Claim Missing Document
Check
Articles

PENERAPAN STRATEGI RECIPROCAL TEACHING BERBANTUAN MIND MAPPING DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII-13 SMP NEGERI 2 SINGARAJA Ayulia, D. A. S.; Puja Astawa, I. W.; Sukajaya, I. N.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Indonesia Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.464 KB) | DOI: 10.23887/jppm.v7i2.2836

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep matematika siswa dengan strategi Reciprocal Teaching berbantuan Mind Mapping dan tanggapan siswa terhadap penerapan stretegi tersebut. Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas, yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII-13 SMP Negeri 2 Singaraja yang berjumlah 37 orang siswa. Data dikumpulkan menggunakan instrumen yang berupa tes pemahaman konsep dan angket tanggapan siswa. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terjadi peningkatan rata-rata nilai pemahaman konsep siswa dari 32,26 menjadi 81,31 dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal meningkat dari 5,41% menjadi 81,08%. Peningkatan pemahaman konsep matematika siswa disebabkan oleh upaya perbaikan yang dilaksanakan pada setiap siklus. Peningkatan pemahaman konsep matematika siswa terjadi karena strategi Reciprocal Teaching berbantuan Mind Mapping memiliki keunggulan yang pada setiap tahapnya memberikan siswa kesempatan untuk menemukan, memahami, mengklarifikasi dan memprediksi pengembangan konsep matematika yang dipelajarinya. Proses pembelajaran yang dilaksanakan menjadikan siswa belajar secara bermakna sehingga siswa lebih ingat dan lebih paham dalam jangka waktu yang lama. Hal ini berdampak pada peningkatan pemahaman konsep matematika siswa. (2) tanggapan siswa terhadap strategi Reciprocal Teaching berbantuan Mind Mapping dalam pembelajaran berada dalam kategori sangat positif dengan rata-rata skor tanggapan siswa adalah 49,95. Kata kunci: strategi Reciprocal Teaching, Mind Mapping, pemahaman konsep Abstrack            This study aims to determine the improvement of students's understanding of mathematical concepts with the strategy of Reciprocal Teaching with Mind Mapping and students's respons to the application of that strategy. The research conducted is a Classroom Action Research, which is carried out in three cycles. The subject of this research is the students of class VIII-13 SMP Negeri 2 Singaraja which amounts to 37 students. The data were collected using the instrument in the form of concept comprehension test and student response questionnaire. The data that has been collected is then analyzed descriptively. The results of this study indicate that: (1) there is an increase in the average value of student's concept understanding from 32.26 to 81.31 and student's learning completeness classically increased from 5.41% to 81.08%. Improved understanding of students' mathematical concepts is due to improvement efforts being carried out at each cycle. Increased understanding of student's mathematical concepts occurs because Reciprocal Teaching strategy with Mind Mapping has the advantage that at each stage it gives students the opportunity to discover, understand, clarify and predict the development of mathematical concepts they learn. The learning process undertaken makes students learn meaningfully so that students remember more and understand more in the long term. This has an impact on improving student's understanding of mathematical concepts. (2) students' responses to Reciprocal Teaching strategy with Mind Mapping in learning are in very positive category with average student response score is 49.95. Keywords: Reciprocal Teaching strategy, Mind Mapping, concept comprehension
PENGARUH PENDEKATAN METAPHORICAL THINKING TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TEJAKULA Setiawan, K. A.; Mertasari, N. M. S.; Sukajaya, I. N.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Indonesia Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.422 KB) | DOI: 10.23887/jppm.v7i2.2835

