Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search
Journal : Media Akuatika: Jurnal Ilmiah Jurusan Budidaya Perairan

Pertumbuhan Ikan Gabus (Channa striata) yang Diberi Pakan Keong Mas(Pomacea canaliculata) Segar dan Kering Baalu, Nurfati; Idris, Muhammad; Yusnaini, .; Kurnia, Agus
Jurnal Media Akuatika Vol 3, No 2: April
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.017 KB) | DOI: 10.33772/jma.v3i2.5006

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan ikan gabus (Channa striata) yang diberi pakan keong mas segar dan kering. Penelitian ini dilaksanakan selama 50 hari yaitu pada bulan April – Juni 2017.Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan pakan uji A (keong mas segar) dan perlakuan B (keong mas kering) dengan pemberian 15% dari bobot ikan gabus/10 hari. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan mutlak bobot, pertumbuhan mutlak panjang, laju pertumbuhan spesifik bobot, laju pertumbuhan spesifik panjang, tingkat kelangsungan hidup, rasio konversi pakan, dan konsumsi pakan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian keong mas segar dan kering tidak berpengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan, kelangsungan hidup, dan konsumsi pakan ikan gabus. Pertumbuhan mutlak panjangikan gabus yang diberi pakan keong mas segar dan kering masing-masing sebesar 2,26 cm dan 2,51 cm. Laju pertumbuhan spesifik bobot pada ikan gabus yang diberi pakan keong mas segar dan kering sebesar 0,32% dan 0,34%, laju pertumbuhan spesifik panjang ikan gabus yang diberi pakan keong mas kering dan segar sebesar 0,37% dan 0,73%. Tingkat kelangsungan hidupikan gabus yang diberi pakan keong mas segar dan kering sebesar 53,33% dan 66,67%. Rasio konversi pakanikan gabus yang diberi pakan keong mas kering dan segar sebesar 1,39% dan 2,54% dan konsumsi pakanikan gabus yang diberi pakan keong mas kering dan segar sebesar 3,64 gdan4,33 g. Penelitian ini menyimpulkan pakan keong mas segar dan pakan keong mas kering dapat diberikan untuk meningkat pertumbuhan ikan gabus. Kata Kunci : Pertumbuhan, Ikan Gabus Channa Striata, Keong Mas Pomacea canaliculata Segar, Kering
Pengaruh Perbedaan Komposisi Media Berbasis Bokashi terhadap Pertumbuhan Biomassa Cacing Sutera (Tubifex sp.) yang Dibudidayakan dengan Metode Rak Bertingkat dan Sistem Resirkulasi ., Armin; Idris, Muhammad; Hamzah, Muhaimin
Jurnal Media Akuatika Vol 4, No 4: Oktober
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.986 KB) | DOI: 10.33772/jma.v4i4.10545

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi media bokashi yang terbaik dalam mendukung  pertumbuhan biomassa cacing sutera. Komposisi media bokashi yang di ujikan terdiri dari perlakuan A (25% KA, 25% KS 50% JP), perlakuan B (25% DH, 25% AT, 50% JP), perlakuan C (25% DH, 25% KA, 50% JP) dan perlakuan D (33.33% AT, 33.33% KS, 33.33% JP).  Media bokashi dicampur dengan tanah lumpur berpasir dengan perbandingan 1:1.  Penelitian ini dilakukan selama 45 hari pemeliharaan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah desain Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBL) yang terdiri dari 4 perlakuan, 4 ulangan, 4 baris dan 4 kolom. Bibit cacing yang digunakan memiliki ukuran 1-2,5 cm dengan kepadatan 83 g/wadah dan diberi pakan ampas tahu dengan dosis 0,25 kg/ m2 setiap hari. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan mutlak (PM), populasi cacing sutera dan kualitas air media.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan mutlak cacing sutera adalah 14,75±0,96 g/wadah,  20±0,82 g/wadah, 17±0,82 g/wadah, 11±0,82 g/wadah, pada perlakuan A,B,C,D secara berturut-turut (P=0,00<0,05). Disimpulkan bahwa Perlakuan B dengan komposisi media dedak halus 25%, ampas tahu 25% dan jerami padi 50%, menghasilkan pertumbuhan mutlak dan pertumbuhan populasi cacing sutera terbaik dibandingkan dengan perlakuan lainnya.Kata kunci : media berbasis bokashi, pertumbuhan mutlak dan populasi cacing sutera, Tubifex sp.
Studi Pertumbuhan Ikan Sidat (Anguilla bicolor) yang diberi Hormon Pertumbuhan Rekombinan Kerapu Kertang (rEIGH) dengan Selang Waktu Penyuntikan yang Berbeda Sukriawan, Sukriawan; Idris, Muhammad; Kurnia, Agus; Yusnaini, Yusnaini; Abidin, La Ode Baytul; Nur, Indriyani
Jurnal Media Akuatika Vol 5, No 2 (2020): April
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.527 KB) | DOI: 10.33772/jma.v5i2.11024

