Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Antilithiatic Activity of Averrhoa bilimbi L. Leaves Ethanol Extract on White Mice (Mus musculus) Patala, Recky; Ibrahim, Nurlina; Khumaidi, Akhmad
Pharmacology and Clinical Pharmacy Research Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (26.711 KB)

Abstract

Nephrolithiasis refers to the formation of urinary calculi in the kidney and urogenital tract. It is associated with impairment of renal function. The leaves of Averrhoa bilimbi L are used empirically to treat abdominal pain, rheumatism, and to reduce kidney disorders symptoms. The aim of this study was to identify antilithiatic activity of ethanol extract of A. bilimbi L. leaves by determining the kidney weight changes and calcium levels in kidney extract of mice using Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) at 422.7 nm. A total of 18 male mice were included and classified into 5 groups, i.e., positive control, negative control, and extract at 16.6; 25; and 33 mg/kg BW.  Result showed that the calcium levels of the A. bilimbi L. extract groups were significantly lower than the control group (p<0.05). The most effective dose was 16.6 mg/kg BW. In conclusion, the leaves ethanol extract of A. bilimbi L. possessed antilithiatic activity.Keywords: Averrhoa bilimbi L., antilithiatic activity, calcium levels, kidney stones, renal impairment
UJI TOKSISITAS AKUT DAN LETAL DOSE (LD50) EKSTRAK ETANOL DAUN PEPOLO (BISCHOFIA JAVANICA BLUME) PADA MENCIT PUTIH (MUS MUSCULUS) Ihwan, Ihwan; Asabri, Moh. Yusup; Khumaidi, Akhmad
Natural Science: Journal of Science and Technology Vol 7, No 1 (2018): Volume 7 Number 1 (March 2018)
Publisher : Univ. Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.594 KB)

Abstract

Tumbuhan Pepolo (Biscovia javanica Blume) merupakan tumbuhan yang banyak digunakan sebagai obat tradisional sehingga perlu dikontrol keamanan penggunaanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui toksisitas akut dan lethal dose 50 serta kriteria ketoksikan ekstrak etanol daun Pepolo (B. javanica Blume) terhadap mencit putih (Mus musculus). Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 96% pa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental murni dengan hewan uji mencit putih                  (M. musculus) betina sebanyak 25 ekor yang dibagi menjadi lima kelompok. Tiap kelompok menerima seri dosis yang berbeda yaitu 1g/kgBB; 2g/kgBB; 4g/kgBB; 8g/kgBB dan dosis 16g/kgBB ekstrak etanol daun pepolo dengan sekali pemberian secara oral dan diamati gejala ketoksikan dan jumLah kematian pada tiap hewan uji setelah 24 jam. Hasil penelitian menunjukan LD50 ekstrak etanol daun pepolo (B. Javanica Blume) adalah 3,91 g/kgBB dan nilai rentang LD50 ekstrak etanol daun pepolo (B. javanica Blume) adalah 2,6 g/kgBB  ? 5,7 g/kgBB. Berdasarkan tabel kategori ketoksikan, ekstrak etanol daun Pepolo (B. javanica Blume) termasuk dalam kategori cukup toksik (0,5 - 5g/kgBB).
AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI EKSTRAK KULIT BUAH MENTAH PISANG AMBON (MUSA PARADISIACA VAR.SAPIENTUM) TERHADAP STAPHYLOCOCCUS AUREUS Normayunita, Sri; Anam, Syariful; Khumaidi, Akhmad
Natural Science: Journal of Science and Technology Vol 4, No 3 (2015): Volume 4 Number 3 (December 2015)
Publisher : Univ. Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.944 KB)