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pendekatan metaphorical thinking terhadap motivasi dan prestasi belajar matematika. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian eksperimen semu dengan desain post-test only control group. Populasi penelitian   adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tejakula. Sampel ditentukan dengan teknik random sampling yang diambil 2 kelompok kemudian diuji kesetaraannya. Data motivasi belajar dikumpulkan dengan menggunakan angket, sedangkan data prestasi belajar matematika dikumpulkan dengan tes berbentuk essay. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji MANOVA. Hasil analisis menunjukkan bahwa: pertama, terdapat perbedaan motivasi dan prestasi belajar matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan  pendekatan metaphorical thinking dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran konvesional (F = 25,511 dan Sig. = 0,000 < ? = 0,05); kedua, terdapat perbedaan motivasi belajar antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan metaphorical thinking dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran konvesional (F = 37,680 dan Sig. = 0,000 < ? = 0,05); ketiga, terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan metaphorical thinking dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran konvesional (F = 8,425dan Sig. = 0,005 < ? = 0,05). Dengan demikian pendekatan metaphorical thinking berpengaruh positif terhadap motivasi dan prestasi belajar matematika siswa, pengaruh positif ini dilihat dari rata-rata skor motivasi belajar dan rata-rata nilai prestasi belajar. Kata kunci: pendekatan metaphorical thinking, motivasi belajar, prestasi belajar matematika  AbstractThis research has purpose for explaining the effect of metaphorical thinking approach towards motivation and achievement in learning mathematic. This research categoryze as quasi-experiment research with post-test only control group design. The population of the research is VII grade students of SMP Negeri 1 Tejakula. The sample is determined by using cluster random sampling technique which was taken 2 groups then was tested the equality. The motivation to learn data were collected by using questionnaire, while achievements learning mathematic data were collected by using essay. The data which were obtained and analyzed through MANOVA test. The result of analysis shows that: first, there is difference within motivation and achievement in learning mathematic between students who followed learning through metaphorical thinking approach and students who follow learning through conventional approach (F = 25,511 and Sig.= 0,000< ? = 0,05); second, there is difference in motivation to learn between students who followed learning through metaphorical thinking approach and students who followed learning through conventional learning (F = 37,680 and Sig. = 0,000< ? = 0,05); third, there is difference in achievement of mathematic learning between students who followed learning through metaphorical thinking approach and students who followed learning through conventional learning (F = 8,425 and Sig. = 0,005< ? = 0,05).  Thus, metaphorical thinking approach take effect positive towards motivation and achievement of mathematic learning student, this positive effect can be seen from average score of motivation learning and averages score of achievement learning. Keywords: metaphorical learning approach, motivation to learn, achievement of mathematic learning
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING BERBANTUAN MEDIA BERBASIS TIK TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 1 BANGLI Yuliastuti, N. P; Sukajaya, I. N; Mertasari, N. M. S
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Indonesia Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.039 KB) | DOI: 10.23887/jppm.v8i2.2855

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran creative problem solving berbantuan media berbasis TIK terhadap kemampuan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah matematika siswa. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan desain penelitian adalah Post Test Only Control Group. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Bangli tahun ajaran 2018/2019.  Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A dan VIII E yang diambil menggunakkan teknik cluster random sampling. Data dikumpulkan dengan tes kemampuan berpikir kreatif yang diberikan kepada siswa dalam bentuk tes uraian dan diberikan di akhir penelitian. Data hasil tes kemampuan berpikir kreatif dianalisis menggunakan uji-t satu ekor dengan taraf siginifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sehingga  ditolak. Ini berarti, kemampuan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah matematika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran creative problem solving berbantuan media berbasis TIK lebih baik daripada kemampuan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah matematika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran creative problem solving berbantuan media berbasis TIK terhadap kemampuan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah matematika siswa. Kata kunci: model pembelajaran creative problem solving, media berbasis TIK, berpikir kreatif  AbstractThis study aims to determine the effect of creative problem soving learning model supported by ICT-based media  to student?s creative thinking abilities in mathematical problem solving. Quasi-experiment was used in this study with posttest only control group design. The population of this study was all students of class VIII SMPN 1 Bangli in the academic year 2018/2019. VIII A and VIII E classes were selected to be the sample of this study by using cluster random sampling technique. Data were collected through test of creativity thinking abilities given to in the form of essay test and given at the end of study. Data from the test results of creativity thinking ability were analyzed using one-tailed t-test with a significance level of 5%. The result showed that the  was rejected. This means that the creative thinking abilities in mathematical problem solving who are taught by creative problem soving learning model supported by ICT-based media are better than students? mathematical problem solving abilities taught by conventional learning model, so it can be conclude that there is an effect of creative problem soving learning model supported by ICT-based media to students? creative thinking abilities in mathematical problem solving.  Keywords: creative problem soving learning model, ICT-based media, creative thinking.
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 8 SINGARAJA Astuti, I. A. D.; Sukajaya, I. N.; Sudiarta, I. G. P.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Indonesia Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.646 KB) | DOI: 10.23887/jppm.v8i1.2839

