Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

KAJIAN EFISIENSI PEMBERIAN AIR DAN PUPUK ORGANIK BOKASI DARI LIMBAH TERNAK SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L) Hidajat, Firman; Suharjanto, Toto
Agrika Vol 10, No 2: November 2016
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.774 KB) | DOI: 10.31328/ja.v10i2.858

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bokashi limbah sapi  serta interaksinya dengan  penggunaan  air terhadap  pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah.  Target penelitian ini adalah mengetahui pengaruh takaran limbah padat ternak sapi dan takaran air dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah yang dapat digunakan sebagai bahan informasi penggunaan bokashi dan air sebagai paket teknologi budidaya bawang merah.  Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian dirancang menggunakan rancangan acak kelompok faktorial terdiri dari 3 faktor yaitu bokashi limbah sapi (B),takaran air (A) dan varietas bawang merah (V), yang masing-masing terdiri dari 4 level dan diulang 3 kali.  Macam varietas, takaran air dan pupuk bokashi berinteraksi mempengaruhi pertumbuhan dan hasil yaitu pada parameter jumlah daun, panjang tanaman, panjang tunas, berat basah, dan berat kering tanaman kecuali jumlah umbi, diameter umbi tidak terjadi interaksi. Kombinasi perlakuan yang terbaik pada pertumbuhan adalah V3A0B2 (varietas Nganjuk, pemberian air 100% kapasitas lapang, pupuk bokashi 18 ton/ha) namun tidak berbeda nyata dengan V3A1B2 (varietas Nganjuk, pemberian air 80% kapasitas lapang, dan pupuk bokashi 18 ton/ha), sedangkan untuk komponen hasil kombinasi perlakuan terbaik adalah V1A0B2 (varietas Pujon, pemberian air 100% kapasitas lapang, dan pupuk bokashi 18 ton/ha) namun tidak berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan V1A1B2 (varietas Pujon, pemberian air 80% kapasitas lapang, dan pupuk bokashi 18 ton/ha). Pemberian air kapasitas lapang merupakan yang terbaik namun tidak berbeda nyata hasilnya dengan pemberian air 80% kapasitas lapang. Media yang baik untuk pertumbuhan dan hasil bawang merah adalah media tanah dengan pupuk bokashi 18 ton per hektar.
RESPON HASIL KACANG KOMAK TERHADAP INTENSITAS CEKAMAN KEKERINGAN Toto Suharjanto
Agrika Vol 4, No 1: Mei 2010
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.703 KB) | DOI: 10.31328/ja.v4i1.146

Abstract

Tujuan Penelitian ini adalah untuk : mengkaji respon hasil kacang komak pada tingkat kekeringan yang berbeda, tingkat intensitas kekeringan yang diterima tanaman kacang komak. Empat genotip kacang komak yaitu Kendit, Tongas, Malasan dan Klakah  sudah diteliti di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Widyagama Malang,  mulai Desember - Mei 2008. Percobaan ini menggunakan RAK dengan 3 blok sebagai ulangan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa (1) Peningkatan intensitas cekaman kekeringan secara nyata menurunkan produksi biomasa, jumlah biji, bobot biji, jumlah polong, dan bobot polong per tanaman, (2) Hasil kacang komak pada cekaman kekeringan 33 % dan 67 %  adalah lebih rendah dibandingkan tanpa cekaman kekeringan. Hasil masing-masing komponen berturut-turut berkurang sebesar : pada biomasa 26.9 %, dan 60.3 %., pada jumlah biji 33.3 % dan 67.6 %, pada bobot biji 36.8 %, dan 74.6 %., pada jumlah polong 34.5 % dan 70.9 %, pada bobot polong 38 % dan 77.9 %. Kata kunci : hasil, Dolichos lablab, intensitas, cekaman kekeringan
SISTEM INTENSIFIKASI PADI AEROB TERKENDALI BERBASIS ORGANIK DI KELURAHAN TUNGGULWULUNG, KOTA MALANG Elik Murni Ningtias Ningsih; Toto Suharjanto
Agrika Vol 6, No 1: Mei 2012
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.834 KB) | DOI: 10.31328/ja.v6i1.127