Abstract

Telah diketahui Bahwa ekstrak etanol kulit buah mentah pisang ambon (Musa paradisiaca var.sapientum) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Ekstrak kulit buah mentah pisang ambon diperoleh melalui ekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96%, dengan fraksinasi menggunakan metode kromatografi cair vakum, fraksi yang diperoleh dilakukan pengujian aktivitas antibakteri dengan metode difusi agar menggunakan paper disc. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan fraksi yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan aktivitas tertinggi dan menentukan fraksi yang mempunyai efektivitas hampir sama dengan kontrol positif (tetrasiklin). Data yang diperoleh berupa statistik, dari hasil uji two-way ANOVA menunjukan bahwa secara keseluruhan terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) terhadap semua jenis sampel. Berdasarkan uji Tukey HSD menunjukan bahwa aktivitas paling tinggi dari keempat fraksi dengan konsentrasi 30, 60, dan 90 µg/µL terdapat pada fraksi dengan konsentrasi 90 µg/µL. Pada kontrol positif untuk semua kelompok uji terdapat perbedaan bermakna (p< 0,05), artinya efektivitas kontrol positif dengan semua perlakuan menunjukan perbedaan efektivitas antara kontrol positif dengan semua fraksi uji. Dapat disimpulkan bahwa fraksi aktif dengan konsentrasi 90 µg/µL miliki aktivitas paling besar dan tidak ada efektivitas fraksi yang hampir sama dengan kontrol positif.
FORMULASI TABLET EFFERVESCENT JAHE (Z OFFICINALE ROSCOE) DENGAN VARIASI KONSENTRASI SUMBER ASAM DAN BASA Kholidah, Sitti; Yuliet, Yuliet; Khumaidi, Akhmad
Natural Science: Journal of Science and Technology Vol 3, No 3 (2014): Volume 3 Number 3 (December 2014)
Publisher : Univ. Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.922 KB)

Abstract

Penelitian mengenai formulasi tablet effervescentsari jahe. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan variasi konsentrasi sumber asam dan basa terhadap mutu fisik tablet.  Metode yang digunakan yaitu metode granulasi basah. Empat variasi formula masing-masing dengan konsentrasi asam basa 50%, 60%, 65% dan 70%. Evaluasi mutu fisik granul meliputi ujikadar air, uji kandungan lembab, uji kompresibilitas, uji waktu alir dan sudut diam. Evaluasi tablet pada hari 1 dan 21 untuk mengetahui stabilitas mutu fisik tablet yang meliputi uji keseragaman bobot, uji kekerasan tablet, uji kerapuhan tablet dan uji waktu larut. Data yang diperoleh dibandingkan dengan Farmakope Indonesia dan literatur lain lalu dianalisis dengan uji oneway ANOVA dan uji t-student. Hasil yang diperoleh menunjukkan penggunaan variasi konsentrasi asam basa tidak berpengaruh terhadap stabilitas mutu fisik tablet yang meliputi keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan tetapi berpengaruh terhadap waktu larut  tablet effervescent jahe. Konsentrasi asam basa yang memenuhi mutu fisik tablet yang optimum yaitu formula 4 dengan konsentrasi asam basa 70% (asam sitrat 8,58%, asam tartrat 27,17% dan  natrium bikarbonat 34,45%).
UJI DAYA HAMBAT DAN SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK DAUN MACARANGA TANARIUS (L.) MULL. ARG SEBAGAI ANTIBAKTERI SALMONELLA TYPHI Musdalifah, Musdalifah; Khumaidi, Akhmad; Suwastika, I Nengah
Natural Science: Journal of Science and Technology Vol 6, No 3 (2017): Volume 6 Number 3 (December 2017)
Publisher : Univ. Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.716 KB)

Abstract

Penelitian uji daya hambat dan skrining fitokimia ekstrak daun Macaranga tanarius (L.) M.A sebagai antibakteri Salmonella typhi telah dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan morfologi tumbuhan, mengetahui aktifitas antibakteri, serta kandungan kimia ekstrak daun M.  tanarius (L.) M.A. Penelitian in menggunakan metode deskriptif, analisis skrining fitokimia,dan eksperimental dalam uji daya hambat ekstrak yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan meliputi pemberian konsentrasi ekstrak daun 10%, 20%, 40% dan 60%, serta kontrol positif (kloramfenikol 1%) dan kontrol negatif (Na-CMC 1%). Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak  tumbuhan M. tanarius (L.) M.A pada konsentrasi 60% menghasilkan zona hambat yang paling besar yaitu 20 mm, lebih tinggi dibandingkan konsentrasi lainnya, namun masih lebih kecil dibandingkan kontrol positif. Hasil skrining fitokimia menunjukan adanya senyawa alkaloid, tanin dan saponin pada tumbuhan Macaranga tanarius (L.) M.A
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN JARAK MERAH (JATROPHA GOSSYPIFOLIA) TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS Torokano, Semuel; Khumaidi, Akhmad; Nugrahani, Arsa Wahyu
Natural Science: Journal of Science and Technology Vol 7, No 1 (2018): Volume 7 Number 1 (March 2018)
Publisher : Univ. Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.716 KB)