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika dan pemahaman konsep matematika siswa melalui penerapan model pembelajaran probing-prompting, serta tanggapan siswa terhadap model pembelajaran yang diterapkan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang melibatkan 31 orang siswa kelas VII B SMP Negeri 8 Singaraja sebagai subyek penelitian. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018. Data kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika dikumpulkan menggunakan kuesioner kepercayaan diri, data pemahaman konsep matematika siswa dikumpulkan menggunakan tes pemahaman konsep, dan data tanggapan siswa dikumpulkan menggunakan angket tanggapan. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika mengalami peningkatan dari rata-rata skor 67,8 pada siklus I menjadi 71,9 pada siklus II dan menjadi 72,9 pada siklus III. Pemahaman konsep matematika siswa juga mengalami peningkatan dari rata-rata 61,8 pada siklus I menjadi 71,8 pada siklus II dan menjadi 74,2 pada siklus III. Penelitian ini dapat dikatakan berhasil karena pada siklus III indikator pencapaian telah terlampaui, yakni 87,1% siswa memiliki kategori kepercayaan diri lebih dari sedang, 77% siswa memiliki rata-rata nilai pemahaman konsep di atas KKM, dan 90,3% siswa memiliki tanggapan yang positif terhadap penerapan model pembelajaran probing-prompting. Kata kunci: Model Pembelajaran Probing-Prompting, Kepercayaan Diri Siswa dalam Pembelajaran Matematika, Pemahaman Konsep Matematika AbstractThis study aimed to determine the improvement of students? self-confidence in mathematics learning and students? mathematics conceptual understanding through the application of probing-prompting learning model, also student?s response about the implementation of learning model which applied. The type of this study is classroom action research which involved 31 students of VII B class of SMP Negeri 8 Singaraja as the subject. The study held at the even semester, acamedic year of 2017/2018. Data of students? self confidence in mathematics learning collected by questionnaire, data of students? mathematical concept understanding collected by essay test, and data of students? response collected by questionnaire. Collected datas analyzed descriptively. The result showed that students? average score of self-confidence in mathematics learning improved from 67,8 in first cycle being 71,9 in second cycle and being 72,9 in third cycle. Students? average marks of mathematical concept ability was improved also from 61,8 in first cycle, being 71,8 in second cycle, and being 74,1 in third cycle. Impementation of probing-prompting learning model was successful because in third cycle the achievement indicator has been exceeded. 87,1% of students had more than enough self-confidence category, 77% of students had more than minimum completeness criteria, and 90,3% of students had positive responses due to the implementation of probing-prompting learning model. Keywords: Probing-Prompting Learning Model, Student?s Self-Confidence in  Mathematics Learning, Mathematics Conceptual Understanding
PENGEMBANGAN SOAL HIGHER ORDER THINKING SKILLS UNTUK PENGKATEGORIAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI SISWA SMP Widhiyani, I.A. N. T; Sukajaya, I. N; Suweken, G
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Indonesia Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.58 KB) | DOI: 10.23887/jppm.v8i2.2854