Abstract

Pengelolaan budidaya tanaman padi saat ini sering mengalami kesulitan pada penyediaan sarana produksi berupa pupuk.  Masalah penyediaan pupuk dikarenakan  oleh keterbatasan modal usaha tani dan juga diakibatkan oleh seringnya  terjadi kelangkaan pupuk yang mengakibat harga pupuk menjadi tidak stabil. Budidaya tanaman padi dengan sistem intensifikasi padi aerob terkendali dengan menerapkan sistem produksi yang menyatukan pemanfaatan potensi biologis tanah, managemen tanaman, pemupukan dan tata air secara terpadu yang mendukung pertumbuhan dan perakaran tanaman padi.  Pemanfaatan  limbah jerami padi sebagai pupuk dapat mengurangi biaya usaha tani dan memperbaiki kesuburan tanah yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Metode yang digunakan yaitu dengan demoplot.  Hasil penerapan IPAT-BO yaitu memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan pertumbuhan tanaman padi yaitu pada tinggi tanaman, jumlah anakan dan hasil panen.  Hasil panen pada penerapan budidaya padi IPAT-BO 9,10 ton/ha. Kata Kunci : Padi, Intensifikasi, Aerob, Organik
RESPON PERTUMBUHAN KACANG KOMAK TERHADAP PERIODE CEKAMAN KEKERINGAN Toto Suharjanto
Agrika Vol 4, No 2: Nopember 2010
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.928 KB) | DOI: 10.31328/ja.v4i2.142

Abstract

Tujuan Penelitian ini adalah 1) mengkaji  respon pertumbuhan genotip kacang komak terhadap kekeringan dan 2) mengetahui tingkat efisiensi penggunaan air  dari genotip  kacang komak. Penelitian disusun dengan mengunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 faktor  yaitu genotiip, yang diulang 3 kali. Faktor  genoiip (G) terdiri atas 4 level, yaitu G1 = genotip Kendit, G2 = genotip Tongas, G3 = genotip Malasan dan G4 =  genotip Klakah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa (1)  pertumbuhan daun genotip Klakah dan Kendit lebih baik dibandingkan genotip Tongas dan Malasan pada kondisi tanah kekeringan, dengan jumlah daun masing-masing genotip berturut-turut sebesar  18.67, 18.00, 15.33 dan 12.67 dan (2) genotip Tongas lebih  efisien dalam penggunaan air dibandingkan Malasan, Kendit maupun Klakah, dengan jumlah kebutuhan air berturut-turut sebesar  1627 g, 1751 g, 1768 g dan 1795 g. Kata kunci : pertumbuhan, komak hitam, cekaman kekeringan
IMPLEMENTATION OF TECHNOLOGY INNOVATION IN POTATO SEED PRODUCTION USING ROOTED APICAL CUTTINGS AT UD. SUMBER TANI husen, syarif; Purnomo, Agus Eko; Mazwan, M. Zul; Fuadiputra, Iqbal Ramadhani; Suharjanto, Toto; Irawan, Dwi; Nurfitriani, Rizka; Muhidin, Muhidin
JURNAL APLIKASI DAN INOVASI IPTEKS "SOLIDITAS" (J-SOLID) Vol. 7 No. 2 (2024): Jurnal Aplikasi Dan Inovasi Ipteks SOLIDITAS
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/js.v7i2.6575

Abstract

Saat ini Indonesia hanya mampu memenuhi 10% dari kebutuhan benih kentang. Tidak tersedianya benih kentang yang bermutu oleh petani dapat menyebabkan penurunan produksi hingga 60%. Tingginya permintaan benih bermutu dan terbatasnya persediaan merupakan peluang usaha yang prospektif bagi produsen benih kentang unggul (potensi 40 ton/ha) dan bermutu yang dihasilkan melalui teknologi kultur in vitro. Teknik pengembangan benih kentang unggul bermitra dengan UD. Sumber Tani yang berlokasikan dikawasan sentra produksi kentang. Ketersediaan benih bermutu diawali dengan keberadaan benih inti dan benih penjenis. Benih penjenis dibedakan menjadi benih planlet dan umbi mikro hasil kultur in vitro. Hingga saat ini keberadaan benih penjenis masih cukup terbatas, namun dapat dipropagasi melalui teknik kultur in vitro di UMM Potato Seeds. Permasalahan mitra dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1) Kurang tersedianya benih kentang unggul beruapa planlet kentang, 2) Rendahnya hasil produksi benih kentang dalam bentuk stek dan G0, 3) Proses produksi relatif lama karena menggunakan teknologi konvensional, 4) Produk belum berlabel (bersertifikat), 5) Produk masih terbatas pemasarnnya dalam skala lokal belum dikembangkan secara nasional. Untuk itu pada kegiatan ini dilaksanakan implementasi adopsi rakitan inovasi teknologi produksi benih kentang unggul dari proses aklimatisasi, produksi benih stek pucuk berakar (rooted apical cuttings), produksi benih kentang kelas G0. Hasil dari kegiatan ini adalah: 1) Screen net berukuran 500 m2 dilokasi mitra, 2) Teknologi produksi benih kentang unggul berupa stek pucuk berakar sebanyak 10.000 setiap 2 bulan, 3) Benih kentang berkualitas umbi G0 sebanyak 8.000 umbi setiap panen.
ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN HASIL INTERPRETASI VISUAL CITRA SATELIT (Studi Kasus: Desa Pandansari, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang) Ramadhan, Dino; Nugroho, Yuni Agung; Suharjanto, Toto
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) Vol. 7 No. 1 (2024): CIASTECH 2024 Potensi dan Dampak Artificial Intelligence (AI) di Era Society 5.
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ciastech.v7i1.6924

