Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Ekstrak Etanolik Daun kelor (Moringa oleifera, L) Menurunkan Kadar SGOT dan SGPT pada Tikus Wistar Model Sindroma Metabolik Budiani, Dyah Ratna; Subandono, Jarot; Hermawan, Danus; Hakim, Fikar Arsyad
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v9i10.50099

Abstract

Sindrom metabolik ditandai oleh hipertensi, obesitas sentral, resistensi insulin, dan dislipidemia, dan dapat meningkatkan risiko stroke serta penyakit jantung koroner. Kehadiran dan tingginya kadar enzim SGPT dan SGOT dalam darah menunjukkan adanya gangguan fungsi hati. Pemberian ekstrak daun Moringa berdampak pada penurunan nilai serum SGPT dan SGOT pada tikus Wistar dalam model sindrom metabolik. Penelitian eksperimental laboratorium dengan desain pretest-posttest dan kontrol posttest hanya. Sebanyak 30 tikus Wistar dibagi menjadi 5 kelompok sampel, yaitu: P1 sebagai kontrol normal, P2 sebagai kontrol sindrom metabolik tanpa pemberian ekstrak etanol daun Moringa, P3, P4, dan P5 sebagai kelompok sindrom metabolik yang diberikan ekstrak etanol daun Moringa selama 28 hari (mulai dari hari ke-28 hingga ke-56) dengan dosis bertingkat 150 mg/KgBB, 250 mg/KgBB, dan 350 mg/KgBB per hari. Induksi sindrom metabolik dilakukan dengan pakan tinggi lemak selama 28 hari pertama dan injeksi STZ-NA dilakukan pada hari ke-25. Analisis statistik yang akan digunakan adalah ANOVA satu arah dan post-hoc Tukey HSD untuk data yang terdistribusi normal, serta menggunakan uji Kruskal-Wallis untuk data yang tidak terdistribusi normal diikuti oleh uji Mann-Whitney. Data penelitian adalah data kuantitatif deskriptif. Pemberian ekstrak etanol daun Moringa 150 mg/kg BB/hari (kelompok P3); 250 mg/kg BB/hari (kelompok P4) dan 350 mg/kg BB/hari (kelompok P5) menghasilkan penurunan kadar SGPT dan SGOT, dan dosis 350 mg/kg BB/hari memberikan hasil terbaik. Pemberian ekstrak etanol daun Moringa dapat menurunkan kadar SGPT dan SGOT dalam plasma darah.
Studi Potensi Anti-Fertilitas Ekstrak Etanolik Akar Kelor (Moringa oleifera, Lam) Melalui Tingkat Ekspresi Caspase-3 Testis Tikus Wistar (Rattus norvegicus) Model Sindrom Metabolik Terinduksi Budiani, Dyah Ratna; Nurwati, Ida; Subandono, Jarot; Hermawan, Danus; Mahendra, Fadia Yuda
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v10i4.58173

Abstract

Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari apoptosis sel germinal pada ductus seminiferous dan pengaruh dosis ekstrak etanolik akar kelor terhadap spermatogenesis pada sindrom metabolik. Enzim caspase-3, yang berperan sebagai eksekutor utama apoptosis, digunakan untuk mengukur tingkat apoptosis yang terjadi. Apoptosis sel germinal yang tinggi pada ductus seminiferous menunjukkan peningkatan infertilitas. Penelitian eksperimental laboratorik ini menggunakan 30 tikus Wistar model sindrom metabolik yang diinduksi dengan diet tinggi lemak dan STZ-Na, serta 6 ekor kontrol normal. Kelompok perlakuan menerima ekstrak etanolik akar kelor dengan dosis berbeda (150, 250, dan 350 mg/kgBB/hari). Hasil penelitian menunjukkan penurunan ekspresi caspase-3 pada kelompok dengan dosis 150 mg/kgBB/hari (K3), sedangkan dosis 250 mg/kgBB/hari (K4) dan 350 mg/kgBB/hari (K5) meningkatkan ekspresi caspase-3. Selain itu, terjadi peningkatan kerusakan sel germinal dan penurunan spermatogenesis pada kelompok sindrom metabolik yang diberi ekstrak akar kelor, yang tercermin pada penurunan nilai Johnsen score. Peningkatan caspase-3 dan penurunan skor Johnsen menunjukkan peningkatan apoptosis dan penurunan spermatogenesis, yang berpotensi meningkatkan infertilitas.
Pengaruh Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Kadar HDL Tikus Wistar Model Sindrom Metabolik: Hasil Penelitian Putri Melliana, Valensia; Subandono, Jarot; Hermawan, Danus; Putranto, R. Prihandjojo Andri; Sarsono
Cermin Dunia Kedokteran Vol 51 No 10 (2024): Infeksi
Publisher : PT Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55175/cdk.v51i10.1145

Abstract

Pendahuluan: Sindrom metabolik ditandai dengan hipertensi, obesitas sentral, resistensi insulin, dan dislipidemia. Hylocereus polyrhizus dipercaya dapat mengobati sindrom metabolik. Metode: Penelitian eksperimental laboratorik dengan desain pretest dan posttest control group. Sebanyak 30 tikus dibagi menjadi 5 kelompok: K1 dan K2 kontrol negatif dan positif, kemudian K3, K4, K5 kelompok yang diberi ekstrak Hylocereus polyrhizus dengan dosis berturut-turut 60, 120, 180 mg/200 gBB. Data dianalisis dengan uji one-way ANOVA, uji Tukey HSD, uji T berpasangan, dan uji korelasi Pearson. Hasil: Kadar HDL tertinggi terdapat pada K5 dan terendah pada K1. Uji korelasi Pearson menunjukkan dosis Hylocereus polyrhizus mempunyai hubungan sangat kuat dengan peningkatan kadar HDL. Simpulan: Dosis ekstrak Hylocereus polyrhizus 60, 120, 180 mg/200 gBB dapat meningkatkan kadar HDL secara signifikan. Pada penelitian ini, dosis paling optimal adalah 180 mg/200 gBB.