Abstract

AbstrakPenelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang menghasilkan suatu produk berupa soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) berbentuk uraian untuk materi bangun ruang sisi datar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) karakteristik soal yang dapat dikategorikan sebagai soal HOTS, dan (2) prosedur pengembangan kategori soal HOTS. Pemenuhan soal untuk dapat dikategoriakan sebagai soal HOTS dilihat dari karakteristik, indikator, dan langkah-langah penyusunan soal. Prosedur penelitian pengembangan ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu tahap preliminary, self evaluation, prototyping (Validasi, Evaluasi, dan Revisi), dan uji coba lapangan (field test). Teknik analisis data pada penelitian ini meliputi uji validitas, uji reliabilitas, analisis daya beda, dan uji taraf kesukaran butir tes. Berdasarkan validasi pakar dan uji coba instrumen ke siswa diperoleh hasil : (1) 8 dari 10 soal sudah memenuhi kategori valid, (2) reliabilitas soal memiliki nilai 0,60 yang menunjukkan bahwa reliabilitas soal tinggi. (3) 50% soal termasuk kategori sedang dan 50% soal termasuk kategori sukar, dan (4) indeks daya beda soal  dimana soal memiliki daya beda sangat baik. Hasil ini menunjukkan bahwa soal yang dikembangkan sudah baik dan memenuhi kategori soal HOTS, sehingga soal yang telah disusun dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa ketika mengerjakan soal-soal HOTS.Kata Kunci: HOTS,Kemampuan Pemecahan Masalah, Bangun Ruang Sisi Datar. AbstractThis study is a development research which is intended to produce HOTS essay problems for solid geometry with plane surfaces. The purpose of this study is toknow : (1) the characteristics of problems which could be categorized as HOTS problems, and (2) procedures for developing the category of HOTS problems. The condition of problems in order to be categorized as HOTS problems can be viewed from the characteristics, indicators, and steps in developing the problems. The research was done through several stages, namely the preliminary stage, self evaluation, prototyping (Validation, Evaluation, and Revision), and field test. Data analysis techniques for this study consists of the validity test, reliability test, desriminating power analysis, and difficulty level of test items. Based on expert validation and field testing to students, the results are: (1) 8 of the 10 problems have met the valid category, (2) the reliability of the problems have a value of 0.60 indicating that the reliability of the problems is high. (3) 50% of the problems included in the medium category and 50% of the problems included in the difficult category, and (4) the index of descriminating power is different from the problems0.40 where the problems had a good descriminating power. These results indicate that the developed problems are good and fulfill the HOTS problem category, so that the problems that have been prepared can be used to measure students' abilities when they were working on HOTS problems.Keywords: HOTS, Problem Solving Ability, Solid Geometry with Plane Surface. 
ETNOMATEMATIKA DALAM TARI BALI DITINJAU DARI KLASIFIKASI TARI BALI Intan Puspa Dewi, L.; Yudi Hartawan, I.G.N.; Sukajaya, I.N.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Indonesia Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.344 KB) | DOI: 10.23887/jppm.v8i1.2842

Abstract

 AbstrakPada penelitian sudah dilakukan pengkajian etnomatematika terhadap tari Bali ditinjau dalam klasifikasi tari Bali. Terdapat tiga klasifikasi tari Bali yaitu tari wali (sakral), tari bebali (upacara), dan tari balih-balihan (hiburan). Dari ketiga klasifikasi tari, akan diteliti dua klasifikasi yaitu tari wali (sakral) dan tari balih-balihan (hiburan). Pada tari wali (sakral) yang dikaji adalah tari Rejang Dewa, tari Rejang Renteng, dan tari Rejang Sari. Pada tari balih-balihan (hiburan) yang dikaji adalah tari Puspanjali, tari Pendet, dan tari Sekar Jagat. Fokus penelitian terletak pada gerakan tari dari unsur pemeson, pengawak, pengecet, dan pekaad. Dalam tari Bali terdapat unsur matematika yaitu basis bilangan dan transformasi geometri yang diimplementasikan pada gerakan tari. Setelah diteliti ditemukan pola umum dalam masing-masing tarian dan pola khusus dalam klasifikasi tari Bali (tari wali dan tari balih-balihan). Jika dibandingkan pola umum dari klasifikasi tari Bali tidak ditemukan pola yang sama, karena masing-masing tari memiliki ciri khas yang berbeda tergantung dari pencipta tarian tersebut. Untuk gerakan tari terdapat unsur refleksi (pencerminan) pada agem kanan dan kiri tari Pendet, agem kanan dan kiri tari Puspanjali, ngayab kanan dan kiri tari Rejang Dewa, diagonal kanan dan kiri pada tari Rejang Dewa. Kata kunci: Etnomatematika, tari Bali, basis bilangan, transformasi geometri.  AbstractIn the study, ethnomatematics of Balinese dance have been carried out in Balinese dance classifications. There are three classifications of Balinese dance, namely wali dance (sacred) , bebali dance (ceremony), and balih-balih dance (entertainment) . From those the three dance classifications, two classifications will be examined, namely the wali dance (sacred) and the balih-balihan dance (entertainment). Wali dance (sacred) are Rejang Dewa, Rejang Renteng, and Rejang Sari. In the balih-balihan dance (entertainment) which is studied is Puspanjali, Pendet, and Sekar Jagat. This research focused on movements from the elements of pemeson, pengawak, pengecet and pekaad. In Balinese dance, there is a mathematical element, namely the number base and geometry transformation that is implemented in the dance movement. After being examined, a common pattern was found in each of the dances and patterns specifically in the classification of Balinese dance (wali dance and balih-balih dance). Compared to the general pattern of Balinese dance classification, the same pattern is not found, because each dance has different characteristics depending on the creator of the dance. For the dance movement there is an element of reflection on the right and left agem of Pendet dance, agem right and left Puspanjali dance, ngayab right and left Rejang Dewa dance, diagonally right and left on Rejang Dewa dance.  Keywords: Ethnomatematics, Balinese dance, number basis, geometry transformation.  
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMP PGRI 2 DENPASAR Eka Sucipta D, N. P.; Candiasa, I. M.; Sukajaya, I. N.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Indonesia Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.777 KB) | DOI: 10.23887/jppm.v7i2.2833

