METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental yaitu percobaan yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul akibat dari adanya perlakuan tertentu. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap pola searah dalam pemilihan hewan uji yaitu mencit. Penelitian yang dilakukan mengenai pengujian toksisitas akut ekstrak etanol daun pidada merah dengan konsentrasi dosis bertingkat I, II, III, dan IV serta tanpa ekstrak sebagai kontrol negatif. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakologi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda. Sampel dan Teknik Sampling Sampel yang digunakan adalah daun tua pada tumbuhan pidada merah yang tumbuh liar di Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Alat dan Bahan Alat Seperangkat alat infus, alat-alat gelas (Pyrex, Iwaki), blender (Miyako), kompor gas (Rinnai), sonde, neraca digital, batang pengaduk, termometer, gunting, cawan porselen, penjepit tabung, tabung reaksi (Pyrex), kertas label, kandang mencit, pinset, dan ayakan mesh 60. Bahan Aquades, simplisia daun pidada merah, mencit putih betina, pangan mencit, koran, alumunium foil, pereaksi mayer, dragendorf, bouchardat, liebermann-burchard (asam anhidrat asetat ((CH3CO)2O) dan asam sulfat pekat (H2SO4)), Sianidin test (magnesium (Mg) dan asam klorida pekat (HCl) pekat, amil alkohol (C5H11OH), besi (III) klorida (FeCl3) 1%, n-heksan, dan asam klorida (HCl) 2 N. Prosedur Penelitian Pengambilan Sampel dan Determinasi Tumbuhan Pengambilan sampel, sampel berupa daun tua tumbuhan pidada merah diambil pada sore hari kemudian diproses menjadi simplisia. Determinasi dilakukan di Laboratorium Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur di Samboja Kutai Kartanegara.. Ekstraksi Sampel Simplisia dibuat serbuk untuk dilakukan penelitian dengan cara menggunakan alat blender agar lebih mudah dalam penghalusan, kemudian diayak dengan pengayak mesh 60. Ditimbang serbuk sampel sebanyak 200 g,diekstraksi menggunakan metode infundasi, yaitu dimasukkan serbuk sampel kedalam bejana yang terdiri dari dua panci yang ditumpuk, panci pertama diberi etanol secukupnya kemudian dimasukkan panci kedua. Panci tersebut berisi serbuk sampel dan aquades secukupnya hingga seluruh bahan terendam yaitu sebanyak 900 ml, kemudian dipanaskan dengan suhu 900C selama 15 menit sambil sesekali diaduk lalu diserkai dengan kain flanel. Ekstrak etanol yang diperoleh diuapkan di Water bath. Dihitung rendemennya. Skrining Fitokimia Skrining fitokimia dilakukan terhadap simplisia dan ekstrak daun pidada merah yang meliputi ; pemeriksaan senyawa kimia golongan alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan steroid/terpenoid. a). Pemeriksaan Alkaloid Diambil 3 tabung reaksi, lalu masing-masing dimasukkan 0,5 ml ekstrak. Pada masing-masing tabung reaksi ditambahkan 2 tetes pereaksi mayer, bouchardat, dan dragendorff. Alkaloid positif jika terjadi endapan atau kekeruhan. Bila sedikitnya 2 dari 3 pereaksi di atas positif maka sampel mengandung alkaloid. b). Pemeriksaan Flavonoid Ekstrak diambil 5 ml lalu ditambahkan 0,1 g serbuk Mg dan 1 ml HCl pekat dan 2 ml amil alkohol, dikocok dan dibiarkan memisah.. Bila terbentuk warna kuning, orange atau merah pada lapisan amil alkohol menunjukkan adanya flavonoid. c). Pemeriksaan Saponin Masukkan ekstrak kedalam tabung reaksi, ditambahkan 10 ml etanol panas, didinginkan dan kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 detik. Jika terbentuk buih yang banyak selama tidak kurang dari 10 menit, setinggi 1 cm sampai 10 cm dan tidak hilang dengan penambahan 1 tetes asam klorida 2 N menunjukkan adanya saponin. d). Pemeriksaan Tanin Ekstrak diencerkan sampai hampir tidak berwarna, lalu ditambahkan 1-2 tetes pereaksi besi (III) klorida, jika terjadi warna biru kehitaman atau hijau kehitaman menunjukkan adanya tanin. e). Pemeriksaan Steroid/Terpenoid Ekstrak ditambahkan dengan 20 ml n-heksan, dikocok kemudian diuapkan dan sisanya ditambahkan pereaksi Lieberman-Burchard. Jika terbentuk warna ungu atau merah yang berubah menjadi biru ungu atau biru kehijauan menunjukkan adanya triterpenoid/steroid bebas. Penentuan Dosis dari Ekstrak Dosis ekstrak daun pidada merah dibuat dalam dosis bertingkat I, II, III, dan IV. Larutan stok dibuat dengan membuat ekstrak sebanyak 5 ml, ditimbang 6,4 g ekstrak lalu dimasukkan dalam erlenmeyer, kemudian diaduk sambil ditambahkan sedikit demi sedikit aquades hingga larut dan homogen. Larutan diencerkan sesuai dengan dosis bertingkat yang diperlukan, yaitu pengenceran ke-1 dengan dosis 3,2 g, pengenceran ke-2 dengan dosis 1,6 g dan pengenceran ke-3 dengan dosis 0,08 g. Kelompok kontrol diberi aquades 0,5 ml sebagai perlakuan pembanding. Perlakuan Pada Hewan Uji Hewan uji diberi larutan ekstrak etanol secara oral sebanyak 0,5 ml/ 40g berat badan dengan tingkat dosis I, II, III, dan dosis IV serta konsentrasi tanpa ekstrak. Pengamatan Pengamatan setelah diberi perlakuan yaitu pengamatan potensi ketoksikan akut, pengamatan ini dilakukan dengan melihat gejala-gejala fisik umum sebagai tanda keracunan yang timbul setelah pemberian larutan ekstrak etanol daun pidada merah yang dibandingkan dengan kontrol. Waktu pengamatan adalah menit ke 5, 10, 15, 30, 60, 120, 180 dan 240 (4 jam). Pengamatan Nilai LD50 dilakukan terhadap mencit yang mati dan yang masih hidupsetiap 24 jam selama 7 hari setelah pemberian ekstrak etanol daun pidada merah. Analisis Data Metode analisis yang digunakan untuk menentukan nilai LD50 dan potensi ketoksikan akut dari mencit yang mati dan hidup dari setiap kelompok adalah Metode Grafik Probit, Weil CS dan Metode Farmakope Indonesia III. Data variasi bobot mencit yang diperoleh dari semua kelompok sampel diolah dengan program komputer microsoft office excel.