Claim Missing Document
Check
Articles

JENIS - JENIS LAMUN (SEAGRASS) DI KECAMATAN TINANGKUNG, BANGGAI KEPULAUAN, SULAWESI TENGAH Pranata, Adhi; Suwastika, I Nengah; Paserang, Asri Pirade
Natural Science: Journal of Science and Technology Vol 7, No 3 (2018): Volume 7 Number 3 (December 2018)
Publisher : Univ. Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.567 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis lamun (seagrass) di Kecamatan Tinangkung, Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Pengambilan sampel lamun (seagrass) dilakukan dengan metode jelajah pada saat air menjelang surut. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa Lamun di lokasi penelitian terdiri dari 9 jenis yakni: Cymodocea rotundata dan Cymodcea serulata, Enhalus acoroides, Halodule pinifolia, Halodule uninervis, Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium, Thalasia hemprichi, dan Thalasodendron ciliatum. Dari 9 spesies yang saya dapatkan ada beberapa jenis lamun yang masih jarang ditemukan di tempat lain, seperti Halophila Ovalis dan Thalasodendron Ciliatum
ORGANOGENESIS TANAMAN ANGGUR HIJAU (VITIS VINIFERA L.) PADA MEDIUM MSDENGAN PENAMBAHAN IAA (INDOLE ACETID ACID) DANBERBAGAI KONSENTRASI BAP (BENZIL AMINO PURIN) Tajuddin, Riska; Suwastika, I Nengah; Muslimin, muslimin
Natural Science: Journal of Science and Technology Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Univ. Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.967 KB)

Abstract

Research onorganogenesisof Grape (Vitis viniferaL.) on MS medium supplemented with IAA and various sconcentrations of BAP, was conducted at the Tissue Culture Laboratory, Faculty of Forestry Untad Palu, during periode of Januari and April 2012.This research was aimed to obtain the best combination ofIAA and BA Pin MS medium that stimulate organogenesis of Grape. This experiment was arranged in completely randomized design with 4 treatments and 3 replications.The treatmentswere: MS medium+ 0.1ppm IAA+ 0.1 ppm BAP(B1), MS medium+ 0.1 ppm IAA +0.3 ppm BAP (B2), MS medium + 0.1ppm IAA + 0.5ppm BAP(B3) and MS medium+ 0.1 ppm IAA+0.7BAP(B4). Parameters observed in this study were the days appear of shoots, the days appear of leaves, percentage of explant producing shoots (%), and the presence or absence of roots. The results showedthat MS medium+ 0.1 ppm IAA+0.7ppm BAP(B4) gived the best results in speedupof shootsandleaves,in 7 days after induction.
VARIASI MORFOLOGI BUAH BEBERAPA KLON KAKAO DARI PERKEBUNAN RAKYAT KECAMATAN SIGI BIROMARU DAN PALOLO SULAWESI TENGAH Mutmainah, Mutmainah; Rifka, Rifka; Muslimin, Muslimin; Suwastika, I Nengah
Natural Science: Journal of Science and Technology Vol 3, No 3 (2014): Volume 3 Number 3 (December 2014)
Publisher : Univ. Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.981 KB)

Abstract

Karakter morfologi buah sangat bermanfaat dalam mengelompokan suatu klon, varietas, dan kultivar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi morfologi buah kakao pada klon Panter, Irian, ICS 60, Hibrida, Sulawesi 1 dan M01 yang dibudidayakan pada perkebunan kakao rakyat di Kecamatan Sigi Biromaru dan Palolo. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan sampel secara purposive sampling.Data yang dikumpulkan bersifat kuantitatifyang meliputi hasil pengukuran terhadap panjang buah, diameter buah, panjang rongga buah, diameter rongga buah, tebal epikarp (eksokarp, mesokarp, dan endokarp), dan jumlah biji pada setiap buah serta ukuran biji (panjang, lebar dan tebal). Data yang bersifat kualitatifmeliputi bentuk buah, konstruksi apeks dan basal serta keadaan alur dan permukaan buah.Hasil penelitian menunjukan buah dari keenam klon menunjukkan ciri morfologi buah  yang bervarisi. Klon Panter merupakan klon dengan rata-rata ukuran buah paling besar dibandingkanklon lainnya. Jumlah biji yang dihasilkan klon ini paling banyak dengan kualitas biji AA.
KELIMPAHAN MIKROORGANISME TANAH PADA SISTEM PERKEBUNAN KAKAO (THEOBROMA CACAO L.)SEMI INTENSIF DAN NON INTENSIF Yunus, Fahrunnisa; Lambui, Orryani; Suwastika, I Nengah
Natural Science: Journal of Science and Technology Vol 6, No 3 (2017): Volume 6 Number 3 (December 2017)
Publisher : Univ. Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.181 KB)