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interval waktu optimum penyuntikan hormon pertumbuhan rekombinan ikan kerapu kertang (rElGH) terhadap pertumbuhan ikan sidat (A. bicolor). Sebayak 60 ekor ikan sidat dengan berat awal rata-rata 94-120 g ditempatkan kedalam 12 wadah bak kayu (5 ekor/wadah) diberi perlakuan perbedaan waktu penyuntikan hormon yaitu setiap 5 hari, 7 hari, 9 hari dan kontrol (tanpa penyuntikan hormon). Parameter yang diamati adalah pertumbuhan mutlak (PM), laju pertumbuhan spesifik (LPS) dan kelangsungan hidup. Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa penyuntikan hormon pertumbuhan rekombinan ikan kerapu (rElGH) dengan rentang waktu yang berbeda  memberikan pengaruh yang signifikan (P<0,05) terhadap PM, LPS dan kelangsungan hidup. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyuntikan hormon pertumbuhan rekombinan ikan kerapu kertang (rElGH) dengan selang waktu 9 hari menghasilkan PM dan LPS ikan sidat tertinggi yakni masing-masing sebesar 34.0 ± 1.22 g dan 0.61 ± 0.03 %. Kelangsungan hidup ikan sidat pada semua perlakuan adalah 100 %. Penelitian menyimpulkan bahwa penyuntikan hormon pertumbuhan rekombinan ikan kerapu kertang (rElGH) dengan selang waktu 9 hari dapat meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan sidat.Kata kunci: Hormon rEIGH, waktu penyuntikan, pertumbuhan Ikan sidat, Anguilla bicolor
Pemanfaatan Substrat yang Berbeda untukProduksi Juvenil Muda (Umur 50 Hari) Abalon Haliotis asinina Nahrullah, .; Idris, Muhammad; Effendy, Irwan J.
Jurnal Media Akuatika Vol 1, No 3: Juli
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.526 KB) | DOI: 10.33772/jma.v1i3.4289