Abstract

dengan Jarak Pagar (Jatropha curcas) yang sebelumnya telah terbukti memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri, konsentrasi optimum antibakteri dan senyawa yang berperan terhadap aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol daun jarak merah (Jatropha gossypifolia L.) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Ekstraksi senyawa aktif menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan varian konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% dengan metode difusi agar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun jarak merah memiliki aktivitas antibakteri terhadap            S.aureus dan E.coli dengan konsentrasi optimum penghambat pertumbuhan bakteri yaitu 60%         (S.aureus) dan 80% (E.coli). Berdasarkan pengujian bioautografi dan KLT dengan eluen                   n-heksana:etil asetat (1:2) menggunakan pereaksi kromogenik senyawa yang diduga berperan terhadap aktivitas antibakteri adalah terpenoid
FORMULASI GEL EKSTRAK ETANOL DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA LAM) SEBAGAI ANTIOKSIDAN Hasanah, Uswatun; Yusriadi, Yusriadi; Khumaidi, Akhmad
Natural Science: Journal of Science and Technology Vol 6, No 1 (2017): Volume 6 Number 1 (March 2017)
Publisher : Univ. Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.644 KB)

Abstract

Senyawa antioksidan dapat mengurangi efek buruk radikal bebas terhadap kulit. Daun kelor (Moringa oleifera Lam) mengandung senyawa antioksidan dengan potensi aktivitas yang kuat. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan gel antioksidan dengan menggunakan karbomer sebagai basis gel dan ekstrak etanol daun kelor dengan konsentrasi untuk F0, F1, F2 dan F3 adalah 0%, 1%, 2% dan 3%, yang kemudian dievaluasi dan diuji aktivitas antioksidannya. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode penentuan IC50 menggunakan reaksi DPPH (Difenil-2-pikrilhidrazil). Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun kelor adalah 89,305 ppm dan vitamin C sebagai senyawa pembanding adalah 8,374 ppm. Evaluasi sediaan gel meliputi pengamatan homogenitas, organoleptis (warna, aroma dan konsistensi), viskositas dan pH selama 28 hari. Aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun kelor dalam sediaan gel dihari pertama adalah 129,245 ppm (F1), 116,875 ppm (F2) dan 97,484 ppm (F3), sedangkan dihari ke-28 adalah 178,236 ppm (F1), 148,589 ppm (F2) dan 143,333 ppm (F3). Hasil uji sifat fisik sediaan gel menunjukkan bahwa semua sediaan gel homogen dan tidak mengalami perubahan warna dan aroma, sedangkan konsistensi dari hasil uji viskositas mengalami perubahan signifikan setelah 28 hari dan hasil uji pH semua sediaan selain F3 juga mengalami perubahan signifikan setelah 28 hari. Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun kelor dapat diformulasi dalam sedian gel antioksidan dengan konsentrasi terbaik adalah 3%
ISOLASI SENYAWA ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL AKAR KROKOT (PORTULACA OLERACEA LINN) MENGGUNAKAN BAKTERI UJI STAPHYLOCOCCUS AUREUS Gazali, A.Mirza Fauzan; Anam, Syaiful; Khumaidi, Akhmad
Natural Science: Journal of Science and Technology Vol 5, No 1 (2016): Volume 5 Number 1 (March 2016)
Publisher : Univ. Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.751 KB)

