Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KAJIAN EFISIENSI PEMBERIAN AIR DAN PUPUK ORGANIK BOKASI DARI LIMBAH TERNAK SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L) Hidajat, Firman; Suharjanto, Toto
Agrika Vol 10, No 2: November 2016
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.774 KB) | DOI: 10.31328/ja.v10i2.858

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bokashi limbah sapi  serta interaksinya dengan  penggunaan  air terhadap  pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah.  Target penelitian ini adalah mengetahui pengaruh takaran limbah padat ternak sapi dan takaran air dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah yang dapat digunakan sebagai bahan informasi penggunaan bokashi dan air sebagai paket teknologi budidaya bawang merah.  Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian dirancang menggunakan rancangan acak kelompok faktorial terdiri dari 3 faktor yaitu bokashi limbah sapi (B),takaran air (A) dan varietas bawang merah (V), yang masing-masing terdiri dari 4 level dan diulang 3 kali.  Macam varietas, takaran air dan pupuk bokashi berinteraksi mempengaruhi pertumbuhan dan hasil yaitu pada parameter jumlah daun, panjang tanaman, panjang tunas, berat basah, dan berat kering tanaman kecuali jumlah umbi, diameter umbi tidak terjadi interaksi. Kombinasi perlakuan yang terbaik pada pertumbuhan adalah V3A0B2 (varietas Nganjuk, pemberian air 100% kapasitas lapang, pupuk bokashi 18 ton/ha) namun tidak berbeda nyata dengan V3A1B2 (varietas Nganjuk, pemberian air 80% kapasitas lapang, dan pupuk bokashi 18 ton/ha), sedangkan untuk komponen hasil kombinasi perlakuan terbaik adalah V1A0B2 (varietas Pujon, pemberian air 100% kapasitas lapang, dan pupuk bokashi 18 ton/ha) namun tidak berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan V1A1B2 (varietas Pujon, pemberian air 80% kapasitas lapang, dan pupuk bokashi 18 ton/ha). Pemberian air kapasitas lapang merupakan yang terbaik namun tidak berbeda nyata hasilnya dengan pemberian air 80% kapasitas lapang. Media yang baik untuk pertumbuhan dan hasil bawang merah adalah media tanah dengan pupuk bokashi 18 ton per hektar.
RESPON HASIL KACANG KOMAK TERHADAP INTENSITAS CEKAMAN KEKERINGAN Toto Suharjanto
Agrika Vol 4, No 1: Mei 2010
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.703 KB) | DOI: 10.31328/ja.v4i1.146

Abstract

Tujuan Penelitian ini adalah untuk : mengkaji respon hasil kacang komak pada tingkat kekeringan yang berbeda, tingkat intensitas kekeringan yang diterima tanaman kacang komak. Empat genotip kacang komak yaitu Kendit, Tongas, Malasan dan Klakah  sudah diteliti di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Widyagama Malang,  mulai Desember - Mei 2008. Percobaan ini menggunakan RAK dengan 3 blok sebagai ulangan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa (1) Peningkatan intensitas cekaman kekeringan secara nyata menurunkan produksi biomasa, jumlah biji, bobot biji, jumlah polong, dan bobot polong per tanaman, (2) Hasil kacang komak pada cekaman kekeringan 33 % dan 67 %  adalah lebih rendah dibandingkan tanpa cekaman kekeringan. Hasil masing-masing komponen berturut-turut berkurang sebesar : pada biomasa 26.9 %, dan 60.3 %., pada jumlah biji 33.3 % dan 67.6 %, pada bobot biji 36.8 %, dan 74.6 %., pada jumlah polong 34.5 % dan 70.9 %, pada bobot polong 38 % dan 77.9 %. Kata kunci : hasil, Dolichos lablab, intensitas, cekaman kekeringan
SISTEM INTENSIFIKASI PADI AEROB TERKENDALI BERBASIS ORGANIK DI KELURAHAN TUNGGULWULUNG, KOTA MALANG Elik Murni Ningtias Ningsih; Toto Suharjanto
Agrika Vol 6, No 1: Mei 2012
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.834 KB) | DOI: 10.31328/ja.v6i1.127