Abstract

 AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis proyek berbantuan GeoGebra. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan desain post test only control group. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas VIII SMP PGRI 2 Denpasar Tahun Ajaran 2016/2017 yang terdistribusi ke dalam 11 kelas. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling untuk memperoleh 3 kelas sebagai sampel penelitian. Data kemapuan pemecahan masalah matematika siswa dikumpulkan dengan tes uraian. Hasil uji hipotesis dengan uji ANAVA menunjukkan bahwa lebih dari . Artinya terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis proyek berbantuan GeoGebra, model pembelajaran berbasis proyek saja dan model 5M. Sehingga dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Scheffe. Berdasarkan uji Scheffe dan rata-rata skor masing-masing kelompok sampel diperoleh temuan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis proyek berbantuan GeoGebra lebih baik dibandingkan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model berbasis proyek saja dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model 5M. Selanjutnya ditemukan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis proyek lebih baik dibandingkan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model 5M. Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek berbantuan GeoGebra lebih baik dari model pembelajaran berbasis proyek saja dan model pembelajaran 5M guna meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.           Kata kunci: Pembelajaran berbasis proyek, GeoGebra, kemampuan pemecahan masalah AbstractThe purpose of this study was to describe the improvement of problem solving ability of mathematics students who were taught by project-based learning model assisted by GeoGebra. This type of research was a quasi experiment with post test only control group design. The population of this study were all students of Class VIII SMP PGRI 2 Denpasar Academic Year 2016/2017 which was distributed into 11 classes. Sampling was determinated by cluster random sampling technique to obtain 3 classes as research sample. The students' mathematical problem solving data was obtained using a essay test. Hypothesis test results with ANAVA test show that  more than . It means that them had different student?s problem solving ability result between students were taught by project-based learning model assited by GeoGebra, project-based learning only and 5M model. Hypothesis test will be continued by Scheffe test. Based on Sceffe test and average of each group, it found that student?s mathematics problem solving ability who were taught by project-based learning model assisted by GeoGebra is more better of students who were taught by project-based learning model only and 5M model. Then it found too that student?s mathematical problem solving ability who were taught by project-based learning model is more better of students who were taught by 5M model. So the conclution is project-based learning model assisted by GeoGebra most better than project-based learning model and 5M model to improve student?s mathematical problem solving ability. Key words: Project-based learning , GeoGebra, problem solving
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS GEOGEBRA UNTUK PEMBELAJARAN PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DI SMP Putra, I.P.D.; ., Sariyasa; Sukajaya, I.N.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Indonesia Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.097 KB) | DOI: 10.23887/jppm.v7i1.2808