Abstract

Mikroorganisme di dalam tanah berperan sebagai penyedia unsur hara bagi keberlangsungan hidup tumbuhan. Jumlah mikroorganisme tanah yang melimpah menggambarkan tingkat kesuburan tanah dan sifat tanah secara biologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah mikroorganisme tanah pada kedua sistem perkebunan kakao ?semi intensif? dan ?non intensif?, sekaligus munduga jumlah mikroba tanah berdasarkan genom total mikroorganisme tanah. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Agustus 2016 sampai dengan Maret 2017. Pengambilan sampel tanah dilakukan di perkebunan kakao rakyat di Desa Sidondo III, Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Dalam penelitian ini dilakukan dua metode yakni perhitungan jumlah mikroorganisme tanah berdasarkan total plate count dan isolasi genom mikroorganisme tanah. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah mikroorganisme  pada sampel tanah dari lahan perkebunan kakao semi intensif lebih tinggi dibandingkan pada lahan perkebunan kakao non intensif. Selain itu kedua metode yang digunakan juga menunjukan hasil yang signifikan pada perhitungan jumlah mikroorganisme tanah.
INDUKSI KALUS BAWANG MERAH (ALLIUM ASCALONICUM L.) LOKAL PALU PADA MEDIUM MS DENGAN PENAMBAHAN 2,4-D (2,4-ASAM DIKLOROPENOKSI ASETAT) DAN AIR KELAPA Sorentina, Melisa S.M.; Haliani, Haliani; Muslimin, Muslimin; Suwastika, I Nengah
Natural Science: Journal of Science and Technology Vol 2, No 2 (2013): Volume 2 Number 2 (August 2013)
Publisher : Univ. Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.904 KB)

Abstract

Shallot c.v. Local Palu (BML-Palu) is one of importance agricultural commodities in Palu and surrounding area of Central Sulawesi. Unfortunately, in agricultural system, it?s facing difficulties in seed propagation. However, tissue culture approach was a potential technology which can be applied in order to overtake the problem. Our study was an early step in the application of this technology. We tried to find out the best combination of 2,4-D and coconut water in MS based medium, which suitable for callus induction. This experimental study was based on Completely Randomized Design (CRD), with 4 treatments, 3 replications, and 3 shallot explants on each unit. The treatments were PK1 (MS0 + 1 ppm 2,4-D + 10% coconut water), PK2 (MS0 + 1,5 ppm 2,4-D + 10% coconut water), PK3 (MS0 + 2 ppm 2,4-D + 10% coconut water), and PK4 (MS0 + 2,5 ppm 2,4-D + 10% coconut water). Out came of this research showed that all treatments, except PK2, were able to induce callus formation up to 80.55% of total explants. Based on the observed parameters i.e. time of Callus emerging, frecuency of explants producing callus, callus morphology and callus cell observation; PK3 was the best medium in callus induction and growth. Callus on this medium was intermediate-type, white in color, active in  cell propagation, also uniform in size. While PK2 was fail to induce the callus due to overproduction of secondary metabolite.
KULTIVASI MIKROALGA ISOLAT LOKAL PADA MEDIUM SUPLEMEN AIR KELAPA Claudia, Cindy; Imelda, Silvia; Lambui, Orryani; Suwastika, I Nengah
Natural Science: Journal of Science and Technology Vol 7, No 3 (2018): Volume 7 Number 3 (December 2018)
Publisher : Univ. Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.487 KB)

Abstract

Mikroalga merupakan tumbuhan tingkat rendah yang memiliki peranan yang sangat penting dalam ekosistem akuatik sebagai produsen primer dan pensuplai oksigen perairan. Pertumbuhan mikroalga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan nutrien. Penelitian ini bertujuan mengetahui pertumbuhan kultivasi mikroalga isolat lokal pada medium suplemen air kelapa dan mengetahui konsentrasi air kelapa yang paling efektif dalam meningkatkan kultivasi mikroalga  isolat lokal. Penelitian ini bersifat ekperimental dengan 5 perlakuan yaitu menggunakan media air kelapa dengan konsentrasi 0, 2,5, 5, 7,5 dan 10% dengan 3 ulangan setiap perlakuan. Penelitian ini mendapatkan hasil identifikasi mikroalga jenis Scenedesmus.  Laju pertumbuhan sel tertinggi diperoleh pada medium dengan penambahan 10% air kelapa dengan kerapatan sel yaitu 6,7% × 108 sel/mL pada hari ke-3 setelah kultur
PERTUMBUHAN ORGAN TANAMAN BUAH NAGA(HYLOCERUS UNDATUS) PADA MEDIUM MS DENGAN PENAMBAHAN BAP DAN SUKROSA Sulistiami, Ari; Waeniati, Waeniati; Suwastika, I Nengah
Natural Science: Journal of Science and Technology Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Univ. Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.681 KB)