Abstract

Fenomena peningkatan kebutuhan lahan untuk pemukiman dan aktivitas ekonomi terjadi di Desa Pandansari, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Adanya kebutuhan lahan yang semakin tinggi juga berpengaruh terhadap Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang terus meningkat. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud untuk menganalisis seberapa besar perubahan lahan pertanian di Desa Pandansari dan mengetahui besaran perubahan harga NJOP pada perubahan lahan pertanian tersebut. Metode analisis data yang digunakan adalah survei lapangan, interpretasi citra, tumpang susun peta, dan analisis deskriptif untuk penggunaan lahan pada rentang waktu 2019-2023. Hasil penelitian menunjukkan perubahan terhadap penggunaan lahan pertanian selama 5 tahun periode penelitian beralih fungsi menjadi permukiman, bangunan industri, dan bangunan komersial. Pada tahun 2023, terjadi perubahan terhadap luas lahan pertanian yang semula 416 Ha menjadi 395,6 Ha dan perubahan luas wilayah pemukiman sebesar 500,4 Ha dari semula 480,0 Ha. Hal tersebut juga berdampak terhadap NJOP, yang mana konversi lahan pertanian menjadi kawasan industri mengalami kenaikan NJOP tertinggi dengan rata-rata sekitar 6,40%. Konversi lahan pertanian menjadi perumahan tidak terencana dan terencana rata-rata sebesar 6,26% dan 6,38%, serta konversi lahan pertanian menjadi kawasan komersial rata-rata sebesar 6,15%. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk penataan wilayah di Desa Pandansari, khususnya untuk melindungi lahan pertanian.
PENDAMPINGAN KELOMPOK TANI SUKA MAJU DALAM PERSIAPAN MENDUKUNG SWASEMBADA BERAS Darmadji, Darmadji; Nugroho, Iwan; Hanafie, Rita; Julitasari, Evi Nurifah; Nugroho, Yuni Agung; Sudiyono, Sudiyono; Suharjanto, Toto; Ningsih, Elik Murni Nintyas; Sahro, Hanifatus; Kiyono, Kiyono; Angraeni, Frida Dwi; Silvy Novita A.P; Deris Trian R; Junaidi, Fahmi
Prosidia Widya Saintek Vol. 4 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemerintah Indonesia di bawah Presiden Parabowo, memiliki komitmen besar dalam mewujudkan swasembada dan kesejahteraan petani. Salah satu motor pendukung adalah ketlibatan Kelompok tani (Poktan). Kegiatan pengbdian ini dilakukan di Kelompok Tani Suka Maju Kelurahan Wonokoyo kecamatan Kedungkandang kota Malang. Tujuan kegiatan adalah memberikan pendampingan kepada kelompok tani dalam mendukung arah baru kebijakan perberasan nasional sekaligus meningkatkan potensi kelompok yang berdampak terhadap kesejahteran petani. Metode kegiatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan Partisipatory. Bentuk Kegiatan pendampingan dengan menggalai potensi dan kendala yang dihadapi kelompok baik dalam mendukung swasembada. Hasil Kegiatan adalah: 1) teridentifikasinya berbagai persoalan baik yang bersifat teknis maupun non teknis, diantaranya yaitu: belum semua petani yang berhak menerima pupuk bersubsidi, belum memiliki alsintan, mahalnya biaya tenaga kerja, pengadaan bibit padi yang tidak tepat waktu tanam, petani masih susah lepas dari penggunaan pupuk kimia, produksi padi belum masksimal (sekitar 6 ton dari potensi sekitar 7 ton, jaringan irigasi yang belum sempurna diperbaiki, 2) disepakatinya kegiatan validasi data penerima pupuk bersubsidi, mendata ulang nama petani, luas lahan dan komoditas yang diajukan, 3) penggalakan pemakaian pupuk organic, hal ini didasarkjan pada realita di lapang bahwa petani sangat sulit melepaskan penakaian pupuk kimia, namun demikian sudah muncul pengakuan bahwa mereka mengakui pentingnya penggunaan pupuk organic, baik terkait dengan kesehatan tanah maupun masa depan petani penerusnya. Hasil kegiatan merekomendasikan pentingnya untuk memberikan pendampingan terhadap kelompok tani menuju kelompok tani yang sukses baik dalam mendukung swasemda maupun kesejahteraan petani.
KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN BAWAH BERKHASIAT OBAT DI RPTN COBAN TRISULA KAWASAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU Maya, Siti; Wardhani, Tri; Suharjanto, Toto; Nugroho, Yuni Agung; Arifianto, Teguh
Agrika Vol. 18 No. 1 (2024)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v18i1.5799