Abstract

Pengelolaan budidaya tanaman padi saat ini sering mengalami kesulitan pada penyediaan sarana produksi berupa pupuk.  Masalah penyediaan pupuk dikarenakan  oleh keterbatasan modal usaha tani dan juga diakibatkan oleh seringnya  terjadi kelangkaan pupuk yang mengakibat harga pupuk menjadi tidak stabil. Budidaya tanaman padi dengan sistem intensifikasi padi aerob terkendali dengan menerapkan sistem produksi yang menyatukan pemanfaatan potensi biologis tanah, managemen tanaman, pemupukan dan tata air secara terpadu yang mendukung pertumbuhan dan perakaran tanaman padi.  Pemanfaatan  limbah jerami padi sebagai pupuk dapat mengurangi biaya usaha tani dan memperbaiki kesuburan tanah yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Metode yang digunakan yaitu dengan demoplot.  Hasil penerapan IPAT-BO yaitu memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan pertumbuhan tanaman padi yaitu pada tinggi tanaman, jumlah anakan dan hasil panen.  Hasil panen pada penerapan budidaya padi IPAT-BO 9,10 ton/ha. Kata Kunci : Padi, Intensifikasi, Aerob, Organik
RESPON PERTUMBUHAN KACANG KOMAK TERHADAP PERIODE CEKAMAN KEKERINGAN Toto Suharjanto
Agrika Vol 4, No 2: Nopember 2010
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.928 KB) | DOI: 10.31328/ja.v4i2.142

Abstract

Tujuan Penelitian ini adalah 1) mengkaji  respon pertumbuhan genotip kacang komak terhadap kekeringan dan 2) mengetahui tingkat efisiensi penggunaan air  dari genotip  kacang komak. Penelitian disusun dengan mengunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 faktor  yaitu genotiip, yang diulang 3 kali. Faktor  genoiip (G) terdiri atas 4 level, yaitu G1 = genotip Kendit, G2 = genotip Tongas, G3 = genotip Malasan dan G4 =  genotip Klakah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa (1)  pertumbuhan daun genotip Klakah dan Kendit lebih baik dibandingkan genotip Tongas dan Malasan pada kondisi tanah kekeringan, dengan jumlah daun masing-masing genotip berturut-turut sebesar  18.67, 18.00, 15.33 dan 12.67 dan (2) genotip Tongas lebih  efisien dalam penggunaan air dibandingkan Malasan, Kendit maupun Klakah, dengan jumlah kebutuhan air berturut-turut sebesar  1627 g, 1751 g, 1768 g dan 1795 g. Kata kunci : pertumbuhan, komak hitam, cekaman kekeringan
IMPLEMENTATION OF TECHNOLOGY INNOVATION IN POTATO SEED PRODUCTION USING ROOTED APICAL CUTTINGS AT UD. SUMBER TANI husen, syarif; Purnomo, Agus Eko; Mazwan, M. Zul; Fuadiputra, Iqbal Ramadhani; Suharjanto, Toto; Irawan, Dwi; Nurfitriani, Rizka; Muhidin, Muhidin
JURNAL APLIKASI DAN INOVASI IPTEKS "SOLIDITAS" (J-SOLID) Vol. 7 No. 2 (2024): Jurnal Aplikasi Dan Inovasi Ipteks SOLIDITAS
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/js.v7i2.6575

Abstract

Saat ini Indonesia hanya mampu memenuhi 10% dari kebutuhan benih kentang. Tidak tersedianya benih kentang yang bermutu oleh petani dapat menyebabkan penurunan produksi hingga 60%. Tingginya permintaan benih bermutu dan terbatasnya persediaan merupakan peluang usaha yang prospektif bagi produsen benih kentang unggul (potensi 40 ton/ha) dan bermutu yang dihasilkan melalui teknologi kultur in vitro. Teknik pengembangan benih kentang unggul bermitra dengan UD. Sumber Tani yang berlokasikan dikawasan sentra produksi kentang. Ketersediaan benih bermutu diawali dengan keberadaan benih inti dan benih penjenis. Benih penjenis dibedakan menjadi benih planlet dan umbi mikro hasil kultur in vitro. Hingga saat ini keberadaan benih penjenis masih cukup terbatas, namun dapat dipropagasi melalui teknik kultur in vitro di UMM Potato Seeds. Permasalahan mitra dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1) Kurang tersedianya benih kentang unggul beruapa planlet kentang, 2) Rendahnya hasil produksi benih kentang dalam bentuk stek dan G0, 3) Proses produksi relatif lama karena menggunakan teknologi konvensional, 4) Produk belum berlabel (bersertifikat), 5) Produk masih terbatas pemasarnnya dalam skala lokal belum dikembangkan secara nasional. Untuk itu pada kegiatan ini dilaksanakan implementasi adopsi rakitan inovasi teknologi produksi benih kentang unggul dari proses aklimatisasi, produksi benih stek pucuk berakar (rooted apical cuttings), produksi benih kentang kelas G0. Hasil dari kegiatan ini adalah: 1) Screen net berukuran 500 m2 dilokasi mitra, 2) Teknologi produksi benih kentang unggul berupa stek pucuk berakar sebanyak 10.000 setiap 2 bulan, 3) Benih kentang berkualitas umbi G0 sebanyak 8.000 umbi setiap panen.
ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN HASIL INTERPRETASI VISUAL CITRA SATELIT (Studi Kasus: Desa Pandansari, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang) Ramadhan, Dino; Nugroho, Yuni Agung; Suharjanto, Toto
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) Vol. 7 No. 1 (2024): CIASTECH 2024 Potensi dan Dampak Artificial Intelligence (AI) di Era Society 5.
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ciastech.v7i1.6924