Abstract

Dragon fruit (Hylocyrus undatus) is a commercial-cultivated plant that has a high economic value and believed to be a healthy-food. Propagation of seedling by tissue culture technique is challenging step during cultivation of these plant. This research was aimed to determine the efeect of sucrose and BAP concentration in the dragon fruit (H. undatus). This experiment was arranged in completely randomized  design with 4 treatments and 3 replications. The treatmnts were : MS0 + 0,5 ppm BAP + 35 g/L sucrose (A1), MS0 + 0,5 ppm BAP + 405 g/L sucrose (A2), MS0 + 0,5 ppm BAP + 45 g/L sucrose (A3), and MS0 + 0,5 ppm BAP + 50 g/L sucrose (A4). The results showed that all medium tested were suitable medium in inducing organs, including emerge of buds, thorns and roots. The best medium in inducing organogenesis of the plant were MS0 + 0,5 ppm BAP + 50 g/L sucrose.
VARIASI GENETIK KLON KAKAO (THEOBROMA CACAO L.) DI DESA SAUSU PEORE KAB. PARIGI MOUTONG Rahmansyah, Rahmansyah; Muslimin, Muslimin; Mutmainah, Mutmainah; Suwastika, I Nengah
Natural Science: Journal of Science and Technology Vol 3, No 3 (2014): Volume 3 Number 3 (December 2014)
Publisher : Univ. Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.345 KB)

Abstract

Informasi tentang keragaman tanaman kakao sangat diperlukan untuk mendukung program pemuliaan dan pengembangan tanaman dalam meningkatkan produktivitas biji kakao. Untuk itu penting dilakukan identifikasi keragaman varietas pada berbagai daerah sentra produksi biji kakao. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi genetik kakao klon 45, M 05, 06, Lokal Hijau Sausu dan Lokal Merah Sausu di desa Sausu Peore, Kab. Parigi Moutong. Identifikasi variasi genetik didasarkan pada teknik RAPD dengan menggunakan 4 macam primer yaitu TCL05, TCH05, AS9870, dan TCM20. Identifikasi juga dilakukan pada morfologi buah. Buah kakao diambil pada musim berbuah bulan Februari-Mei 2014. Hasil penelitian menunjukan bahwa kelima klon memiliki variasi genetik. Total pita DNA yang teramplifikasi sebanyak 17 pita. Tingkat polimorfisme sebesar 70,59% (12 pita polimorpic). Variasi genetik ini juga didukung oleh perbedaan morfologi buah pada masing-masing klon.
INDUKSI KALUS TANAMAN KAKAO (THEOBROMA CACAO L.) PADA MEDIA MS DENGAN PENAMBAHAN 2,4-D, BAP DAN AIR KELAPA Ariati, Sri Niken; Waeniati, Waeniati; Muslimin, Muslimin; Suwastika, I Nengah
Natural Science: Journal of Science and Technology Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Univ. Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.743 KB)

Abstract

Study on callus induction of cacao (Theobroma cacao L.) was conducted at the Tissue Culture laboratory, Forestry faculty, Tadulako University, Palu, during periode of January until April 2012. This research was aimed to obtain the best medium formulation for induction and growth of cacao callus. Calli was induced from embryo  on MS based medium containing of 2,4-D, BAP and coconut water. The intact plant as explant was taken from Local Farming. This experiment was arranged in completely randomized  design with 4 treatments and 3 replications. The treatments were : MS medium + 2 ppm 2,4-D + 15% coconut water (N1), MS medium + 2 ppm 2,4-D + 0,2 ppm BAP, 15% coconut water (N2), MS medium + 2 ppm 2,4-D + 0,2 ppm BAP (N3), and MS medium + 2 ppm 2,4-D (N4). Parameters observed in this study were the days appear of callus, percentage of explant producing callus (%), also observation on morphology and the cell of callus. The best medium for callus  induction was MS medium + 2 ppm 2,4-D + 15% coconut water (N1). This medium produces healthy-compac callus which active in cell proliferation, in 6 days after induction.
INDUKSI KALUS TANAMAN KENTANG DOMBU (SOLANUM TUBEROSUM L.) SECARA IN VITRO DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK TOMAT DAN AIR KELAPA Sari, Riska; Paserang, Asri P.; Pitopang, Ramadanil; Suwastika, I Nengah
Natural Science: Journal of Science and Technology Vol 8, No 1 (2019): Volume 8 Number 1 (April 2019)
Publisher : Univ. Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.757 KB)

Abstract

Penelitian Induksi Kalus Tanaman Kentang Dombu (SolanumtuberosumL.) secara In vitro dengan penambahan Konsentrasi Ekstrak Tomat dan Air Kelapa, telah diilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2018 di Laboratorium Kultur Jaringan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak tomat dan air kelapa terhadap pembentukan kalus tanaman kentang (S. tuberosum L.) secara in vitro.Penelitian ini dilakukan berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan dan diulang sebanyak 4 kali. dan Dalam setiap satu botol kultur menggunakan ditanam 2 eksplan. Perlakuan yang dicobakan terdiri dari: T1 (MS0 + ekstrak tomat 10 %),T2 (MS0 + ekstrak tomat 15 %), T3 (MS0 + ekstrak tomat 20 %), T4 (MS0 + air kelapa 20 %), T5 (MS0 + air kelapa 25 %), T6 (MS0 + air kelapa30 %), T7 (Kontrol/MS0). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hari pembentukan kalus tercepat, yang terbentuk lebih cepat pada perlakuan T6 dengan rata-rata 1,5 HST. Media yang paling baik digunakan pada pertumbuhan kalus terdapat adalah pada T7 (Kontrol)