Abstract

ABSTRAKHutan merupakan aset alam yang melimpah dengan keanekaragaman hayati. Hutan berperan menyediakan hasil kayu dan bahan selain kayu, di antaranya tanaman obat. Keberagaman kondisi lingkungan memberikan kesempatan berbagai jenis tumbuhan mendiami ekosistem, termasuk jenis tumbuhan bawah. Tumbuhan bawah merupakan bagian pokok lapisan tumbuhan di bawah kanopi hutan, selain dari permudaan pohon, yang terdiri atas rumput, herba dan semak belukar. Tanaman ini berfungsi mempertahankan kestabilan ekosistem hutan. Penelitian ini bertujuan memperoleh data potensi keanekaragaman, komposisi dan struktur jenis tumbuhan bawah berkhasiat obat di tiga blok RPTN Coban Trisula, kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yaitu Blok Pusung Bledok Pasang, Blok Beji, dan Blok Jemplang. Penentuan petak contoh menggunakan teknik purposive sampling dengan karakteristik jenis tumbuhan bawah berkhasiat obat yang ditemukan di lantai hutan, lantai hutan terbuka dan tepi jalan, mulai ketinggian 1500, 2000, dan 2200 mdpl. Metode analisa vegetasi menggunakan teknik jalur berpetak (quadrat line transect). Setiap blok yang ditetapkan terdiri dari 5 petak contoh berukuran 2 x 2 meter. Jarak antar petak contoh 20 meter. Jumlah keseluruhan unit sampel yang digunakan 15 petak contoh dengan luas total 60 m2. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 18 jenis tumbuhan bawah berkhasiat obat dari 11 famili yang tersebar di 3 blok penelitian. Dari ketiga blok, famili Asteraceae paling banyak ditemukan. Nilai indeks keanekaragaman jenis tergolong sedang. Blok Pusung Bledok Pasang memiliki nilai 1.01 (sedang), Blok Beji 2 (sedang) dan Blok Jemplang 2.37 (sedang). Nilai indeks kemerataan jenis di Blok Pusung Bledok Pasang 0.34 (tertekan), Blok Beji 0.70 (labil), dan Blok Jemplang 0.84 (stabil).ABSTRACTForests are natural assets that are abundant with biodiversity. Forests play a role in providing wood products and materials other than wood, including medicinal plants. The diversity of environmental conditions provides opportunities for various types of plants to inhabit the ecosystem, including types of undergrowth plants. Undergrowth is the main part of the plant layer under the forest canopy, apart from tree regeneration, which consists of grass, herbs and shrubs. This plant functions to maintain the stability of the forest ecosystem. This research aims to obtain data on the potential diversity, composition and structure of understory plants with medicinal properties in three blocks of the Coban Trisula RPTN, Bromo Tengger Semeru National Park (TNBTS) area, namely the Pusung Bledok Pasang Block, the Beji Block and the Jemplang Block. Determination of sample plots using a purposive sampling technique with the characteristics of understory types of medicinal plants found on the forest floor, open forest floor and roadside, starting at heights of 1500, 2000 and 2200 meters above sea level. The vegetation analysis method uses a quadrat line transect technique. Each designated block consists of 5 sample plots measuring 2 x 2 meters. The distance between sample plots is 20 meters. The total number of sample units used was 15 sample plots with a total area of 60 m2. The research results showed that there were 18 types of medicinal plants from 11 families spread across 3 research blocks. Of the three blocks, the Asteraceae family was most commonly found. The species diversity index value is classified as moderate. The Pusung Bledok Pasang block has a value of 1.01 (medium), the Beji Block 2 (medium) and the Jemplang Block 2.37 (medium). The species evenness index value in the Pusung Bledok Pasang Block is 0.34 (depressed), the Beji Block is 0.70 (unstable), and the Jemplang Block is 0.84 (stable).
PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN KALSIUM NITRAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KUALITAS BUNGA POTONG KRISAN (Chrysanthemum sp.) Aminullah, Mukhammad; Nugroho, Yuni Agung; Suharjanto, Toto; Prihandarini, Ririen
Agrika Vol. 19 No. 1 (2025): MEI 2025
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v19i1.7067