Abstract

Fenomena peningkatan kebutuhan lahan untuk pemukiman dan aktivitas ekonomi terjadi di Desa Pandansari, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Adanya kebutuhan lahan yang semakin tinggi juga berpengaruh terhadap Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang terus meningkat. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud untuk menganalisis seberapa besar perubahan lahan pertanian di Desa Pandansari dan mengetahui besaran perubahan harga NJOP pada perubahan lahan pertanian tersebut. Metode analisis data yang digunakan adalah survei lapangan, interpretasi citra, tumpang susun peta, dan analisis deskriptif untuk penggunaan lahan pada rentang waktu 2019-2023. Hasil penelitian menunjukkan perubahan terhadap penggunaan lahan pertanian selama 5 tahun periode penelitian beralih fungsi menjadi permukiman, bangunan industri, dan bangunan komersial. Pada tahun 2023, terjadi perubahan terhadap luas lahan pertanian yang semula 416 Ha menjadi 395,6 Ha dan perubahan luas wilayah pemukiman sebesar 500,4 Ha dari semula 480,0 Ha. Hal tersebut juga berdampak terhadap NJOP, yang mana konversi lahan pertanian menjadi kawasan industri mengalami kenaikan NJOP tertinggi dengan rata-rata sekitar 6,40%. Konversi lahan pertanian menjadi perumahan tidak terencana dan terencana rata-rata sebesar 6,26% dan 6,38%, serta konversi lahan pertanian menjadi kawasan komersial rata-rata sebesar 6,15%. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk penataan wilayah di Desa Pandansari, khususnya untuk melindungi lahan pertanian.
PENDAMPINGAN KELOMPOK TANI SUKA MAJU DALAM PERSIAPAN MENDUKUNG SWASEMBADA BERAS Darmadji, Darmadji; Nugroho, Iwan; Hanafie, Rita; Julitasari, Evi Nurifah; Nugroho, Yuni Agung; Sudiyono, Sudiyono; Suharjanto, Toto; Ningsih, Elik Murni Nintyas; Sahro, Hanifatus; Kiyono, Kiyono; Angraeni, Frida Dwi; Silvy Novita A.P; Deris Trian R; Junaidi, Fahmi
Prosidia Widya Saintek Vol. 4 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemerintah Indonesia di bawah Presiden Parabowo, memiliki komitmen besar dalam mewujudkan swasembada dan kesejahteraan petani. Salah satu motor pendukung adalah ketlibatan Kelompok tani (Poktan). Kegiatan pengbdian ini dilakukan di Kelompok Tani Suka Maju Kelurahan Wonokoyo kecamatan Kedungkandang kota Malang. Tujuan kegiatan adalah memberikan pendampingan kepada kelompok tani dalam mendukung arah baru kebijakan perberasan nasional sekaligus meningkatkan potensi kelompok yang berdampak terhadap kesejahteran petani. Metode kegiatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan Partisipatory. Bentuk Kegiatan pendampingan dengan menggalai potensi dan kendala yang dihadapi kelompok baik dalam mendukung swasembada. Hasil Kegiatan adalah: 1) teridentifikasinya berbagai persoalan baik yang bersifat teknis maupun non teknis, diantaranya yaitu: belum semua petani yang berhak menerima pupuk bersubsidi, belum memiliki alsintan, mahalnya biaya tenaga kerja, pengadaan bibit padi yang tidak tepat waktu tanam, petani masih susah lepas dari penggunaan pupuk kimia, produksi padi belum masksimal (sekitar 6 ton dari potensi sekitar 7 ton, jaringan irigasi yang belum sempurna diperbaiki, 2) disepakatinya kegiatan validasi data penerima pupuk bersubsidi, mendata ulang nama petani, luas lahan dan komoditas yang diajukan, 3) penggalakan pemakaian pupuk organic, hal ini didasarkjan pada realita di lapang bahwa petani sangat sulit melepaskan penakaian pupuk kimia, namun demikian sudah muncul pengakuan bahwa mereka mengakui pentingnya penggunaan pupuk organic, baik terkait dengan kesehatan tanah maupun masa depan petani penerusnya. Hasil kegiatan merekomendasikan pentingnya untuk memberikan pendampingan terhadap kelompok tani menuju kelompok tani yang sukses baik dalam mendukung swasemda maupun kesejahteraan petani.