Abstract

; "> Berdasarkan studi sebelumnya diperoleh bahwa ekstrak etanol akar krokot (Portulacaoleracea L.) dengan konsentrasi 100, 250, 500, dan 750 µg/mL memiliki aktivitas antibakteri dengan diameter zona hambat sebesar 31, 34, 37, dan 40 mm terhadap bakteri Staphylococcusaureus (Dhole et al, 2011). Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi golongan senyawa kimia yang berkhasiat sebagai antibakteri dari ekstrak etanol akar krokot tersebut. Proses ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi yang diulang sebanyak tiga kali menggunakan pelarut etanol 96%. Pemurnian senyawa dilakukan melaui beberapa tahapan partisi yaitu berturut-turut dengan menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan air selanjutnya ekstrak air hasil partisi dihidrolisis menggunakan metanol:HCl 2N (1:1). Fase HCl yang sudah bebas metanol selanjutnya dipartisi dengan etil asetat, dan hasil partisi (fase etil asetat) dilanjutkan pada tahap isolasi senyawa dengan kromatografi lapis tipis preparatif, selanjutnya isolat direkristalisasi dan diuji kemurniannya dengan kromatografi lapis tipis multi eluen. Uji aktivitas antibakteri dilakukan pada ekstrak dan isolat hasil pemurnian dengan menggunakan metode difusi agar dan KLT Bioautografi. Identifikasi golongan senyawa isolat menunjukkan hasil positif dengan menggunakan pereaksi AlCl3 5%, dan hasil analisis spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang 200-600 nm memperlihatkan 2 puncak pada rentang panjang gelombang 300-550 nm (Puncak I) dan 240-285 nm (Puncak II). Dari hasil tersebut dapat diduga bahwa isolat termasuk dalam golongan flavonoid, sementara pada hasil pengujian aktivitas antibakteri isolat pada konsentrasi 10 mg/mL denganloading dose 200 µg/20 µL menghasilkan diameter zona hambatan sebesar 11,3±0,81 mm.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID SUBFRAKSI ETIL ASETAT MYRMECODIA TUBEROSA (NON JACK) BL Khumaidi, Akhmad; Hertiani, Triana; Sasmito, Ediati
Natural Science: Journal of Science and Technology Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 Number 2 (August 2015)
Publisher : Univ. Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan studi sebelumnya diperoleh bahwa kadar flavonoid total subfraksi etil asetat Myrmecodia tuberosa (non Jack) Bl memiliki korelasi positif terhadap aktivitas proliferasi sel limfosit. Subfraksi V (kelima) menunjukkan nilai indeks stimulasi proliferasi sel limfosit tertinggi serta memiliki kadar flavonoid total terbesar (6,158±1,298) diantara semua subfraksi. Penelitian ini bertujuan mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa flavonoid yang dikandung oleh subfraksi V. Metode pemisahan yang dilakukan adalah melakukan hidrolisis subfraksi V, kemudian dikromatografi lapis tipis preparatif dan dianalisis secara spektroskopi. Hasil spektroskopi  UV-Vis isolat memiliki puncak 1 pada panjang gelombang 324 nm dan puncak 2 pada panjang gelombang 284 nm, spektroskopi infra merah memiliki serapan pada 3.443 cm-1. Data 1H-NMR menunjukkan adanya serapan pada ? 6,74; ? 6,73; ? 6,62; ? 6,10; ? 7,82; ? 7,39; doublet of doublet pada ? 1,14, doublet pada ? 3,47 - ? 3,60 dan singlet pada ? 3,65 serta adanya serapan pada ? 17,81; 71,47; 74,19; 74,51 dan ? 76,78 dari spektrum 13C-NMR. Hasil spektroskopi massa terlihat serapan pada m/z 391,10. Berdasarkan data-data yang diperoleh, senyawa hasil isolasi diduga merupakan senyawa isoflavon.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN HANTAP (STERCULIA COCCINEA JACK.) Cahyani, Rezki; Susanto, Yuliet; Khumaidi, Akhmad
Natural Science: Journal of Science and Technology Vol 6, No 1 (2017): Volume 6 Number 1 (March 2017)
Publisher : Univ. Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.891 KB)

Abstract

Hantap (Sterculia coccinea Jack) merupakan salah satu tumbuhan di Sulawesi Tengah yang mempunyai potensi sebagai antioksidan sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai IC50 ekstrak etanol daun hantap dengan metode DPPH dan LC50 dengan metode BSLT serta mengetahui kandungan kimianya.Ekstrak dibuat dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%.Penentuan kandungan kimia dilakukan dengan menggunakan pereaksi identifikasi dankromatografi lapis tipis (KLT).Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun hantap diperoleh nilai IC50 sebesar 6,48 ppm dan vitamin C (kontrol positif) 2,71 ppm, sedangkan aktivitas sitotoksiknya dihasilkan nilai LC50 sebesar 591,561 ppm. Hasil identifikasi dengan pereaksi identifikasi dan KLT menunjukkan ekstrak mengandung flavonoid, fenol, saponin, steroid, alkaloid, dan tanin. Berdasarkan hasil uji, ekstrak etanol daun hantap dapat dikatakan memiliki  aktivitas antioksi dan yang sangat kuat, sedangkan aktivitas sitotoksiknya masuk kategori sedang.