Abstract

Tanaman krisan menjadi salah satu tanaman yang paling banyak diproduksi karena lebih dari setengah produksi tanaman hias di Indonesia berasal dari tanaman krisan. Budidaya tanaman krisan dilakukan secara monokultur dan berulang-ulang dalam setiap periode tanam yang mengakibatkan unsur hara yang terkandung dalam tanah menjadi berkurang. Perlu ada upaya penambahan unsur hara agar pertumbuhan tanaman seragam dan bunga yang berkualitas. Unsur hara yang diberikan dapat berupa pupuk organik dan pupuk anorganik. Bahan organik yang digunakan salah satunya adalah pupuk kandang sapi. Sementara itu, pupuk sintetis yang diberikan umumnya pupuk majemuk yang mengandung unsur N, P, K dan mikro lainnya. Pupuk kalsium nitrat digolongkan sebagai pupuk tambahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik dan pupuk kalsium nitrat terhadap pertumbuhan dan kualitas bunga potong tanaman krisan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 1 kontrol dan 9 perlakuan kombinasi dan setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Data hasil penelitian dianalisis dengan uji F, apabila terdapat perbedaan maka dilanjutkan dengan uji lanjut BNJ dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang nyata antara perlakuan pupuk kandang sapi dengan pupuk kalsium nitrat terhadap jumlah daun tanaman krisan, dan ketahanan bunga potong. Perlakuan terbaik adalah kombinasi perlakuan P3H2 (pupuk kandang sapi 20 ton/ha & pupuk kalsium nitrat 10 g/l) yang memiliki jumlah daun terbanyak (14.9 helai) pada 28 HST, ketahanan bunga potong selama 13.3 hari dan memiliki kualitas bunga grade A.
EFEKTIFITAS PEMBERIAN ECO-ENZYME DAN MICROORGANISME TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH Suharjanto, Toto; Hidayat, Firman
Prosidia Widya Saintek Vol. 3 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan tanah sebagai media tanam dan air sebagai pelarut unsur hara berlangsung intensif sepanjang tahun. Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan produktivitas tanah terutama lapisan tanah atas sebagai tempat tumbuh perakaran tanaman. Penurunan produktivitas tanah bisa juga terjadi karena adanya erosi, serta tindakan pengolahan tanah pada areal tanaman dengan masa panen pendek tanpa bero. Upaya meningkatkan produktivitas tanah telah banyak dikembangkan dengan bermacam paket teknologi. Salah satu bagian paket teknologi adalah penggunaan bahan organik yang dapat menggantikan peranan pupuk anorganik. Pemberian bahan-bahan organik seperti bioaktivator R1M dan Eco-enzyme diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut, sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanah dan produksi bawang merah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang terdiri dari 3 faktor yaitu; interval pemberian (I) dengan 3 level, bioaktivator R1M (R) dengan 4 level dan Eco-enzyme (E) dengan 4 level, serta diulang 3 kali. Data pengamatan parameter dianalisis dengan menggunakan Analisis of Variance (ANOVA), dan jika terdapat pengaruh yang nyata maka dilanjutkan dengan Uji Berganda Duncan (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan interval pemberian setiap 7 hari sekali, pemberian R1M 20 cc/liter, pemberian Eco-enzyme 10 cc, memberikan hasil terbaik pada parameter panjang tanaman, jumlah tunas tiap rumpun, berat segar total tanaman, berat kering total tanaman.