Abstract

Pemanfaatan substrat yang berbeda diuji pada penelitian ini untuk melihat respon sintasan larva abalon Haliotis asinina.Penelitian ini dilakukan di Hatchery PT. Sumber Laut Nusantara kerjasama LP2T-SPK di Desa Tapulaga, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan yaitu perlakuan A (substrat plat waring), perlakuan B (substrat plat semen), dan perlakuan C (substrat plat plastik),dengan menggunakan larva veliger pada sistem flow through dengan pemberian pakan berupa mix diatom. Komposisi dari mix diatom yang digunakan adalah jenis Synedra sp., Melosira sp., Navicula sp., dan Nitzschia sp. Pada hari ke-50 pemeliharaan larva, diperoleh nilai rata-rata persentase sintasan larva pada tiap perlakuan substrat plat waring, substrat plat semen, dan substrat plat plastik, berturut-turut adalah sebesar 1,03%, 1,39%, dan 1,09%. Namun, hasil analisis sidik ragam (ANOVA) menunjukkan, tidak ada pengaruh signifikan antara perlakuan. Ini berarti bahwa semua substrat yang diujikan dapat digunakan dalam mendukung produksi juvenil muda (umur 50 hari) abalon H. asinina di Hatchery. Sintasan larva dipengaruhi oleh ketersediaan bentik diatom sebagai pemicu settlement dan metamorphosis larva dalam kegiatan produksi benih di hatchery. Kualitas air selama penelitian masih menunjukkan kisaran yang baik untuk mendukung pertumbuhan dan sintasan larva abalon. Kata kunci: Bentik Diatom, Haliotis asinina, Larva, Sintasan, Substrat.
Pengaruh Shelter yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Belut Sawah (Monopterus albus) yang Dipelihara Pada Media Tanpa Lumpur Firman, .; Idris, Muhammad; Astuti, Oce
Jurnal Media Akuatika Vol 3, No 3: Juli
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.145 KB) | DOI: 10.33772/jma.v3i3.5011

Abstract

Shelter digunakan sebagai tempat berlindung dan merawat larva ikan.Olehnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh shelter terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup belut sawah (Monopterus albus).  Penelitian berlangsung di Pondok Kewirausahaan Budidaya Ikan (PKBI), Jalan Wirabuana, Lorong Meohai, Kecamatan Poasia, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Media peneliharaan berupa kolam tanpa lumpur.Empat jenis shelter yang diujikan, yakni tumbuhan apu-apu (Perlakuan A), pelepah pisang (Perlakuan B), bambu (Perlakuan C) dan Pipa Paralon (Perlakuan D). Parameter yang diamati adalah pertumbuhan mutlak (PM), laju pertumbuhan spesifik (LPS), dan Tingkat kelangsungan hidup (SR). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian shelter yang berbeda memberikan pengaruh yang terhadap pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan spesifik rata-rata, dengan hasil terbaik pada perlakuan A dengan nilai berturut-turut 17,67 gram dan 0,06%, namun tidak berbeda nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup.  Kesimpulan dari penelitian ini adalah shelter yang terbaik untuk  budidaya belut sawah di media tanpa lumpur adalah tanaman apu-apu. Kata kunci: Shelter, Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup Belut Sawah  (Monopterus albus)
Pengaruh Kosentrasi Pupuk Organik Cair Lemna (Lemna minor) yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Mikroalga Chlorella vulgaris Indriana, Nova; Iba, Wa; Idris, Muhammad; Ruslaini, Ruslaini; Abidin, La Ode Baytul; Aslan, La Ode Muhammad
Jurnal Media Akuatika Vol 5, No 1 (2020): Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.631 KB) | DOI: 10.33772/jma.v5i1.11754

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi pupuk organik cair lemna (POC L) yang terbaik sebagai pengganti pupuk komersial media f/2 dalam budidaya mikroalga C. vulgaris. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan yaitu konsentrasi 5, 10, 15 dan 20 % POC L dan media f/2 sebagai kontrol dengan masing-masing 3 ulangan. Sebanyak 5 x 104 sel/ml C. vulgaris dalam masing-masing 150 ml volume media kultur diamati pertumbuhannya setiap dua hari sekali. Kultur C. vulgaris dipanen setelah mencapai fase stationer pada hari ke-8.  Hasil analisis repeated measure ANOVA menunjukkan bahwa perlakuan mempengaruhi pertumbuhan sel (p=0,001). Pertumbuhan sel C. vulgaris yang tertinggi ditemukan pada media f/2 pada hari ke-6 dengan nilai 10,533 x 104 sel/ml. Yield atau kepadatan sel pada fase logarithmik dan fase stationer berbeda untuk semua perlakuan pada hari ke-6 dan ke-8 (p=0,001) dengan kepadatan sel tertinggi ditemukan pada media f/2 dengan nilai berturut-turut adalah 15,6 x 104 dan 15,8 x 104 sel/ml.   Kosentrasi POC L 5 % memberikan hasil berat kering dan produktivitas yang sedikit lebih tinggi dengan nilai berturut-turut adalah 3,33 g/l dan 0,580  g/l  walaupun secara statistik tidak beberda nyata dengan kosentrasi yang lain. Oleh karena itu hasil penelitian ini menyarankan untuk menggunakan kosentrasi 5 % POC L untuk kultur batch C. vulgaris. Kata kunci: C.vulgaris, POC lemna, pertumbuhan sel dan yield mikroalga
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Teripang Pasir (Holothuria scabra) yang Dibudidayakan pada Karamba Jaring Tancap Darman, .; Idris, Muhammad; Astuti, Oce
Jurnal Media Akuatika Vol 2, No 3: Juli
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.935 KB) | DOI: 10.33772/jma.v2i3.4340

