 kedalam materi geografi sebagai bekal peserta didik untuk menghadapi persaingan secara global. Terlihat dari masih kurang berkembangnya kemampuan dan keterampilan geografi pada peserta didik. Hasil survei di lapangan, terdapat kesan kompetensi guru geografi masih belum seperti yang diharapkan untuk menghadapi tuntutan abad 21. Sebagian besar masih sebagai pelaksana kurikulum, bahkan lebih bersifat rutinitas. Kondisi ini menunjukkan Guru geografi banyak yang tidak atau belum siap menghadapi berbagai perubahan.Kata Kunci : Kompetensi, Tuntutan Belajar, Pembelajaran abad 21
KAJIAN TENTANG EKSISTENSI PETANI BUAH NAGA DIKECAMATAN GENTENG KABUPATEN BANYUWANGI PRASTYA BUDI ANANTA, VICHI; SRI UTAMI, WIWIK
Swara Bhumi Vol 1, No 3 (2019)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakKecamatan Genteng merupakan wilayah penghasil buah naga di Kabupaten Banyuwangi. Petani diKecamatan Genteng dari tahun 2013-2018 mengalami peningkatan, sedangkan untuk strategi pemasaran petanimasih rendah sehingga menyebabkan harga buah naga rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuikarakteristik dan strategi pemasaran petani buah naga di Kecamatan Genteng Kabupaten Banyuwangi supaya tetapeksis pada saat panen raya buah naga..Jenis penelitian ini deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Lokasi penelitian di Kecamatan GentengKabupaten Banyuwangi dan subjek penelitian ini adalah petani buah naga di Kecamatan Genteng. Sampel petani buahnaga yang didapat di Kecamatan Genteng berjumlah 80 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan carawawancara dengan pedoman kuesioner kepada petani buah naga dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakanberupa kesimpulan dengan analisa deskriptif dan persentase (%).Hasil penelitian ini adalah petani buah naga dari tingkat pendidikan menempuh di tingkat SD sebanyak 30orang atau 37,5%. Pekerjaan petani buah naga seluruhnya adalah pekerjaan sampingan. Pengalaman bertani petani buahnaga paling banyak 4 ? 5 tahun sebanyak 69 orang atau 86,25%. Modal yang didapat seluruhnya milik sendiri. Strategipemasaran petani buah naga di Kecamatan Genteng melalui agen atau tidak langsung diambil oleh pedagang dankonsumen. Jangkauan pemasaran buah naga Kecamatan Genteng paling banyak di luar Kabupaten satu Provinsi.Promosi petani menggunakan media SMS. Peran pemerintah dengan petani di Kecamatan Genteng seluruhnyamengikuti pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah. Petani buah naga seluruhnya menjawab pembayaran lunas dalammenentukan harga jual buah naga.Kata Kunci : Eksistensi, Petani Buah Naga, Pemasaran, Pekerjaan Sampingan