Abstract

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan rancangan media pembelajaran persamaan linier dua variabel; (2) Mendeskripsikan hasil implementasi media pembelajaran menggunakan GeoGebra sebagai media eksplorasi, Lectora Inspire sebagai aplikasi pembuat layout dan latihan soal; (3) Mengetahui kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan media Pembelajaran persamaan linier dua variabel. Model pengembangan yang digunakan adalah Model ADDIE yang terdiri dari tahap analysis, design, develop, implementation, evaluation. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan dapat diterima sebagai media pembelajaran dengan rata-rata skor dari ahli perangkat pembelajaran sebesar 2,70 dengan kriteria valid, dan rata-rata skor dari ahli materi sebesar 2,66 dengan kriteria valid. Rata-rata skor kepraktisan media pembelajaran berdasarkan analisis angket respon siswa sebesar 3,24 dengan kriteria baik dan rata-rata kepraktisan berdasarkan angket respon guru sebesar 3,30 dengan kriteria baik. Persentase skor efektivitas dari kelompok siswa yang dipilih secara random sebesar 93,33% dan telah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa media yang dikembangkan dapat diterima sebagai media pembelajaran dan diharapkan dapat digunakan sebagai media pembelajaran pada topik bahasan persamaan linier dua variabel baik oleh siswa maupun guru.
Penerapan Algoritma K-MEDOID untuk Mementukan Rumah TIDAK Layak Huni Ayu, Kadek Erna Kembar; Candiasa, I Made; Sukajaya, I Nyoman
Prosiding Seminar Nasional MIPA Vol 8 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2018
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : hasil clustering rumah tidak layak huni dengan algoritma k-medoid, tingkat akurasi k-medoid, dan perbandingan algoritma k-medoid dan k-mean dalam menentukan rumah tidak layak huni. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data kerusakan rumah tidak layak huni tahun 2017 pada Dinas Perumahan, Permukiman, dan Pertanahan Kabupaten Buleleng. Data yang digunakan sebanyak 440 dengan 13 parameter, yaitu: (1) penutup atap; (2) rangka atap; (3) kolom; (4) dinding pengisi; (5) kusen; (6) daun pintu; (7) daun jendela; (8) struktur bawah lantai; (9) penutup lantai; (10) pondasi; (11) sloof; (12) kamar mandi dan wc; dan (13) saluran air kotor. Data kerusakan tersebut dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu ringan, sedang, berat dan total. Hasil pengelompokan menggunakan algoritma k-medoid dalam menentukan rumah tidak layak huni dengan alat bantu software Matlab 2016a menunjukan bahwa terdapat 34 kerusakan kategori ringan, 98 kerusakan kategori sedang, 130 kerusakan kategori berat, dan 178 kerusakan kategori total. Selain itu tingkat akurasi algoritma k-medoid lebih baik daripada k-mean. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil purity dari algoritma k-medoid sebesar 0,63 dengan 277 data relevan dan 163 tidak relevan, sedangkan hasil purity algoritma k-mean yaitu 0,13 dengan 59 data relevan dan 381 tidak relevan. Akan tetapi algoritma k-mean memiliki kecepatan waktu sebesar 0,16 detik, yang berarti lebih cepat dibandingkan algoritma k-medoid ( 91,135 detik) dalam pemrosesan data.Kata kunci: k-medoid, rumah tidak layak huni, dinas perumahan, permukiman, dan pertanahan kabupaten buleleng
PENGARUH PENGGUNAAN KARTU PETUNJUK DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA Swandewi, Made; Mahayukti, I Gusti Ayu; Sukajaya, I Nyoman
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha Vol 9, No 1 (2018)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpm.v9i1.19883

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan kartu petunjuk lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 1 Sawan tahun ajaran 2016/2017 sebanyak 212 orang yang tersebar ke dalam 8 kelas. Dua kelas diambil sebagai sampel dengan teknik cluster random sampling. Salah satu kelas yang dipilih secara random digunakan sebagai kelompok eksperimen dan yang lainnya sebagai kelompok kontrol. Desain penelitian yang digunakan adalah post test only control group design. Data skor kemampuan pemecahan masalah matematika siswa diperoleh melalui tes kemampuan pemecahan masalah matematika. Hasil uji normalitas dan homogenitas varians menunjukkan bahwa skor berdistribusi normal dan tidak memiliki perbedaan varians. Data dianalisis dengan menggunakan uji-t satu ekor dengan taraf signifikansi 5%. Hasil dari analisis data menunjukkan bahwa nilai dari thitung = 2,675 lebih dari ttabel = 1,6788, ini berarti H0 ditolak. Artinya pada taraf signifikansi 5%, kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X SMAN 1 Sawan yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan kartu petunjuk lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.Kata kunci: model pembelajaran Problem Based Learning, kartu petunjuk, kemampuan pemecahan masalah matematika