Abstract

Penelitian tentang pertumbuhan dan kelangsungan hidup teripang pasir (Holothuria scabra) yang dibudidayakan pada karamba jaring tancap telah dilakukan di perairan Desa Tanjung Tiram, Kecamatan Moramo Utara, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan kelangsungan hidup teripang pasir (H. scabra) yang dibudidayakan pada karamba jaring tancap. Sebanyak 120 ekor teripang pasir disebar kedalam tiga karamba jaring tancap (40 ekor/wadah) dengan luasan 4x5 meter . Pemeliharaan dilakukan selama 5 bulan (Juni-November), dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 3 perlakuan dan ulangan individu. Perlakuan yang diterapkan adalah A (substrat berpasir), B (substrat  pasir  berlamun) dan C (substrat pasir berkarang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan spesifik tertinggi teripang pasir ditemukan pada substrat pasir berlamun yaitu  (25,32 g) dan (1,23%), tetapi uji statisitik tidak menunjukkan pengaruh berbeda nyata antar perlakuan. Tingkat kelangsungan hidup teripang pasir selama penelitian adalah 100%.  Penelitian ini menyimpulkan bahwa teripang pasir (H. scabra) dapat dibudidayakan pada tiga jenis substrat (substrat berpasir, pasir berlamun,dan pasir berkarang). Kata Kunci: Teripang Pasir (H. scabra), Substrat, Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsungan Hidup
Respon Pemberian Ekstrak Hipofisa Ayam Broiler Dengan Dosis Berbeda Terhadap Ovulasi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Betina Wadi, Hamzan; Yusnaini, .; Idris, Muhammad
Jurnal Media Akuatika Vol 3, No 2: April
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.78 KB) | DOI: 10.33772/jma.v3i2.4449

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pemberian ekstrak kelenjar hipofisa ayam broiler dengan dosis berbeda terhadap ovulasi ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) Betina serta mengetahui apakah penggunaan ovaprim dapat digantikan oleh ekstrak hipofisa ayam broiler pada pemijahan induk ikan lele dumbo (C.gariepinus) dengan menggunakan parameter waktu ovulasi, diameter telur, jumlah telur dan performa telur sebagai variabel pengamatan. Dosis penyuntikan pada induk ikan lele dumbo betina yaitu 500 (A), 800 (B), 1000 (C) mg/kg berat badan ikan, kontrol positif (Ovaprim) (D+) dan kontrol negatif (NaCl 0,5 %) (E-). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan mengaplikasikan 1 perlakuan dosis penyuntikan dengan 5 taraf perlakuan yang terbagi atas tiga kelompok. Pengelompokan didasarkan pada perbedaan berat induk yang digunakan, yaitu kelompok I = 400-500 g, kelompok II = 501-600 g dan kelompok III = 601-700 g. Dosis penyuntikan A (500), B (800), C (1000) mg/kg berat ikan, kontrol positif D+ (Ovaprim) dan kontrol negatif E- (NaCl 0,5%). Hasil penelitian ini menunjukkan dosis ekstrak hipofisa ayam broiler tidak berpengaruh terhadap waktu ovulasi, fekunditas, diameter dan performa telur ikan lele dumbo.Kata Kunci: Ekstrak hipofisa ayam broiler, Dosis, Ovulasi, ikan lele dumbo (C.gariepinus)
Pengaruh Padat Penebaran Terhadap Pertumbuhan Biomassa Cacing Sutra (Tubifex sp) yang Dibudidaya Pada Media Dengan Sistem Rak Bertingkat Poluruy, Suparmin; Idris, Muhammad; Rahman, Abdul
Jurnal Media Akuatika Vol 4, No 3: Juli
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.105 KB) | DOI: 10.33772/jma.v4i3.9750

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh padat penebaran terhadap pertumbuhan biomassa cacing sutera (tubifex sp) yang dibudidaya pada media dengan sistem rak bertingkat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2018. Perlakuan ini menggunakan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBL) dengan 4 perlakuan, 4 baris, dan 4 kolom perlakuan yang di ujikan  adalah A (10 g/m2), perlakuan B (15 g/m2), perlakuan C (20 g/m2), D (25 g/m2). Variable yang diamati adalah pertumbuhan biomassa mutlak, pertumbuhan populasi dan bahan organik tanah. Hasil penelitian pertumbuhan biomassa cacing sutera tertinggi yaitu A sebesar 80% dengan populasi 148,57%, kemudian perlakuan D sebesar 77% dengan populasi 144,43%, perlakuan C sebesar 76,25% dengan populasi 143,76%, kemudian perlakuan B sebesar 70% dengan  populasi 134,76%, namun secara statistik pertumbuhan biomassa cacing sutera menunjukan pengaruh yang tidak berbeda nyata (p = 0,867) dan populasi (p = 0,547).  Penelitian ini menunjukkan bahwa padat penebaran 10-25 g/m2 dapat di terapkan pada budidaya cacing sutera menggunakan sistem rak bertingkat.Kata kunci: Padat penebaran, Sistem rak bertingkat, Biomassa, Tubifex sp.
Uji Diferensial Hemosit Pada Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Yang Dibudidayakan Di Sekitar Area Tambang Sitti, Sekar Aryati; Indriyani, Nur; Muhammad, Idris
Jurnal Media Akuatika Vol 4, No 2: April
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.928 KB) | DOI: 10.33772/jma.v4i2.7859

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh logam berat nikel terhadap perubahan diferensial hemosit udang vaname  (Litopenaus vanname). Udang vaname yang digunakan yaitu udang yang dibudidayakan di Desa Tapunggaya Kecamatan Molawe Kabupaten Konawe Utara (daerah yang sudah tereksploitasi) dan sebagai data pembanding digunakan udang yang dibudidayakan di Desa Bororo Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan (daerah yang tidak tereksploitasi). Sampel udang yang digunakan berumur 1 bulan dan 2 bulan dengan masing-masing berjumlah 10 ekor/sampling. Data DHC (Diferensial Hemosit Count) dianalisa scara deskriptif. Hasil analisis DHC yang terbagi atas sel granular, semi granular dan hialin. Udang  vaname berumur I bulan dan 2 bulan yang dibudidayakan di daerah yang sudah tereksploitasi menunjukan rata-rata total sel granular dan semi granular cenderung  lebih rendah berturut yaitu 41,9% dan 24,4% serta 41% dan 19,7%. Udang vaname yang dibudidayakan di daerah yang tidak tereksploitasi menunjukan rata-rata total sel granular dan semi granular cenderung  lebih tinggi berturut-turut yaitu 42,8% dan 26%  serta 42,7% dan 23,8% . Berbeda dengan rata-rata total sel hialin pada udang yang dibudidayakan di daerah yang sudah tereksploitasi lebih tinggi dibanding udang yang dibudidayakan di daerah yang tidak tereksploitasi berturut-turut yaitu 33,4% dan 32,1%  serta 38,9% dan 32,5%. Kata kunci: Diferensial Hemosit Count (DHC), udang vaname  Litopenaeus vannamei